Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASAM FOLAT

Disusun oleh :

1 Aprilia Sri Nurhadi


2 Fitria Kurniawati
3 Tadya Andy Trishna

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DIETESIEN
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam folat (folic acid) merupakan vitamin B9 (salah satu vitamin B
kompleks) yang terdapat dalam berbagai jenis bahan makanan, yang berfungsi
sebagai prekursor dalam produksi DNA dan RNA. Asam folat bersifat mudah
rusak akibat pemanasan, cahaya dan tidak stabil dalam larutan asam (Almatsier,
2004).
Asam folat sangat penting bagi kesehatan, khususnya bagi ibu hamil agar
janin yang dikandung terhindar dari cacat bawaan. Selain itu, asam folat juga
dapat mencegah terjadinya gangguan jantung, stroke, dan kanker. Secara fungsi,
asam folat dapat membantu membangun jaringan otot, peningkatan jumlah sel,
pembentukan hemoglobin dan membantu gangguan mental dan emosional.
Kebutuhan asam folat pada setiap orang berbeda-beda berdasarkan umur dan
keadaan fisiologis. Menurut penelitian nasional, asupan asam folat rata-rata
untuk orang dewasa sebanyak 400 μg/hari. Sedangkan untuk wanita hamil
dibutuhkan asupan asam folat yang lebih banyak yaitu 600-800 μg/hari
(Muchtadi, 1993).
Apabila kebutuhan asam folat tercukupi, tubuh dapat menyimpan sekitar
5-10 mg folat, dan hampir setengahnya disimpan di hati. Cadangan ini cukup
untuk 3-6 bulan tanpa asupan folat dari makanan. Kekurangan asupan asam
folat dapat menyebabkan defisiensi asam folat pada tubuh. Tubuh manusia tidak
dapat mensintesis asam folat, sehingga membutuhkan asupan dari makanan.
Sumber asam folat banyak terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-
bijian, seperti asparagus, kol, kubis, tomat, brokoli, wortel, kangkung, bayam,
kentang, jeruk, jagung, apel, alpukat, pisang, anggur, strawberry dan kacang
kedelai. Pada umumnya kacang kedelai dikonsumsi dalam bentuk rebus (susu
kedelai) dan fermentasi (Isnaeni, 2015).
Berdasarkan uraian di atas maka makalah ini akan membahas terkait
metabolisme asam folat dalam tubuh manusia. Mulai dari proses pencernaan
hingga dieksresi dari tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pencernaan asam folat dalam tubuh?
2. Bagaimana proses absorbsi asam folat dalam tubuh?
3. Bagaimana proses transportasi asam folat dalam tubuh?
4. Bagaimana proses utilisasi asam folat dalam tubuh?
5. Bagaimana proses penyimpanan asam folat dalam tubuh?
6. Bagaimana proses eksresi asam folat ketika sudah tidak digunakan
dalam tubuh?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pencernaan hingga eksresi asam folat dalam tubuh
2. Memahami proses pencernaan hingga eksresi asam folat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Pencernaan Asam Folat


Makanan menghasilkan folat sebagian besar dalam bentuk "terikat" -
yaitu, dikombinasikan dengan string asam amino (glutamat), yang dikenal
sebagai poliglutamat. Folat dalam makanan mungkin memiliki hingga tujuh residu
glutamat tambahan yang dihubungkan oleh ikatan p-peptida. Selain itu, semua
folat tersubstitusi karbon juga dapat ditemukan dalam makanan. Usus lebih suka
menyerap bentuk folat "bebas" dengan hanya satu glutamat yang melekat
(bentuk monoglutamat). Enzim pada permukaan sel usus menghidrolisis
poliglutamat menjadi monoglutamat dan beberapa glutamat. Kemudian
monoglutamat melekat pada gugus metil (CH3). Khusus sistem transportasi
mengantarkan monoglutamat dengan gugus metilnya ke hati dan sel-sel tubuh
lainnya. Agar koenzim folat berfungsi, gugus metil perlu dihapus. Enzim yang
menghilangkan kelompok metil membutuhkan bantuan vitamin B12. Tanpa
bantuan itu, folat menjadi terperangkap di dalam sel-sel dalam bentuk metil, tidak
tersedia mendukung sintesis DNA dan pertumbuhan sel. Untuk membuang folat
berlebih, hati mengeluarkan sebagian besar ke dalam empedu dan
mengirimkannya ke kantong empedu. Jadi folat kembali ke usus dalam rute
sirkulasi enterohepatik seperti empedu itu sendiri (Achmad, 2004)
Makanan yg mengandung asam folat diserap terutama dari sepertiga
proksimal usus kecil (usus dua belas jari), meskipun bisa diserap dari seluruh
panjang usus kecil. Folat dalam makanan yang diutamakan adalah bentuk
poliglutamat. Sebelum diserap, glutamat "berlebih" harus dipisah dari rantai
samping molekul vitamin oleh konjugase enzim (pteroylpolyglutamatehidrolase).
Produk dari tindakan konjugase dapat dideteksi dalam lumen usus sebelum
penyerapan dan karena konjugasi perbatasan sikat permukaan-aktif yang secara
fungsional dan kromatografi dibedakan dari konjugase intraseluler. Perubahan
presentase yang relatif lebih kecil dari folat yang tertelan diserap oleh difusi pasif
setelah dekonjugasi, seperti halnya dengan vitamin B12. Difusi pasif juga dapat
menjelaskan penyerapan PGA sintetis yang tidak tereduksi yang dimakan
sebagai bolus lebih dari 266 mg. Aktivitasnya akan berubah menjadri folat
hidrolase pada penyakit tertentu dan setelah paparan obat-obatan seperti
salicylazosulfapyridine, alkohol, dan diphenylhydantoin tampaknya berperan
peran penting dalam menyebabkan malabsorpsi dan efisiensi folat. Penemuan
itu, jejunal folate hydrolase membagikan homologi gen dengan protein khusus
prostat dan enzim saraf menyiratkan folat hidrolase yang dapat berhubungan
dengan perkembangan otak dan karsinogenesis (Achmad, 2004)

2.2 Proses Absorpsi Asam Folat


Asam folat terkandung dalam makanan, sebagai reduktor polyglutamate
folate. Vitamin ini dapat diabsorpsi hanya setelah hidrolosis, reduksi, dan
methylation terjadi pada traktus gastrointestinal. Lalu dikonversikan menjadi
tetrahidrofolat aktif. Bentuk sintetik oral asam folat adalah monoglutamat dan
diabsorpsi lengkap setelah pemberian, meskipun pada sindrom malabsorpsi.
Asam folat diabsorpsi secara cepat dari traktus gastrointestinal, utamanya dari
pars proksimal dari usus kecil. Rentang kadar serum normal 0,005 sampai 0,015
mcg/ml. Biasanya kadar serum kurang dari 0,005 mcg/ml merupakan indikasi
defisiensi folat, dimana kurang dari 0,002 mcg/ml termasuk anemia megaloblastik
(Smith, et.al., 2008).
2.3. Transportasi B9 (Asam Folat)
PGA adalah asam folat yang telat diserap oleh tubuh yang telah berubah
atau teroksidasi. Penyerapan PGA tidak dapat diserap dengan baik di seluruh
bagian usus halus. PGA dapat diserap aktif maupun pasif. Penyerapan terbaik di
bagian proksimal usus halus, karena PGA mudah larut di dalam air, setelah
diserap ke dalam mukosa usus, dialirkan lebih lanjut melalui vena portae ke hati.
Asam tetrahidrofolat dan derivatifnya didistribusikan ke dalam semua jaringan
tubuh. Penyimpanan folat di dalam tubuh, sebanyak setengah dari total folat di
simpan di hati. Asam folat juga didistribusikan ke dalam ASI. Pada dosis oral
sebesar 200 mg, PGA dapat diserap sampai 80 % oleh seorang normal dan
puncak konsentrasinya di dalam plasma darah tercapai 1-2 jam postdosing. PGA
adalah asam folat yang telat diserap oleh tubuh yang telah teroksidasi. Penetrasi
asam folat ke dalam sel jaringan merupakan proses aktif dan selektif. Asam folat
ditimbun terutama di dalam hati, dan dapat mencapai kadar 5-9 ug/gram jaringan
basah, ginjal mengandung 3 ug/g, sedangkan di dalam erythrocyle dan leucocyte
hanya 5-10 % dari kandungannya di dalam jaringan hati. Diperkirakan folat total
di dalam tubuh manusia pada kondisi normal sebesar 5-10 mg (Kesumasari,
2012).
2.4. Utilitasi B9 (Asam Folat)
Protein ikat folat (PIF) atau disebut juga reseptor folat (RF) merupakan
suatu protein yang dikode oleh gen pada kromosom 11q13. PIF adalah
glikoprotein. PIF berperan dalam utilisasi dan penyimpanan serta pengangkutan
folat dalam tubuh (Arkbage, 2013). Peranan asam folat dalam proses sintesis
nukleo protein merupakan kunci pembentukan dan produksi butir-butir darah
merah normal dalam susunan tulang. Kerja asam folat tersebut banyak
berhubungan dengan kerja dari vitamin B12. Folat diperlukan dalam berbagai
reaksi biokimia dalam tubuh yang melibatkan pemindahan satu unit karbon
dalam interkonversi asam amino misalnya konversi homosistein menjadi metionin
da serin menjadi glisin atau pada sintesis prekusor DNA purin (Hoffbrand, 2005).
Selain itu, terdapat manfaat dari asam folat yaitu :
1. Mencegah cacat syaraf lahir (Neural Tube Birth Defecs / NTDs).
Dianjurkan pada ibu untuk mengonsumsi asam folat atau multivitamin
yang mengandung asam folat selama beberapa bulan pertama
kehamilan. Saat hamil level folat dalam darahnya akan menurun, seiring
kenaikan sintesa RBC pada kehamilan dan janin membutuhkan folat
tersebut di kehamilan. Janin bayi sangat membutuhkan asam folat untuk
perkembangan otak, tulang dan urat syaraf tulang belakang setiap hari
disertai dengan konsumsi makanan yang kaya folat (WHO, 2010).
2. Untuk memproduksi sel darah merah. Asam folat tergolong vitamin B
yang berfungsi membantu pembentukan sel-sel darah merah dan
meningkatkan kadar Hb yang dapat mencegah anemia. Sedangkan pada
kondisi kehamilan, asam folat bertambah penting karena perannya dalam
pembentukan sel-sel DNA dan RNA sebagai cikal bakal pertumbuhan
(Almatzier, 2004).
3. Menguatkan sistem kekebalan tubuh. Asam folat bekerja dengan
menambah produksi sel-seldarah putih, pertahanan utama tubuh.
Kekurangan asam folat akan memicu pengerutan kelenjar thymus dan
bongkol getah bening sehingga mengurangi produksi sel darah putih dan
untuk menjaga sistem imun (WHO, 2010).
4. Sebagai kesehatan mental. Asam folat merupakan kunci penyeimbang
zat kimia otak dan pengatur keakuratan fungsi nutrisi neurotransmitter.
Selain itu, asam folat juga mempunyai efek yang sangat kuat terhadap
otak (WHO, 2010).
5. Asam folat menghambat zat teratogenik. Asam folat sangat penting
karena sifatnya menghambat secara signifikan zat teratogenik(bersifat
penganggu pembentukan sel jaringan janin), ini dapat menekan kelainan
pada janin terutama di periode pembentukan janin pada masa kehamilan.
Meski tidak bisa dikatakan sebagai satu-satunya pencegah kecacatan
janin, namun paling tidak asam folat mampu mereduksi efek zat-zat yang
merusak atau menghambat pertumbuhan janin seperti radikal bebas, zat
artifisial yang tidak aman, racun dan polutan. Tanpa adanya asam folat,
zat-zat teratogenik semakin tak terbendung merusak dan mengganggu
proses dalam inti sel-sel yang sedang bertumbuh. Logikanya kalau zat
yang mereduksi efek teratoganik kurang, maka kerusakan yang
ditimbulkan akan semakin buruk (Siti, 2009).
2.5 Penyimpanan Asam Folat
Pada penyimpanan asam folat dalam tubuh, penetrasi asam folat ke
dalam sel jaringan dibagi menjadi 2 jenis yaitu proses aktif dan selektif.
Asam folat ditimbun terutama di dalam hati dan dapat mencapai kadar 5 –
9 μg/gram jaringan basah, ginjal mengandung 3 μg/gram. Sedangkan di
dalam jaringan hati, diperkirakan folat total di dalam tubuh normal sebesar 5 -10
mg (Setyawati, 2013).

2.6 Ekskresi Asam Folat


Dari dosis asam folat sebesar 5 mg yang diberikan , akan di
ekskresikan sebanyak 2 – 3 mg dalam 24 jam. Sedangkan pada seorang
defisiensi, yang diekskresikan ini hanya 1,5 mg dalam 24 jam atau lebih
rendah lagi. Asam folat diekskresiakan pula di dalam cairan empedu dan
ditemukan di dalam tinja. Sebagian asam folat di dalam cairan empedu
mengalami enterohepatic cycle Asam folat yang ditemukan dalam tinja
sebagian berasal dari hasil sintesa mikroflora usus (Sediaoetama, 2004

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Mekanisme pencernaan asam folat bermulai dari Makanan yang menghasilkan
folat sebagian besar dalam bentuk "terikat" yaitu, dikombinasikan dengan string
asam amino (glutamat). Untuk membuang folat berlebih, hati mengeluarkan
sebagian besar ke dalam empedu dan mengirimkannya ke kantong empedu.
Jadi folat kembali ke usus dalam rute sirkulasi enterohepatik seperti empedu itu
sendiri.Makanan yg mengandung asam folat diserap terutama dari sepertiga
proksimal usus kecil (usus dua belas jari), meskipun bisa diserap dari seluruh
panjang usus kecil.

2. Proses Absorpsi Asan Folat yaitu Vitamin ini dapat diabsorpsi hanya setelah
hidrolosis, reduksi, dan methylation terjadi pada traktus gastrointestinal. Lalu
dikonversikan menjadi tetrahidrofolat aktif. Asam folat diabsorpsi secara cepat
dari traktus gastrointestinal, utamanya dari pars proksimal dari usus kecil.

3. Transportasi Asam folat yaitu asam folat diserap pada bagian proksimal usus
halus, setelah diserap ke dalam mukosa usus, dialirkan lebih lanjut melalui vena
portae ke hati. Penyimpanan folat di dalam tubuh, sebanyak setengah dari total
folat di simpan di hati. Asam folat juga didistribusikan ke dalam ASI.

4. PIF berperan dalam utilisasi dan penyimpanan serta pengangkutan folat dalam
tubuh. Peranan asam folat dalam proses sintesis nukleo protein merupakan kunci
pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam susunan
tulang. Selain itu memiliki manfaat lainnya seperti Mencegah cacat syaraf lahir
(Neural Tube Birth Defecs / NTDs), Untuk memproduksi sel darah merah,
Menguatkan sistem kekebalan tubuh, Sebagai kesehatan mental dan
menghambat zat teratogenik Asam

5. Pada penyimpanan asam folat dalam tubuh, penetrasi asam folat ke dalam
sel jaringan dibagi menjadi 2 jenis yaitu proses aktif dan selektif. Asam
folat ditimbun terutama di dalam hati
6. Dari dosis asam folat sebesar 5 mg yang diberikan , akan di ekskresikan
sebanyak 2 – 3 mg dalam 24 jam. Sedangkan pada seorang defisiensi, yang
diekskresikan ini hanya 1,5 mg dalam 24 jam atau lebih rendah lagi. Asam
folat diekskresiakan pula di dalam cairan empedu dan ditemukan di dalam
tinja
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, T.H. 2004. Folic Acid: Biomolecular Review. Bandung: Fakultas


Kedokteran Universitas Padjadjaran
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Arkbage, K. 2003. Vitamin B12, folate and folate-binding proteins in dairy


products: analysis, process retention and bioavailability. Tesis Doktor.
Uppsala: Swedish University of Agricultural Sciences.
Isnaeni, H.F. 2015. Sejarah Tempe, Tempe Makanan Kita Semua. [Online].
Tersedia: http://historia.id/kuliner/sejarah-tempe.html [18 September 2019]
Kesumasari, Citra. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahan. Yogjakarta:
Kalika.

Muchtadi, D. 1993. Metabolisme Zat Gizi Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi
Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Setyawati. 2013. Perbedaan Asupan Protein, Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin
B12 Antara Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia di
Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Sediaoetama, A.S. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Edisi
kelima. Jakarta : Dian Rakyat

Smith AD, Kim YI, Refsum H. 2008. Is folic acid good for everyone?. Am J Clin
Nutr. 2008;87(3):517-533

WHO. 2010. The World Health Report


2010.http://www.who.int./whr/2010/en/index.html Akses 18 September
2019.

Anda mungkin juga menyukai