Anda di halaman 1dari 25

PROSES KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH:

ANITA J (NH0418001) LISA ASRANI (NH0418029)

FEBRONIA MARIANA (NH0418012) NURDIANTI M. (NH0418035)

HELMIDAH MAKMUR (NH0418018) ORPA LETSOIN (NH0418038)

INDAH SULISTIYANTI (NH0418021) VINA FITRIANI (NH0418049)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami

kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup

untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi

Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan

nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,

sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah

“Proses Kewirausahaan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari

pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 28 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................2

C. Manfaat...........................................................................................3

BAB II...........................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................4

A. Faktor Pemicu Kewirausahaan..........................................................5

B. Tahapan Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan...................6

C. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegaglan Berwirausaha........8

D. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha.....................................14

BAB III........................................................................................................20

PENUTUP..................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 220

juta jiwa membutuhkan sedikitnya 4,4 juta jiwa wirausaha, namun

jumlah wirausaha yang ada mencapai 400 ribu jiwa atau kurang

dari 1% populasi penduduk Indonesia, sementara menurut David

McClelland bahwa sebuah negara baru bisa maju jika jumlah

wirausaha terdapat sebesar 2% dari populasi penduduknya.

Amerika Serikat misalnya, memiliki wirausaha 11,5% dari populasi

penduduknya. Sedangkan negara tetangga Singapura terdapat

sekitar 7,2% warganya bekerja sebagari wirausaha, sehingga

negara kecil itu jauh lebih maju. Untuk menciptakan 4,4 juta jiwa

wirausaha di Indonesia, paling tidak dibutuhkan waktu sedikitnya 25

tahun. Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk

memposisikan Indonesia sebagai negara maju dan estimasi waktu

yang cukup lama untuk mencapainya, maka saat ini perlu segera

diupayakan langkah-langkah agar jumlah wirausaha baru dapat

bertambah dengan waktu pencapaian yang relatif singkat. Salah

satu langkah yang dapat dilakukan dengan penciptaan wirausaha

baru yang berasal dari lulusan perguruan tinggi. Hanya saja, data

dan fakta telah membuktikan bahwa terdapat kecenderungan

1
bahwa umumnya mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan

di perguruan tinggi menginginkan pekerjaan yang mapan setelah

mereka lulus menjadi sarjana. Fenomena membludaknya pendaftar

ketika pemerintah membuka pendaftaran pegawai negeri sipil

(PNS) dalam setiap tahun sebagai salah satu indikator. Meskipun

setiap tahun pemerintah membuka pendaftaran, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa sebagian besar dari mereka yang mendaftar

mengalami kekecewaan karena tidak berhasil lulus. Peluang untuk

menjadi PNS semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan

penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi untuk

penerimaan PNS sejak 1 September 2011 hingga 31 Desember

2012. Keterbatasan terserapnya lulusan perguruan tinggi di sektor

pemerintah menyebabkan perhatian beralih pada peluang bekerja

pada sektor swasta, namun beratnya persyaratan yang ditetapkan

kadang membuat peluang untuk bekerja di sektor swasta juga

semakin terbatas. Sehingga sebagian lulusan akademisi

berpeluang untuk menjadi pengangguran, karena itu dibutuhkan

orang yang memiliki kemauan yang tinggi untuk dapat mendirikan

usahanya sendiri sehingga mampu menyerap tenaga kerja di

negara ini dalam hal ini seorang wirausahawan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa factor pemicu kewirausahaan?

2
2. Bagaimana tahapan permulaan dan pertumbuhan

kewirausahaan?

3. Apa factor penyebab keberhasilan dan kegagalan

berwirausaha?

4. Apa keuntungan dan kerugian berwirausaha?

C. Manfaat

1. Untuk mengetahui factor pemicu kewirausahaan.

2. Untuk mengetahui tahapan permulaan dan pertumbuhan

kewirausahaan.

3. Untuk mengetahui factor penyebab keberhasilan dan

kegagalan berwirausaha.

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian berwirausaha.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam

bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam

bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan .

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang

berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang

mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual

hasil ciptaannya. Kewirausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern,

kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika

kewirausahaan) berkaitan dengan makna kewirausahaan sebagai resep

bertindak guna menumbuh kembangkan sistem perekonomian (bisnis)

yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja berlaku secara tekstual,

tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat.

Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika

ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan

Asfahani (1995) yang menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah

semangat, pelaku dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang

positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau

pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu

berusahan mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik, serta

menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan

4
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil

risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen. Sedangkan

menurut Alma (2007) menyatakan bahwa: Wirausahawan adalah seorang

inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat-lihat

peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikira untuk

menaklukkan cara berpikiran malas dan lamban. Seorang wirausahawan

mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang

merupakan gabungan dari lima hal, yakni: a. pengenalan barang; b.

metode produksi baru; c. sumber bahan mentah baru; d. pasar-pasar

baru; e. organisasi industri baru.

A. Faktor Pemicu Kewirausahaan

David C. McClelland (1961:207), mengemukakan bahwa

kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi

(achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value

attitude) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atu

keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke,

proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan

(entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right (PR),

competency/ability(C), incentive(I), dan external environment (E).

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right,

PR), kemampuan/kompetensi (competency/ability, C), dan insentif

5
(incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan

(environment, E).

Kemampuan berwirausaha (entreprenerial) merupakan

fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi

kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian menghadapi risiko

untuk memperoleh peluang. Kewirausahaan, Suryana (2000: 34)

Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis

yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada,

terjadinya pemutusan hubungan kerja,keberanian menanggung

resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis. Kewirausahaan

diwali dengan adanya inovasi, didukung, oleh kejadian pemicu,

diimplementasikan, dan akhirnya tumbuh dan berkembang. Faktor

pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran,

aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan

pemerintah. Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang

yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan

perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan

keterampilan praktis.

B. Tahapan Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang

pada tiga proses yaitu:

6
1. Proses imitasi dan duplikasi

Pada tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain,

misalnya memulai usaha barunya diawali dengan meniru

usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang yang

dihasilkan meniru yang sudah ada.

2. Proses duplikasi dan pengembangan

Pada tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide

barunya. Dalam tahap duplikasi produksi wirausaha mulai

mengembangkan produksinya melalui depersivikasi dan

diferensiasi dengan model sendiri.

3. Proses penciptaan

Proses penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi

yang diawali dengan teknik produksi baru, mencari bahan

baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode pemasaran

baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.

4. Dilihat prosesnya

Membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua

yaitu:

a. Tahap awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang

yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan

segala sesuatu yang diperlukan diawali dengan

melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah

membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau

7
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha

yang akan dilakukan apakah dibidang pertanian,

industri/manufaktur/produksi.

b. Tahap pertumbuhan, tahap ini merupakan

melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap

jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola

berbagai aspek yang terkait dengan usahawan

mencakup aspek-aspek pembiayaan,SDM,

kepemilikan, pengorganisasian kepemimpinan yang

meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil

keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.

C. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, keberhasilan dan

kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi

wirausaha. Zimmerer (1996: 14-15) mengemukakan beberapa

faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam

menjalankan usaha barunya:

1. Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memilki kemampuan manajerial

dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor

penyebab utama membuat perusahaan kurang berhasil. 

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik,

8
Kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan

mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber-

sumber daya manusia, maupun kemampuan

mengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Yaitu dengan memelihara aliran kas , mengatur pengeluaran

dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam

memelihara aliran kas akan menghambat operasional

perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,

sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami

kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang

menentukan keberhasialn usaha. Lokasi yang tidak strategis

dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena

kurang efisien.

6. Kurang pengawasan peralatan.

Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas.

Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat

yang tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

9
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan

mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan

gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal

adalah besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi

kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan

perubahan, maka ia tidak akan menjadi wirausaha yang

berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa

diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan

mampu mmbuat peralihan setiap waktu.

Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan

kewirausahaan, Zimmerer (1996: 17) mengemukakan beberapa

potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan,

yaitu:

1. Pendapatan yang tidak menentu.

Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam

bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh

pendapatan yang berkesinambungan. Dalam

kewirausahaan, sewaktu-waktu adalah rugi dan sewaktu-

waktu juga ada untungnya. Kondisi seperti inilah yang

membuat seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha. 

2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.

10
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi.

Kegagalan investasi mengakibatkan seorang mundur dari

kegiatan wirausaha. Bagi seorang wirausaha sebaiknya

dipandang sebagai pelajaran berharga.

3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.

Wirausaha biasanya bekerja sendiri dari mulai pembelian,

pengolahan, penjualan, dan pembukuan.Waktu yang lama

dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha

mengakibatkan orang yang ingin jadi wirausaha menjadi

mundur. Ia kurang terbiasa menghadapi

tantangan.Wirausaha yang berhasil pada umumnya

menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi

dan ditekuni.

4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya

mantap.

Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam

usaha, akan mengakibatkan seseorang mundur dari

kegiatan berwirausaha

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuskesan wirausaha yang bisa Anda pelajari.

1. Kemauan keras dan tekad yang kuat

Sebuah bisnis akan sukses dijalankan ketika orang yang

menjalankan usaha memiliki tekad, semangat, dan kemauan

11
yang keras. Ketika ketiga hal ini dilakoni, maka Anda akan

tetap optimis meskipun usaha Anda sedang berda di ujung

tanduk sekalipun. Anda akan selalu termotivasi untuk sukses

sehingga mau untuk belajar lagi dan lagi. Ini merupakan

bekal yang sangat penting untuk kesuksesan wirausaha.

2. Memiliki modal yang cukup

Meskipun telah memiliki semangat dan tekad, Anda juga

perlu memiliki modal untuk menjalankan dan

megembangkan bisnis Anda. Modal merupakan komponen

utama dalam wirausaha yang tidak bisa tergantikan oleh

apapun. Jadi sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda

sudah memiliki modal yang cukup untuk bidang usaha yang

akan Anda jalani agar kedepannya bisa berjalan dengan

lancar.

3. Tahu persis akan target pasar

Pastikan Anda juga tahu siapa yang menjadi target pasar

Anda. Dalam hal ini, target pasar yang tepat merupakan

faktor yang juga menentukan sukses tidaknya wirausaha.

Ketika Anda berbisnis di tempat dan waktu yang tepat, maka

kemungkinan besar bisnis Anda pun akan sukses. Lain

ketika Anda berbisnis dengan target pasar yang salah, maka

kemungkinan untuk sukses pun kecil.

4. Pelayanan yang baik

12
Sebuah usaha yang siap berkembang adalah usaha yang

memiliki pelayanan yang baik. Ketika Anda ramah dan baik

pada pelanggan, maka Anda akan mudah untuk

mendapatkan pelanggan yang loyal. Dalam berbisnis Anda

perlu mencari pelanggan, bukan hanya pembeli saja yang

hanya membeli produk Anda sekali. Anda perlu pelanggan

yang artinya konsisten menggunakan produk yang Anda

tawarkan

5. Networking yang luas

Yang juga tak kalah penting dari usaha adalah memiliki

networking atau jaringan yng luas. Networking inilah yang

akan membuat usaha Anda dikenal orang lain, masyarakat,

bahkan seluruh dunia. Networking juga memudahkan Anda

alam berbisnis, untuk itulah mulai dari awal bangunlah

networking Anda seluas mungkin agar Anda mengalami

kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan bisnis.

6. Pemasaran yang efektif

Pemasaran yang baik dan efekif juga mempengaruhi

kesuksesan sebuah bisnis. Tentu dibutuhkan teknik

marketing yang kuat untuk menjangkau pasar yang Anda

inginkan, oleh karena itu pastikan teknik pemasaran sudah

Anda kuasai saat memulai bisnis. Atau paling tidak, Anda

13
memiliki tenaga pemasar yang handal untuk memasarkan

bisnis Anda.

7. Inovasi dan kreativitas tinggi

Faktor lain yang mempengaruhi suksesnya kegiatan

wirausaha adalah adanya inovasi dan juga kreativitas tinggi

dalam membuat dan mengembangkan bisnis. Dalam

berbisnis tentu akan ada banyak pesaing yang juga

menjalankan bisnis yang sama dengan Anda, untuk itulah

penting bagi Anda untuk memiliki inovasi dan kreativitas

agar produk Anda berbeda dengan pesaing. Semain kreatif

dalam berbisnis, maka peluang untuk sukses pun semakin

besar.

D. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha

1. Kelebihan Menjadi seorang wirausaha

Menjadi seorang wirusahawan adalan impian sebagian

besar seseorang karena dengan mempunyai usaha sendiri

maka seseorang memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Waktu Untuk Keluarga Lebih Banyak

Menjadi wirausaha, Anda akan memiliki waktu yang

fleksibel. Berbeda dengan jam kantor yang sudah

menetapkan standar jam kerja setiap harinya. Anda

juga tak perlu repot-repot lembur di kantor. Tentu saja

14
ini akan menguntungkan Anda dan keluarga. Waktu

untuk berkumpul bersama menjadi lebih banyak, dan

lebih mudah mengawasi anak-anak setiap hari.

b. Membuka Kesempatan Kerja

Apabila bisnis yang dijalani mulai berkembang, Anda

bisa membuka kesempatan kerja bagi siapa saja.

Selain dapat membantu menjalani usaha yang

diterapkan, ini dapat menciptakan peluang karir untuk

orang lain.

c. Memiliki Pendapatan Sendiri

Membuka usaha tentunya bisa membantu Anda

memiliki pendapatan sendiri. Dengan begitu, Anda

juga bisa membantu suami untuk memenuhi

pengeluaran keluarga dan menambah tabungan

masa depan bersama-sama. Laba yang didapat

malah bisa lebih besar dari gaji karyawan kantoran

yang sudah ditentukan.

d. Relasi Semakin Luas

Menjadi wirausaha memberikan peluang untuk Anda

bertemu dengan orang banyak. Ini juga bisa

membantu Anda untuk menambah relasi. Semakin

15
banyak network yang didapatkan justru bisa membuat

usaha yang dijalankan semakin sukses.

e. Wawasan Bertambah

Tak hanya relasi saja yang bertambah, wawasan

Anda juga akan berkembang. Misalnya wawasan

seputar perkembangan ekonomi dan sosial, atau

wawasan yang berhubungan dengan bisnis. Hal

tersebut juga bisa Anda dapatkan dari orang-orang

atau relasi yang ditemui.

f. Hobi Tersalurkan

Umumnya para wanita yang berwirausaha berawal

dari hobi. Misalnya memiliki hobi menari, hobi

memasak, atau bahkan hobi menjahit. Selain hobi

tersalurkan, usaha yang dijalankan pun terasa lebih

ringan. Dari hobi Anda bisa mendapatkan

penghasilan.

2. Kekurangan Menjadi Seorang Wirausaha

Segala sesuatu tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu pula dengan yang namanya

berwirausaha yang memiliki bebereapa kekurangan sebagai

berikut:

a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan

memikul berbagai resiko.

16
Memang pada awal mula memulai/merintis bisnis

akan di rasakan suatu ketidakpastian hasil yang di

peroleh. Namun semua nya bisa di atasi, anda harus

bisa menganalisa usaha anda sudah berjalan seperti

apa,kemudian akan di dapat factor-faktor yang perlu

di perbaiaki, Maka perbaikilah sistem tersebut seiring

dengan berjalanya waktu ikutilah proses nya,dari situ

banyak hal yang dapat dipelajari sehingga bisa di

gunakan untuk meminimalisir resiko usaha yang di

jalani kemudian mengubahnya menjadi keuntungan

yang harus bisa di capai.

b. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.

Kembali lagi, saat awal mula merintis bisnis, sudah

pasti orang memulai usaha butuh mendedikasikan

penuh waktunya di usahanya agar usahanya segera

ke tahap tumbuh kemudian ingin segera normal. Pada

saat itu orang di tuntut untuk membangun sebuah

sistem, bangunlah sistem usaha yang sesuai dengan

bisnis  yang anda jalankan  dan biarkan sistem

bekerja untuk anda. Di saat sistem telah bekerja

dengan baik di situlah anda bisa menikmati waktu

bebas yang lebih banyak .

c. Pada saat awal memulai bisnis harus berhemat.

17
Hal ini sangat penting karena mengingat bisnisnya

baru start-up, sehingga diperlukan sikap hemat untuk

menjaga kelangsungan bisnisnya. Anda harus cermat

mengatur keuangan bisnis anda, jangan terlalu

banyak menambah aset konsumtif, akan semakin

baik apabila aset produktif yang di perbanyak,

sehingga hal tersebut membantu sumber penghasilan

bagi usaha anda.

d. Tanggung jawab dan resiko yang di hadapi sangatlah

besar.

Sangat lumrah apabila dikatakan demikian,

bagaimana tidak seorang pengusaha di tuntut untuk

bisa mengatur semua yang berkaitan dengan bisnis

nya, sukses / jatuh nya sangat bergantung pada

pemilik usaha. Kepiawaian business owner

menjadikan kunci utama suksesnya usaha yang di

jalani. Jangan takut dengan resiko ini, karena hal

tersebuat bisa dipelajari sembari proses bisnis

berjalan. Hadapi tantangan bisnis yang ada di depan,

taklukanlah maka kesuksesan besar akan menunggu

anda di depan mata.

e. Beban pikiran yang berat

18
Wajar apabila resiko dan permasalan yang muncul

dalam bisnis yang di jalani menjadikan timbulnya

beban pikiran yang sangat berat, karena awalnya

permasalahan harus di selesaikan sendiri menurut

pemikirannya. Dalam hal ini apabila seorang

pengusaha merasa tidak mampu menyelesaikan

masalahnya maka yang di lakukan adalah harus bisa

mengkonsultasikan masalah bisnisnya pada rekan

bisnis yang lebih senior atau jasa konsultan bisnis.

Agar problem yang di hadapi segera teratasi .

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari

sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam

sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha perlu mencari,

mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan

jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan

sesuatu hal yang baru.

B. Saran

Kami  sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada

para pembaca agar memberikan kritik dan sarannya terhadap

makalah ini, supanya kedepannya kami bisa memperbaiki dan tidak

mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga minta maaf

atas kekurangan dari makalah ini, karena kami bersifat khilaf dan

lupa.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alpabeta.

Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur

Muda Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 1996.

Geoffrey, G., Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: PPM, 2002.

Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba

Empat, 2000.

McClelland, David C, Siswo Suyanto, Wihelminus, W. Bakowatun,

(Penterjemah). 1987. Memacu Masyarakat Berprestasi :

Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui Peningkatan

Motif Berprestasi, Jakarta : Intermedia

Salim siagian dan Asfahani, 1995. Kewirausahaan Indonesia dengan

Semangat 17.8.45. Kloang Klede Jaya PT Putra Timur bekerjasam

dengan Puslatkop dan PK Deplop dan PPK. Jakarta.

Sulastr, Attie Srie.(2008).Kewirausahaan untuk SMK.Bandung:Grafindo

media pratama

21
Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukse, Jakarta: Salemba Empat, 2003.

Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and

The New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall

International Inc. hal. 14,16,17.

22

Anda mungkin juga menyukai