Anda di halaman 1dari 11

http://petaijengkol.blogspot.

com/ Asam Jengkol

Asam jengkol atau asam jengkolat (internasional: jengkolic acid) adalah asam amino yang memiliki atom belerang. Senyawa ini tersusun dari dua asam amino sistein yang diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya.[1] Asam jengkol terkandung pada biji jering (jengkol) yang biasa dimakan secara mentah atau setelah direbus. Isolasi asam ini pertama kali dikerjakan oleh Van Veen and Hyman[2] dari urin penduduk yang mengalami keracunan jering. Mereka berhasil mengisolasi kristal asam ini dari biji jering menggunakan barium hidroksida (Ba(OH)2) pada 30C dan ditunggu beberapa waktu.[3] Selanjutnya, laporan menunjukkan ada sekitar 20 gram asam jengkolat di setiap 1 kg biji jengkol segar (20 permil) dengan variasi 12 hingga 35 permil tergantung varietasnya. Diketahui pula, biji legum lain juga mengandung lebih sedikit asam ini:Leucaena esculenta (2.2 g/kg) dan Pithecolobium ondulatum (2.8 g/kg).[4] Asam inilah yang bertanggung jawab terhadap gangguan pembuangan urin (air seni) yang dikenal sebagai "kejengkolan" atau jengkoleun dalam bahasa Sunda. Kejengkolan terjadi karena asam jengkol akan mengendap membentuk kristal jarum-jarum halus apabila bertemu dengan air seni yang asam. Kristal-kristal ini dapat merusak jaringan dinding ginjal dan saluran urin. Penanganannya adalah dengan meminum air abu berbagai tumbuhan yang bereaksi alkalis/basa. Jengkol yang direbus atau yang diolah menjadi keripik, telah berkurang kadar asam jengkolatnya.

Hukum Mengkonsumsi Makanan Berbau Tajam (Bawang, Jengkol, Petai DLL)


21Share

Makanan Penyebab Bau Mulut


Oleh : Al Ustadz Abu Hamzah Bandung
Tanya: Assalamualaikum warohmatulohhi wabarokatuh. Semoga Allah wataala merahmati ustadz, saya ingin menayakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan larangan bagi orang yang memakan bawang merah dan bawang putih serta sejenisnya yang menimbulkan bebauan. Yaitu sehubungan dengan hadits dari Umar bin Khathab radhiyallahu anhu, bahwa ia berkhutbah pada hari Jumat kemudian berkata dalam khutbahnya: Kemudian kalian, wahai manusia memakan dua pohon yang aku tidak melihat keduanya kecuali busuk : bawang merah dan bawang putih. Sungguh aku melihat Rosululloh shallallahu alaihi wa sallam apabila mendapati bau busuk kedua pohon tersebut dari seseorang dari seseorang di dalam masjid maka beliau memerintahkan agar orang tersebut dikeluarkan ke baqi, karena itu barangsiapa memakan kedua pohon tersebut hendaklah dia

menghilangkan (bau) kedua pohon tersebut dengan memasaknya (diriwayatkan oleh Muslim, Nasai, dan Ibnu Majah dan hadits ini dishohihkan Al Albani dalam shohih targhib wa tarhib 1/205). Bagaimana dengan makanan lain yang baunya sama atau lebih busuk dari bawang putih dan bawang merah, seperti petai dan jengkol yang walaupun sudah dimasak kadangkala baunya masih tetap tercium? Apakah dibolehkan kita datang ke masjid setelah baunya dapat dihilangkan dengan menggosok gigi atau larutan penyegar mulut? Kemudian bagaimana dengan bau mulut seseorang perokok, apakah larangan ini juga berlaku bagi para perokok? Wassalamu alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh ( M Rizal, Jatinangor )

Jawab: Waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh, saudara penanya semoga Allah juga merahmatimu, mengenai jawabannya, ada permasalahan yang perlu saudara ketahui, masalah pertama: bahwa memakan bawang merah, bawang putih atau yang sejenisnya adalah boleh dengan kesepakatan ahlil ilmi, hanya sedikit dari kalangan ahli dhohir yang menganggapnya haram dan sahabat Umar menganggapnya makruh bila tidak dimasak terlebih dahulu, tentu saja yang benar adalah boleh berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah ketika disodorkan pada para sahabat Rosulullah, sayur-sayuran / lalab dari jenis buquul dan mereka enggan untuk memakannya karena menimbulkan bau yang tidak sedap, maka Rosulullah mengatakan, Makanlah (atau yang semakna dengan ini). (HR Bukhori dan Muslim). Untuk lebih mudahnya silakan lihat dalam Umdatul Ahkam hadits nomor 123. Masalah kedua: berkenaan dengan hadits yang saudara kemukakan serta hadits-hadits lain yang ada kaitannya, perlu ada perincian sebagai berikut: pertama, jika memakan bawang merah atau bawang putih dengan maksud meninggalkan sholat jamaah di masjid maka ini diharamkan. Kedua, jika memakannya sekedar karena ingin menikmatinya atau karena menyukainya, ini tidaklah diharamkan (Lihatlah Syarhul Mumthi ala Zaadil Mustaqna: 4/454). Ketiga, bagi yang memakannya diharamkan untuk masuk masjid bila masih tersisa baunya, ini pendapatnya Al Hanabilah, ibnu Jarir, dan yang lainnya, berkata Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim: Berkata para Ulama: di dalam hadits tersebut dalil akan terlarangnya bagi yang memakan bawang putih dan sejenisnya dari masuk masjid, walaupun masjid dalam keadaan kosong Keempat, terlarangnya masuk masjid bagi yang memakannya bukan karena keringanan untuk tidak ikut sholat jamaah, akan tetapi mencegah agar tidak menimbulkan gangguan, sebab malaikat akan terganggu demikian pula halnya dengan sesama bani Adam, seperti dalam hadits Jabir riwayat Muslim. Masalah ketiga, larangan masuk masjid bagi yang memakan bawang merah atau bawang putih, ini juga meliputi makanan lain yang menimbulkan bau, seperti yang Saudara sebutkan dalam pertanyaan. Berkata ibnu Rojab, Ini menyangkut dengan memakan makanan yang menimbulkan bau. (Silahkan lihat juga perkataan ibnu Daqiqil Ied dalam Al Ihkam). Demikian pula halnya dengan bau mulut dari perokok (Lihat Syarhul Mumthi: 4/456). Masalah keempat, tidak dibolehkan bagi mereka yang memakannya untuk masuk masjid bila masih tercium baunya yang dapat mengganggu kecuali bila sudah tidak tercium baunya maka boleh, dengan dalil hadits Umar yang Saudara kemukakan pada pertanyaan. Wal ilmu indallah. Diambil Dari Buletin Al Wala wal Bara Bandung

Sumber : http://muwahiid.wordpress.com/2007/06/04/hukum-makan-bawangjen

JENGKOL makanan Khas INDONESIA, (makhruh dan dibenci)


Saturday, July 31, 2010 11:50:53 PM

Suka Jengkol??????, Jengkol sahabat Pe-Te., Jeng-Kol, JENGKOLEUN

Jengkol atau jering dalam bahasa latin Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi 100 ton. Jengkol termasuk tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan diproses oleh pencernaan. Kenapa Jengkol itu punya bau yang menusuk??? Tidak jauh dari penyebab kenapa petai bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau. Asam Jengkolat Konsumsi jengkol yang terlalu banyak dapat mengakibatkan keracunan, yang dalam bahasa Sundanya dikenal sebagai jengkoleun. Keracunan terjadi karena adanya penghambatan saluran kencing (tractus urogenitalis) oleh endapan kristal asam jengkolat. Tanda-tanda terkena jengkoleun biasanya muncul rasa pegal hebat di pinggang, berlanjut menjadi nyeri melilit. Sulit buang air kecil dan ketika kencing rasanya sakit bukan main bahkan kerap bercampur darah. Penderita bisa mengalami kejang-kejang karena menahan sakit luar biasa. Namun setelah beberapa jam, gejala akan hilang dengan sendirinya. Hal itu dimungkinkan sebab di dalam jengkol yang nama latinnya Pithecolobium jiringa terdapat senyawa bernama asam jengkolat. Jika Ph darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja. Tapi kalau cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Kristal jengkolat berupa jarum-jarum halus tidak kasat mata, yang kedua ujungnya sangat tajam yang menusuk-nusuk dinding saluran kencing. Akibatnya, timbul rasa nyeri setiap kali kencing. Karena tusukan bertubi-tubi, saluran kencing akan mengerut. Bahkan bisa mengakibatkan perdarahan, sehingga air seni menjadi kemerahan bercampur darah. Jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) dalam sistem pencernaan yang dibuang ke ginjal yang disebut jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Jumlahnya antara 1 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang jelas asam jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Penyebabknya adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika kristal yang terbentuk tersebut semakin banyak, maka kelama-lamaan dapat menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air seni. Bahkan jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan gangguan-gangguan lebih lanjut. Asam jengkolat mempunyai struktur molekul yang menyerupai asam amino sistein yang mengandung unsur sulfur, sehingga ikut berpartisipasi dalam pembentukan bau. Molekul itu terdapat dalam bentuk bebas dan sukar larut ke dalam air. Karena itu dalam jumlah tertentu asam jengkolat dapat membentuk kristal. Tidak semua orang bisa terkena jengkolan, jengkolan bisa disebabkan banyak faktor seperti seberapa banyak mengkonsumsi jengkol dan tingkat kerentanan seseorang. Orang yang rentan, mengkonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan. Manfaat Jengkol Pertama jengkol, setelah diteliti dan diuji labolatorium, ternyata mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan yang saya ketahui dari situs wikipedia adalah sebagai berikut:

Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi. Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya. Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner Selain itu Pohon Jengkol diperkirakan dapat menyerap air lebih banyak dibanding tumbuhan lain. Dengan kata lain dengan ditanaminya pohon Jengkol di lereng-lereng gunung dan bukit disekitar sumber mata air di Bogor maka kemungkinan besar terjadinya banjir akan sangat kecil. Begitu ujar Direktur Hutan Pendidikan Gunung Walat

Pete etelah mengalami uji klinis di labolatorium ternyata buah khas Indonesia ini mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada tempe. Wah kalau begitu mungkin kita bisa membuat tempe dari bahan pete ya. Adapun khasiat dari buah pete yang saya ketahui setelah melihat acara asal-usul di salah satu tv swasta adalah:

Bisa membuat tubuh awet muda, mungkin disebabkan kandungan proteinnya yang bisa untuk regenerasi kulit, bahkan kabarnya pete Indonesia sebagian sudah diekspor ke Jepang dan dijadikan salah satu bahan kosmetik di sana. Menambah nafsu makan.

Bagi sebagian orang biasanya untuk makanan pelengkap.

Adapun efek negative dari pete tidak beda jauh dengan saudaranya yaitu jengkol seperti bau mulut, kencing pesing, tetapi pete tidak mengakibatkan susah buang air kecil. Tips menghilangkan Bau Jengkol Cara menghilangkan bau jengkol tidak berbeda dengan cara menghilangkan bau petai. Seperti menggunakan kopi, mentimun atau dengan menggunakan beras mentah. Beras mentah dibebek (ditumbuk) lalu hasil tumbukan di makan. Ada lagi tips yang saya temukan yaitu setelah mengkonsumsi vitamin B Kompleks. Sejauh ini, katanya, semua masalah akibat petai dan jengkol hilang. Kalau betul vitamin itu dapat mengatasi urusan yang satu ini, jangan-jangan bakal tambah banyak lagi penyuka pete maupun jengkol! Pandangan dari segi Agama Lalu bagaimana hukumnya memakan jengkol dan pete dari segi agama? Menurut jumhur (sebagian besar) ulama memakannya adalah makruh (tidak berdosa tetapi kurang disukai) karena menimbulkan bau tidak sedap. Alasannya adalah hadits nabi yang artinya kurang lebih seperti ini (maaf kalau terdapat kesalahan) : Orang yang memakan bawang putih atau bawang merah hendaknya jangan mendekati kami dan rumah ibadah kami . (H.R. Imam Muslim). Menurut ulama maksud hadits ini adalah kalau memakan bawang putih atau merah dalam jumlah banyak dan menimbulkan bau mulut hendaknya jangan melakukan ibadah di masjid/musholla karena dikhawatirkan jamaah yang lain akan terganggu, jadi cukup beribadah di rumah saja. Akan tetapi kalau sedikit dan tidak menimbulkan bau itu diperbolehkan karena tidak menggangu orang lain, dan kalau tidak menimbulkan bau menurut ulama hukum makruhnya pun dengan sendirinya menjadi hilang. Karena sama-sama dapat menimbulkan bau itulah pete dan jengkol dikiaskan (disamakan hukumnya) dengan memakan bawang putih atau merah

Diimbau Tak Berlebihan Makan Petai dan Jengkol!


Odilia Winneke - detikSurabaya

Share244

<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE &amp;n=aca95ca9' border='0' alt='' /></a> Jakarta - Petai dan jengkol sering dipandang sebagai makanan kampung. Meski berbau menyengat, banyak orang menggemarinya. Seperti pangan lainnya, petai dan jengkol selain bermanfaat juga berbahaya jika dimakan berlebihan. Petai (Parkia speciosa) sangat populer di Indonesia, juga di Laos, Burma, Malaysia, Singapura, bagian selatan Thailand, dan timur laut India. Selain dinikmati oleh warga lokal, petai juga diekspor dalam bentuk beku atau direndam air garam. Polong yang berbau menyengat ini diketahui sebagai sumber antioksidan alami. Peneliti dari National University of Singapore menyebutkan bahwa petai tinggi kandungan zat phenolic, lebih tinggi dibanding sayuran lain. Polongnya lebih banyak mengandung phenolic dibanding bijinya, sehingga kandungan antioksidannya lebih tinggi. Biji petai juga mengandung vitamin C, namun tidak dengan polongnya. Selain itu, petai juga mengandung vitamin A, B6, dan B12, serta potassium dan zat besi. Bau petai bisa tahan 2 hari di mulut dan di tubuh akibat kandungan asam amino tertentu. Karena merupakan sumber karbohidrat kompleks, petai dapat membuat kentut berbau busuk. Konon petai dapat menghasilkan serotonin yang dapat menimbulkan rasa nyaman. Petai dipercayai memiliki berbagai khasiat, di antaranya menetralkan asam dan mengurangi iritasi di usus. Riset membuktikan bahwa petai dapat mengurangi resiko kematian akibat stroke hingga 40%. Selain itu, konsumsi petai dapat mengatasi anemia dan tekanan darah tinggi. Namun, petai tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Berdasarkan penelitian petai dapat

membahayakan ginjal. Orang yang menderita asam urat juga tidak boleh memakan petai. Bagaimana dengan jengkol? Buah yang bernama ilmiah Archidendron pauciflorum ini merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Ekstrak bijinya dapat menghasilkan warna ungu, sehingga biasa digunakan sebagai pewarna tekstil. Selain di Indonesia, jengkol juga dikonsumsi di Malaysia, Myanmar, Bangladesh, dan Thailand bagian selatan. Konon, jengkol dapat mengatasi diabetes dan tekanan darah tinggi. Walau belum dibuktikan secara ilmiah, jengkol juga bisa mengobati anemia karena kandungan zat besinya yang tinggi. Menurut detikhelath, tiap 100 gram jengkol terdapat 4,7 gram zat besi. Rata-rata orang mengonsumsi 20-50 gram per porsi, sehingga dari jengkol saja dapat diperoleh zat besi sebanyak 0,85 2,3 gram. Padahal secara umum manusia hanya membutuhkan asupan zat besi harian sebanyak 0,11-0,27 gram. Terlalu banyak mengonsumsi jengkol dapat menyebabkan keracunan. Buah ini mengandung asam jengkolat (djenkolic acid) yang bila mengendap dapat membentuk kristal berujung runcing. Endapan ini berbahaya karena dapat melukai pembuluh darah dan saluran kencing. Gejala keracunan jengkol adalah nyeri perut, mual dan muntah, susah buang air kecil, hingga berkurangnya volume urin yang disertai bercak darah. Jika tidak ditangani dengan benar, korban dapat menderita asam urat dan gagal ginjal akut. Gejala ini biasanya menyerang pria dan tidak langsung terlihat, namun dapat terakumulasi seiring seringnya memakan jengkol. Belum jelas berapa takaran jengkol yang aman dikonsumsi. Selain itu, toleransi individu terhadap asam jengkolat juga berbeda-beda. Jika mengalami nyeri perut, mual, muntah, dan susah buang air kecil, atasi dengan minum air putih sebanyak-banyaknya. Jika perlu, minum arang yang dihaluskan dan dicampur ke dalam air putih untuk menyerap racun jengkol yang tertinggal di saluran pencernaan. Namun, jika sudah parah seperti keluar kencing darah dan tidak doyan minum, segera ke dokter atau rumah sakit. Dokter akan memberikan infus natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan komposisi kimia dalam tubuh usai keracunan asam jengkol. (Odi/fat)

Hukum Memakan Bawang Putih, Bawang Merah atau Kurrats Sebelum ke Masjid
http://www.rahasiasunnah.com/356/hukum-memakan-bawang-putih-bawang-merah-ataukurrats-sebelum-ke-masjid.htm

Pertanyaan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Telah diriwayatkan dalam hadits shahih, larangan terhadap orang yg makan bawang merah, bawang putih, atau kuras (bawang daun) lalu pergi ke masjid. Apakah dpt ditambahkan pd hal-hal tersebut sesuatu yg mempunyai bau busuk & haram seperti rokok? Dan apakah hal itu berarti bahwa orang yg telah makan hal-hal tersebut diberi kelonggaran utk meninggalkan shalat berjamaah sehingga ia tdk berdosa bila meninggalkannya? Jawaban Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda. Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami & hendaklah ia shalat di rumahnya [Al-Bukhari, kitab Al-Adzan 855, Muslim, kitab AlMasajid 73, 564] Dan telah diriwayatkan pula dari beliau Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda. Sesungguhnya para malaikat itu juga terganggu dgn apa-apa yg mengganggu manusia [AlBukhari, kitab Al-Adzan 854, Muslim, kitab Al-Masajid 564] Semua yg beraroma busuk, hukumnya sama dgn hukum bawang putih & bawang merah, seperti mengisap rokok, juga orang yg ketiaknya bau atau lainnya, yg mengganggu orang lain yg di dekatnya, maka ia dimakruhkan utk shalat berjamaah, sampai ia mengggunakan sesuatu yg dpt menghilangkan bau tersebut. Yang wajib baginya ialah melakukan hal itu (meghilangkan baunya) semaksimal mungkin, agar ia dpt melakukan shalat berjamaah sesuai yg diwajibkan oleh Allah. Adapun merokok, maka hal itu haram secara mutlak, wajib utk ditinggalkan setai saat, karena bisa membahayakan terhadap agama, badan & harta. Semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin & memberi petunjuk kpd mereka utk kebaikan. [Fatawa MuhimmahTataallaqu Bish Shalah, hal. 61-62] Pertanyaan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Dalam sebuah hadits dsiebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu wa sallam bersabda: Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami & hendaklah ia shalat di rumahnya, karena sesungguhnya para malaikat itu juga terganggu dgn apa-apa yg mengganggu manusia [Al-Bukhari, kitab Adzan 854, Muslim, kitab Al-Masajid 564]

Apakah ini berarti bahwa orang yg memakan barang-barang tersebut tdk boleh shalat di masjid hingga berlalu waktu makanannya, atau berarti memakan barang-barang tersebut tdk diperbolehkan bagi orang yg berkewajiban melaksanakan shalat secara berjamaah? Jawaban Hadits ini & hadits-hadits lainnya yg semakna menunjukkan makruh seorang muslim mengikuti shalat berjamaah selama masih ada bau barang-barang tersebut, karena akan mengganggu orang yg di dekatnya, baik itu karena memakan kuras (bawang daun), bawang merah atau bawang putih atau barang lainnya yg menyebabkan bau tdk sedap, seperti mengisap rokok, sampai baunya hilang. Perlu diketahui, bahwa rokok itu, selain baunya yg busuk, hukumnya juga haram, karena bahayanya byk & keburukannya sudah jelas. Ini termasuk dalam cakupan firman Allah Subhanahu wa Taala kpd Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan menghalalkan bagi mereka segala yg baik & mengharamkan bagi mereka segala yg buruk [Al-Araf : 157] Dan firman-Nya. Mereka menanyakan kepadamu, Apakah yg dihalalkan bagi mereka. Katakanlah bagimu yg baik-baik [Al-Maidah : 4] Sebagaimana diketahui, bahwa rokok termasuk hal-hal yg tdk baik, dgn begitu rokok termasuk yg diharamkan terhadap umat ini. Adapun batasan 3 hari, saya tdk tahu adanya dalil tentang ini. Dan hanya Allah-lah yg berkuasa memberi petunjuk. [Kitab Ad-Dawah, hal.81-82] [Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syariyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerjmah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq] Makna Global Hadits Yang dituntut dari seorang yg melaksanakan shalat agar menggunakan sebaik-baik wewangian & aroma, apalagi bila ingin melaksanakan shalat di masjid-masjid Jami. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan siapa saja yg memakan bawang merah atau bawang putih agar menjauhi masjid-masjid kaum Muslimin & melakukan shalat di rumahnya saja hingga bau yg tdk sedap, yg membuat para jemaah shalat & malaikat itu terganggu hilang. Tatkala dihadirkan kpd Nabi Shallallahu alaihi wa sallam panci berisi sayur-sayuran & bijibijian hijau lalu beliau mendapati baunya yg tdk sedap, maka beliau memerintahkan agar didekatkan kpd para shahabat yg hadir di sisinya, tatkala orang yg hadir di situ melihat ketidaksukaan beliau, ia mengira hal itu diharamkan lantas ragu utk memakannya. Lantas beliau

memberitahukan kepadanya bahwa makanan itu tidaklah diharamkan & ketidaksukaannya bukan berarti karena ia haram dimakan. Lalu beliau memerintahkannya agar memakannya & memberitahukan kepadanya bahwa yg mencegahnya memakannya hanyalah karena beliau sedang mengadakan kontak dgn Rabbnya & bermunajat dimana tdk seorang pun yg dpt sampai kpd tingkatan itu. Karenanya, wajib bagi beliau utk berada dalam kondisi yg paling baik di kala melakukan ibadah & pendekatan kpd Rabb SWT.

Hukum-Hukum Hadits
Kedua hadits di atas mengandung hukum-hukum sbg berikut:
1. Larangan mendatangi masjid-masjid bagi siapa saja yg memakan bawang putih, bawang merah atau Kurrats. 2. Dapat digolongkan pula kpd benda-benda tersebut, tembakau yg digunakan oleh para perokok. Siapa saja yg memiliki kebiasaan merokok, maka hendaknya tdk menghisapnya ketika pergi ke masjid. Hendaknya ia membersihkan gigi & mulutnya sehingga baunya hilang atau dpt meminimalisir baunya. 3. Dimakruhkan memakan benda-benda tersebut bagi siapa saja yg ingin menghadiri shalat di masjid agar tdk kehilangan kesempatan melakukan shalat berjemaah di masjid alias selama ia memakannya tersebut bukan dimaksudkan sbg rekayasa agar kehadirannya di masjid menjadi gugur dgn dalih hal itu diharamkan. 4. Hikmah dilarangnya mendatangi masjid-masjid adl agar malaikat & juga para jemaah shalat yg lain tdk terganggu. 5. Larangan mengganggu orang lain dgn segala jenis sarananya. Di dalam hadits di atas, terdapat sarana yg telah dinyatakan berdasarkan nash, maka menggolongkan yg lain kepadanya adl benar & sesuai dgn qiyas. 6. Pelarangan memakan bawang putih & semisalnya bukan karena keharamannya. Hal ini berdasarkan perintah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yg memerintahkan agar memakannya. Jadi, berpantangnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memakannya tdk menunjukkan kpd pengharaman.

Faedah
Alasan sebagian ulama membolehkan memakan benda-benda tersebut adl karena shalat berjemaah hukumnya adl fardhu kifayah. Sisi pendalilannya, bahwa andaikata shalat berjamaah itu fardhu ain tentulah wajib menjauhkan benda-benda tersebut dari menghadiri shalat berjemaah di masjid-masjid. Sebenarnya, pendalilan mereka tersebut tdk tepat sebab melakukan hal-hal yg dibolehkan yg berimplikasi pd gugurnya sesuatu kewajiban tdk jdi masalah selama tdk dijadikan trik utk menggugurkan kewajiban tersebut. Contohnya, perjalanan yg dibolehkan pd bulan Ramadhan di mana boleh berbuka (tidak berpuasa) di siang hari bulan Ramadhan itu & ini tdk jdi masalah

asalkan seseorang tdk menjadikan bepergiannya tersebut sbg sarana agar dpt berbuka (tidak berpuasa). Taysir al-Allam Syarh Umdatul Ahkam karya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Bassam, Jld.I, hal.261-263. .alsofwah.or.id

Anda mungkin juga menyukai