Anda di halaman 1dari 10

BATUAN METAMORF

A. Batuan Metamorf
Batuan metamorf ialah batuan yang kebentuk hasil metamorfosa batuan
dengan adanya pengaruh dari suhu dan tekanan atau bisa terjadi karena kedua
faktor tersebut dipengaruhi oleh adanya gaya geologi sehingga penyusun
mineral dalam suatu mineral akan berubah, bukan hanya perubahan mineral
melainkan kristal yang terkandung dalam mineral tersebut ikut berubah karena
adanya pengaruh dari hasil suhu dan tekanan serta gaya geologi. Pada
dasarnya batuan metamorf merupakan batuan malihan dimana batuan metamorf
mempunyai batuan asal baik berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan
piroklastik, berbagai macam jenis batuan metamorf pasti memiliki batuan asalnya
sebagaimana kandungan mineral dan material penyusunnya.

Sumber : Ansyari, 2013


Foto 1
Batuan Metamorf

Salah satu kelompok utama batuan yang hasilnya dari transformasi atau
perubahan dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith), oleh
suatu metode yang disebut dengan metamorfisme, yang berarti “perubahan
bentuk”. Protolith yang dikenai panas (lebih tidak kecil dari 150 derajat celsius)
serta tekanan ekstrem (1500 bar), akan mengalami suatu perubahan fisika dan
atau kimia yang lebih besar. Protolith bisa berupa batuan sedimen, batuan beku,
ataupun batuan metamorf lain yang lebih tua.
Batuan metamorf membentuk bagian yang sangat besar dari kerak bumi
dan diklasifikasikan berdasarkan dengan struktur. Selain itu juga dari susunan
mineral dan susunan kimianya (fasies metamorfik). Batuan varian ini
bisa kebentuk sebagai selaku, ala, menurut, mudah akibat berada di dalam
kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan sebuah tekanan yang lebih besar
dari lapisan batuan pada atasnya. Mereka bisa terbentuk dari proses tektonik
misalnya tabrakan benua, yang mengakibatkan suatu tekanan horisontal,
gesekan lalu distorsi.
Mereka juga terbentuk ketika batuan terpanaskan akibat dari intrusi dari
batuan cair dan panas yang dianggap magma dari interior bumi. 

B. Metamorfosa
Metamorfosa ialah proses rekristalisasi dimana kedalaman kerak bumi (3-
20 km) yang keseluruhannya  atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat,
yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogy baru
yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan tempertur (T)
tertentu.
Batuan sedimen ialah jenis yang mineraloginya stabil disekitar permukaan
bumi yakni pada tekanan dan temperatur rendah, sedangkan batuan beku
tersusun oleh mineral yang stabil pada temperatur 700 – 1100 dengan tekanan
10.000 atmosfer, selain itu juga jenis dari batuan yang terjadi disesuaikan
dengan kondisi kimia.
Proses metamorfosa yakni suatu proses yang tidak mudah untuk
dipahami karena sulitnya menyelidiki kondisi dikedalaman dan panjangnya
waktu.Tekstur dan Struktur Batuan Metamorf Mineral dalam batuan metamorfosa
disebut mineral metamorfosa yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam
suasana padat, dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu Kristal
yang terjadi disebut blastos. Idiomorf untuk mineral metamorfosa adalah
idioblastik, sedangkan xenomorf adalah xenoblastik. Kristal yang ukurannya lebih
besar daripada massa dasarnya disebut profiroblastik.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan
digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies
metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang
besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga
terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu
tinggi.Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat
erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga
mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.Tekstur
merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan
orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf 

C. Genesa Batuan Metamorf


Batuan metamorf kebentuk berdasarkan pengaruh oleh adanya
perubahan suhu (T) dan tekanan (P) yang meningkat atau keduanya, akibat dari
meningkatnya faktor tersebut maka keadaan suatu batuan akan terubahkan.
Batuan asal yang termetamorfosa bisa berasal dari seluruh jenis batuan seperti
batuan sedimen dan batuan beku.

Sumber : Ansyari, 2013


Foto 2
Pengaruh Suhu dan Tekanan

Ketika batuan asal termalihkan atau terubahkan oleh faktor suhu dan
tekanan maka akan terubahkannya struktur fisik dan kimianya bahkan
terubahkannya susunan kristal pembentuk mineral pada batuan asal sehingga
dapat diartikan bahwa batuan metamorf terbentuk dari hasil ubahan batuan asal
menjadi batuan baru yang memiliki struktur fisik dan kimia yang baru akibat
pengaruh suhu dan tekanan.

D. Mineral Penyusun Batuan Metamorf


Pada dasarnya, mineral penyusun batuan metamorf mempunya
kandungan penyusun yang relative sama dengan komposisi mineral batuan
asalnya walaupun terdapat sedikit perbedaan strukturnya, adapun mineral-
mineral tersebut meliputi Kuarsa, albit, orthoklas, biotit, hornblende, kalsit dan
dolomit.
Dari beberapa jenis mineral pada batuan metamorf yang hampIr sama
dengan komposisi mineral pada batuan asalnya, batuan metamorf juga memilki
mineral yang hanya dimiliki batuan metamorf diantaranya sebagai berikut :
1. Kandungan mineral pada metamorf regional
- Silimanit
- Kyanit
- Andalusit
- Staurolit
- Talk
2. Kandungan mineral pada metamorf Thermal
- Garnet
- Korundum
- Grafit
- Wollastonit
3. Kandungan mineral pada metamorf Kimiawi
- Epidot
- Chlorit
- Wollastonit

E. Klasifikasi Batuan Metamorf


Klasifikasi batuan metamorf secara umum dibagi menjadi dua yaitu
metamorf thermal dan metamorf regional diantaranya sebagai berikut :
1. Metamorf Lokal
Metamorf Lokal terbagi menadi dua diantaranya sebagai berkut :
a) Kontak thermal yang dipaengaruhi oleh beberapa faktor berikut
diantaranya yaitu komposisi magma dan batuan samping instrusi
serta keterlibatan sifat kimia.
b) Katalistik yang merupakan penggerusan secara mekanik akibat
factor penekanan secara kompresional baik dengan tegak atau
mendatar.
2. Metamorf Regional
Metamorf regional terbagi menajdi dua jenis yaitu sebagai berikut :
a) Metamorf dynamo thermal yang memiliki temperature tinggi sehingga
berkaitan dengan faktor aktivitas orogenesa atau pembentukan
gunung api dan lipatan.

Sumber : Nianda, 2015


Foto 3
Pengaruh Orogenesa

b) Metamorf beban dipengaruhi oleh proses pembebanan sesuatu masa


sedimentasi dengan ketebalan yang signifikan pada suatu cekungan
yang relative luas sehingga menimbulkan gaya besar searah grafitasi.

Jika batuan metamorf didasarkan pada perubahan fisik, maka


diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
a) Batuan metamorf thermal
Batuan metamorf thermal merupakan batuan metamorf yang
terbentuk karena pengaruh temperature yang lebih mendominasi dari
pada tekanan yang ada sehingga memiliki temperature sekitar 400 -
800˚C, adapun contoh batuan yang terbentuk dari hasil metamorf
thermal ini yaitu Hornflens
b) Batuan metamorf dynamo
Batuan metamorf dynamo merupakan kebalikan dari proses
pembentukan batuan metamorf thermal dimana tekanan dalam
proses pembentukan lebih mendominasi dari pada suhu pada
tekanan tersebu sehingga contoh dari hasil pembentukan ini yiatu
Gneiss
c) Batuan metamorf regional
Batuan metamorf regional merupakan batuan metamorf yang dalam
proses keterbentukannya mempunyai suhu dan tekanan yang sama
mendominasi atau seimbang sehingga contoh dari produk jenis ini
yaitu batuan metamorf sekis mika.
F. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur batuan metamorf memilki keberagaman yang cukup beragam
sehingga memiliki istilah-istilah yang melekat dan menjadi penamaan pada suatu
tekstur tertentu diantaranya sebagai berikut :
1. Lepidoblastik
Keadaan tektur batuan metamorf yang memperlihatkan orientasi yang
dibentuk oleh kesejajaran mineral pipih seperti mika atau klorit
2. Nematoblastik
Keadaan tektur batuan metamorf yang memperlihatkan orientasi yang
dibentuk oleh kesejajaran mineral tabular, prismatic, meniang dan lainnya
seperti Silimanit piroksen, amfibol dan lainnya.
3. Granoblastik
Keadaan tektur batuan metamorf yang memperlihatkan orientasi yang
dibentuk oleh kesejajaran mineral berbutir dengan dimensi yang sama
(equigranular).

Sumber : Nianda, 2015


Foto 4
Tekstur Batuan Metamorf
Dari tekstur pada batuan beku yang biasanya sering dijumpai pada
batuan metamorf. Batuan metamorf memiliki tekstur khusus pada batuannya
yaitu sebagai berikut :
1. Porifoblastik
Memperlihatkan adanya butir kristal yang besar pada suatu masa dasar
yang terdiri dari berbagai jenis kristal yang lenih halus.
2. Blastoporfiritik
Memperlihatkan adanya tekstur sisa dari batuan sebelumnya.
3. Idioblast
Suatu tekstur yang memperlihatkan adanya butir kristal euhedral akibat
dari suatu proses metamorfosa
4. Xenoblast
Suatu tekstur yang memperlihatkan adanya butir kristal anhedral akibat
dari suatu proses metamorfosa.
5. Sub-Idoiblast
Suatu tekstur yang memperlihatkan adanya butir kristal subhedral akibat
dari suatu proses metamorfosa.

G. Struktur Batuan Metamorf


Struktur pada batuan metamorf secara umum dibaedakan menjadi dua
jenis yaitu sebagai berikut :
1. Foliasi
Foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan guratan mineral-mineral
pipih penyusun pada batuan metamorf tersebut akibat dari proses
metamorisme.

Sumber : Nianda 2015


Foto 5
Struktur Foliasi Batuan Metamorf

2. Nonfoliasi
Nonfoliasi merupakan keadaan struktur yang memperlihatkan mineral
equdimensional terdiri dari butiran yang dijumpai pada batuan metamorf
hornflens dihasilkan dari adanya proses metamorfosa thermal

Sumber : Nianda, 2015


Foto 6
Struktur NonFoliasi Batuan Metamorf
KESIMPULAN

Batuan metemorf merupakan batuan yang terbentuk akibat dari proses


metamorfisme batuan asalnya yaitu merubahan suhu dan tekanan yang
meningkat sehingga menyebabkan kondisi truktur fisik dan kimi yang ikut
terubahkan menjadi batuan dengan komposisi fisik dan kimia yang baru.
Komposisi pada batu nmetamorf memiliki kesamaan dengan batuan
asalnya baik batuan sedimen atau batuan beku seperti silimanit, garnet, epidot
dan mineral penyusun lainnya. Klasifikasi batuan metamorf umumnya terbagi
menjadi dua yaitu batuan metamorf lokal yang di akibatkan kontak thermal dan
katalistik serta batuan metamorf regional yang dipengaruhi suhu berlebih akibat
proses orogenesa dan tekanan berlebih akibat pembebanan endapan sedimen
pada cekungan dipermukaan.
Tekstur pada batuan metamorf terbagi menjadi tekstur yang meliputi
Lepidoblastik. Nematoblastik dan Granoblastik Serta tekstur khusus batuan
metamorf yang meliputi Pirofoblastik, blastoporfiritik, Idioblsatik, Xenoblast, Sob-
idioblast. Struktur batuan metamorf meliputi Foliasi yang menampakan adanya
guratan mineral pipih dan Nonfoliasi yang menampakan mineral
equidimensional.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ansyari, Isya. 2013. ”Batuan; Beku, Sedimen, Metamorf”.


http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/batuan-beku-sedimenmetamorf.
html. Diakses tanggal 2 Desember 2019 pukul 14.00 WIB

2. Nianda, Dail 2015. “Geologi Batuan”. http://dailoxxa.blogspot.co.id/2015/


06/geologi-batuan.html. Diakses tanggal 2 Desember 2019 pukul 14.15
WIB.

3. Noviyanti, Putri. 2014. “Jenis Batuan| Batuan Beku, Sediment, Metamorf”.


http://materi-forever.blogspot.co.id/2014/01/jenis-batuan-batuan-beku-
sedimen-dan.html. Diakses tanggal 2 Desember 2019 pukul 14.40 WIB

4. Surajat ajat “Petrologi dan Pedoman Praktikum, jurusan teknik geologi


universitas pakuan bogor.

Anda mungkin juga menyukai