Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENGANTAR

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan Pendidikan adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM), dengan adanya pendidikan maka diharapkan akan dapat mengubah sistem
kehidupan dan hidup setiap manusia. hal ini sejalan dengan pendapat Muslim (2015) yang mengatakan
“Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas karena dengan
pendidikan manusia dapat mewujudkan potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga
masyarakat.” Seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Sobri & Moerdiyanto,
2014) tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa “Pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”. Salah satu bagian dari pendidikan itu adalah matematika.
Matematika adalah mata pelajaran yang diampu oleh peserta didik disetiap jenjang sekolah.
Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Sari, Elniati &
Fauzan, 2014) yaitu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3)
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang pendekatan
matematika, menyelesaikan pendekatan, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4)
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Pemecahan masalah matematika ini sangat berhubungan
dengan permasalahan matematika. Karena bagaimana kita dapat memecahkan masalah jika tidak tau
apa permasalahnnya sendiri.
Permasalahan matematika sangat sering dijumpai dikehidupan sehari-hari. Bukan hanya terjadi
di sekolah saja. Namun dikehidupan manapun matematika dengan permasalahannya selalu dihadapkan
dengan setiap langkah seseorang. Untuk itu pada kesempatan ini akan dijelakan apa saja permasalahan
yang sering dihadapi oleh siswa ketika belajar matematika melalui jurnal-jurnal yang akan direview
dan nantinya dapat menarik kesimpulan dari apa yang ada dalam jurnal tersebut. Tempat untuk
menuangkan permasalahan tersebut dinamakan Critical Journal Review atau sering disingkan dengan
CJR.
CJR atau Critical Journal Review adalah salah satu tugas setiap mahasiswa dimana setiap
mahasiswa diwajibkan untuk dapat me-Review sebuah jurnal mulai dari meringkas jurnal, menilai apa
kelemahan dan kelebihan jurnal itu sehingga dapat kemudian disimpulkan dari permasalahan tersebut
akan didapat sebuah pemecahan masalah yang diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa dan
mengurangi kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika.

1
1.2. Tujuan
Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi tujuan CJR ini adalah
untuk:
a. Memenuhi tugas matakuliah Permasalahan Pembelajaran Matematika Masa Kini.
b. Mengajak mahasiswa untuk lebih dapat berpikir kritis dalam me-Review jurnal.
c. Sebagai bahan acuan atau pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat menulis jurnal nantinya.

1.3. Manfaat
a. Untuk membiasakan mahasiswa membaca isi jurnal karena mahasiswa membedah isi jurnal dan
mengkritik nya.
b. Untuk menambah wawasan mahasiswa karena banyak membaca isi jurnal.

2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

2.1. Jurnal I

2.2. Jurnal II
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak kesulitan siswa yang dominan dan faktor-
faktor kesulitan yang dialami siswa SMA dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
94 siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta yang berasal dari tiga sekolah dengan kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan stratified proportional random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumen, tes, dan wawancara. Analisis
data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
yang memberikan gambaran mengenai letak dan faktor kesulitan siswa.
Penelitian dilaksanakan di 3 SMA Negeri kelas XII IPA di Kota Yogyakarta, yaitu SMA Negeri
2 Yogyakarta, SMA Negeri 4 Yogyakarta, dan SMA Negeri 6 Yogyakarta. Adapun waktu penelitian
pada bulan April – Mei tahun ajaran 2013/2014. Karena populasi besar, maka dilakukan pengambilan
sampel agar dapat mewakili populasi. Dari 11 sekolah Negeri di Kota Yogyakarta, terdapat 5 sekolah
yang berada pada kategori tinggi, 4 sekolah pada kategori sedang, dan 2 sekolah yang berada pada
kategori rendah. Jumlah sampel yang akan dipilih sebanyak 3 sekolah, yaitu 1 sekolah pada kategori
tinggi, 1 sekolah pada kategori sedang, dan 1 sekolah pada kategori rendah. Dari ketiga sekolah
tersebut terdapat 94 siswa secara keseluruhan yang akan diberikan tes kemampuan pemecahan
masalahnya.
Tes yang diberikan berupa soal matematika pada kompetensi pemecahan masalah. Soal yang
diberikan dikemas dalam bentuk esai agar mudah merekam hasil kerja siswa dalam memecahkan
masalah matematika. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel untuk masing-masing 5 siswa dari
setiap sekolah yang dipilih untuk tahap wawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada
subjek penelitian yang difokuskan pada: (1) informasi yang diketahui dalam soal, (2) pertanyaan yang
dimaksud dalam soal, (3) langkah-langkah memecahkan soal matematika, dan (4) alasan menggunakan
langkah penyelesaian soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan matematika siswa terletak pada kesulitan
mengingat fakta 1,77%, kesulitan memahami fakta 3,54%, kesulitan menerapkan fakta 3,54%,
kesulitan menganalisis fakta 10,18%, kesulitan mengingat konsep 1,33%, kesulitan memahami konsep
13,27%, kesulitan menerap-kan konsep 11,95%, kesulitan menganalisis konsep 4,42%, kesulitan
memahami prosedur 7,52%, kesulitan menerapkan prosedur 15,49%, kesulitan menganalisis prosedur
16,37%, kesulitan mengingat konsep visual-spasial 1,33%, kesulitan memahami visual-spasial 3,54%,
kesulitan menerapakan visual-spasial 3,10%, dan kesulitan menganalisis visualspasial 2,65%. Faktor-
faktor kesulitan yang dialami siswa SMA dalam memecahkan masalah matematika kelas XII program
IPA yakni: siswa kurang teliti, tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, lupa, kurang waktu untuk
mengerjakan soal, cepat menyerah, terkecoh, dan cemas.

3
Secara keseluruhan, permasalahan yang sering dialami siswa dalam memecahkan masalah
matematika adalah siswa cenderung tidak mampu membaca soal dengan baik, siswa tidak mampu
mengingat konsep atau prinsip yang harus digunakan dalam pemecahan masalah dengan baik, siswa
tidak mampu memahami permasalahan yang dihadapi sehingga siswa tidak mampu menggunakan
prosedur atau langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah matematika, siswa tidak mampu
menerapkan atau menguasai konsep dan menerapkan strategi dalam memecahkan masalah matematika,
serta siswa tidak mampu menganalisis jawaban apakah ada kekeliruan yang dilakukan siswa dalam
menjawab soal.

2.3. Jurnal III


Jurnal ini mendeskripsikan tingkat dan letak kesulitan belajar matematika siswa pada aspek
kognitif dan kategorisasi masalah belajar matematika siswa pada aspek afektif dalam menghadapi
Ujian Nasional tahun pelajaran 2013/2014 SMA di Kota Baubau. Penelitian ini menggunakan
penelitian dengan metode survei. Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran (tes
diagnostik), kuisioner, dan wawancara.
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA yang ada di Kota Baubau Provinsi Sulawesi
Tenggara. Waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi dilaksanakan pada bulan Februari
sampai dengan bulan April 2014. Penelitian ini dilakukan sebelum Ujian Nasional 2013/2014 yakni
pada tanggal 13 Februari-1 April 2014. Ukuran sampelnya adalah sebanyak 346 siswa dengan
menggunakan teknik stratified proportional random sampling peneliti memilih 3 sekolah pada masing-
masing tingkatan yang dikategorikan tinggi, sedang, dan rendah pada hasil Ujian Nasional pada mata
pelajaran matematika tahun 2012/2013. Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik pengukuran (tes diagnostik yang berupa soal-soal Ujian Nasional tahun pelajaran
2012/2013 yang dimodifikasi oleh peneliti dengan jumlah 10 butir soal), kuisioner, dan wawancara.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesulitan belajar matematika yang dialami oleh
siswa untuk menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional berada pada kategori sedang; letak kesulitan
belajar matematika siswa pada aspek kognitif dalam menyelesaikan soal-soal Ujian Nasional dilihat
dari segi pengetahuan faktual dengan persentase interval kesulitan sebesar 37,88% < P < 41,14%, segi
pengetahuan konseptual dengan persentase interval kesulitan sebesar 62,51% < P < 65,70%, dan segi
pengetahuan prosedural dengan persentase interval kesulitan sebesar 72,06% < P < 75,00%; dan
kategorisasi masalah belajar matematika siswa pada kategori aspek afektif dalam menghadapi Ujian
Nasional tahun pelajaran 2013/2014 SMA di Kota Baubau secara umum berada pada kategori rendah.
Permasalahan dalam jurnal ini yaitu (1)siswa tidak dapat memahami apa yang diketahui oleh
soal, siswa tidak mampu menganalisis apa yang ditanyakan oleh soal, (2) siswa tidak mampu
mengingat konsep-konsep yang dibutuhkan soal untuk mnyelesaikan setiap nomor soal, siswa tidak
mampu memahami konsep-konsep lain yang terkait di dalam soal, (3) siswa tidak mampu mengingat
cara menggunakan pengetahuan konseptual yang telah diketahuinya, siswa tidak memahami
pengetahuan faktual dan pengetahuan konseptual, yang artinya siswa hanya asal menjawab,
pengetahuan konseptual diketahuinya, tetapi kebanyakan siswa yang salah menjawab tidak mampu
mengaplikasikan dengan baik, siswa terlalu terburu-buru dalam menyelesaikan soal atau tidak ada

4
analisis kembali dalam pengerjaan soal sehingga jawaban akhir atau penyimpulan adakalanya jawaban
mereka salah.

2.4. Jurnal IV
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menelaah secara mendalam tentang kemampuan
berpikir kritis matematis yang dipengaruhi kepercayaan diri siswa SMA. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SMA di Kota Bandung dan sampelnya sebanyak 27 orang yang ditetapkan dengan teknik
purposif sampling pada salah satu SMA di Kota Bandung.
Instrument dalam penelitian ini menggunakan tes dan non tes. Instrument tes tersebut didasarkan
pada penilaian karakteristik yang baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis, sedangkan
instrument non tes didasarkan pada penilaian karakteristik yang baik terhadap kepercayaan diri siswa.
Tes kemampuan berpikir kritis matematis sebanyak 6 butir soal dan skala kepercayaan diri siswa
sebanyak 33 skala pernyataan.
Berdasarkan hasil uji linearitas antara kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis matematis
mahasiswa, terlihat bahwa terdapat hubungan yang linear. Hal ini dikarenakan nilai Sig. dari Deviation
from Linearity menghasilkan nilai 0,059, ( Sig.> α = 5 %). Selain itu tingkat linearitas antara
kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis tergolong kuat (Sig. = 0,000).
Berdasarkan pengujian regresi pada Tabel 2, didapat nilai Sig. sebesar 0,000 yang mengakibatkan
bahwa kepercayaan diri siswa secara signifikan memberikan pengaruh yang positif terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada taraf signifikansi 5%. Selain itu besarnya koefisien
korelasi adalah 0,863 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,746. Hal ini dapat diartikan bahwa
kemampuan berpikir kritis matematis siswa dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sebesar 74,6%
sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar kepercayaan diri siswa.
Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa, kemampuan berpikir kritis matematis siswa
SMA dipengaruhi positif oleh kepercayaan dirinya sebesar 74,6%, sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh
faktor selain kepercayaan diri siswa. Dari hasil analisis data hasil penelitian terlihat bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara kepercayaan diri terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa,
penyebab terjadinya pengaruh positif tersebut diantaranya: (1) siswa yang memiliki sikap kepercayaan
diri dalam matematika cenderung lebih berani dalam mengambil langkah penyelesaian soal, di luar
prosedur pada umumnya. (2) siswa yang memiliki kepercayaan diri dalam matematika cenderung
memiliki ide yang banyak dalam penyelesaian soal atau memiliki lebih dari satu cara dalam
menyelesaikan soal.
Masalah yang tercantum dalam jurnal ini adalah adanya pengaruh antara kepercayaan diri sisw
aterhadap kemampuan berpikir Kritis matematis siswa. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa apabila
kepercayaan diri siswa bernilai 0 (nol), maka kemampuan berpikir kritis matematis siswa bernilai –
7,702. Selain itu terlihat pula bahwa koefisien dari kepercayaan diri siswa bernilai positif artinya
terdapat pengaruh yang positif antara kepercayaan diri terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki siswa, maka
akan semakin tinggi pula kemampuan berpikir kritis matematis siswa tersebut. Jurnal ini menyiratkan

5
kepercayaan diri siswa juga menjadi faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya hasil pembelajaran
matematika siswa.

2.5. Jurnal V
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah pembelajaran
berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa sebagai akibat dari pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini adalah
kuasi eksperimen yang menerapkan dua pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di salah satu SMK di
Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dan diperoleh dua kelas
sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan
masalah matematis.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika mengerjakan soal-soal kemampuan
pemecahan masalah matematis: (1) Siswa melakukan kesalahan karena kurang cermat dalam
memahami konsep, sehingga salah dalam menuliskan rumus. siswa melakukan kesalahan yang
diakibatkan karena kurang menguasai teknik berhitung. (2) Terjadi kesalahan siswa dalam memahami
soal. Siswa sudah benar dalam menuliskan konsep. (3) siswa melakukan kesalahan keterampilan
proses. Siswa salah dalam melakukan perhitungan perkalian, Hal tersebut diakibatkan karena siswa
tergesa-gesa dalam melakukan perhitungan. (4) siswa melakukan kesalahan dalam memahami soal.
Hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa
yang mendapat pembelajaran konvensional, (2) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah
kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat, kesalahan mentransformasikan informasi, kesalahan
keterampilan proses, dan kesalahan memahami soal.

BAB III
KEUNGGULAN ARTIKEL ILMIAH ATAU JURNAL

3.1. Kemutakhiran masalah


a. Jurnal I
b. Jurnal II
Jurnal ini sudah cukup mutakhir karena pembahasannya merupakan masalah yang memang
kerapkali terjadi pada siswa dalam memecahkan masalah matematika. Jurnal ini juga
memberikan data-data pendukung berupa tabel presentasi hasil jawaban atau respon siswa

6
dalam memecahkan soal matematika. Dan penjelasan tabel tersebut juga dijelaskan secara
lengkap baik antar sekolah maupun pembahasan mengenai kesalahan yang terjadi pada masing-
masing soal. Sehingga dari hasil penelitian tersebut didapat factor-faktor yang menyebabkan
kesalahan tersebut sering terjadi pada siswa.
c. Jurnal III
Jurnal ini sudah mutakhir dikarenakan penelitian dilakukan pada jurnal ini merupakan
penelitian umum yaitu seperti kesulitan belajar matematika siswa pada aspek kognitif dan
afektif. Hal ini merupakan pembahasan umum yang sangat penting dan diperhatikan dalam
bidang pendidikan. Data pendukung dari jurnal ini sangat baik, karna memberikan foto hasil
jawaban siswa pada pengetahuan factual maupun prosedural. Jurnal ini juga memaparkan hasil
penelitian yang dilakukan dalam bentuk tabel seperti contohnya pada tabel rekapitulasi analisis
butir 10 nomor soal yang dikerjakan oleh siswa.
d. Jurnal IV
Permasalahan yang dibahas pada jurnal ke-empat sudah cukup mutakhir. Dilihat dari
pembahasannya penelitian yang seperti ini mungkin jarang dilakukan oleh peneliti. Karena
kemungkinan mungkin orang berpikir hal seperti kepercayaan siswa ini tidak berpengaruh
terutama dalam pemecahan masalah matematis. Dan data-data pendukung yang diberikan oleh
peneliti pada jurnal ini lumayan lengkap, seperti adanya dokumentasi atau foto jawaban soal
yang dikerjakan oleh siswa.
e. Jurnal V
Pembahasan pada jurnal ini lebih menekankan kepada upaya dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis melalui pembelajaran berbasis masalah. Dimana sudah
dijelaskan pada jurnal-jurnal yang sebelumnya mengenai kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi pada siswa dalam memecahkan permasalahan matematis. Kemutahiran pada jurnal ini
sudah cukup baik. Dapat dilihat dari beberapa data pendukungnya seperti dokumentasi atau foto
hasil pengerjaan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

3.2. Teori yang mendasari penelitian


a. Jurnal I
b. Jurnal II
Hal yang melatarbelakangi jurnal ini adalah mengingat mengenai tujuan pembelajaran
matematika dan pentingnya pemecahan masalah dalam mengembangkan pengetahuan
matematika. Namun pada kenyataannya prestasi belajar matematika siswa masih jauh dari
harapan. Keberhasilan siswa yang kurang optimal dalam mencapai hasil belajar dimungkinkan
karena terdapat kesulitan belajar dalam diri siswa..
c. Jurnal III
Penelitian ini mencoba melihat kemampuan siswa sebelum menghadapi Ujian Nasional,
menganalisis kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi para siswa tersebut, menganalisis
kesalahan-kesalahan apa yang dilakukan dalam mengerjakan soalsoal Ujian Nasional.
Kemudian ditelaah dan diberikan sosuli terbaik untuk guru agar dapat diatasi tingkat prestasi
belajar matematika siswa menjadi meningkat.

7
d. Jurnal IV
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis masih cenderung rendah. hal
ini dikarenakan siswa masih cenderung belum berhasil menjawab dengan benar dari
permasalahan soal-soal non rutin yang diberikan. Dalam mengembangkan kemampuan
matematika khususnya kemampuan berpikir kritis, seorang peserta didik harus memiliki sikap
yakin dan percaya akan kemampuan sendiri. Salah satu sikap dalam memecahkan
permasalahannya tersebut yaitu kepercayaan diri.
e. Jurnal V
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa belum sesuai dengan yang diharapkan.

3.3. Kohesi dan koherensi isi penelitian


a. Jurnal I
b. Jurnal II
Pada jurnal ini kohesi dan koherensinya sangat baik. Pembahasan pada penelitian juga
menjelaskan secara terstruktur mulai dari latarbelakang penelitian ini dilakukan hingga
penjelasan pada pembahasan jurnal ini. Kesinambungan dari setiap paragraph juga sangat baik
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini.
c. Jurnal III
Dari jurnal ini kohesinya sudah cukup baik dan materi yang disajikan juga sangat jelas.
Penelitian ini banyak memberikan penjelasan pada masing-masing aspek. Dan keterkaitan
pembahasannya sangat baik, bahkan jurnal ini memberikan solusi atau tips dalam mengatasi
kesulitan yang terjadi pada siswa dalam pemecahan masalah matematika terkhusus dalam
susasana ujian nasional.
d. Jurnal IV
Pada jurnal yang ke-empat, sudah dapat dikatakan kohesi dan koherensi tentang latar belakang
dilakukannya penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan.
e. Jurnal V
Pada jurnal yang ke-lima ini paduan antar kata hingga menjadi sebuah paragraph sudah mudah
dipahami, apalagi pada bagian pendahuluan sudah diberikan penjelasan yang sangat detail baik
itu mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa maupun mengenai
pembelajaran berbasis masalah.

3.4. Originalitas temuan


a. Jurnal I
Pada jurnal yang pertama ini terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas penelitian
bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian. Karena pada penelitian
itu dimuat ada 4 indikator permasalahan yang dilakukan oleh siswa dan akan diteliti lagi berapa
persentase tiap jenis kesalahan.
b. Jurnal II

8
Jurnal ini telah melampirkan data-data maupun penjelasan dengan baik mulai dari sekolah
tempat penelitian, waktu penelitian bahkan sampel penelitian yang memenuhi standar untuk
melakukan penelitian. Dan bisa dikatakan keoriginalitas penelitian ini sangat baik.
c. Jurnal III
Penelitian pada jurnal ini sudah sesuai dengan perkembangan yang ada dibidang pendidikan
terkhusus matematika. Karena kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pemecahan
masalah matematika dalam kegiatan ujian nasional masih rendah dimana dapat dilihat dari hasil
ujian.
d. Jurnal IV
Pada jurnal yang ke-empat ini sudah terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas
penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian.
e. Jurnal V
Pada jurnal yang kelima sudah terlampir data-data yang cukup sehingga keoriginalitas
penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian.

BAB IV
KELEMAHAN ARTIKEL ILMIAH ATAU JURNAL

4.1. Kemutakhiran masalah


a. Jurnal I
Pada jurnal yang pertama tidak ada saya temukan kelemahan dalam jurna ini karena sudah
memuat hal-hal yang perlu dan sangat penting untuk dibahas saat ini.
b. Jurnal II
Pada jurnal ini tidak ada memberikan solusi atas permasalahan yang sering dialami siswa yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini mungkin juga dikarenakan penelitian lebih berfokus
dalam meneliti mengenai kesalahan-kesalahan apa saja yang sering terjadi pada siswa dalam
pemecahan masalah matematika. Jurnal ini juga tidak memberikan data pendukung berupa
dokumentasi atau bukti foto dari jawaban siswa dalam mengerjakan tes atau soal-soal yang
diberikan oleh peneliti.
c. Jurnal III
Ketidakmutakhiran dalam jurnal ini yaitu dari sisi pembahasannya dimana pada masa sekarang
ini dapat kita lihat kemungkinan bahwa pelaksanaan ujian nasional yang ditiadakan. Jadi jurnal
ini untuk masa sekarang tergolong tidak kekinian. Walaupun memang karna penelitian ini
dilakukan pada tahun dimana UN masih dilaksanakan seperti biasanya.
d. Jurnal IV
Pada jurnal ke-empat ini masalah yang dibahas agak sedikit rumit, terutama mengenai
penejelasan lengkap soal tes yang diberikan sebagai acuan terhadap hubungannya dengan
kepercayaan siswa. untuk data pendukungnya tidak terdapat kelemahan atau kekurangan.

9
e. Jurnal V
Pada jurnal yang kelima hasil penelitian yang didapat lebih mengarah kepada perbandingan
antara pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah
dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Padahal dari judul dan latar belakang
menggambarkan upaya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masala matematis.

4.2. Teori yang mendasari penelitian


a. Jurnal I
b. Jurnal II
Teori yang mendasari penelitian pada jurnal ini sudah baik seperti yang dijelaskan pada
keunggulan jurnal di BAB sebelumnya. Hanya saja pada penelitian ini diperoleh hasil mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika, tetapi tidak ada diberikan penjelasan kenapa faktor-faktor bisa atau sering terjadi
pada siswa.
c. Jurnal III
Teori yang mendasari penelitian pada jurnal ini sudah cukup baik, karna juga pada jurnal ini
diberikan beberapa solusi. Hanya saja untuk masa sekarang ini permasalahan dalam kegiatan
ujian nasional tidak lagi menjadi topik bahasan utama dalam pendidikan.
d. Jurnal IV
Pada jurnal ke-empat tidak ada kelemahan dibagian teori penelitian. Karena dibagian
pendahuluan dan isi pada jurnal ini sangat didukung oleh teori yang ada dalam jurnal ini.
e. Jurnal V
Tidak terdapat kelemahan pada jurnal di aspek teori yang mendasari penelitian. Karena
memang latarbelakang penelitian ini sudah sangat baik dan sesuai dengan permasalahan yang
sering terjadi saat ini pada proses pembelajaran matematika di sekolah.

4.3. Kohesi dan koherensi isi penelitian


a. Jurnal I
b. Jurnal II
Pada jurnal ini hampir tidak memiliki kekurangan karena keterkaitan materi yang dijelaskan
pada jurnal ini sudah cukup baik.
c. Jurnal III
Kekurangan kohesi dan koherensi pada jurnal ini juga tiak ada. Karena kalimat pada paragraph
cukup kohesi dan koherensi. Pada kalimat-kalimatnya penulis menjelaskan istililah atau kalimat
asing, sehingga pembaca mudah untuk memahami kalimat didalam jurnal ini.
d. Jurnal IV
Pada jurnal yang ke-empat, kohesi dan koherensi kalimat dan pembahasannya masih kurang
baik. Karena masih banyak terdapat bahasa atau kata yang tidak biasa dan perlu penjelasan
lebih agar mudah dipahami pembaca, tetapi penjelesan tersebut tidak dipaparkan oleh peneliti
baik dalam pendahuluan maupun pembahasan.
e. Jurnal V

10
Menurut penyaji makalah kelemahannya yaitu ketidakterkaitan judul jurnal dan penelitian yang
dilakukan, sehingga kesimpulan yang didapat masih kurang sesuai dengan tujuan penelitian.

4.4. Originalitas temuan


a. Jurnal I

b. Jurnal II
Dari segi temuan bisa dilihat bahwa tidak ada kelemahan atau kekurangan terhadap penelitian
ini. Karena memang hasil penelitian ini sesuai dengan fakta lapangan yang sering terjadi saat
ini, dan data-data pendukung yang diberikan pada penelitian juga sudah cukup jelas dan akurat.
c. Jurnal III
Dari segi temuan bisa dilihat tidak ada kelemahan atau kekurangan terhadap penelitian ini.
Dapat dilihat dari data-data pendukung yang diberikan yang cukup lengkap dan jelas.
d. Jurnal IV
Pada jurnal yang ke-empat ini sudah terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas
penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian.
e. Jurnal V
Pada jurnal yang ke-lima ini terlampir data pendukung yang cukup akurat sehingga
keoriginalitas penelitian bisa dikatakan baik. Akan tetapi pada jurnal ini tidak tertera jadwal
penelitian, waktu penelitian.

BAB V
IMPLIKASI

5.1. Implikasi terhadap teori/konsep


Pembelajaran matematika adalah suatu proses pembelajaran yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa yang berkaitan dengan matematika. Proses pembelajaran ini mencakup

11
konsep-konsep atau struktur-struktur matematika dalam bahasan yang dipelajari. Tujuan pembelajaran
matematika tersebut adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik sehingga lebih
mampu berpikir logis, kristis dan sistematis. Dalam proses pembelajaran matematika itu sendiri,
banyak sekali permasalahn yang sering ditemui. Baik itu dari faktor pendidiknya maupun dari faktor
peserta didik.
Berdasarkan jurnal yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa masalah teridentifikasi
yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar matematika, diantaranya adalah :
a) Siswa tidak menyenangi pembelajaran matematika yang cenderung membosankan dan
rendahnya minat belajar siswa
b) Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika
c) Rendahnya prestasi matematika siswa
d) Kemampuan siswa, khususnya dalam pemecahan masalah matematika masih memerlukan
perhatian khusus
e) Strategi pembelajaran yang salah yang digunakan pendidik
f) Kurangnya partisipasi pendidik terhadap penyesuaian dengan kurikulum yang ada
Permasalahan-permasalahan yang telah didpaparkan diatas, berkaitan dengan standar proses
pembelajaran matematika seperti pemecahan soal, pemahaman dan bukti, komunikasi,penyajian serta
hubungan. Dalam 5 standar proses pembelajaran matematika ini dipaparkan target atau capaian yang
seharusnya dimiliki oleh siswa. Namun kenyataannya, di Indonesia sendiri masih banyak siswa yang
belum mencapai standar proses pembelajaran matematika tersebut. Hal ini terjadi mungkin karena
prinsip-prinsip pembelajaran matematika yang belum tertanam dan terlaksana pada banyak siswa di
Indonesia.

5.2. Analisis mahasiswa


Menurut saya permasalahan yang sering terjadi seperti yang sudah dijelaskan pada implikasi
diatas, itulah sebenarnya yang harus menjadi perhatian oleh baik itu pendidik maupun peserta didik
agar Indonesia tidak mengalami ketertinggalan khususnya dalam dunia pendidikan. Jadi peserta didik
maupun pendidik harus banyak memahami faktor-faktor yang menyebabkan ketertinggalannya
pendidikan di Indonesia, dan hal tersebut harus diatasi dari dalam diri sendiri yang didasarkan oleh
kesadaran diri.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis beberapa jurnal diatas, penulis makalah menyimpulkan bahwa kelima
jurnal ini sangat baik untuk dijadikan sebagai referensi pembelajaran. Pada masing-masing jurnal juga

12
telah dipaparkan beberapa masalah teridentifikasi yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar
matematika tingkat SMP.
Dari kelima jurnal yang sudah ditelaah dan dibandingkan, setiap jurnal memiliki keunikan
masing-masing, baik dari segi bahasa yang digunakan, sistematika penulisan bahkan proses
pembahasan dan penyampaian penelitian jurnal tersebut. Terdapat jurnal yang dalam pembahasannya
materinya sangat bagus tetapi tata bahasanya masih sulit untuk dipahami. Ada juga jurnal yang tata
bahasanya, sistematika penulisannya sangat menarik tetapi pembahasannya dalam penelitian kurang
lengkap.

6.2. Saran
Berdasarkan hasil review dan telaah dari kelima jurnal yang dilakukan oleh penulis makalah,
pemakalah menyarankan agar untuk selanjutnya lebih memperhatikan kekurangan-kekurangan yang
ada pada jurnal. Sehingga, jurnal atau artikel-artikel yang terdaftar lebih banyak diminati oleh pembaca
dan dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam pembuatan makalah, skripsi atau laporan yang
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Azis dan Sugiman. (2015). ANALISIS KESULITAN KOGNITIF DAN MASALAH AFEKTIF
SISWA SMA DALAM BELAJAR MATEMATIKA MENGHADAPI UJIAN
NASIONAL. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Volu 2(2). Hal:162-174. ISSN:2477-
1503.

Sumartini, Tina Sri. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol 5920. Hal:148-158. ISSN:2086-4280.

Tias, Ayu Aji Wedaring dan Dhoriva Urwatul Wutsqa. (2015). ANALISIS KESULITAN SISWA
SMA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KELAS XII IPA DI KOTA
YOGYAKARTA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Vol 2(1). Hal:28-39. ISSN:2477-
1503.

13
Tresnawati, dkk. (2017). KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN
DIRI SISWA SMA. Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning
and Education. Vol 2(2). Hal:116-122. ISSN:2548-2297.

14

Anda mungkin juga menyukai