Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA


DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Johny Montolalu
Joorie M. Ruru

RINGKASAN

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


menetapkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sumber penerimaan daerah yang berasal dari
dalam daerah itu sendiri, yang dapat mendukung APBD untuk membiayai pengeluaran daerah.
Tujuan PAD, memberikan keleluasaan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah
sebagai perwujudan asas desentralisasi.
Permasalahan penelitian adalah sumber dari hasil penerimaan PAD serta kontribusinya
terhadap APBD. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar (%) penerimaaan PAD serta
kontribusinya terhadap APBD. Urgensi penelitian apakah penerimaan PAD serta kontribusinya
terhadap APBD derajatnya, sangat kurang, kurang, cukup, sedang, baik dan sangat baik.
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Metode penelitian merupakan metode deskriptif dan eksplanatoris survey dengan
pendekatan keterpaduan antara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan jangka panjang diharapkan peneliti ini berkelanjutan (multiyear) dengan target
seluruh daerah di propinsi Sulawesi Utara dapat diteliti PAD dan APBD karena sangat bermanfaat
kepada pemerintah daerah dan masyarakat di daerah. Keunggulan penelitian ini bersifat orisinil.
Kata Kunci : Penerimaan PAD, Kontribusi APBD

PENDAHULUAN mengurus dan mengatur semua urusan di


Otonomi daerah resmi mulai berlaku di bidang penyelenggaraan, pemerintahan,
seluruh daerah Indonesia sejak 1 Januari pembangunan dan pelayanan kepada
2001. Prinsip otonomi daerah menggunakan masyarakat dilakukan berdasarkan prinsip
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti transparansi, partisipatif dan akuntabel.
daerah diberikan kewenangan mengurus dan Penyelenggaraan pemerintahan di daerah
mengatur semua urusan di daerah, di luar dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja
yang menjadi urusan pemerintah pusat yang Daerah (APBD), sedangkan penyelenggaraan
ditetapkan dalma undang-undang. kewenangan pemerintahan yang menjadi
Penyelenggaraan otonomi daerah, tanggung jawab pemerintah pusat dibiayai
merupakan penyerahan dan pelimpahan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara
kewenangan pengurusan urusan pemerintahan (APBN).
oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Dengan adanya otonomi daerah,
daerah secara nyata dan bertanggungjawab daerah dipacu untuk dapat berkreasi serta
termasuk penimbangan keuangan antara melakukan upaya mencari sumber
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. penerimaan yang berasal dari dalam daerah
Sebagai daerah otonomi penyerahan dan itu sendiri yang dapat mendukung Anggaran
pelimpahan kewenangan dari pemerintah Pendapatan Belanja Daerah untuk membiayai
pusat kepada pemerintah daerah untuk pengeluaran penyelengaraan pemerintahan di

1
daerah, dan pelayanan kepada masyarakat. banyak hal kurang mencerminkan
Dari berbagai alternatif sumber akuntabilitas pemerintah daerah.
penerimaan yang dipungut oleh daerah, Penelitian ini akan diadakan pada tiga
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 wilayah kabupaten yaitu : Kabupaten
tentang Perimbangan Keuangan antara Minahasa Selatan.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Berdasarkan uraian di atas, penulis
serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tertarik untuk melakukan kajian melalui suatu
tentang Pemerintahan Daerah menetapkan kegiatan penelitian ilmiah yang diangkat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah dalam judul : ³Analisis Penerimaan
satu sumber penerimaan daerah yang berasal Pendapatan Asli Daerah Serta
dari dalam daerah itu sendiri. Oleh sebab itu Kontribusinya Terhadap Anggaran
Pendapatan Asli Daerah harus dikembangkan Pendapatan dan Belanja Daerah
dengan cara perluasan basis penerimaan Pajak Kabupaten Minahasa Selatan´.
dan Retribusi, dengan memperhatikan kondisi
masing-masing daerah.
Dalam sejarah pemerintahan daerah di TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia sejak Indonesia merdeka sampai Undang-Undang Nomor 33 Tahun
saat ini PAD telah menjadi sumber 2004, menyebutkan : Penerimaan daerah
penerimaan yang dapat diandalkan dalam adalah uang yang masuk ke kas daerah.
memberikan kontribusi terhadap Anggaran Pendapatan daerah adalah hak pemerintah
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). daerah yang diakui sebagai penambah nilai
Sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah kekayaan bersih dalam periode tahun
terdiri dari : 1) Pajak Daerah Propinsi dan bersangkutan. Pendapatan Asli Daerah yang
Kabupaten/Kota; 2) Retribusi Daerah; 3) selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan
Pengelolaan kekayaan daerah yang yang diperoleh daerah yang dipungut
dipisahkan; dan 4) lain-lain PAD yang sah. berdasarkan peraturan Daerah sesuai dengan
Tujuan PAD adalah untuk memberikan peraturan perundang-undangan.
keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
membiayai pengeluaran penyelenggaraan Daerah selanjutnya disebut APBD adalah
pemerintahan di daerah dalam rangka rencana keuangan tahunan pemerintah daerah
pelaksanaan otonomi daerah sebagai yang dibahas dan disetujui bersama oleh
perwujudan asas desentralisasi. Desentralisasi pemerintah daerah dan dewan perwakilan
adalah penyerahan wewenang pemerintahhan rakyat daerah dan ditetapkan dengan
oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom peraturan daerah. Pembiayaan adalah setiap
untuk mengatur pemerintahan dalam sistem penerimaan yang perlu di bayar kembali
Negara Kesatuan republik Indonesia. Dengan dan/atau pengeluaran yang akan diterima
adanya otonomi daerah diharapkan agar kembali baik pada tahun anggaran berikutnya.
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan Belanja daerah adalah semua kewajiban
pemerintahan tidak mengandalkan dan tidak daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai
bergantung pada dana dari pemerintah pusat kekayaan bersih dalam periode tahun
yaitu APBN yang ditransfer melalui dana anggaran yang bersangkutan.
perimbangan khususnya Dana Alokasi Umum Dana Perimbangan adalah dana yang
(DAU) yang ditetapkan dalam APBN setiap bersumber dari pendapatan APBN yang
tahun. Menurut penjelasan Undang-Undang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
dan Retribusi Daerah menyebutkan desentralisasi. Dana perimbangan bertujuan
ketergantungan daerah yang sangat besar mengurangi kesenjangan fisikal antara
terhadap dana perimbangan dari pusat dalam pemerintah pusat dari pemerintah daerah dan

2
antar pemerintah daerah. HASIL PENELITIAN DAN
Dana Bagi Hasil adalah dana yang PEMBAHASAN
bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan Deskripsi Lokasi Penelitian Letak
angka presentase untuk mendanai kebutuhan Geografis
daerah dalam rangka pelaksanaan Kabupaten Minahasa Selatan terletak
desentralisasi. antara 0o ¶ - 1o ¶ /LQWDQJ 8WDUD GDQ
Dana Alokasi Umum selanjutnya antara 124o ¶-124o - ¶ %XMXU 7LPXU GDQ
disebut DAU adalah dana yang bersumber dilakui oleh garis ekuator atau garis
dari APBN yang dialokasikan kepada daerah khatulistiwa yang terletak pada garis lintang
tertentu dengan tujuan untuk membantu 00.
mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten
nasional. Minahasa Selatan memiliki batas wilayah,
yaitu:
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
bertujuan memberikan kewenangan kepada - Sebelah Utara : Kab. Minahasa
pemerintah daerah untuk mendanai - Sebelah Selatan : Kab. Bolmong
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Kab. Boltim
potensi daerah sebagai perwujudan - Sebelah Barat : Laut Sulawesi
desentralisasi. - Sebelah Timur : Kab. Minteng
Lain-lain pendapatan bertujuan
memberi peluang kepada daerah untuk Berdasarkan letaknya, Kabupaten Minahasa
memperoleh pendapatan selain pendapatan Selatan berada diantara dataran tinggi serta
Pendapatan Asli Daerah. laut Sulawesi.
Pajak daerah yang selanjutnya disebut
pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah Luas Wilayah
yang tertuang untuk keperluan daerah bagi Luas wilayah Kabupaten Minahasa
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selatan adalah berupa datarna seluas 1.454,64
Retribusi daerah yang selanjutnya km2. Akhir tahun 2016, wilayah administrasi
disebut retribusi adalah pungutan daerah Kabupaten Minahasa Selatan terdiri dari 17
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian wilayah kecamatan dengan luas daratan
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau masing-masing kecamatan dapat dilihat pada
diberikan oleh pemerintah daerah untuk tabel berikut.
kepentingan orang pribadi atau bahan. Diketahui wilayah terbesar di
Kabupaten Minahasa Selatan ada pada
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kecamatan Amurang Timur dengan jumlah
- Pajak Daerah luas wilayah 139,87 km2 dengan persentase
- Retribusi Daerah sebesar 9,62%. Sedangkan wilayah terkecil
- Hasil Pengelolahan Kekayaan Daerah ada pada Kecamatan Motoling 25,90 km2
yang dipisahkan dengan persentase 1,78%.
- Lain-lain PAD yang sah
2) Dana Perimbangan Kondisi Pemerintahan
- Dana bagi Hasil Pajak dan bukan Kabupaten Minahasa Selatan
Pajak sebelumnya merupakan bagian dari
- Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Minahasa. Kemudian, melalui
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Undang-Undang No. 10 Tahun 2003,
3) Lain-lain Pendapatan Minahasa Selatan dimekarkan menjadi sebuah

3
kabupaten yang otonom. Sejak berdirinya, Diketahui rasio jenis kelamin di
Kabupaten Minahasa Selatan telah terjadi Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 106,65.
perkembangan yang cukup signifikan dalam Artinya, diantara 100 perempuan terdapat 106
bidang pemerintahan, dimana pada awalnya sampai 107 laki-laki.
hanya terdiri dari 13 Kecamatan menjadi 17 Diketahui kepadatan penduduk di
Kecamatan. Sampai pada tahun 2016, Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2016
Kabupaten Minahasa Selatan terdiri dari 177 mencapai 142 jiwa/km2. Kepadatan penduduk
desa/kelurahan. di 17 kecamatan cukup beragam dengan
Diketahui desa terbanyak ada pada kepadatan penduduk tertinggi terletak di
Kecamatan Tenga dengan jumlah 18 desa. Kecamatan Amurang dengan kepadatan
Namun di Kecamatan Amurang terdapat 6 sebesar 392 jiwa/km2 dan terendah di
telah berubah status menjadi kelurahan, Kecamatan Motoling Barat sebesar 65
Amurang Barat sejumlah 2 kelurahan dan jiwa/km2.
Amurang Timur 2 kelurahan. Dengan total Diketahui penduduk di Kabupaten
keseluruhan desa 177 desa dan 10 kelurahan. Minahasa Selatan paling banyak berada di
Jumlah pegawai negeri sipil di kelompok umur 10 ± 14 dengan jumlah
Kabupaten Minahasa Selatan adalah 4.584 18.024 jiwa.
orang yang terdiri dari 1.791 orang laki-laki Diketahui angkatan kerja di Kabupaten
dan 2.757 orang perempuan. Pendidikan Minahasa Selatan yang bekerja pada tahun
tertinggi yang ditamatkan oleh pegawai negeri 2015 berjumlah 89.811 orang. Dari 89.811
sipil di Kabupaten Minahasa selatan paling orang, angkatan kerja yang bekerja, 63.710
banyak adalah Tingkat Sarjana/Doktor/Ph.d. orang laki-laki dan 26.101 orang perempuan.
sebanyak 2.425 orang merupakan golongan
III disusul golongan IV dan sisanya PEMBAHASAN
merupakan pegawai golongan I dan II. Kontribusi Jenis Pendapatan PAD
terhadap Total PAD
Kondisi Kependudukan dan Ketenaga- a. Pajak Daerah
kerjaan Pajak daerah merupakan sumber
Sumber utama data kependudukan penerimaan utama bagi suatu daerah sehingga
adalah sensus penduduk yang dilaksanakan sangat diharapkan penerimaan dari sektor
setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk pajak daerah ini dapat memberikan kontribusi
telah dilaksanakan sebanyak enam kali sejak yang cukup besar terhadap PAD dan
Indonesia merdeka, yaitu 1961, 1971, 1980, Pendapatan Daerah. Besarnya kontribusi
1990, 2000, dan 2010. pajak daerah terhadap PAD Kabupaten
Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan Minahasa Selatan mengalami fluktuasi. Awal
berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 tahun 2014 kontribusi pajak daerah terhadap
sebanyak 206.603 jiwa yang terdiri atas PAD sebesar 33,65%, tahun 2015 menurun
106.628 penduduk laki-laki dan 99.975 jiwa menjadi 28,00%, sementara pada tahun 2016
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan naik perlahan menjadi 33,35% lebih rendah
proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, bila dibandingkan dengan tahun 2014.
penduduk Minahasa Selatan mengalami
pertumbuhan sebesar 0,07%. Sedangkan b. Retribusi Daerah
untuk data jumlah penduduk dapat dilihat Retribusi daerah merupakan sumber
pada tabel berikut. PAD kedua terbesar setelah pajak daerah.
Diketahui jumlah perkembangan Pada tahun 2016 persentase naik menjadi
penduduk berada pada Kecamatan Amurang 9,14%. Namun secara keseluruhan meningkat
dengan laju pertumbuhan sebesar 1,70% per yang pada tahun 2014 sebesar Rp.
tahunnya. 1.826.434.219, naik menjadi

4
Rp.3.006.822.665. Kenaikan tingkat d. Lain-lain PAD Yang Sah
persentase kontribusi tahun 2014-2016 ini Jumlah penerimaan dari sektor lain-lain
disebabkan karena kenaikan nominal retribusi PAD yang sah pada tahun 2014-2016
daerah. menunjukkan presentasi kontribusinya yang
Bila dilihat dari tahun ke tahun selama cukup. Tahun 2014 sektor ini memberikan
periode 2014-2016, berdasarkan persentase kontribusi sebesar 57,26%. Sementara tahun
tingkat kontribusi retribusi daerah terhadap 2015 dengan besar kontribusi 62,28%. Pada
PAD Kabupaten Minahasa Selatan masih tahun 2016 mengalami penurunan kontribusi
relatif kecil. Hal ini terlihat dari rata-rata menjadi 56,45%. Penurunan ini disebabkan
kontribusi daerah terhadap PAD selama kurun karena adanya penurunan jumlah iuran yang
waktu 2014-2016 adalah sebesar 8,45%. diberikan kepada pemerintah. Sementara rata-
rata kontribusi lain-lain PAD yang sah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah terhadap total PAD adalah sebesar 58,66%.
yang Dipisahkan
Sektor Hasil pengelolaan Kekayaan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Daerah yang Dipisahkan tidak banyak Terhadap Anggaran Pendapatan dan
memberikan kontribusi terhadap PAD. Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Penerimaan pada tahun 2014 sebesar Minahasa Selatan
Rp.386.949.000, jumlah ini hanya mampu Kontribusi dalam penelitian ini adalah
memberikan kontribusi terhadap PAD sebesar besarnya jumlah iuran yang bersumber dari
1,48%. Untuk tahun 2015, penerimaan PAD dan komponennya, seperti: Pajak
mengalami penurunan dan memberikan Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
kontribusinya sebesar 1,10%. Sedangkan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain
untuk tahun 2016, penerimaannya mengalami PAD yang dipisahkan terhadap PAD itu
penurunan drastis, dan hanya mampu sendiri dan terhadap APBD yang dilihat
memberikan kontribusinya terhadap PAD dalam persentase setiap tahun anggaran.
berada pada kisaran 0,97%. Penerimaan ini Kontribusi PAD terhadap APBD di
sangat kecil bila dibandingkan dengan tahun Kabupaten Minahasa Selatan masih relatif
2014. Rata-rata kontribusi hasil pengelolaan rendah. Terlihat adanya fluktuasi kenaikan
kekayaan daerah yang dipisahkan terhadap dan penurunan persentase kontribusi PAD
PAD selama periode 2014-2016 adalah terhadap pendapatan daerah selama periode
sebesar 22,18%. 2014-2016. Pada tahun 2014 tingkat
Penurunan yang terjadi pada sektor kontribusi yang diberikan adalah sebesar
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang 3,82%, sementara tahun 2015 besarnya
dipisahkan ini, diakibatkan pemerintah kurang tingkat kontribusi yang diberikan oleh PAD
berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik terhadap APBD sebesar 3,68%. Sementara
Daerah (BUMD). Dimana badan ini pada tahun 2016 perlahan perlahan menurun
merupakan sumber penerimaan untuk sektor menjadi 3,28%.
hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang Penyebab penurunan kontribusi dari
dipisahkan. Hal ini terlihat dari masih banyak tahun ke tahun adalah karena pemerintah
sekali perusahaan daerah maupun lembaga kurang fokus dalam meningkatkan
keuangan daerah yang belum membayarakan penerimaan PAD secara keseluruhan.
iuran kepada pemerintah. Untuk itu upaya Sementara kecilnya jumlah kontribusi PAD
dalam mengkoordinasi BUMD ini harus lebih pada tahun 2016 juga disebabkan karena
ditingkatkan agar sektor ini lebih banyak pemerintah daerah juga mendapatkan bantuan
memberikan kontribusinya terhadap PAD. dana yang jumlahnya lebih besar daripada
PAD Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu
sebesar Rp. 837.831.446.964. Dana ini

5
berasal dari Dana Perimbangan yang daerah yang lebih maju dan mandiri dalam
bersumber dari Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil membiayai penyelenggaraan pemerintahan-
Pajak Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum nya.
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Selain itu, bantuan dana lainnya yang
jumlahnya lebih besar daripada PAD KESIMPULAN
Kabupaten Minahasa Selatan berasal dari Kesimpulan dari hasil penelitian diatas, ialah:
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 1) Penerimaan dan Kontribusi Pajak Daerah
bersumber dari hibah pemerintah pusat dan terhadap PAD Kabupaten Minahasa
lembaga atau badan lain dalam negeri, serta Selatan berada pada kondisi rendah atau
dari penerimaan pembiayaan daerah. hanya berkisar pada rata-rata 31,67%
Jika dilihat dari data tahun terakhir pertahun.
yaitu tahun 2016, pemerintah daerah 2) Penerimaan dan Kontribusi Retribusi
Kabupaten Minahasa Selatan dinilai belum Daerah terhadap PAD Kabupaten
mampu menjalankan pemerintahnya sendiri. Minahasa Selatan berada pada kondisi
Hal ini terbukti bahwa dalam pendanaan sangat rendah atau hanya berkisar pada
keuangan saja pemerintah daerah masih rata-rata 8,45% pertahun.
sangat bergantung pada pemerintah pusat, 3) Penerimaan dan Kontribusi Hasil
karena dana yang bersumber dari PAD masih Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
sangat minim yaitu sebesar Rp. Dipisahkan terhadap PAD Kabupaten
32.750.067.063 sementara dana suntikan yang Minahasa Selatan berada pada kondisi
berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah sangat rendah atau hanya berkisar pada
yang sah sebesar Rp.128.120.880.105. rata-rata 1,18% pertahun
Jumlah PAD yang diterima oleh 4) Penerimaan dan Kontribusi Lain-lain
pemerintah daerah Kabupaten Minahasa PAD yang sah terhadap PAD Kabupaten
Selatan tidak terlalu besar untuk dapat Minahasa Selatan berada pada kondisi
memberikan kontribusi yang berarti bagi cukup atau berkisar pada rata-rata 58,66%
pendapatan daerah secara keseluruhan. Jika pertahun.
dilihat dari rata-rata presentasi kontribusinya 5) Penerimaan dan Kontribusi PAD terhadap
yaitu sebesar Rp. 3,59%. Artinya PAD belum APBD Kabupaten Minahasa Selatan dari
terlalu besar memberikan iuran/sumbangan tahun 2014-2016 relatif kecil hanya ada
yang berarti bagi pendapatan daerah pada kisaran 3,59% pertahun;
Kabupaten Minahasa Selatan. Kenyataan ini Bila dilihat dari data tahun terakhir
berarti berbeda dengan teori yang ada, yang yaitu tahun 2016, pemerintah daerah
menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Minahasa Selatan dinilai belum
merupakan sumber keuangan terbesar bagi mampu menjalankan pemerintahannya
Pendapatan Daerah. sendiri. Hal ini terbukti bahwa dalam
Hal ini merupakan persoalan bagi pendanaan keuangan saja pemerintah daerah
pemerintah daerah Kabupaten Minahasa masih sangat bergantung pada pemerintah
Selatan. Pemerintah harus dapat memecahkan pusat, karena dana yang bersumber dari PAD
persoalan ini dengan cara terus berupaya masih sangat minim.
keras dalam mengembangkan berbagai
potensi PAD yang ada di Kabupaten Saran
Minahasa Selatan (Misalnya sektor pajak Dari kesimpulan ini, maka peneliti
daerah dan retribusi daerah), sehingga mampu menyarankan, sebagai berikut:
memberikan kontribusi yang makin besar 1) Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa
terhadap pendapatan daerah. Tujuannya Selatan hendaknya meningkatkan tingkat
adalah Kabupaten Minahasa Selatan menjadi sosialisasi mengenai Pendapatan Asli

6
Daerah dan dari mana sumber-sumber Perpajakan 1 dan 2, Penerbit PT.
penerimaannya. Terlebih pada sektor Eresco, Bandung.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Supramono dan Damayanti, Th. W. 2005,
2) Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Perpajakan Indonesia, Penerbit
Selatan hendaknya menggali segala Andi, Yogyakarta.
potensi daerah yang berguna dan belum Syamsi, Ibnu, 1995, Pengambilan
tersentuh, untuk menunjang sektor-sektor Keputusan dan Sistem Informasi,
penerimaan dalam meningkatkan Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Pendapatan Asli Daerah. Waluyo dan Wirawan, B. I. 2002,
3) Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Perpajakan Indonesia, Edisi I,
Selatan hendaknya memfokuskan diri Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
dengan jalan melatih dan memberdayakan
perangkat daerah hingga perangkat Sumber-Sumber Lain :
desa/kelurahan dalam membuka peluang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
sektor-sektor penerimaan lainnya yang Tahun 1945
berujung pada meningkatnya Pendapatan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,
Asli Daerah tentang Ketentuan Umum dan Tata
4) Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Cara Perpajakan.
Selatan hendaknya menjalin kerjasama Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004,
dengan BUMD ataupun lembaga-lembaga tentang Perimbangan Keuangan
keuangan yang ada di daerah dalam Antara Pusat dan Daerah.
menaikkan tingkat kontribusinya kepada Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2000,
daerah. tentang Pajak Daerah dan Retribusi
5) Pada tingkat sosialisasi perlu melibatkan Daerah.
seluruh elemen-elemen masyarakat, Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2009,
didalamnya juga termasuk akademisi tentang Pajak Daerah dan Retribusi
dalam membangun paradigma berpikir Daerah.
masyarakat khususnya tentang Pendapatan
Asli Daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Tj. Dan Muhammad, F. H. 2005,
Perpajakan, Edisi Ketiga, Penerbit
UPP. AMP. YKPN, Yogyakarta.
Boediono, B. 2001, Perpajakan Indonesia,
Cetakan II, Penerbit Diadit Media,
Jakarta.
Mardiasmo, 2009, Perpajakan, Cetakan XIV
(Edisi Revisi 2008), Andi,
Yogyakarta.
Reksohadiprodjo, S., 2000, Ekonomika
Publik, Badan Penerbit FE-UGM,
Yogyakarta.
Samudra, A. A. 1995, Perpajakan di
Indonesia, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Soemitro, R. 1994, Asas dan Dasar

Anda mungkin juga menyukai