PNEUMONIA
I. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton &
Fugate, 1993).
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-
macam sebab seperti bakteri, virus, jamur,dan benda asing.
2. Etiologi
Lebih dari 90% pneumonia bakterial disebabkan oleh “Diplococcus
pneumoniae” (pneumo kokus), seringkali menimbulkan pneumonia lobaris.
“Staphylococcus aureus”merupakan penyebab sebanyak 1-5%, terutama
mengenai bayi dan orang tua. Pneumonia stafilokok ini lebih sering terjadi pada
penderita diabetes militus,
Penyakit berat dan sebagai superinfeksi waktu epidemi influenza. Klebsiela
spesies merupakan penyebab sebanyak 1- 5%, seringkali pada alkoholisme,
orang tua dan diabetes militus. “Hemophilus influenza” dapat menjadi penyebab
pada anak usia 6 bulan sampai 3 tahun dan orang dewasa yang menderita
penyakit paru-paru lain yang berat. “Streptococcus hemolyticus” biasanya
menyebabkan infeksi traktus respiratorius bagian atas, jarang-jarang dapat
menimbulkan pneumonia, terutama sebagai komplikasi morbili atau influenza.
Bakteri anaerob mungkin juga sebagai penyebab.
Bakteri gram negatif merupakan kuman penting pada infeksi di rumah sakit.
Seringkali terjadi pada penderita yang di intubasi trakeal dan pernapasan buatan.
Yang sering ialah Pseudomonas.
3. Manifestasi Klinik
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas
akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk
dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada
sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu
makan, dan sakit kepala.
Tanda dan Gejala berupa:
- Batuk nonproduktif
- Ingus (nasal discharge)
- Suara napas lemah
- Retraksi intercosta
- Penggunaan otot bantu nafas
- Demam
- Ronchii
- Cyanosis
- Batuk
- Sakit kepala
- Kekakuan dan nyeri otot
- Sesak nafas
- Menggigil
- Berkeringat
- Lelah
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan kulit yang lembab, mual dan
muntah, serta kekakuan sendi. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan
frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan
ronki.
4. Patofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau
kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui
darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen
(bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan
tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel
pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia)
untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung
besar kecilnya ukuran penyebab tersebut.
5. Pemeriksaan Penunjang
Sinar X
Mengidentifikasi distribusi struktural (misal:lobar,bronkial), dapat juga
menyatakan abses/infiltrat, empiema (stapilococcus), infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bakterial), atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (lebih sering
virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar X dada mungkin bersih.
GDA/Nadi oksimetri
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah
Dapat diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi
fiberoptik, atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab.
Lebih dari 1 tipe organisme ada bakteri yang umum meliputi Diplococcus
pneumonia, Stapilococcus aureus, A-hemolitik streptococcus, Haemophilus
influenza.
JDL
Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun seperti AIDS, memungkinkan berkembangnya
pneumonia bakterial.
Pemeriksaan serologi, misal: titer virus atau Legionella, aglutinin dingin
Membantu dalam membedakan diagnosa organisme khusus.
LED: Meningkat.
Pemeriksaan fungsi paru
Volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan napas
mungkin meningkat dan komplain menurun. Mungkin terjadi
perembesan/hipoksemia.
Elektrolit
Natrium dan klorida mungkin rendah.
Bilirubin: Mungkin meningkat.
Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka
Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik,
karakteristik sel raksasa ( rubeolla).
A. KONSEP KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Identitas :
- Umur : Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa
- Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besar
- Tempat tinggal: Lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar.
Riwayat Masuk
Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-
batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila
anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).
Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi
dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia.
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis
penderita
Pola kegiatan sehari-hari
- Pola makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Tanda: distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus
- Aktivitas/istirahat
Gejala: kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda: penurunan toleransi terhadap aktivitas
1. Sistem Integumen
Subyektif : -
2. Sistem Pulmonal
3. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
4. Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
6. Sistem genitourinaria
Subyektif : -
7. Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Studi Laboratorik :
- Hb : menurun/normal
- Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah,
kadar karbon darah meningkat/normal
- Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal.
Intervensi Rasional
Kaji frekuensi / kedalaman pernapasan Takipnea, pernapasan dangkal, dan
dan gerakan dada. gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dinding
dada dan/atau cairan paru.
Auskultasi area paru, catat area Penurunan aliran udara terjadi pada area
penurunan/tak ada aliran udara dan konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas
bunyi napas adventisius bronkial (normal pada bronkus) dapat
juga terjadi pada area konsolidasi.
Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada
inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons
terhadap pengumpulan cairan, sekret
kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.
Intervensi Rasional
Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap Evaluasi dan reassessment terhadap
RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan tindakan yang akan/telah diberikan
napas
Intervensi Rasional
Catat intake dan output, berat diapers untuk Evaluasi ketat kebutuhan intake dan
output output
Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu Evaluasi obyektif sederhana devisit
volume cairan
Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam Meningkatkan bersihan sal cerna,
meningkatkan nafsu makan/minum
Intervensi Rasional
Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya Selama periode waktu ini, potensial
selama awal terapi. komplikasi fatal (\hipotensi/syok)
dapat terjadi.
Acton, Sharon Enis & Fugate, Terry (1993) Pediatric Care Plans, AddisonWesley Co.
Philadelphia