PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Nutrigenetik
2.2.1 Pengertian Nutrigenetik
Nutrigenetik adalah ilmu tentang variasi genetik terhadap respon diet, dengan
memfokuskan pada studi individu yang berbeda yang memiliki satu atau lebih
mutasi gen tunggal polimorfisme (SNP: Single Nucleotide Polymorphism) yang
dapat mempengaruhi respon terhadap diet. Komponen genetik yang dimiliki
individu tersebut mempunyai kemampuan menginduksi metabolisme komposisi
gizi atau zat-zat bioaktif dalam makanan (Fatchiyah, 2008). Nutrigenetik lebih
ditujukan untuk pola diet tertentu untuk individu tertentudenganpetapolimorfisme
yang spesifik.
2.2 Nutrigenomik
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara zat
makanan dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat meramalkan bagaimana
perubahan pada unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia
(Chavez ,2003). Nutrigenomik merupakan ilmu pengetahuan baru, sehingga
memiliki beberapa definisi yang berbeda. Nutrigenomik mempunyai focus pada
pengaruh zat gizi terhadap genome, proteome, dan metabolome, sehingga
nutrigenomik dihubungkan dengan gagasan mengenai kebutuhan zat gizi
perseorangan berdasarkan genotipnya (Muller et all., 2003).
Menurut Kaput dan Rogriguez ( 2004), pakar biologi molekuler dan
seluler Universitas California, mengemukakan konsep dasar berkembangnya ilmu
ini dilandasi oleh fakta-fakta yang telah terdokumentasi dan dikenal sebagai 5
prinsip nutrigenomik, yaitu pertama, zat-zat makanan, baik langsung maupun tak
langsung, berpengaruh pada genom manusia, yang dalam aksinya dapat mengubah
ekspresi atau struktur gen. Kedua, pada kondisi tertentu dan bagi beberapa
individu, diet merupakan faktor risiko yang serius sebagai penyebab munculnya
sejumlah penyakit. Ketiga, besarnya pengaruh nutrien pangan dapat menyehatkan
atau menyebabkan sakit tergantung pada susunan genetik masing-masing
individu. Keempat, beberapa gen yang diregulasi oleh diet memainkan peranan
dalam inisiasi, insiden, progresi, dan atau keparahan suatu penyakit kronis.
Kelima, konsumsi makanan yang didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan
gizi (nutrisi),status gizi, dan genotipe individu dapat digunakan untuk mencegah,
meredakan, atau menyembuhkan penyakit kronis (Trayhum, 2003).
Nutrigenomik meliputi pembelajaran yang luas dengan dua tujuan utama.
Tujuan yang pertama adalah untuk “menganalisis karakter dari masingmasing
individu.” Tujuan yang kedua adalah untuk “menggunakan informasi tersebut
dalam pencegahan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup dengan
efektifitas dari konsumsi dan komponen makanan”. Nutrisi berbasis genomik
dapat meningkatkan pengetahuan untuk melakukan diet dan pemilihan gaya hidup
yang mungkin dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan
potensi kesehatan (Kato, 2008).
Manfaat Nutrigenomik yaitu Komposisi kebutuhan gizi berbasis profil
genotip akan memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis pangan apa saja yang
sesuai untuk dikonsumsi, Nutrigenomik penting untuk menjaga kesehatan dan
menghindar kandari potensi penyakit kronis yang mungkin menyerang sehingga
kebutuhan terhadap obat juga dapat dikurangi (Kato, 2008).
Ruang lingkup Nutrigenomik mempelajari efek dari zat gizi atau
komponen-komponen makanan terhadap transkriptome.Transkriptome adalah
himpunan semua molekul RNA termasuk didalam nyamRNA, rRNA, tRNA,
danRNA non-coding yang diproduksi dari sel atau punjaringan. Ruang lingkup
nutrigenomik: efek dari zat-zat gizi terhadap struktur, integritas, dan fungsi dari
genom. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nutrigenomik termasuk salah satu
cabang ilmu genomik atau suatu ilmu yang mempelajari genomorganisme. Saat
ini sekitar 30.000 genom manusia telah dikodekan, dan bertanggung jawab secara
fungsional terhadap100.000 protein yang berperan dalam tubuh. Komponen
bioaktif dari suatu makanan dapat mempengaruh igenom manusia, dengan
mengubah transkrip to me atau pun profil dari ekspresigen. Semua zat-zat gizi
memiliki peran masing-masing dan mempengaruhi ekspresigen , Oleh karena itu
ekspresigen dari masing-masing orang akan berbeda karena kebutuhan akan zat-
zat gizi dari masing-masing orang juga bervariasi (Kato, 2008).
Gambar 2.2 Interaksi antara Bahan Genetik, Makanan yang dikonsumsi dan
Timbulnya suatu Penyakit (Sumber: Fatchiyah, 2018)
Kehadiran ilmu nutrigenomik membuka wawasan budaya dari budaya lama
dimana ilmu gizi hanya selalu dikaitkan dengan faktor kuantitatif yang disebut
dengan kalori, data kuantitatif asupan maknan menjadi terlalu tidak efisien,
sehingga ilmu gizi dianggap benar-benar usang.
BAB 3
KESIMPULAN
Kato, H. 2008. Nutrigenomiks: The Cutting Edge and Asian Perspectives. Asia
Pasific Journal. 17 (S1):12-15.
Kaput J. Dan R.L. Rodriquez. 2004.Nutritional genomics: the next frontier in the
postgenomicera. Physiol Genomics16. 166177.