Anda di halaman 1dari 10

143

Jurnal Pharmascience, Vol 05, No. 02, Oktober 2018, hal: 143-152
ISSN-Print. 2355-5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Identifikasi Kandungan Senyawa Kimia dan Uji


Aktivitas Penghambatan Polimerisasi Hem dari
Fraksi n-Heksana Daun Manuran (Coptosapelta
tomentosa Valeton ex K. Heyne) Asal Kotabaru
Kalimantan Selatan
Arnida 1, Sutomo 1, dan Utsna Uhdatul Khoriah 1
1
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km 36 Kampus UNLAM Banjarbaru Kalimantan Selatan
Email: arnida01@ulm.ac.id

ABSTRAK
Coptosapelta2tomentosasValeton5ex K.6Heyne merupakanwsalah satu
tumbuhanayang berasal dari Kotabaru,hKalimantanaSelatan yang berpotensi
sebagainantimalaria.fPenelitianHini bertujuan untuk menentukanSkandungan senyawa
kimiahdanSaktivitasopenghambatan polimerisasi hem dari fraksi n-heksana daun C.
tomentosa Valetona ex K. Heyne. Identifikasi kandungan senyawa kimia dilakukan dengan
metode uji tabung sedangkanaaktivitas penghambatanapolimerisasi hem secara in vitro
dilakukan dengan metode Basillico yang dimodifikasi. Hasil uji skrining fitokimia dan uji
Kromatografi Lapis Tipis pada fraksi n-heksana daun C. tomentosa Valeton ex K. Heyne
mengandung senyawa steroid, terpenoid, flavonoid, dan antrakuinon. Persentase
penghambatan polimerisasi yang didapatkan dari fraksi n-heksana daun C. tomentosa Valeton
ex K. Heyne dengan konsentrasi 20; 10; 5; 2,5; 1,25; 0,625; 0,3125 mg/mL secara beturut-
turut yaitu 98,267; 97,530; 96,001; 93,274; 89,036%; 80,965; 50,322%. Rerata IC50 fraksi n-
heksana daun C. tomentosa Valeton ex K. Heyne sebesar 0,196 ± 0,009
mg/mLadanaklorokuin difosfatasebesar 0,214 ± 0.012 mg/mL. Analisis dengan independent
sample t-test menyatakanwtidak terdapataperbedaan yangasignifikan antaraakeduanya
dengan nilai signifikansi sebesar 0,110. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi n-heksana daun C.
tomentosa Valeton ex K. memiliki aktivitas penghambatan polimerisasi hem.
Kata Kunci : CoptosapeltaatomentosawValetonaexoK.iHeyne, Polimerisasi hem, fraksi n-
heksana, skrining fitokimia, KLT.

ABSTRACT
Coptosapelta2tomentosa1Valeton2ex K.hHeyne is one of the native plants Kotabaru,
Kalimantan Selatan which has potential as antimalarial. This study aimed to determine the

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


144

chemical content and heme polymerization inhibition activity of Manuran leaf n-hexane
fraction. Identification of these compound contents used tube test while the inhibitory activity
of heme polymerization in vitro did by Basillico modified method. The results of
phytochemical screening test and Thin Layer Chromatography test on the C. tomentosa
Valeton ex K. Heyne leaf n-hexane fraction in this study was positive steroid, terpenoid,
flavonoid, and anthraquinone compounds. Percentage polymerization inhibition obtained
from the C. tomentosa Valeton ex K. Heyne leaf n-hexane fraction with concentration 20; 10;
5; 2.5; 1.25; 0.625; 0.3125 mg/mL, respectively, i.e. 98.267; 97.530; 96.001; 93.274;
89.036%; 80.965; 50.322%. The average of IC50 on C. tomentosa Valeton ex K. Heyne n-
hexane fraction was 0.196 ± 0.009 mg /mL, and chloroquine diphosphate was 0.214 ± 0.012
mg/mL. Analysis with independent sample t-test declare, there is no difference between both
of them with a significance value is 0,110. This result showed C. tomentosa Valeton ex K.
Heyne leaf n-hexane fraction and chloroquine had heme polymerization inhibitory activity as
well.
Keywords: Coptosapelta tomentosa Valeton ex K. Heyne, Heme polymerization, n-hexane
fraction, phytochemical screening, TLC.

I. PENDAHULUAN 2017). Pemisahan kandungan kimia terhadap


Penghambatan polimerisasi hem pada ekstrak etanol C. tomentosa Valeton ex K.
suatu bahan alam berhubungan dengan Heyne dilakukan dengan fraksinasi.
potensinya sebagai antimalaria. Plasmodium Berdasarkan informasi di atas, identifikasi
mendegradasi hemoglobin eritrosite menjadi kandungan senyawa kimia dan pengujian
asam amino dan hem. Plasmodium aktivitas penghambatan polimerisasi hem
memerlukan asam amino untuk pertahanan dari fraksi n-heksana daun C. tomentosa
hidupnya, sedangkan hem bersifat toksik Valeton ex K. Heyne perlu dilakukan.
bagi pertahanan hidupnya, sehingga
Plasmodium mengubah hem menjadi II. METODE PENELITIAN
hemozoinnyang tidak bersifat toksik. A. Pengumpulan dan Pengolahan
Perubahan hem menjadi hemozoin dikenal Simplisia Daun C. tomentosa Valeton ex K.
dengan proses polimerisasi hem (Huyetial, Heyne
2007). Sampel yang telah dikumpulkan
Coptosapelta tomentosa Valeton ex K. disortasi basah dengan dipisahkan antara
Heyne merupakan salah satu tumbuhan yang daun dan bagian tumbuhan yang lain. Bagian
berasal dari Kotabaru, Kalimantan Selatan. yang ingin digunakan adalah daun yang segar
Ekstrak etanol daun C. tomentosa Valeton ex dan tidak rusak. Kemudian dicuci dengan air
K. Heyne terbukti memiliki aktivitas mengalir agar daun terbebas dari kotoran.
penghambatan polimerisasi hem (Ningsih, Daun yang sudah dicuci dipotong-potong

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


145

menjadi haksel, kemudian haksel fraksinasi dinyatakan selesai. Fraksinasi ini


dikeringanginkan pada suhu ruang. Setelah dilakukan sebanyak 9 kali replikasi dan
haksel kering maka dilakukan sortasi kering fraksi n-heksana yang diperoleh diuapkan
agar bersih dari pengotor. Simplisia sampai didapatkan fraksi kental.
kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk D. Skrining Fitokimia
kasar. Serbuk kasar disimpan dalam wadah 1. Alkaloid: Sebanyak 2 mL larutan fraksi
terhindar dari cahaya matahari. n-heksana ditambahkan dengan HCl 2 N
B. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun kemudian larutan dimasukkan ke dalam 2
C.itomentosaaValetoniexiK.iHeyne tabung reaksi yang berbeda. Tabung
Serbuk simplisia daun pertama ditambahkan pereaksi Mayer
C.atomentosaaValetonaexaK.aHeyne sebanyak 3 tetes dan tabung kedua
ditimbang sebanyak 193,73 g, dimaserasi ditambahkan pereaksi Dragendorff
dengan pelarut etanol 96% hingga sekitar 1 sebanyak 3 tetes. Jika tabung 1 terbentuk
cm di atas permukaan sampel selama 24 jam endapan putih kuning dan pada tabung 2
sambil sesekali dilakukan pengadukan, terbentuk endapan jingga menunjukkan
dilakukan remaserasi sebanyak 4x24 jam. adanya alkaloid (Harborne, 2006).
Hasil maserasi dipisahkan dengan cara 2. Flavonoid: Sebanyak 2 tetes larutan
disaring menggunakan kertas Whatman No. fraksi n-heksana diteteskan pada kertas
1 dan diuapkan dengan menggunakan rotary saring, kemudian dilewatkan pada tabung
evaporator, selanjutnya diuapkan dengan reaksi yang berisi ammonia. Perubahan
waterbath hingga didapat ekstrak kental. warna kertas saring menjadi kuning atau
(Utami et al, 2012). jingga menandakan adanya flavonoid
C. Pembuatan Fraksi n-heksana Daun (Harborne, 2006).
C.itomentosaaValetoniexiK.iHeyne 3. Terpenoid dan steroid: Sebanyak 2 mL
Ekstrak etanol kental sebanyak 10 g fraksi n-heksana ditambah pereaksi
disuspensikan dalam akuades 40 mL (1:4) Lieberman Burchard. Hasil positif adanya
dan dihomogenkan. Campuran dimasukkan terpenoid ditandai dengan adanya cincin
ke dalam corongapisahadan ditambahkan 40 kecoklatan atau violet, sedangkan adanya
mL (1:4) pelarutan-heksana, kemudian steroid ditandai dengan perubahan warna
digojog dan didiamkan hingga terbentuk 2 menjadi hijau kebiruan (Ikalinus et al.,
lapisan. Lapisan bagian atas adalah fraksi n- 2015).
heksana dan fraksi air berada pada lapisan 4. Tanin: Sebanyak 10 tetes fraksi n-
bawah (Ambarsari, 2013). Proses fraksinasi heksana dari sampel ditambahkana2atetes
dengan n-heksana dilakukan hingga FeCl3a1%.

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


146

Hasilapositifaapabilaaterjadiaperubahana burchard. Apabila muncul noda berwarna


warna larutan menjadi biru tua atau hijau hijau-biru maka positif mengandung
kehitaman (Kusumawati et al., 2017). senyawa steroid (Yuda et al., 2012)
5. Saponin: Sebanyak 5 tetes fraksi n- 4. Terpenoid: Kromatogram disemprot
heksana dari sampel ditambahkanaair dengan penampak noda yaitu anisaldehid
panasidanidikocok selama 15 menit. asam sulfat. Jika menghasilkan warna
jikaaterbentukabusa permanen ungu-merah atau ungu setelah
memberikan indikasi adanya saponin penyemprotan pereaksi menunjukkan
(Kusumawati et al., 2017). adanya terpenoid/steroid dalam sampel
6. Antrakuinon: Sebanyak 2 mL fraksi n- (Marliana, 2007).
heksana dari sampel ditambah dengan 1 5. Antrakuinon: Kromatogram disemprot
mL KOH-metanol 10% hasil positif jika dengan pereaksi semprot kalium
larutan tersebut akan berubah warna hidroksida metanolik. Apabila
menjadi merah (Kristanti et al., 2008). memberikan warna violet merah maka
Identifikasi KromatografiiLapisiTipis hasil dikatakan positif mengandung
(KLT) senyawa antrakuinon (Wagner & Bland,
Faseadiamiyangidigunakanipada 1996).
penelitian iniiadalahiplat silikaagelaGF254, Pembuatan kurva baku hematin
daniafaseiigerak yang digunakan adalah n- Seri konsentrasi hematin dibuat
heksana : etil asetat (7:3) v/v. Pengamatan denganikonsentrasi 250; 125; 62,5; 31,25;
dilakukan di bawah sinar UV 254 dan 366 15,625; 7,8125 dan 3,90625 µM dalam lautan
sedangkan penampakan noda yang NaOH 0,1 M dari larutan hematin 1 mM
digunakan adalah sebagai berikut : (dalam larutan NaOH 0,2M). Masing-masing
1. Alkaloid: Kromatogram disemprot konsentrasi dibuat sebanyak 800 µL. Masing-
dengan pereaksi Dragendorff. Apabila masing konsentrasi tersebut dimasukkan
positif menghasilkan noda berwarna sebanyak 100 µL ke dalam mikroplate 96
coklat atau jingga (Sani et al., 2014). sumuran, dilakukan 3 kali replikasi.
2. Flavonoid: Kromatogram diberikan Pembacaaniabsorbansi menggunakaniELISA
penampak noda yaitu uap ammonia. readeripada panjang gelombang 405 nm
Apabila menimbulkan noda berwarna (Purwanto, 2011).
kuning (cepat memudar) maka Pembuatan seri konsentrasi sampel
mengandung flavonoid (Sani et al., 2014). Stok larutan sampel dengan konsentrasi 20
3. Steroid: Kromatogram disemprot dengan mg/mL dibuat dengan ditimbang sebanyak
penampak noda, yaitu Lieberman 20 mg, dimasukkan ke dalam mikrotube 1,5

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


147

mL, ditambahkan DMSO 10% hingga 1 mL, sumuran, dilakukana3 kali replikasi dan
lalu digojok dan divortex hingga homogen. absorbansinyaadibacaadengan ELISA
Seri konsentrasi sampel dibuat dari readerapadaapanjang gelombang 405
konsentrasi 20; 10; 5; 2,5; 1,25; 0,625; nm.aNilai absorbansiayang diperolehadiplot
0,3125 mg/mL dengan pengenceran keapersamaanagaris regresialinear kurva
bertingkat menggunakan DMSO 10% baku sehinggaadapataditentukanikonsentrasi
(Ningsih, 2017). β-hematinibahan ujiapada setiapisumuran
Uji aktivitas penghambatan polimerisasi (Purwanto, 2011).
hem
Larutan hematin 1 mM sebanyak 200 µL III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkanikeidalamimikrotube, A. Ekstraksi dan Fraksinasi
ditambahkan bahaniuji sebanyak 100 µL dari Serbuk simplisia daun C. tomentosa Valeton
berbagai tingkatan kadar, yaitu 20; 10; 5; 2,5; ex K. Heyne sebanyak 193,73 gram yang
1,25; 0,625; dan 0,3125 mg/mL untuk fraksi telah dimaserasi menghasilkan ekstrak kental
n-heksana dan klorokuin difosfat. Larutan sebanyak 12,35 gram. Rendemen ekstrak
asam asetat glasial 100% sebanyak 100 µL etanol yang diperoleh yaitu 6,37%. Ekstrak
ditambahkan untuk memulai reaksi kental etanol ditimbang sebanyak 10 gram
polimerisasi hem, lalu di-vortex dan kemudian difraksinasi denganapelarut n-
diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam. heksana. Fraksi n-heksanaakental yang
Kontrol negatif adalah larutan DMSO 10% didapat sebesar 2,32 gram Rendemen fraksi
untuk fraksi n-heksana dan akuades sebagai n-heksana yang diperoleh sebesar 23,2 %.
kontrol negatif untukaklorokuin difosfat. B. Hasil SkriningiFitokimiaa
Setelah inkubasi berakhir mikrotube Skriningafitokimiaafraksi n-heksana
disentrifuse, supernatanaidibuang daun C. tomentosa Valeton ex K. Heyne
danaendapan yang terbentukadicuci dengan positif mengandung senyawa flavonoid,
400aµL DMSO 100% kemudian divortex steroid, terpenoid, dan antrakuinon,
menggunakan vortex mixer. Pencucian sedangkan alkaloid, tanin, dan saponin
dilakukan sebanyak 3 kali dengan cara menunjukkan hasil negatif (Tabel 1).
disentrifuse berkecepatan Penelitianaekstrakaetanol daun C.
8000arpmaselamaa10 menit.aEndapan tomentosaaValetonaexaK.aHeyne positif
yangidiperolehaditambahkan dengan 400 µL mengandungaisenyawaaiflavonoid,Atanin,as
NaOH 0,1aM, di-vortex sampai larutan aponin,aiantrakuinon,Adan terpenoid
homogen, larutan dipipet sebanyak 100 (Ningsih, 2017). Hal ini menunjukkan
µLadan dimasukkanakeidalamamikroplate 96 bahwa pelarut n-heksana menarik senyawa

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


148

yang bersifat non polar sesuai dengan sifat Senyawa Penampak Warna Kesimpulan
bercak Bercak
yang dimilikinya (Gritter et al., 1987).
Alkaloid Dragendorff - (-)
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia dari fraksi Flavanoid Uap ammonia Jingga (+)
n-heksana daun C. tomentosa Valeton ex. K. Steroid Lieberman Hijau- (+)
burchard kebiruan
Heyne
Terpenoid Anisaldehid- Merah- (-)
Golongan
asam Sulfat ungu
Senyawa Jenis Pereaksi Hasil
Antrakuinon KOH- Merah (+)
Fitokimia
metanolik
Alkaloid Meyer -
Dragendorff -
Flavonoid Ammonia + D. Penghambatan Polimerisasi Hem
Lieberman Hasil absorbansi kurva baku hematin
Steroid +
Burchard
secara berturut-turut dari konsentrasi
Lieberman
Terpenoid +
Burchard terbesar, yaitu 3,553; 1,791; 0,923; 0,458;
Tanin FeCl3 - 0,231; 0,134; dan 0,086. Absorbansi yang
Saponin Tes busa -
tinggi menandakan banyaknya hemozoin
Antrakuinon KOH +
atau dalam hal ini kristal-hematin yang

C. Hasil Identifikasi Kromatografi Lapis terbentuk (Arnida & Sutomo, 2017).


Tipis Persamaan regresi yang didapatkan pada

Identifikasi KLT dilakukan bertujuan penelitian ini adalah y = 0,014 x + 0,024.


untuk memperkuat hasil skrining fitokimia Syarat linieritas kurva baku jika nilai r >
yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil 0,9970 (Gandjar & Rohman, 2013).
identifikasi KLT, fraksi n-heksana daun C. Berdasarkan syarat tersebut maka kurva baku
tomentosa Valeton ex K. Heyne positif pada penelitian ini telah memenuhi syarat
mengandung senyawa flavonoid, steroid, (Gambar 1). Penentuan kadar β-hematin
terpenoid, dan antrakuinon (Tabel 2). Hal ini diperolehadengan cara memasukkanadata
menunjukkan kesesuaian hasil dengan absorbansiamasing-masingabahanaujiadan

pengujian pada skrining fitokimia yang telah kontrolakeadalam persamaanIkurva baku


dilakukan sebelumnya. hematin, dimana y adalahaabsorbansi dan x

Table 2. Hasil identifikasi kromatografi lapis adalah kadar β-hematin.


tipis dari fraksi n-heksana daun
C. tomentosa Valeton ex. K.
Heyne

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


149

Semakin kecil nilai IC50 yang dimiliki maka


semakin besar penghambatan polimerisasi
hemnya (Tabel 3). Rerata IC50 pada fraksi n-
heksana sebesar 0,196 ± 0,009 mg/mLadan
padaaklorokuin difosfat sebesara0,214 ±

Konsentrasi
0,012amg/mL. Nilai IC50 fraksi n-heksana
daun C. tomentosa Valeton ex K. Heyne
Gambar 1. Kurva baku hematin lebih kecil dari pada nilai IC50 klorokuin
difosfat. Berdasarkan literatur diketahui
Kadar β-hematin yang diperoleh
bahwa semakin kecil nilai IC50 menunjukkan
berbanding terbalik dengan konsentrasi fraksi
semakin besar aktivitas penghambatan
n-heksana daun C. tomentosa Valeton ex K.
polimerisasi hem (Salenussa et al., 2014).
Heyne, yaitu semakin tinggi konsentrasi
Nilai IC50 diuji Independent Sample t-test
fraksi n-heksana, semakin rendah kadar β-
denganItingkatIkepercayaan 95%. Nilai
hematin yang terbentuk (Tabel 3). Kadar β-
signifikansi pada uji t tersebut sebesar 0,110
hematin digunakan untuk menentukana
(> 0,05), berarti H0 diterima artinya tidak ada
persentase penghambatan polimerisasi hem.
perbedaan yang signifikan antara nilai IC50
Nilai persen penghambatan selanjutnya
fraksi n-heksana dengan klorokuin difosfat.
dianalisis probit untuk menentukan nilai IC50
Berdasarkan data tersebut menunjukkan
pada setiap perlakuan.aInhibition
bahwa nilai IC50 fraksi n-heksana daun C.
Consentration 50% (IC50) yaituakadar bahan
tomentosa Valeton ex K. Heyne memiliki
uji yangaImampu menghambat polimerisasi
aktivitas yang sebanding dengan klorokuin
hem hinggaa50%.
difosfat dalam menghambat polimerisasi
Nilai IC50 berbanding terbalik dengan
hem.
aktivitas penghambatan polimerisasi hem.

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


150

Tabel 3. Rerata kadar β-hematin,apersen penghambatan, dan IC50 dari bahan uji

Rerata Kadar Rerata %


Bahan Konsentrasi IC50
β-Hematin Penghambatan±
Uji (mg/mL) (mg/mL)
(µM)±SD SD

20 2,238 ± 0,11 98,268 ± 0,084


10 3,190 ± 0,04 97,531 ± 0,032
5 5,167 ± 0,08 96,001 ± 0,064
Fraksi n- 2,5 8,690 ± 0,16 93,274 ± 0,128
0,196 ± 0,009
heksana 1,25 14,167 ± 0,22 89,036 ± 0,169
0,625 24,595 ± 0,46 80,966 ± 0,355
0,3125 64,190 ± 1,40 50,322 ± 1,087
20 2,310 ± 0,109 98,170 ± 0,086
10 3,476 ± 0,149 97,246 ± 0,118
5 5,667 ± 0,230 95,510 ± 0,182
2,5 9,619 ± 0,330 92,379 ± 0,261
0,214 ± 0,012
15,738 ±
Klorokuin 1,25 0,918 87,531 ± 0,728
27,024 ±
0,625 0,723 78,589 ± 0,572
64,452 ±
0,3125 1,940 48,934 ± 1,537

IV. KESIMPULAN hem dengan IC50 sebesar 0,196 ±


1. Fraksi n-heksana daun C. tomentosa 0,009 mg/mL.
Valeton ex K. Heyne mengandung UCAPAN TERIMAKASIH
senyawa flavonoid, steroid, terpenoid, Penulis mengucapkan terima kasih
dan antrakuinon. atas segala kerjasamanya kepada Lia
2. Persentase pengambatan polimerisasi Rosyida, Siti Humairah, Silfia Rizki
hem fraksi n-heksana daun C. Maulida. Terima kasih kepada
tomentosa Valeton ex K. Heyne pada Kemenristekdikti melalui hibah PPT atas
konsentrasi 20; 10; 5; 2,5; 1,25; 0,625; dukungan pembiayaan.
0,3125 mg/mL rerata secara berturut-
turut yaitu 98,267; 97,530; 96,001; DAFTAR PUSTAKA
93,274; 89,036; 80,965; 50,322%. Ambarsari, M.A. 2013. Aktivitas
3. Fraksi n-heksana daun C. tomentosa Antibakteri Fraksi n-Heksan Ekstrak
Valeton ex K. Heyne memiliki Etanol Daging Buah Sirsak (Annona
aktivitas penghambatan polimerisasi mucirata L) terhadap Pseudomonas

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


151

aeruginosa, Staphylococcus aureus, Asetat Tanman Anting-Anting


Sligella sonnei dan Serta (Acalypha indica L.) Molekul. 7:20-
Bioautografinya. Naskah Publikasi 32.
Universitas Muhammadiyah Huy, N.T., A. Maeda, D.T. Uyen, D.T.X.
Surakarta, Surakarta. Trang, M. Sasai, T. Shiono, T. Oida,
Arnida & Sutomo. 2017. In Vitro S. Harada, & K. Kamei. 2007.
Antiplasmodial Activity of Ethanol Alcohols Induce β -hematin
Extract of Manuran (Coptosapelta Formation Via The Dissociation of
tomentosa Valeton Ex K. Heyne) Aggregated Hem and Reduction in
Roots. RJPBCS. 8 : 43-48 Interfacial Tension of the Solution.
Basilico, N., E. Pagani, D. Monti, P. Acta Tropica. 101: 130–138.
Olliaro, & D. Taramelli. 1998. A Ikalinus, R., S.K. Widyastuti, & N.L.E.
Microtitre- Based Method for Setiasih. 2015. Skrining Fitokimia
Measuring the Haem Polymerization Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor
Inhibitory Activity (HPIA) of (Moringa oleifera). Indonesia
Antimalarial Drugs. Journal of Medicus Veterinus. 4(1): 71-79
Antimicrobial Chemotherapy. 42: 55– Kristanti, A. V., N. S. Aminah, M.
60. Tanjung, & B. Kurniadi. 2008. Buku
Gandjar, I. G. & Rohman, A. 2013. Kimia Ajar Fitokimia. Airlangga University
Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Press, Surabaya.
Yogyakarta. Kusumawati, E., A. Apriliana &
Gritter, R, J., J. M. Bobbits & A. E. Selvitawati. 2017. Identifikasi
Schwarting. 1987. Introduction to Senyawa Metabolit Sekunder Dan Uji
Chromatography (Penghantar Aktivitas Ekstrak Etanol Herba
Kromatografi). Edisi ke-2, Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
diterjemahkan oleh K. Padmawinata, Terhadap Candida Albicans
Bandung : Penerbit ITB. Menggunakan Metode Difusi Cakram.
Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia: Jurnal Ilmiah Manuntung. 3(1): 1-6.
Penuntun Cara Modern Menganalisis Marliana, E. 2007. Analisis Senyawa
Tumbuhan. Edisi ke-2. Penerbit ITB, Metabolit Sekunder dari Batang
Bandung. Spstholobus ferrugineus (Zoll &
Hayati, E. K., A. Jannah, & R. Ningsih. Moritzi) Benth yang berfungsi
2012. Identifikasi Senyawa dan Sebagai Antioksidan. Jurnal
Aktivitas Malaria In Vivo Ekstrak Etil

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


152

Penelitian MIPA Universitas Utami, W. S., Nuri, & Y. Armiyanti. 2012.


Mulawarman, Kalimantan Timur. Effect Tithonia Diversifolia ((Hemley)
Ningsih, R.N.M. 2017. Identifikasi A. Gray) Ethanol Extract As
Kandungan Senyawa Kimia dan Antimalarial On Mice Strain Balb / C
Aktivitas Pengambatan Polimersasi Before And After Infected By
Hem Ekstrak etanol Daun Manuran Plasmodium berghei. Jurnal Medika
Asal Kota Baru Kalimantan Selatan. Planta. 1:56-66.
Skripsi Program Studi Farmasi, Wagner, H. & S. Bland. 1996. Plant Drug
Universitas Lambung Mangkurat, Analysis; A Thin Layer
Banjarbaru. Chromatography Atlas. 2nd Edition.
Nurani, L.H., D. Utami, W. Widyaningsih, Springer. Berlin Heidelberg
I. Narwanti, E. Nurwening, & Junina. Yuda, P.E.S.K., E. Cahyaningsih &
2014. Uji Aktivitas Penghambatan N.L.P.Y. Winariyanthi. 2017.
Polimerisasi Heme (1)N-(2- Skrining Fitokimia dan Analisis
Nitrobenzil)-1,10- Fenantrolinium Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak
Iodida secara In Vitro. Pharmaciana. Tanaman Patikan Kebo (Euphorbia
4: 171-176. Hirta L.). Medicamento. 3(2) : 61-70.
Purwanto. 2011. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Penghambat Polimerisasi
Hemdari Fungi Endofit Tanaman
Artemisia annua L. Tesis. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Salenussa, J., J. Wijaya, C. N. Labetubun,
S. E. Belseran. 2014. Potensi Ekstrak
Heksan Daun Kapur (Harmsiopanax
aculeatus, Harms) Sebagai Obat
Antimalaria. Prosiding KIMIA FKIP,
Universitas Pattimura.
Sani, R.N., F.C. Nisa, R.D. Andriani &
J.M. Maligan. 2014. Analisis
Rendemen Dan Skrining Fitokimia
Ekstrak Etanol Mikroalga Laut
Tetraselmis Chuii. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(2): 121-126

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai