Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

DIPUSKESMAS PEJUANG

TAHUN 2020

Dosen Pembimbing :

Rosita Syaripah,S.SiT,.M.Keb

Disusun Oleh:

Denissa Aura Rizal

(P17124018007)

PRODI DIII KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 1

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

DI PUSKESMAS PEJUANG

TAHUN 2020

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Denissa Aura Rizal

Nim : P17124018007

Telah dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta, 06 Mei 2020

Dosen Penanggung Jawab

Rosita Syaripah,S.SiT,.M.Keb

2
KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS PEJUANG TAHUN
2020”. Dalam menyusun laporan ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami
alami namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga
kami mampu menyelesaikannya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Putri
Yuniartis, S.Tr.Keb , selaku pembimbing dalam pembuatan laporan ini.

Kami sangat berharap laporan ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 06 Mei
2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ......................................................................................................2

Kata Pengantar ..............................................................................................................3

BAB 1

A.Latar Belakang............................................................................................................5

B.Tujuan..........................................................................................................................5

C.Manfaat........................................................................................................................6

BAB 2

A.Daftar Tilik Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan .................................................7

B.Langkah – Langkah Pemeriksaan dan berikan penjelasannya menurut teori dan


penelaksanaan di lahan praktik ..................................................................................15
BAB 3

Kesimpulan ....................................................................................................................25

Saran...............................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................26

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil


terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009). Dengan
ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik dan
pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau
melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC sesuai
standar paling sedikit empat kali (K4).

Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum


sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung akan
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu
hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010).

Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat


diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi
yang akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) & Angka kematian Bayi (AKB)
meningkat (Marmi, 2014).

Berdasarkan laporan diatas oleh karna itu kami sebagai tenaga kesehatan harus
melakukan intervensi kepada ibu hamil tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan

B. TUJUAN

5
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi
yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal. (Bobak, 2004).

C. MANFAAT

Diharapkan dapat menjadi informasi dan bermanfaat bagi yang membaca


khususnya ibu hamil untuk dapat menambah pengetahuan, dan mengetahui
manfaat untuk melakukan pemeriksaan ANC.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Daftar Tilik Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Beri tanda ceklist ( √ ) pada kolom penilaian
NILAI
LANGKA 1 2 3
H
I. MENYAMBUT IBU
1. Menyambu ibu dan seseorang yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri kepada ibu
3. Menanyakan nama dan usia ibu
II. RIWAYAT KEHAMILN SEKARANG
4. Keluhan umum
5. HPHTdan apakah normal
6. Gerakan janin
7. Tanda-anda bahaya dan peyulit
8. Obat yag dikonsumsi (termasuk jamu)
9. Kekhawatiran-kekhawatira khusus

III. RIWAYAT KEHAMILAN YANG LALU

7
10. Jmlah kehamilan
11. Jumlah anak yang lahir hidup
12. Jumlah kelahiran premature
13. Jumlah Keguguran
14. Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, forsep, vakum)
15. Riwayat perdarahan pada persalian atau pasca persalinan
16. Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
17. Berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg
18. Masalah janin
IV. RIWAYAT KESEHATAN/PENYAKIT YG DIDERITA SEKARANG
&
19. Masalah kariovaskuler
20. Hipertensi
21. Diabetes
22. Malaria
23. Penyakit/kelamin HIV/Aids
24. Imuisasi toxoid tetanus (TT)
25. Lainnya
V. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
26. Status perkawinan
27. Respons ibu dan keluarga
28. Riwayat KB
29. Dukungan keluarga
30. Pengambil keputusan dalam keluarga
31. Gizi yag dikonsumsi dan kebisaan makan, vitamin A
32. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi
obat
33. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari

8
34. Tempat dan Petugas Kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Meminta pasien untuk mengosongkn kandung kemih dan menampungnya di
bengkok (urine mead stream)
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan
4. Mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil melakukan
pemeriksaan
A. TANDA-TANDA VITAL
5. Mengukur tinggi dan berat badan
6. Mengukur teknan darah, nadi dan suhu

7. Meminta pasien untuk melepaskan pakaian dan meawarkan kain linen untuk
menutup
tubuhnya (atau meminta pasien untuk melonggarkan
pakaiannya dan menggunakannya sebagai penutup tubuh
8. Membantu pasien berbaring di meja/tikar tempat tidur pemeriksaan yang
bersih
B.KEPALA DAN LEHER
9. Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah
10. Memeriksa apakah
mata :

 Pucat pada kelopak bagian bawah


11. Melakukan Pemeriksaan mulut dan gigi
12. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui :

 Pembesaran kelenjar tiroid


C. DADA
PARU-PARU

9
13. Inspeksi :

 Kesimerisan bentuk dan gerak perafasan,


 Warna kulit dada,
14. Palpasi : Gerakan dinding dada, tactil vremitus secara sistematis
15. Perkusi : Batas-batas paru secara sistematis
16. Auskultasi : bagian anterior
JANTUNG
17. Nilai bunyi jantung
PAYUDARA
18. Dengan posisi klien disamping, memeriksa payudara :

 Bentuk, ukuran da simetris atau tidak


 Putting payudara menonjol atau masuk ke dalam
19. Pada saat klien megangkat tangan ke atas kepala, memeriksa payudara untuk
mengetahui adanya retraksi atau dimpling
20. Klien berbaring degan tangan kiri di atas, lakukan palpasi secara sistematis
pada
payudara sebelah kiri (sesudah itu sebelah kanan juga) dari arah
payudara, axila dan notest, kalau-klau erdapat :

 Massa
D. ABOMEN
21. Memeriksa apakah terdapat bekas luka operasi

22. Mengukur tiggi fundus uteri dengan meggunakan tangan (kalau > 12
minggu) atau pita ukuran (kalau > 22 minggu)
23. Mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin, Perhatikan dengan baik
privacy ibu,
tutupi bagian ekstremitas dan perut ibu dengan selimut
Melakukan pemeriksaan Leopold I :

10
 Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk,
selimut di
kebawahkan sampai kira-kira berada di atas symphisis. Pemeriksaan
menghadap ke arah muka ibu, uterus diketengahkan terlenih dahulu, lalu
raba bagian tubuh janin yang berada di daerah fundus uteri
 Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba daerah
symphisis letakkan pita pengukur pada pinggir atas symphisis kemudian
bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu ke arah fundus uteri
 Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik (angka dalam cm menghadap
ke perut ibu) dan membaca angka pada pita pengukur. Dengan tujuan agar
hasil pemeriksaan lebih akurat

Melakukan pemeriksaan Leopold II


 Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu
 Kedua tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri ibu, lalu
rabalah bagian janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu, apakah terdapat
tahanan yang lurus, keras, panjang serta mendatar seperti papan (punggung
janin) ataukah teraba tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas janin)

Melakukan pemeriksaan Leopold III


 Menentukan bagian terendah janin yang berada di bagian bawah

Melakukan pemeriksaan Leopold IV


 Menetukan apakah bagian terendah itu sudah memasuki pintu atas
24. Menghitung denyut jantung janin (dengan fetoskop kalau 18 minggu)
E. PANGGUL: GENIALIA LUAR
25. Membantu klien mengambil posisi untuk pemeriksaan paggul dan meutup
tubuh
26. Melepaskan perhiasan di jari dan di lengan
27. Mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mengeringkannya engan
menggunakan

11
28. Memakai sarung tangan baru atau yang biasa dipakai lagi yang sudah
didesinfeksi
29. Menjelaskan tindkan yang dilakukan sambil terus melakukan pemeriksaan
30. Memisahkan labia mayora dan memeriksa labia minora, kemudian klitoris,
lubang
uretra dan introitus vagina untuk melihat adanya :

 Tukak atau luka


31. Mengurut uretra dan pembuluh skene untuk mengeluarkan cairan nanah dan
darah
32. Melakukan palpasi pada kelenjar bartholini untuk mengetahui adanya :

 Pembengkakan
 Massa atau kista
33. Sambil melakukan pemeriksaan selalu mengamati wajah ibu untuk
mengetahui
F. PANGGUL : PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN SPEKULUM

34. Memperlihatkan speculum kepada ibu sambil menjelaskan bahwa benda


tersebut
35. Menjelaskan pada ibu bagaimana caranya agar rileks selama dilakukan
pemeriksaan
36. Meminta ib untuk mengataka jika apa yang dilakukan menyebabkan ibu
merasa tidak
37. Basahi speculum dengan air (yang hangat jika memungkinkan) atatu lumuri
dengan
38. Memegang speculum dengan miring, memisahkan bagian labia dengan
tangan yang
39. Memutar speculum dan membuka (blade)nya untuk melihat serviks

40. Memeriksa serviks untuk melihat adanya :

41. Memeriksa dinding vagina utuk melihat adanya :

42. Menutup mengeluarkan speculum secara hati-hati dengan posisi miring

12
43. Meletakkan speculum yang sudah digunakan dalamseuah tempat unuk
didekontaminasi
G. PANGGUL : PEMERIKSAAN BIMANUAL

44. Menjelaskan kepada ibu bahwa pemeriksaan dilakukan berkesinambungan


dan apa
45. Meminta ibu untuk mengatakan kalau ibu merasa tidak nyaman karena
pemeriksaan yang dilakkan
46. Memasukkan dua jari ke dalam vagina, merenggangkan ke dua jari tersebu
dan
47. Mencari letak serviks dn merasakan untuk mengetahui :

48. Menggunakan 2 tangan (satu tangan di atas abdomen, 2 jari di dalam vagina)
untuk
palpasi uterus (hanya
49.Melepaskan tanganpada trimestermelepaskan
pelan-pelan, saja) : sarung tagan dan meuaskannya
ke
50. Membantu ibu unuk bangun dari meja/tempat tidur/tikar pemeriksaan

51. Mengucapkan terima kasih atas kerjasama ibu dan meminta ibu untuk
mengenakan
52. Mencuci tangan dengan sabun dan air serta mengeringkan di udara terbuka
atau
H. TANGAN DAN KAKI

53. Memeriksa apakah tangan dan kaki : Edema dan pucat pada kuku jari

54. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises


55. Mengukur lingkar lengan atas
56. Memeriksa refleks patella untuk melihat apakah terjadi gerakan hypo atau
hyper
I. PUNGGUNG

13
57. Inspeksi kesimetrisan bentuk dan gerak, warna kulit, luka
58. Perkusi bagian punggung secara sistematis

VII. PEMBELAJARAN/PENDIDIKAN KESEHATAN


59. Memberitahukan kepada ibu hasil temuan dalam pemeriksaan
60. Memberithukan usia kehamilan
61. Megajari ibu megenai ketidaknyamanan yag mungkin akan dialami ibu
62. Sesuai dengan usia kehamilan :

 Nutrisi
 Olah raga ringan
 Istirahat
 Kebersihan
 Pemberian ASI
 KB pasca salin
 Tanda-tanda bahaya
58. Perkusi bagian punggung secara sistematis
VII. PEMBELAJARAN/PENDIDIKAN KESEHATAN
59. Memberitahukan kepada ibu hasil temuan dalam pemeriksaan
60. Memberithukan usia kehamilan
61. Megajari ibu megenai ketidaknyamanan yag mungkin akan dialami ibu
62. Sesuai dengan usia kehamilan :

 Nutrisi
 Olah raga ringan
 Istirahat
 Kebersihan
 Pemberian ASI
 KB pasca salin
 Tanda-tanda bahaya

14
63. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

B. Langkah – Langkah Pemeriksaan dan berikan penjelasannya


menurut teori dan penelaksanaan di lahan praktik.

1. Langkah 1 : Menyambut ibu perhatikan tanda- tanda tubuh


yang sehat.
a. Teori :
Inspeksi dilakukan saat bertemu dengan klien. Perhatian sikap
tubuh, keadaan punggung, dan cara berjalan. Apakah cenderung
lordosis, kifosis, skolio sis atau pincang. Perhatikan kekuatan
ibu ketika berjalan apakah tampak nyaman dan gembira/lemah
(Mufdlilah, 2009).

b. Pelaksanaan dilahan praktik

Pada saat dilahan praktik kita melakukan inspeksi sesuai dengan


teori melihat kondisi ibu dari cara berjalan, kondisi punggung apakah
ada kelainan, dan suasana hati ibu apakah terlihat bahagia , gembira,
atau sedih.

2. Langkah 5 : Pengukuran tinggi badan dan berat badan dan


lingkar lengan kiri.
a. Teori 1 :

Peni mbangan berat badan di lakukan s etiap kali


kunjungan, selama kehamilan berat badan akan naik 9-12 kg
yang diperoleh terutama pada trimester 2 dan 3 kehamilan- Bi!a
berat badan ibu kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu, maka
perlu dirujuk. Tinggi badan diukur pada saat kunjungan pertama.

15
Perhatikan kemungkinan adanya panggul sempi t (terutama
pada ibu yang pendek). Melakukan pemeriksaan lingkar lengan kiri
dinyatakan kurang gizi bila kurang sama dengan 23,5 cm
(Mufdlilah, 2009).

b. Teori 2 :

Penimbangan berat badan dilakukan pada setiap kali kunjungan


antenatal, hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg
selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya
menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin. Berat badan
dilihat dari Quatet atau Body Mass Indeks (Indeks Masa Tubuh).
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan dan berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi janin besar
sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan (Sarwono,2009).
Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan rumus.

IMT = BB sebelum hamil (kg)


TB² ( meter )

c. Teori 3 :
Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pe ngu
kuran li n gkar l en gan ata s (LLA) s eca ra terat ur mempunyai arti klinis
penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan
selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Pertambahan berat badan
hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah
dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian
bayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamil an dapat digunakan
sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan

16
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya
sebelum hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari berat
badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk., 1997), jika berat badan tida k
bertambah, L in gkar Lengan A tas <23 ,5c m menunjukkan ibu
mengalami kurang gizi Departemen Kesehatan RI (2003)

d. Pelaksanaan dilahan praktik

Penimbangan berat badan sama dengan teori yakni dilakukan setiap kali
kunjungan ANC dan melakukan pengukuran tinggi badan diawal pemeriksaan
ANC dan juga sesuai dengan teori yakni memerhatikan apakah ada indikasi
panggul sempit, pada saat pengukuran lila juga sesuai dengan teori normalnya
23,5 biasanya dipuskesmas lahan praktik bila terdapat lila dibawah normal di
indikasikan sebagai KEK dan biasanya diberi penkes mengenai gizi seimbang
dan diberi biskuit ibu hamil.

3. Langkah 6 : mengukur tekanan darah , nadi dan suhu.


a. Teori 1:

pengukuran tekanan darah haru s dil aku kan seca ra rutin dengan
tuj uan u ntuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya ti ga gejala
preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur
atau oedema pada ekstrimitas atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi
kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan
disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan
darah dan tekanan diastolic yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami
kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil
dikatakan dalam keadaan preeklampsi mempunyai 2 dari 3 gejala preeklampsi.
Apabila preeklampsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi
eklampsi. Eklampsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya
kematian maternal (Saefuddin, 2000).

b. Pelaksanaan dilahan praktik :

17
Pelaksanaan dilahan praktik sesuai dengan teori yakni dilakukan tiap kali
kunjungan untuk memantau apakah tekanan darah berada dibatas normal atau
berada dibawah normal, bila tekanan darah tinggi yang menunjukkan ibu
preeklamsia ibu harus segera dirujuk kedokter untuk dilakukan penanganan lebih
lanjut dan biasanya ibu yang preeklamsia akan d periksa tekanan darahnya setiap
sekali seminggu.

4. Langkah 9 : memerika kepala dan leher terutama pada wajah


dan mata.
a. Teori 1

Perhatikan adanya kloasma gravidarum, pucat pada wajah. pembengkakan


pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah, periksa konjungtiva mata dan
kuku. Konjungtiva mata dan kuku yang pucat menandakan ibu menderita anemia
sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Jelaskan pada ibu apakah ibu kurang
darah atau tidak. Apabila ibu tidak kurang darah ibu akan kuat selama kehamilan
dan persalinan. Jelaskan manfaat tablet tambah darah.
Bila terdapat edema di wajah, perhatikan adanya bengkak pada tangan dan
mata kaki. Pada kehamilan normal sedikit bengkak pada mata kaki dianggap
normal dan bila bengkak menimbulkan cekungan yang tidak cepat hilang bila
ditekan, hal ini merupakan tanda bengkak tidak normal. Bila bengkak terjadi pada
tangan dan wajah suatu pertanda terjadinya preeklamsia. Perhatikan wajah ibu
apakah bengkak, tanyakan apakah ibu ada kesulitan dalam melepas cincin atau
gelang yang biasa dipakai- Bila ibu mengalami hal ini maka pantau ketat
kehamilan, teka nan darah, ruju k ke do kter, da n rencan akan persalinan
di rumah sakit, Selain itu perhatikan juga adanya ikterus pada mata.

b. Pelaksanaan dilahan praktik


Pemeriksaan kepala dan leher dilahan praktik dilakukan secara inspeksi
dilihat wajah dan mata ibu jika ada oedema di wajah ibu akan dirujuk kedokter
dan kehamilan akan dipantau dari tekanan darah, protein urine, karna
dikhawatirkan terjadinya preeklamsi, lalu pemeriksaan mata dilihatapakah
konjungtiva anemis , sklera ikterik, jika iya ibu diindikasikan anemia maka
control Hb ibu denan memberikan tablet penambah darah menjadi lebih banyak
2x dalam sehari dan disesuaikan dengan gizi seimbang.
5. Langkah 11 : pemeriksaan mulut dan gigi
a. Teori :

18
Mulut klien, perhatikan : pucat pada bibir, pecah-pecah, stomatitis,
ginggivitis, gigi tanggal, gigi berlubang, caries gigi, dan bau mulut.
b. Pelaksanaan dilahan praktik.
Dilahan praktik untuk pemeriksaan mulut klienhanya inspeksi bibir
apakah pucat atau tidak, untuk pemeriksaan caries gigi sangat jarang dilakukan.
6. Langkah 12 : Pemeriksaan leher
a. Teori :
Leher (pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar
tyroid).

19
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori.

7. Langkah 18 : Pemeriksaan Payudara


a. Teori
Pada kunjungan pertama periksa adanya kemungkinan benjolan yang tidak
normal, perhatikan ukuran payudara simetris/tidak, puting payudara (meno
njol, datar/ masu k). kelu arnya ko lo strum/ cai ran l ain, hip
erpig mentasi areol a mamae dan kebersih annya, perhatikan retraksi
dada, dan adanya kemungkinan massa/nodul pada aksila.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori.
8. Langkah 22 : pemeriksaan abdomen dan
melakukanpengukuran tinggi fundus uteri.
a. Teori :
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan
presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri, dan
denyut jantung janin. Hal yang penting dilakukan sebelum pemeriksaan :
1 ) Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih.
2 ) Bantu ibu dalam posisi santai, letakkan bantal di bawah kepala dan bahu,
fleksikan tangan, dan lutut, Jika ibu gelisah bantu untuk santai dengan meminta ibu
menarik nafas panjang
3 ) Cuci tangan sebelum pemeriksaan, keringkan dan usahakan tangan bidan
cukup hangat.
Perhatikan bentuk pembesaran perut (meli ntang, memanjang,
asimetris) adakah pigmentasi di linea alba/ nigra, striae gravidarum, luka
bekas infeksi, gerakan janin,lakukan juga palpas i untuk merasakan adanya
gerakan janin, apakah pembesaran perut sesuai umur
kehamilan, perhatikan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri
semakin tua umur kehamilan semakin tinggi fundus uteri, namun pada
kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun karena kepala telah turun atau
masuk panggul, tinggi fundus uteri (> 12 minggu), besarnya sedikit di atas
tulang pubis, kehamilan 24 minggu tinggi fundus uteri berada di pusat, secara
kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari, tetapi
20
perhitungan tersebut sering tidak tepat karena ukuran jari pemeriksa
bervariasi, atau lebih tepatnya digunakan pedoman sebagai berikut:

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


20 minggu 20c
m
24 minggu
24c
28 minggu
m
32 minggu
28c

Pada kunj ung a n pe rtama TF U di co co kkan den gan


perhitungan umur kehamilan dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
Selanjutnya lihat prosedur pemeriksaan Leopold dan penghitungan DJJ yang
dapat terdengar pada usia kehamilan diatas 18 minggu.
b. Teori 2 :
Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan berat janin
intrauterine, tinggi fundus uteri dapat j uga mendeteksi secara dini
terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang
ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal
c. Teori 3 :
Peng ukuran tinggi fundu s uteri di at as simf isis p ubis digunakan sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan janin, Pengukuran
tinggi fundus uteri dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus yang
stabil/tetap atau turun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin,
sebaliknya ting gi fun d us uteri yang mening ka t secara berlebi han
mengidentif ikasi kan adanya jumlah janin lebih dari satu atau
kemungkinan adanya hidramnion.
Pengukuran tinggi fundus uteri harus dilakukan dengan tehnik pengukuran yang
konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan alat yang sama,
Alat ukur ini dapat berupa ; pita/tali. atau dengan menggunakan pelvimeter. Posisi
yang dianjurkan dalam melakukan pemeriksaan adalah klien supinasi dengan
kepala sedikit terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut diluruskan. Alat ukur
(pita atau pelvimeter) diletakkan di bagian tengah abdomen dan diukur mulai dari
batas atas simfisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan
mengikuti kurve fundus.

21
Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alal ukur di bagian tengah
abdomen dan diukur mulai batas atas simfisis pubis hingga batas atas fundus
tanpa mengikuti kurve atas fundus.
Untuk mendapatkan ketepa tan pengukuran digu nakan rumus Mc.
Donald’s. Pengukuran ti nggi fundus uteri ini dapat dilakukan pada saat usia
kehamilan memasuki trimester II dan III.
Rumus Mc. Donald’s
1 . Usia kehamilan (hitungan bulan) = Tinggi Fundus Uteri
(dalam cm) x 2/7
2 . Usia kehamilan (hitungan minggu) = Tinggi Fundus Uteri
(dalam cm) x 8/7
Sedangkan untuk memperkirakan/menafsi rkan berat janin digunakan rumus:
TBJ = Tinggi Fundus Uteri - (12 atau 13 atau 14) x 155 gram

d. Pelaksanaan dilahan praktik


Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori
8. Langkah 23 : melakukan pemeriksaan leopold/manuver
a. Teori :
Pemeriksaan leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran
uterus yang dapat membedakan bagian melalui palpasi. Pemeriksaan leopold
terdiri dari empat macam manuver.

1. Manuver I
Dilakukan untuk mengetahui bagian fundus uteri kepala atau bokong dan tinggi
dasar rahim, hasil temuan berupa presentasi.
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang terdapat di atas pelvik. Umumnya
presentasi adalah kepala atau bokong.
Posisi janin hubungannya antara panjang aksis janin dengan panjang aksis ibu
juga dapat ditentukan dengan manuver ini. Posisi ini biasanya longitudinal atau
transversal, bisa juga obligue
Melakukan Manuver I
a. Pemeriksa menghadap ke kepala klien, gunakan ujung jari kedua tangan
untuk melakukan palpasi fundus uteri

22
b. Bila kepala bayi berada di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,
rata. bulat, mudah bergerak. dan ballofable
c. Bila bokong bayi teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah lembut,
tidak beraturan/tidak rata, melingkar, dan sulit digerakkan.
2. Manuver II
Dilakukan untuk mengetahui letak punggung janin pada letak membujur dan
kepala janin di sebelah kanan atau kiri pada letak lintang, hasil temuan berupa
posisi janin.
Manuver ini untuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan,
belakang, atau sisi pelvis ibu.
Melakukan Manuver II
a. Pemeriksa menghadap ke kepala klien. letakkan kedua tangan p ada
kedua sis i abdomen. Pertahankan uterus dengan tangan yang satu, dan
palpasi sis i lain untuk menentukan lokasi punggung janin.
b . Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku, tidak dapat
digerakkan
c. Bagian - bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil : bentuk/posisi
tidak jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak aktif atau pasif.

3. Manuver III
Di la kukan un tuk me ngetahu i bagia n apa y ang menjadi presentasi,
hasil temuan berupa bagian presentasi dan dapat menyimpulkan hal - hal sebagai
berikut:
a. Letak kepala : teraba bagian yang besar, bulat, keras, melenting
b . Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak rata, tidak
melenting
c. Letak lintang : tidak teraba bagian besar (kosong) Manuver ini dapat
mengid entifikasi bagian janin yang paling tergantung, yaitu bagian yang
tertetak paling dekat dengan serviks. Bagian janin inilah yang pertama kontak
dengan jari pada saat pemeriksaan vagina, umumnya adalah kepala atau bokong.
Melakukan Manuver III
a. Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua si si abdomen klien
tepat di atas simfisis dan minta klien menarik

23
nafas dalam dan menghembuskan nafasnya. Pada saat klien menghembuskan nafas,
tekan jari tangan ke bawah secara berlahan dan dalam sekitar bagian presentasi. Catat
kontur, ukuran, dan konsistensi.
b . Bagian kepala akan teraba keras, rata. dan mudah digerakkan jika tidak terikat
atau tertahan, sulit digerakkan jika terikat atau tertahan.
c. Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata.

4. Manuver IV
Dilakukan untuk mengetahui letak ujung kepala, hasil yang didapat dari manuver
ini adalah ujung kepala. Manuver ini mengidentifikasi bagian terbesar dari ujung
kepala janin yang dipalpasi bagian sisi atas pelvis. Apabila posisi kepala fleksi,
ujung kepala adalah bagian depan kepala. Apabila posisi kepala ekstensi, ujung
kepala adalah bagian oksiput.
Melakukan Manuver IV
a. Bidan menghadap ke kaki klien, secara perlahan gerakkan Jari tangan ke sisi
bawah abdomen ke atas pelvis sehingga ujung jari salah satu tangan menyentuh
tulang terakhir. Ini adalah bagian ujung kepala.
b . Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan punggung, ini
adalah bagian pundak bayi, dan kepala pada posisi fleksi. Jika kepala pada posisi
ekstensi, ujung kepala akan terletak pada bagian yang sama dengan punggung dan
bagian oksiput menjadi ujung kepala.
c. Hasil:
1 ) Convergen : sebagian kecil kepala turun kedalam rongga panggul
2 ) Sejajar : separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul
3 ) Divergen : bagian terbesar dari kepala masuk kedalam rongga panggul dan
ukuran terbesar kepala s udah melewati PAP

b. Pelaksanaan dilahan praktik


Dilahan praktik dilakukan sesuai teori yang ada yakni inspeksi , palpasi
dan auskultasi. Pemeriksaan abdomen seperti pemeriksaan leopold 1-4, apakah
ada letak sungsang , kepala sudah masuk, masuk pap atau letak oblig.
Auskultasi pemeriksaan DJJ janin apakah normal atau diatas normal atau
dibawah normal dengan tujuan unuk menetahui kondisi janin sehat atau tidak.
9. Langkah 24: menghitung denyut jantung janin (djj)
a. Teori :

24
Pergerakan janin biasanya dirasakan ibu di usia kehamilan
16 minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Denyut jantung janin
dapat terdengar melalui doppler (12 minggu). fetoscope (18-20 Minggu ). atau
ultrasoun d stetoskope (awal timester). Pemeriksaan USG kehamilan dapat
lebih tepat memperkirakan usia kehamilan dan digunakan apabila tanggal
menstruasi terakhir tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai
dengan kepastian tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk mendengar denyut
jantung janin berada sekitar garis tengah fundus uteri 2-3 cm di alas simfisis terus
ke arah kwadran kiri bawah.
Pastikan DJJ dengan cara membedakannya dari denyut nadi ibu melalui palpasi
nadi radial ibu, apabila telah yakin hitung DJJ, hitung frekuensi dalam satu menit.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori
10. Langkah 30 : pemeriksaan genetalia
a. Teori
Lakukan cuci tangan dan kenakan sarung tangan sebe lu m memeriksa
vul va. Pada vu lva mun gkin didapatkan cairan jernih atau sedikit berwarna
putih tidak berbau. Pada keadaan normal, tidak ada rasa gatal, lu ka, atau p
erdarah an, rab a kul it pada da erah
selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba benjolan kelenjar. Perhatikan
adanya varises. Setelah selesai cuci tangan dengan sarung tangan yang masih
terpasang, lepaskan sarung tangan dan lakukan cuci tangan lagi dengan sabun.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini tidak dilakukan
11. Langkah 34 : pemeriksaan panggul secara keseluruhan
a. Teori
Pada ibu hamil terutama primigravida perlu dilakukan pemeriksaan untuk
menil ai keadaan dan bentuk panggul. Apakah terdapat kelainan atau keadaan
yang dapat menimbulkan penyulit persalinan. Cara melakukan pemeriksaan
panggul yaitu dengan :
1) Inspeksi yaitu dili hat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau
kelainan panggul, misalnya. klien sangat pendek, berjalan pincang, terdapat
kelainan bentuk tulang belakang, belah ketupat michealis tidak simetris.
2 ) Palpasi, klien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul atau
tidak bila pada primigravida pada kehamilan 36 minggu atau lebih kepala belum

25
masuk pintu atas panggul (PAP). Primigravida pada kehamilan aterm terdapat
kelainan letak.
3 ) Perasat Osborn positif.
4 ) Pemeriksaan dengan menggunakan pengukuran ukuran panggul l uar.
Alat yang pali ng s ering digunakan untuk mengukur ukuran luar panggul
adalah jangka panggul martin.

a) Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anterior kanan dan kiri dengan ukuran panggul
normal 23-26 cm

b ) Distansia kristarum
Yaitu jarak terjauh antara Krista iliaka kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-
29 cm. Bila selisih
antara distransia kristarum dan distansia spinarum kura ng dari 26 cm,
kemung kinan b esar kesempitan panggul

c) Distansia tuberum
Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber
ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5- 11 cm

d) Konjugata eksterna (Boudeloge)


Yaitu jarak antara tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran
normal 18 -20 cm. bila diameter boundeloque kurang dari 16 cm kemungkinan
terdapat kesempitan panggul
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini tidak dilakukan
12. Langkah 55 : pemeriksaan kaki dan tangan
a. Teori
Periksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan pretibia dan mata kaki,
dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas
pulih kembali, berarti edema posilif. Edema positif pada tungkai menandakan
adanya preeklamsi a. Positif (+)1 apabita cekung 2 mm, +2 apabila cekung
4 mm, +3 apabila cekung 6 mm, +4 apabila cekung 6 m m.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
26
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori
13. Langkah 57 : pemeriksaan punggung dibagian ginjal
a. Teori
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan,
bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan ginjal dan salurannya.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori
14. Langkah 58 : pemeriksaan lutut (patella)
a. Teori
Minta ibu duduk dengan tungkai tergantung bebas. jelaskan apa yang hendak
dilakukan. Raba tendon di bawah lutut. Dengan menggu nakan ha mmer
ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit
ketika tendon ditekuk. B ila reflek lutut negatif kemun g kinan klien
kekurangan B1. bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan
preeklamsia.
b. Pelaksanaan dilahan praktik
Tindakan ini sudah dilakukan di lapangan sesuai dengan teori

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
27
Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009).

Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum


sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan.

Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat


diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat
diatasi yang akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) & Angka kematian
Bayi (AKB) meningkat (Marmi, 2014).

B. SARAN
Saya sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritiknya, agar menjadi lebih baik lagi, dan
kami harap pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
pengetahuan wawasan yang lebih luas mengenai ”PEMERIKSAAN PERSALINAN”

DAFTAR PUSTAKA

28
Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.

Mufdlilah (2007) Panduan Praktikum asuhan Kebidanan pada ibu hamil.


Stikes Aisyiyah Yogyakarta

Departmen Kesehatan RI, Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di


Rumah Sakit dan Puskesmas. Jakarta: DepKes RI. 2003; 3-10.

Departmen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Kebidanan, Instrumen


Audit, Perubahan Praktek Kebidanan. Jakarta: IBI. 2000; 1-2:
12-22.
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan Buku
2 Asuhan Antenatal. Jakarta: PUSDIKNAKES. 2003; 3: 37-
46..
Sarwono, 1984, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Varney, H (1997)Varney Midwifery, Thind edition,Jones and Batlet
Publishes, Sudbuy, England

WHO, 1992, Antenatal Care and Maternal Health, How Effective is it, by
Cleone Rooney Maternal and Child Epidermiology, Unit London School
at Hygeuiric and Tropical Medicine.

29

Anda mungkin juga menyukai