Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335898355

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Article  in  Voice of Midwifery · May 2018


DOI: 10.35906/vom.v8i01.43

CITATIONS READS
0 8,494

1 author:

Sri Rahayu Amri


Universitas Muhammadiyah Palopo
9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

judul Informed Choice dengan Kepuasaan Pasien Akseptor Keluarga Berencana (KB) Baru sebagai Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan di PKM Benteng Kota Palopo
View project

All content following this page was uploaded by Sri Rahayu Amri on 19 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Voice of Midwifery
Artikel Telaahan

VOLUME 08
, No. 01 Halaman 760 - 768

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA as an ETHICAL SYSTEM

Sri Rahayu Amri


Dosen Tetap Yayasan AKBID Muhammadiyah Palopo
Alamat Korespondensi : Perum. Pajalesang Permai Blok B 28 A Kota Palopo
Hp. 08124242245 Email : srirahayuamri@yahoo.co.id.

ABSTRAK masyarakat yang maju, namun tetap berkepribadian


Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak Indonesia.
dapat dipisahkan karena sama-sama mengajarkan Kata Kunci : Pancasila, Sistem, Etika
tentang nilai-nilai yang mengandung kebaikan. Etika
Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik ABSTRACT
dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai Pancasila and ethics are two things that can not be
kerakyatan dan nilai keadilan. Suatu perbuatan separated because they both teach about good values.
dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentanan Ethics of Pancasila is an basic ethics about good and
dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, tetapi bagaimana bad judgments on the values of Pancasila, namely the
meniggikan nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal yang value of divinity, human values, the value of unity, the
lebih memberikan manfaat kepada yang lain. Nilai-nilai value of democracy and the value of justice. An action is
Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang said to be good not only if it is not vulnerable to the
hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat values of Pancasila, but how to assign existing values
kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga into something more beneficial to others. The values of
nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh Pancasila, though a crystallization of values that live in
siapa pun dan kapan pun. Etika Pancasila berbicara the social, religious, and cultural realities of Indonesian
tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam culture, are in fact universal values acceptable to anyone
kehidupan manusia. and anytime. Ethics of Pancasila includes of the very
Mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung basic values in human life.
dalam Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem Referring to the values contained of Pancasila,
etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya Pancasila can be a very strong ethical system, the
bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif. values that exist are not only fundamental, but also
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang realistic and applicable. Values of Pancasila are ideal
sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus values that already exist in the ideals of the Indonesian
diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-nilai nation that must be realized in the reality of life. Values
Pancasila apabila benar-benar dipahami, dihayati dan of Pancasila when fully understood, lived and practiced,
diamalkan, tentu mampu menurunkan tingkat kejahatan certainly able to reduce the level of crime and violations
dan pelanggaran dalam kehidupan bermasyarakat, in the life of society, nation and state.
berbangsa, dan bernegara. The planting of one value is certainly not enough
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan and it can not be in the context of Pancasila, because
memang tidak bisa dalam konteks Pancasila, karena Pancasila is a value system that is an organic unity that
Pancasila adalah suatu sistem nilai yang merupakan can not be separated from one another. Thus, it will be a
kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu great moral force when the overall value of Pancasila
dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi which includes the value of divinity, human values, the
kekuatan moral besar manakala keseluruhan nilai value of unity, the value of democracy, and the value of
Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, nilai justice are used as moral foundation and applied in all
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai national and state life. The cultivation of values as
keadilan dijadikan landasan moril dan diaplikasikan mentioned above is most effective through education
dalam seluruh lehidupan berbangsa dan bernegara. and media. Informal education in the family should be
Penanaman nilai sebagaimana tersebut di atas paling the main foundation and then supported by formal and
efektif adalah melalui pendidikan dan media. Pendidikan non-formal schooling in the community. The media must
informal di keluarga harus menjadi landasan utama dan have a vision and mission to educate the nation and to
kemudian didukung oleh pendidikan formal di sekolah build the character of an advanced society, but still the
dan nonformal di masyarakat. Media harus memiliki visi personality of Indonesia
dan misi mendidik bangsa dan membangun karakter .
etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan,
Keywords : Pancasila, system, Ethics etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan
etika politik.Pancasila merupakan nilai dasar yang
PENDAHULUAN menjadi pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
Pancasila telah menjadi kesepakatan Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat
nasional bangsa Indonesia sebagai dasar Negara kaidah penuntun hukum yang harus di jadikan
Kesatuan Republik Indonesia, meskipun dalam pedoman dalam pembangunan hukum. Hukum
upaya implementasinya mengalami berbagai Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi
hambatan. Gerakan reformasi yang digulirkan bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis.
sejak tumbangnya kekuasaan Pemerintahan Pancasila sebagai hukum dasar, harusnya mampu
Presiden Soeharto, pada hakikatnya merupakan menjadi acuan bagi aturan-aturan hukum lainnya.
tuntutan untuk melaksanakan demokratisasi di Pancasila memegang peranan dalam
segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan, perwujudan sebuah sistem etika yang baik di
menegakkan hak asasi manusia (HAM), negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme berada kita diwajibkan untuk menerapkan perilaku
(KKN), melaksanakan otonomi daerah dan etika, seperti tercantum pada sila kedua Pancasila,
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” yang
dan daerah, serta menata kembali peran dan mana tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
kedudukan TNI dan POLRI. Dalam pancasila dalam membangun etika bangsa ini
perkembangannya, gerakan reformasi yang sungguh sangat diperlukan.
sebenarnya memang amat diperlukan, namun
sebagian masyarakat seperti lepas kendali dan TINJAUAN PUSTAKA
tergelincir ke dalam perilaku yang anarkis, timbul Dalam tinjauan pustaka ini diuraikan
berbagai konflik sosial yang tidak kunjung teratasi, mengenai Pancasila, System, Etika.
dan bahkan di berbagai daerah timbul gerakan
yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa 1. Pancasila
serta keutuhan NKRI. Bangsa Indonesia sedang Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca
dilanda krisis multidimensional di segenap aspek dan sila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya
kehidupan masyarakat dan bangsa, bahkan dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang
menurut beberapa pakar dan pemuka masyarakat, penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima
yang sangat serius ialah krisis moral, masyarakat dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan
dan bangsa sedang mengalami demoralisasi. Hal bertingkah laku.
ini sebenarnya dapat dihindari apabila setiap
2. Sistem
anggota masyarakat, utamanya para
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
penyelenggara negara dan para elit politik, dalam
komponen atau elemen yang dihubungkan
melaksanakan gerakan reformasi secara
bersama untuk memudahkan aliran informasi,
konsekuen, mewujudkan Masa Depan Indonesia
materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
yang dicita-citakan, senantiasa berdasarkan pada
Sistem nilia dalam pancasila adalah satu kesatuan
kesadaran dan komitmen yang kuat terhadap
nilai-nilai yang ada dalam pamcasila yang saling
Pembukaan UUD 1945, yang di dalamnya
berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan
mengandung nilai-nilai Pancasila yang harus
ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan
dijadikan pedoman.
antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang
Etika merupakan cabang falsafah dan
dimaksud ialah :
sekaligus merupakan cabang dari ilmu
Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis,
kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang
nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi
falsafah membahas sistem dan pemikiran
karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.
Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai
Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana
ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah,
tertentu. Etika sosial meliputi cabang etika yang
dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara
lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi,
empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan tersebut, namun memerhatikan kelompok yang
yang melanggar nilai, kaidah, dan hukum Tuhan, sedikit (dari wilayah Timur) yang secara
baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang argumentatif dan realistis bisa diterima, maka
antarsesama, akan menghasilkan konflik dan pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas
permusuhan. Dari nilai ketuhanan menghasilkan pandangan mayoritas. Dengan demikian,
nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. (Ngadino perbuatan belum tentu baik apabila disetujui atau
Surip, dkk, 2015: 180) bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan
Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai didasarkan pada konsep hikmah atau
kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kebijaksanaan. Dari nilai kerakyatan menghasilkan
kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lain-
keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 181)
antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila
dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut
Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. dilihat dalam konteks manusia selaku individu.
Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih
dibanding dengan makhluk lain seperti hewan, diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan
tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan keadilan masyarakat banyak. Menurut Kohlberg
nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan utama
konsep keadilan dan keadaban. Dari nilai bagi setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan
kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan mengandaikan sesama sebagai partner yang
contohnya seperti tolong menolong, penghargaan, bebas dan sama derajatnya dengan orang lain.
penghormatan, kerja sama, dan lain-lain. (Ibid, Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan yang
Ngadino Surip, dkk, 2015: 180) luhur mencerminkan sikap dan suasana
Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu
dikatakan baik apabila dapat memperkuat dikembangkan sikap adil terhadap sesama,
persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
sendiri merupakan perbuatan yang tidak baik, serta menghormati hak-hak orang lain. Dari nilai
demikian pula sikap yang memecah belah keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian,
persatuan. Sangat mungkin seseorang seakan- kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dan lain-
akan mendasarkan perbuatannya atas nama lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 181)
agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam
tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem
maka menurut pandangan etika Pancasila bukan etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak
merupakan perbuatan baik. Dari nilai persatuan hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan
menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, aplikatif. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai
dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 180) ideal yang sudah ada dalam cita-cita bangsa
Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas
Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam kaitannya kehidupan. Nilai-nilai Pancasila apabila benar-
dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang benar dipahami, dihayati dan diamalkan, tentu
sangat penting, yaitu nilai hikmat atau mampu menurunkan angka kasus korupsi.
kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan
atau kebijaksanaan berorientasi pada tindakan Yang Maha Esa, apabila bangsa Indonesia
yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas menyadari jati dirinya sebagai makhluk Allah, tentu
nama mencari kebaikan, pandangan minoritas tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke
belum tentu kalah dibandingkan dengan dalam kehinaan dengan melakukan korupsi.
pandangan mayoritas. Pelajaran yang sangat baik Kebahagiaan material dianggap segala-galanya
misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata dibandingkan dengan kebahagiaan spritual yang
dalam sila pertama Piagam Jakarta. Sebagian lebih agung, mendalam dan jangka panjang.
besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata Keinginan mendapatkan kekayaan dan kedudukan
secara cepat menjadikannya nilai-nilai agama Makna nilai dasar pancasila dikaji dalam perspektif
dikesampingkan. Buah dari penanaman dan filosofis yaitu, Pancasila sebagai dasar filsafat
penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
untuk diatur Allah, melakukan yang diperintahkan Indonesia yang pada hakikatnya merupakan suatu
dan meninggalkan larangan-Nya. (Ibid, Ngadino nilai yang bersifat sistematis. Pengertian Pancasila
Surip, dkk, 2015: 182) harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkhis dan
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup sistematis. Dalam pengertian itu maka Pancasila
dan memang tidak bisa dalam konteks Pancasila, merupakan suatu sistem filsafat sehingga kelima
karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar
organis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan pemikiran filosofisnya yaitu Pancasila sebagai
yang lain. Dengan demikian, akan menjadi filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia,
kekuatan moral besar manakala keseluruhan nilai mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek
Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
nilai keadilan dijadikan landasan moril dan Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
diejawantahkan dalam seluruh lehidupan dan Keadilan. Titik tolaknya pandangan itu adalah
berbangsa dan bernegara, terutama dalam negara adalah suatu persekutuan hidup manusia
pemberantasan korupsi. Penanaman nilai atau organisasi kemasyarakatan manusia. Hal
sebagaimana tersebut di atas paling efektif adalah demkian dapat dijelaskan sebagai berikut:
melalui pendidikan dan media. Pendidikan informal 1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa
di keluarga harus menjadi landasan utama dan Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai
kemudian didukung oleh pendidikan formal di kausa materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil
sekolah dan nonformal di masyarakat. Media harus pemikiran, penilaian kritik serta hasil refleksi
memiliki visi dan misi mendidik bangsa dan filosofis bangsa Indonesia.
membangun karakter masyarakat yang maju, 2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat
namun tetap berkepribadian Indonesia. (Ibid, (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
Ngadino Surip, dkk, 2015: 183) merupakan jati diri bangsa, yang diyakini
sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan,
3. Etika keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung
moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang ketujuh nilai-nilai kerohanian yaitu nilai-nilai
berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai benar kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan,
dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. estetis dan religius yang manifestasinya sesuai
Secara garis besar etika dikelompokkan dengan budi nurani bangsa Indonesia karena
menjadi : bersumber pada kepribadian bangsa. Oleh
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai
yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. luhur bangsa Indonesia pada dasarnya bersifat
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip religius, kemanusiaan, persatuan, demokrasi
tersebut di atas dalam hubungannya dengan dan keadilan .Disamping itu Pancasila
berbagai aspek kehidupan manusia, baik bercirikan asas kekeluargaan dan gotong
sebagai individu (etika individual) maupun royong serta pengakuan atas hak-hak individu.
makhluk sosial (etika sosial)
2. Pancasila Sebagai Dasar Etika Kehidupan
PEMBAHASAN Berbangsa Dan Bernegara.
Sebagaimana dipahami bahwa sila-sila Pancasila
Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Sistem Etika adalah merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap
Negara Indonesia
sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila – sila
tersebut saling berhubungan, saling
1. Makna Nilai Dasar Pancasila
ketergantungan secara sistematik dan diantara
nilai satu sila dengan sila lainnya memiliki
tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan,
nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila maupun dalam kehidupan keagamaan.
merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari 3) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan
prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat
masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa nilai sebagai pokok kaidah fundamental negara
religius, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah sehingga merupakan suatu sumber hukum positif
disahkan menjadi dasar Negara terkandung di di Indonesia. Oleh karena itu dalam hirarki suatu
dalamnya nilai kenegaraan. tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai
Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat tertib hukum yang tertinggi. Maka secara objektif
Negara, maka nilai-nilai pancasila harus dijabarkan tidak dapat diubah secara hukum sehingga terlekat
dalam suatu norma yang merupakan pedoman pada kelangsungan hidup negara. Sebagai
pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, konsekuensinya jika nilai-nilai pancasila yang
bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu
Terdapat dua macam norma dalam kehidupan diubah maka sama halnya dengan pembubaran
berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan negara sesuai dengan proklamasi 1945, hal ini
norma moral atau etika. Sebagaimana diketahui sebagaimana terkandung di dalam ketetapan
sebagai suatu norma hukum positif, maka MPRS No. XX/MPRS/1966, diperkuat Tap. No.
pancasila dijabarkan dalam suatu peraturan V/MPR/1973. Jo. Tap. No. IX/MPR/1978.
perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara Sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat
kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum Indonesia. diartikan bahwa keberadaan nilai-nilai pancasila itu
Namun, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu bergantung atau melekat pada bangsa Indonesia
norma moral yang merupakan dasar pijak sendiri. Pengertian itu dapat dijelaskan sebagai
pelaksanaan tertib hukum di Indonesia. berikut:
Bagaimanapun baiknya suatu peraturan 1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa
perundang-undangan kalau tidak dilandasi oleh Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai
moral yang luhur dalam pelaksanaannya dan bangsa kausa materialis. Nilai-nilai tersebut
penyelenggaraan Negara, maka tentu saja hukum sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis, serta
tidak akan mencapai suatu keadilan bagi hasil refleksi fiosofis bangsa Indonesia.
kehidupan kemanusian. Selain itu, secara 2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat
kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah berifat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga
objektif dan subjektif. Artinya esensi nilai-nilai merupakan jati diri bangsa, yang diyakini
pancasila adalah universal yaitu ketuhanan, sebagai sumber nilai atas nilai kebenaran,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam
keadilan. Sehingga memungkinkan dapat hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
diterapkan pada Negara lain yang mungkin saja bernegara
namanya bukan pancasila. Artinya jika suatu 3. Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung ke
Negara menggunakan prinsip filosofi bahwa nilai-nilai kerohanian yaitu nilai kebenaran,
negara berketuhanan, berkemanusiaan, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis
berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan, dan nilai religius yang manifestasinya sesuai
maka negara tersebut pada hakikatnya dengan budi nurani bangsa Indonesia karena
menggunakan dasar filsafat dari nilai sila-sila bersumber pada kepribadian bangsa Indonesia
pancasila. itu sendiri .
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat Nilai-nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia
dijelaskan sebagai berikut: menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala
1) Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari,
sebenarnya hakikat yang terdalam menunjukkan maupun dalam kehidupan kenegaraan. Dengan
adanya sifat-sifat umum universal dan abstrak, kata lain bahwa nilai-nilai pancasila merupakan
karena merupakan suatu nilai. das sollen atau cita-cita tentang kebaikan yang
2) Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau
sepanjang masa dalam kehidupan bangsa das sein. Saat ini, tampaknya kebutuhan akan
Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain baik norma etika untuk kehidupan berbangsa dan
bernegara masih perlu bahkan amat penting untuk alinea keempat Pembukaan UUD 1945 bahwa
ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika berdasar atas kemanusiaan yang adil dan
kehidupan berbangsa, bernegara, dan beradab. Konsekuensinya dalam penyelenggaraan
bermasyarakat yang merupakan penjabaran nilai- kenegaraan antara lain operasional pemerintahan
nilai Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, negara, pembangunan negara, pertahanan-
bersikap dan bertingkah laku yang merupakan keamanan negara, politik negara serta
cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa
kebudayaan yang sudah mengakar dalam berdasarkan pada moral ketuhanan dan
kehidupan bermasyarakat. kemanusiaan.Pancasila sebagai dasar filsafat
Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bangsa dan Negara Republik Indonesia
bermasyarakat bertujuan untuk: merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan
1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh dengan masing-masing silanya. Untuk lebih
komponen bangsa dalam menjalankan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek masing-masing sila Pancasila, makadapat
2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan diuraikan sebagai berikut:
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat 1.Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi dan
3. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila ini
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam terkandung nilai bahwa negara yang didirikan
kehidupan berbangsa, bernegara, dan adalah pengejawantahan tujuan manusia sebagai
bermasyarakat. mahluk Tuhan Yang Maha esa.
Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai Etika 2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
sosial dan Budaya. Etika ini bertolak dari rasa Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu
kemanusiaan yang mendalam dengan mahluk yang berbudaya dengan memiliki potensi
menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang
saling memahami, saling menghargai, saling mendudukkan manusia pada tingkatan martabat
mencintai, dan tolong-menolong di antara sesama yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma-
manusia dan anak bangsa. Selain itu, etika ini juga norma. Kemanusiaan dapat diartikan sebagai
menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu hakikat dan sifat-sifat khas manusia sesuai dengan
berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan martabat.
dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya 3.Persatuan Indonesia. Persatuan mengandung
bangsa. pengertian bersatunya bermacam-macam corak
yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan.
3. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini
Fundamental Terhadap Sistem Etika Negara mencakup persatuan dalam arti ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Persatuan
Negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu
Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
negara yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh wilayah Indonesia. Persatuan Indonesia
seluruh tumpah darah Indonesia, mengatasi segala
merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan.
paham golongan maupun perseorangan.
4.Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Ketentuan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu,
Kebijaksaaan dalam
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Permusyawaratan/Perwakilan. Rakyat merupakan
Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar
sekelompok manusia yang berdiam dalam satu
Negara Indonesia” menunjukkan sebagai sumber
wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti
hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam
bahwa bangsa Indonesia menganut sistem
hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang
demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi
kuat dan tidak dapat berubah mengingat
tertinggi dalam hirarki kekuasaan.
pembukaan UUD 1945 sebagai cita-cita Negara
5.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
(staatsidee). Di samping itu, nilai-nilai Pancasila
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
juga merupakan suatu landasan moral etik dalam
dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,
kehidupan kenegaraan yang ditegaskan dalam
baik materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat
Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi Winatraputra S.Udin, 2002. Pendidikan
rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Pancasila, Penerbit Universitas Terbuka,
Adapun makna dan maksud istilah beradab pada Jakarta.
sila kedua, “Kemanusiaan yanga dil dan beradab” Ali Achmad, 2009. Menguak Teori Hukum
yaitu terlaksananya penjelmaan unsur-unsur dan Teori Peradilan. Prenada Media
hakikat manusia, jiwa raga, akal, rasa, kehendak, Group, Jakarta.
serta sifat kodrat perseorangan dan makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Hal demikian dilaksnakan
dalam upaya penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang bermartabat tinggi.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan karena merupakan suatu
sistem yang membentuk satu kesatuan yang
utuh, saling berkaitan satu dengan yang lain
yang dijadikan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika
dapat terwujud apabila pemerintah dan
masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang
ada dalam pancasila dengan mengedepankan
prinsip keseimbangan antara hak dan
kewajiban.

SARAN
1. Pancasila hendaknya menjadi dasar dan
pedoman bagi Bangsa Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku sehingga
nantinya akan terwujud masyarakat adil dan
makmur sesuai dengan tujuan negara itu
sendiri.
2. Pada setiap sendi-sendi kehidupan
masyarakat, harus senatiasa menerapkan
nilai-nilai pancasila baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehinga terwujud
perilaku etika yang menjunjung tinggi nilai
moralitas sebagai perwujudan dari ciri dan
kepribadian dari Bangsa Indonesia. 33

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Kaelan, M.S. 2010, Pendidikan
Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

Susilowati Dwi dan Sudjatmoko, 2006.


Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit
Erlangga, Jakarta.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai