Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MENGENAL

PERALATAN PRAKTIKUM OP

Disusun Oleh:
Miranda Afelin Hatami
P22030118025
D-IV Teknik Elektromedik 2018
Kelas B2
Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktek Elektronika Terintegrasi
Hendra Marwazi, ST., M.T.

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
2019

1
MENGENAL PERALATAN PRKATIKUM OP-AMP
Objektif : 1. Mengenal modul praktikum op-amp 2. Mengenal indikator keluaran LED 3. Mengenal kaki-
kaki op-amp. 4. Memasang dan mensupply op-amp. 5. Memahai persamaan input-output pada op-amp.
6. Menguji sifat-sifat terminal input op-amp.

PENDAHULUAN

Gambar di bawah ini menunjukkan modul praktikum, diagram PCB dan diagram bloknya :

Gambar 1. Modul Praktikum

Gambar 1 yang merupakan modul praktikum terdiri dari 3 buah op-amp dengan 8 pin (kaki), yang
mempunyai 2 supply + (7) dan – (4) ; mempunyai dua kaki masukan (2 dan 3) dan 1 kaki keluaran (6),
kaki 5 dan kaki 1 sebagai offset nol dan kaki 8 tidak dipakai. Gambar 2 menunjukkan simbol op-
ampnya.

Gambar 2 simbol dan fisik op-amp

Pada paraktikum ini kita hanya memakai kaki 2,3,4,6 dan 7. Gambar kembali dalam bentuk simbolnya
seperti gambar 2

2
Sebuah Op-amp supaya dapat bekerja maka harus diberi supply + pada kaki 7 Vcc , misalnya 9 V dan
suplly – pada kaki 4 misal – 9 V. Sehingga fungsi penguatan terhadiap selisih sinyal input kaki 3 dan kaki
2 menghasilkan keluaran pada kaki 6.

Gambar 3. Pemberian Supply pada Op-Amp

Kaki 7 op-amp diberi tegangan positip 12 V terhadap ground, kaki 4 diberi tegangan -12 V terhadap
ground. Kedua tegangan tersebut menyebakan op-amp dapat bekerja. Dan menghasilkan keluaran pada
1kaki 6 maksimum di bawah 12 V atau sekitar 11,5 V dan sekita – 11.5 V V. Bila op-amp diberi supply
maksimum 15 V dan minimum – 15 V, berapa tegangan keluarannya paling besar dan paling kecilnya
15V dan 14,4V

Bagian modul kedua adalah indikator LED, berfungsi untuk menunjukkan indikator keluaran op-amp
bernilai + (bisa saturasi +) atau keluaran – (bisa saturasi -). Rangkaiannya digambarkan seperti dibawah
ini :

Gambar 4. Dua LED indikator keluaran op-amp

Bila kaki 6 atau kaki keluaran op-amp mempunyai tegangan positip maka akan mengalir arus dari kaki
6 menuju LED D1, malalui resistansi R5 dan ke ground, sehingga LED D1 menyala. Sebalikanya LED D2
akan menyala bila kaki keluaran atau pin 6 op-amp mempunyai tegangan negatip.

Misalnya kaki 6 mengeluarkan tegangan sebesar 11,2V; maka D1 akan on dan terdapat tegangan drop
dan terdapat tegangan misalnya 1,2 V. Hitung arus yang mengalir pada dioda tersebut :

Diketahui : Vo = 11,2 V

VD = 1,2 V

Ditanya ID

Jawab :

-Vo + VD + VR = 0 ; -10 + 1,2 + VR = 0

VR = 11,2 – 1,2 = 10 V

ID = 10 V /2k2 = 4,5 mA

Untuk latihan isilah tabel berikut ini :

3
Tabel 2 Kerja indikator LED, Vdioda 1,2 V

No Tegangan Indikator Arus (mA) Keterangan


keluaran op- D1 D2 D1 D2
amp pin 6 (V)
1 13,4 On Off 5 0 D1 on dengan arus 5 mA
2 - 9 Off On 0 - 4,6 D2 on dengan arus - 4,6 mA
3 9 On Off 3,5 0 D1 on dengan arus 3,5 mA
4 -13,8 Off On 0 - 6,8 D2 on dengan arus - 6,8 mA
5 5 On Off 1,7 0 D1 on dengan arus 1,7 mA

SINYAL MASUKAN DC

Pada modul ini terdapat rangkaian untuk menghasilkan tegangan variabel yang dapat digunakan
sebagai sinyal masukan, sehingga ketika melakukan percobaan dengan op-amp dapat diambil sinyal
mausukan dari rangkian tersebut. Rangkaiannya disusun seprti paga gambar di bawah ini :

Gambar 5. Penghasil sumber sinnyal DC variabel dan rangkaian penggantinya

Vout dari gambar 5 dapat bervariasi dari nilai + ... V sampai dengan - ... V, sesuai posisi potensiometer
VR1 yang kita putar. Resistor variabel 5 K akan selalu terbagi menjadi dua bagian R A (nilai reistor atas)
dan RB (nilai reistor bagian bawah) yang totalnya selalu berjumlah 5 K, shingga bisa dituliskan dalam
persamaan

RA + RB = 5 K (1)

Untuk mencari Vout dapat digunakan prinsip superposisi :

Saat sumber negatif off, maka

Vo1 = (RB + 2K5) / (2k5 + RA + RB + 2k5) * 9 V ...... (3)

Saat sumber positip off, maka

Vo2 = (RA + 2K5) / (2k5 + RA + RB + 2k5) * -9 V ...... (4)

Vo = Vo1 + Vo2

Contoh : posisi RA = 1k5, maka RB = 3k5, maka vout dihitung sbb:

Saat sumber negatif off, maka

Vo1 = (3K 5 + 2K5) / (2k5 + 2 K + 3k + 2k5) * 9 V = 6k/10k* 9 = 5,4 V

Saat sumber positip off, maka

Vo2 = (1k5 + 2K5) / (2k5 + RA + RB + 2k5) * - 9 V = 4k/10k*-9 = 3,6 V

Vo = Vo1 + Vo2 = 5,4 -3,6 = 1,8 V.

4
Untuk Latihan isilah tabel di bawah ini :

V+ (V) V- (V) R1 R2 RA RB Vout (V)


Resistor Var 5 K
12 -12 2 K5 2K5 1K5 3K5 2,4 V
12 -12 2 K5 2K5 3K5 1K5 - 12 V
12 -12 2 K5 2K5 ... ... 0.5
Resistor Var 10 K
9 -9 6K8 6K8 0V
9 -9
9 -9

Gambar 4. Rangkaian Pengganti op-amp

Op-amp mempunyai 2 pin masukan kaki 3 bernama non inverting dan dan kaki 2 bernama inverting,
masukannya merupakan selisih dari ke dua kaki tersebut pad a gambar tertulis Vin atau kadang disebut
tegangan selisih, Ed.

Hubungan masukan dan keluaran op-amp digambarkan pada gambar 4. Tegangan yang masuk op-amp
Vin atau Ed dengan impedansi inputnya Rin yang besar (orde Mega Ohm), merupakan selisih antara
tegangan V+ (kaki 3) dikurangi V- (kaki 2). Sedangkan keluarannya merupakan sumber tegangan
bergantung G*Vin dengan resistansi keluaran Rout yang rendah (orde ohm) , dimana G adalah Gain
open loop (bernilai ratusan ribu kali) atau Aol. Maka persamaan keluarannya dapat dituliskan sebagai

berikut :

- G*Vin + io * Rout + Vout = 0 ; karena Rout sangat kecil, sehingga dapat diabaikan maka

Vout = G*Vin atau AOL* Ed (2)

Marilah kita coba gunakan rumus 1 ini pada op-amp dimana supply 12 V dan – 12 V, yang berarti
keluaran maksimum dan minimum di asumsikan maksimu sebesar 11,3 Volt dan minimum – 11,3 V.

Misalkan diketahui Aol atau G = 200.000 X, dan V+ = 3 µV dan V_ = 1 µV, maka hitunglah tegangan
keluarannya !

Jawab :

1. Ed atau Vin adalah = V+ - V_ = 3 µV - 1 µV = 2 µV


2. G atau Aol = 200.000X maka
3. Vout = AOL* Ed = 200.000 * 2 µV = 400.000 µV = 0,4 V.

Contoh lainnya bila diketahui Aol = 200.000 X dan dan V+ = 1 mV µV dan V_ = 5 mV , hitunglah tegangan
keluarannya !

Jawab :

1. Ed atau Vin adalah = V+ - V_ = 1 mV – 5 mV = - 4 mV


2. G atau Aol = 200.000X maka
3. Vout = AOL* Ed = 200.000 * -4 mV = - 800.000 mV = - 800 V. Tegangan keluaran ini tidak boleh
melebihi batas minimumnya sehingga Voutnya = - 11,3 V, biasa disebut tegangan keluaran
minimum saturasi.

5
Untuk melatih persamaan 2 marilah kita lengkapi tabel berikut ini :

Tabel Hubungan Vin dengan Vout pada op-amp dengan G = 400.000,

V+ (non V- (inverting) Ed Vo Keterangan


inverting)
3 µV 5 µV - 2 µV - 800.000 µV = - 0,8 V Polaritas Keluaran minus
7 mV 2 mV 5 mV 2.000.000 mV = 2.000 Vout saturasi positip
V menjadi 11,3 V
Polaritas Keluaran sama
6 µV 0 µV 6 µV 2.400.000 µV = 2,4 V dengan masukan non
inverting.
- 1.200.000 mV = Polaritas Keluaran terbalik
0 mV 3 mV - 3 mV - 1.200 V terhadap masukan inverting.
30 µV 35 µV - 5 µV - 2.000.000 µV = - 2 V Polaritas Keluaran minus.
0,6 mV 0,2 mV 0,4 mV 160.000 mV = 160 V Vout saturasi positip.
menjadi 11,3 V
5 mV 5 mV 0 mV 0 mV Tidak ada tegangan.
400 µV 390 µV 10 µV 4.000.000 µV = 4 V Positif keluaran positif.
3 µV 31 µV - 28 µV - 11.200.000 µV = Polaritas Keluaran minus.
-11,2 V
360 µV 0,45 mV - 0,09 mV - 36.000 mV = - 36 V Polaritas Keluaran minus
0,7 mV 0,9 mV - 0,2 mV - 80.000 mV = - 80 V Polaritas Keluaran minus

PRAKTIKUM MENGENAL MODUL PRAKTIKUM

1. Gambar, layout PCB modul percobaan dalam bentuk rangkaian listrik/elektroniknya bila selesai
laporkan ke Dosen/Laboran saudara ...…

Op-amp 1 Op-amp 2 Op-amp 3

2. Ambilah modul praktikum saudara dan siapkan ohm meter !

3. Uji pengawatan dengan ohm meter modul rangkian dan isilah tabel berikut ini !

No Kegiatan Hasil pengukuran Keterangan


.
1 Untuk op-amp 1;Ukur dengan ohmmeter
dari terminal sumber positip ke kaki 0 ohm Pengawatan baik
soket supply op-amp + (pin no 7 )
2 Ukur dengan ohmmeter dari terminal Pengawatan baik
sumber - ke kaki soket supply op-amp – 0 ohm
(pin nomer 4 )
3 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp2 0 ohm Pengawatan baik
4 Sama dengan nomer 2 untuk op-amp2 0 ohm Pengawatan baik
5 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp3 0 ohm Pengawatan baik
6 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp3 0 ohm Pengawatan baik
7 Ukur resistansi dari terminal sumber + 65 ohm Pengawatan cukup

6
dan terminal sumber - baik
8 Ukur resistansi dari Var 1 ke terminal + 6000 ohm Pengawatan kurang
baik
9 Ukur resistansi dari Var 1 ke terminal - 9000 ohm Pengawatan kurang
baik
10 Ukur resistansi dari Var 2 ke terminal + 4100 ohm Pengawatan kurang
baik
11 Ukur resistansi dari Var 2 ke terminal - 7300 ohm Pengawatan kurang
baik

Tuliskan kesimpulan percobaan dari data tabel di atas

= Pengujian pengawatan pada rangkaian menggunakan ohm-meter pada skala x1 atau x10.
Jika hasil pengukuran pada tiap - tiap op-amp mendekati 0 ohm atau sama dengan 0, maka
pengawatannya semakin baik. Pada pengujian tiap op-amp didapatkan 0 ohm maka pengawatannya
baik. Tetapi pada resistansi Var 1 dan Var 2 jauh dari 0 ohm maka pengawatannya kurang baik.

4. Pasanglah supply pada modul praktikum dengan sumber Vcc = 12 V dan Vee = -12 V

5. Uji pengawatan dengan Volt meter modul rangkian dan isilah tabel berikut ini !

No Kegiatan Hasil pengukuran Keterangan


.
1 Untuk op-amp 1;Ukur dengan voltmeter dari
kaki soket supply op-amp + (pin no 7 ) 12 V Pengawatan baik
terhadap ground.
2 Ukur dengan voltmeter dari kaki soket supply 12 V Pengawatan baik
op-amp - (pin no 4 ) terhadap ground.
3 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp 2 12 V Pengawatan baik
4 Sama dengan nomer 2 untuk op-amp 2 12 V Pengawatan baik
5 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp 3 12 V Pengawatan baik
6 Sama dengan nomer 1 untuk op-amp 3 12 V Pengawatan baik
7 Putar Var 1 sehingga bila diukur mendapatkan 4,8 V Pengawatan baik
tegangan + ...
8 Putar Var 1 sehingga bila diukur mendapatkan 4,8 V Pengawatan baik
tegangan - ...
9 Ulanig percobaan 7 untuk Var 2 4V Pengawatan baik
10 Ulanig percobaan 8 untuk Var 2 4V Pengawatan baik
11 Ambil jumper, letakkan pada sumber Vcc (+) === Dioda yang menyala
& tempelkan pada kaki 6 op-amp 2 = D1 ( LED hijau )
12 Ambil jumper, letakkan pada sumber Vee (-) & === Dioda yang menyala
tempelkan pada kaki 6 op-amp 2 = D2 ( LED merah )
13 Ambil jumper dan letakkan pada sumber === Dioda yang menyala
ground dan tempelkan pada kaki 6 op-amp 2. = Tidak ada

Tuliskan kesimpulan percobaan 5.

= Pengujian pengawatan pada tiap - tiap op-amp, Var1 dan Var 2, dan pada Vcc dan Vee selanjutnya
dilakukan menggunakan voltmeter pada selektor DCV 50. Jika nilai pada pengujian op-amp dengan
supply mendapatkan hasil pengukuran sama dengan tegangan supply yang diberikan maka kondisi
pengawatan baik. Dan pada sumber Vcc (+) dioda yang menyala hijau (D1), pada Vee (-) dioda yang
menyala merah (D2) maka pengawatan baik.

6. Menguji op-amp.
a. Pastikan supply modul praktikum belum terpasang
b. Pasanglah op-amp pada soket op-amp 2.
c. Sambungkan supply untuk op-amp; + , 0 dan -.
d. Sambungkan Var 1 ke masukan non-inverting op-amp 2
e. Sambungkan Var 2 ke masukan inverting op-amp 2
f. Lakukan percobaan berikut :

Tabel Hubungan Vin dengan Vout

7
V+ (non V- (inverting) Ed (V) Vo (V) Keterangan / Led yang hidup
inverting) / volt / Volt / Vin
2 1 +1V 10 V D1 ( LED hijau )
1.7 1 + 0,7 V 10 V D1 ( LED hijau )
1.5 1 + 0,5 V 10 V D1 ( LED hijau )
1.2 1 + 0,2 V 10 V D1 ( LED hijau )
1.5 3 -1.5 V - 10 V D2 ( LED merah )
1.5 2.5 -1V - 10 V D2 ( LED merah )
1.5 2 - 0,5 V - 10 V D2 ( LED merah )
1.5 1.8 - 0,3 V - 10 V D2 ( LED merah )

Tuliskan kesimpulan dari percobaan tabel 6.

= Tegangan pada V+ (non inverting) lebih besar dari V- (inverting) maka Vout yang dihasilkan
positif dan dioda D1 (LED hijau) menyala. Sedangkan jika tegangan pada V+ (non inverting)
lebih kecil dari V- (inverting) maka Vout yang dihasilkan negatif dan dioda D2 (LED merah)
menyala.

Anda mungkin juga menyukai