Disusun oleh :
1. Aprilia Sri Nurhadi
2 Fitria Kurniawati
3. Tadya Andy T
pada suhu kamar (titik leleh asam elaidat 45oC) (Sartika, 2007).
Sumber utama asam lemak trans adalah berbagai produk pangan dari minyak nabati
yang dihidrogenasi seperti margarin, shortening, HVO (Hydrogenated
Vegetable Oil) dan produk-produk lain yang diolah menggunakan minyak yang
telah terhidrogenasi (HVO), seperti chips, sereal dan biskuit. Secara komersial
tujuan dari proses hidrogenasi adalah untuk mengurangi derajat ketidakjenuhan
asam lemak sehingga mengurangi kecepatan reaksi oksidasi, produk yang di-
hasilkan lebih jenuh/padat, memiliki daya oles prima serta tahan lama/stabil
terhadap pengaruh oksidasi (Mayes, 2003).
e. Pembentukan Asam Lemak Trans Saat Proses Menggoreng (Deep
Frying)
Kandungan asam lemak trans tertinggi pada makanan gorengan (ayam goreng
tepung, telur goreng dan tempe mendoan), produk ruminansia (daging rawon, sop
buntut dan beef burger keju), dan produk makanan jadi (menggunakan margarin
atau minyak terhidrogenasi) seperti coklat, biskuit dan crois- sant (Sartika, 2007).
Proses menggoreng dengan cara deep frying akan menyebabkan perubahan asam
lemak tidak jenuh bentuk cis menjadi bentuk trans, dan meningkatkan jumlah
asam lemak trans sebanding dengan penurunan asam lemak tidak jenuh bentuk cis
(asam oleat) (Sartika, 2007). Reaksi oksidasi yang terjadi pada asam oleat (C18:1
cis) akan menghasilkan 2 (dua) senyawa radikal intermediate, pada mana oksigen
merusak atom karbon paling ujung yaitu karbon 8, 9-, 10- dan 11-allylic
hydroperoxides.
Deep frying adalah proses menggoreng dengan cara merendam bahan makanan ke
dalam minyak goreng pa- da suhu 163-196oC. Kerusakan minyak akibat proses
penggorengan pada suhu tinggi (200-250 o C) yang merusak ikatan rangkap pada
asam lemak tidak jenuh sehingga hanya tinggal asam lemak jenuh saja. Hal tersebut
berisiko membuat kolesterol darah semakin tinggi. Selain itu, vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) juga mengalami kerusakan, sehingga fungsi
nutrisi minyak goreng jauh menurun, bahkan berpenga- ruh negatif terhadap tubuh
(Sartika, 2007).
Umumnya kerusakan oksidasi terjadi pada asam lemak tidak jenuh, tetapi bila
minyak dipanaskan pada suhu 100oC atau lebih, asam lemak jenuh pun dapat
panjang (LCFA). Suhu pemanasan yang baik adalah sekitar 95-120oC (Sartika,
2007).
a. Jalur Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol.
Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas
sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam usus halus asam lemak bebas
akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi
menjadi kolestrol ester. Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan
membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini
akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron tadi
mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel,
sehingga terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan kilomikron remnant
(Adam, 2009).
Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak
(adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil
oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika
kita membutuhkan energi dari lemak, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi.
Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (Adam, 2009).
Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan
kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi
asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen &
membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol
dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu
kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya
melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya
telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat
diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah (Adam, 2009).
b. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara
endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi
oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi
IDL(Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati
dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.LDL
akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme.LDL ini
bertugas menghantar kolesterol kedalam tubuh. HDL berasal dari hati dan usus
sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami
perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi
kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju hati.Aktifitas ini mungkin
berperan sebagai sifat antiterogenik (Adam, 2009)
BAB 2. PENUTUP
2.1 Kesimpulan
1. Karakteristik lemak pada bahan makanan terdiri dari asam lemak jenuh yang
berasal dari hewani (daging berlemak, keju, mentega dan krim susu), asam lemak tak
jenuh tunggal ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji kapas, dan kanola, asam lemak tak jenuh jamak pada minyak
ikan dan nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari dan asam lemak trans
bersumber pada produk pangan dari minyak nabati yang dihidrogenasi seperti
margarin, shortening, HVO (Hydrogenated Vegetable Oil) dan produk-produk
lain yang diolah menggunakan minyak yang telah terhidrogenasi (HVO), seperti
chips, sereal dan biskuit.
Pembentukan asam lemak trans saat proses menggoreng pada suhu > 100 oC dan
asam lemak jenuh dapat teroksidasi. Kandungan asam lemak trans tertinggi pada
makanan gorengan, produk ruminansia dan junk food.
2. Rata-rata asupan lemak perhari untuk orang dewasa yaitu sekitar 81g dimana
lebih dari 90% adalah triasilgliserol (TAG) atau trigliserida. Mamalia mempunyai
5 – 25% atau lebih lipid dan 90% dalam bentuk lemak (TAG) yg disimpan di
dalam jaringan adipose. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua
sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di
dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lemak tidak larut dalam air, berarti
lemak juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam
peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan
protein spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam air.
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan
jalur endogen.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.M.F. 2009. Dislipidemia. Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. 5th ed.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Almatsier, S. 2001. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Champe, P.C., Harvey, R.A., dan Ferrier D.R. 2008. Metabolism of dietary lipids..
USA: Lippincott Williams and Wilkins.
De Roos NM, Bots ML, dan Katan MB. 2001. Replacement of dietary saturated fat- ty
acids by trans fatty acids lowers serum HDL cholesterol and impairs
endothelial function in healthy men and women. Arterioscler Thromb Vasc
Biol. 21(7):1233-7.
Lichtenstein AH, Appel LJ, Brands M, Carnethon M, Daniels S, Franch HA, et al.
2006. Diet and lifestyle recommendations revision 2006. A scientific statement
from the American Heart Association Nutrition Committee. Circulation.
Muller H, Lindman AS, Brantsaeter AL, Pedersen JI. 2003. The serum
LDL/HDL cholesterol ratio is influenced more favorably by exchanging
saturated with unsaturated fat than by reducing saturated fat in the di- et of
women. Jurna Nutrition.
Murray, R. K., Granner, D. K., dan Rodwell, V. W. 2009. Biokimia harper (27
ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sartika, R.A. 2007. Pengaruh asupan asam lemak trans terhadap profil lipid darah.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Yu-Poth S, Etherton TD, Reddy CC, Pearson TA, Reed R, Zhao G, et al. 2000.
Lowering dietary saturated fat and total fat reduces the oxidative sus-
ceptibility of LDL in healty men and women. J Nutrition.