PENGEMBANGAN KURIKULUM
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
1. ANALIA (2023021019 )
2. FAILA SOVA (2023021013 )
3. NURHALIZA (2023021010 )
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020/2021
DAFTAR ISI
A. Pengertian Kurikulum............................................................................ 1
B. KonsepDimensi Kurikulum.................................................................. 2
C. Konsep Model Kurikulum..................................................................... 4
D. Kesimpulan........................................................................................... 11
MENGANALISIS KONSEP DIMENSI DAN MODEL KONSEP
KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengertian Kurikulum
Dalam bahasa Latin, kurikulum berasal dari kata currere yang berarti
berlari (running) sebagai suatu pengalaman hidup1. Kurikulum pada hakikatnya
berasal dari istilah curir (pelari) dan curere (tempat berpacu) yang pada
mulanya digunakan dalam dunia olahraga, jadi dari kedua istilah tersebut
kurikulum memiliki arti sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish dengan tujuan memperoleh medali/penghargaan.
Kemudian, hal tersebut diadaptasi ke dalam dunia pendidikan menjadi
sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari atau ditempuh seseorang peserta
didik demi mendapatkan ijazah sebagai penghargaannya.Jadi berdasarkan
pengertian di atas, kurikulum mengandung dua hal pokok: Adanya mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan tujuan utama nya yaitu untuk
memperoleh ijazah.
1
Marsh, Colin J., Key Concept for Understanding Currculum, (Britain: Routledge, 2009), -4th ed.
2. Dr. H. Nana Sudjana
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum juga merupakan alat atau sarana
yang dirumuskan demi tercapainya tujuan pendidikan melalui proses
pengajaran.
1. R. Ibrahim (2005)
4
Ibid., hal. 6
3. S. Hamid Hasan (1988)
Ibid., hal. 6
5
6
Zainal Arifin, Konsep dan Model PengembanganKurikulum, (Bandung: RemajaRosdakarya
Offset, 2011), hal. 9
Dimensi kurikulum sebagai suatu ide biasanya dijadikan langkah
awal dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika melakukan studi
pendapat. Dari sekian banyak ide yang berkembang dalam studi pendapat
tersebut, maka akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang dianggap
paling kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai dengan visi-misi dan
tujuan pendidikan nasional. Pemilihan ide-ide tersebut pada akhirnya
akan dipilih dalam sebuah pertemuan konsultatif berdasarkan tingkat
pengambil keputusan tertinggi. Di Indonesia, pengambil keputusan yang
tertinggi adalah Menteri Pendidikan Nasional. Menteri Pendidikan
Nasional juga menjadi penentu kebijakan kurikulum yang berlaku secara
nasional. Mengingat pengaruhnya yang besar dan kuat, serta memiliki
kedudukan strategi, maka tim pengembang kurikulum biasanya akan
mengacu pada ide atau konsep kurikulum menurut menteri tersebut.
Selanjutnya, ide-ide Mendiknas Mendiknas dituangkan dalam sebuah
kebijakan umum sampai menjadi dimensi kurikulum sebagai rencana.7
c. Kurikulum sebagai Suatu Kegiatan
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam suatu
dokumen tertulis. Makna dari dimensi kurikulum ini adalah sebagai
seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
7
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), hal. 9
terlalu umum dan banyak yang tidak dimengerti oleh para pelaksana
kurikulum.8
d. Kurikulum sebagai Hasil Belajar
Kurikulum dalam dimensi ini merupakan kurikulum yang
susungguhnya terjadi di lapangan (real curriculum). Peserta didik
mungkin saja memikirkan kurikulum sebagai ide, tetapi apa yang
dialaminya merupakan kurikulum sebagai kenyataan. Antara ide dan
pengalaman mungkin sejalan, tetapi mungkin juga tidak. Banyak ahli
kurikulum yang masih mempertentangkan dimensi ini, dalam arti apakah
suatu kegiatan termasuk kurikulum atau bukan.
Meskipun demikian, banyak juga ahli kurikulum yang memandang
bahwa suatu kegiatan, aktivitas, atau proses termasuk kurikulum.
Pengertian kurikulum sebagai dimensi aktivitas memandang kurikulum
merupakan segala aktivitas dari guru dan siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah.
8
Ibid., hal. 9-10
9
Ibid., hal. 10
10
Ibid., hal. 11
Definisi kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum
sangat memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh siswa agar sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dan yang menjadi tujuan dari
kurikulum tersebut.
f. Kurikulum sebagai Suatu Sistem
Sebagai suatu disiplin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep,
prinsip, prosedur, asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari
oleh pakar kurikulum, peneliti kurikulum, guru atau calon guru, kepala
sekolah, pengawas, atau tenaga kependidikan lainnya yang ingin
mempelajari tentang kurikulum. Semua peserta didik dari berbagai
jenjang pendidikan wajib mempelajari tentang kurikulum. Tujuan
kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu adalah untuk mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.11
Empat aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan
praktik pendidikan yang berbeda. Model konsep kurikulum dari teori
pendidikan klasik disebut kurikulum akademis, pendidikan pribadi disebut
kurikulum humanistik, teknologi pendidikan disebut kurikulum teknologis, dan
dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekostruksi sosial.
11
Ibid., hal. 11-12
1. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.Murid-murid belajar
bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan mengingatnya.
2. Studi yang bersifat integratif
Pengorganisasian tema-tema berdasarkan fenomena-fenomena alam,
proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka,
dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (kurikulum
terintegrasi). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:
Tetapkan tema-tema yang membentuk kesatuan kesatuan.
Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
Menyatuka berbagai cara / metode belajar.
3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
Ciri-ciri subjek subjek akademis:
Bertujuan untuk memberikan ide pengetahuan yang solid serta melatih
para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan
inkuiri.
Materi / ide-ide yang diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi
oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses berikut: konsep utama
disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai
masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara penyusunannya.
b. Kurikulum Humanistik
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi
(persoznalized educationi) yaitu John Dewey dan JJ Rousseau. Konsep ini
lebih mengutamakan siswa yang merupakan subjek yang menjadi pusat utama
kegiatan pendidikan. Selain itu, pendidik humanis lebih juga berpegang pada
konsep Gestalt, bahwa seorang anak merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan
saja dari segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi,
sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).Ada tiga aliran yang termasuk dalam
pendidikan humanistik, yaitu:
1. Pendidikan Konfluen, menekankan keutuhan pribadi, individu harus
merespons secara utuh (baik segi pikiran, perasaan, maupun tindakan),
terhadap kesaruan yang menyeluruh dari lingkungan.
2. Kritikisme Radikal, pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak
menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.
3. Mistikisme Modern, yaitu perasaan yang menekankan latihan dan
pengembangan kepekaan, kehalusan budi pekerti, melalui pelatihan
kepekaan, yoga, meditasi, dan sebagainya.
d. Kurikulum Teknologis
Perkembangan teknologi pada abad ini sangat pesat. Perkembangan
teknologi tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang
12
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar PengembanganKurikulumSekolah, (Yogyakarta: BPFE,
2008), hal. 9-11
pendidikan. Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan bidang
pendidikan dibagi dalam dua bentuk, yaitu:
1. Perangkat lunak (software) atau disebut juga teknologi sistem (system
technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan pada penggunaan alat-alat
teknologis yang menunjang efisiensi dan kewenangan pendidikan.
2. Perangkat keras (hardware) atau sering disebut juga teknologi alat (tools
technology). Pada bentuk ini, lebih menekankan pada penyusuna program
atau rencana pembelajaran dengan menggunakan sistem pendekatan.