A. INSTRUMEN KEUANGAN 1. Pengertian Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. 2. Bentuk Instrumen Keuangan Aset keuangan meliputi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan rugi laba; investasi dimiliki hingga jatuh tempo; pinjaman yang diberikan dan piutang; dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan meliputi liabilitas keuangan yang diukurpada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif; dan liabilitas lainnya. Intrumen ekuitas meliputi intrumen ekuitas biasa; instrumen ekuitas wmanajemen; dan instrumen ekuitas sintesis. Instrumen derivatif meliputi derivatif biasa; dan derivatif melekat. Instrumen lindung nilai meliputi atas nilai wajar; atas arus kas; dan arus investasi neto pada operasi luar negeri. 3. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan Pengakuan aset atau liabilitas keuangan dibedakan menjadi 2 yaitu pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal. Secara umum pengukuran menggunakan dsar nilai wajar, namun saat nilai wajar tidak dapat diperoleh maka dapat menggunakan nilai perolehan atau nilai tercatat. 4. Penyajian dan Pengungkapan Penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keaungan: Penyajian. Pernyataan ini menjelaskan secara umum prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan keuangan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikasi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut. B. ASET KEUANGAN 1. Klasifikasi Aset Keuangan Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to profit and loss-FVLV) adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM) adalah asetnonkeuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR) adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan tidak mempunyai koutasi pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori aset keuangan yang lain. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale-AFS) adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR. Reklasifikasi aset keuangan, pada saat pengakuan awal AFS diakui sebesar nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat distribusi secara langsung untuk perolehan investasi AFS dikapitalisasi menambah nilai AFS. Untuk AFS dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, biaya transaksi diamortisasi ke laba rugi dengan menggunakan suku bunga efektif. 2. Reklasifikasi Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrument keuangan dari atau ke kategori FVPL. Dalam kondisi tertentu sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2013), FVPL dapat direklasifikan ke LR dalam situasi yang sangat langka. Larangan reklasifikasi FVPL dimaksudkan agar entitas tidak memiliki moral hazard menggunakan reklasifikasi untuk manajemen laba. Misalnya, pada saat kenaikan nilai investasi entitas mereklasifikasi AFS menjadi FVPL untuk memperoleh laba, namun jika terjadi penurunan nilai investasi direklasifikasi dari FVPL menjadi AFS atau kategori yang lain untuk menghindari kerugian. 3. Penurunan Nilai Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai tercatat atau biaya perolehan diamortisasi telah tinggi daripada nilai yang dapat diperoleh kembali. Evaluasi penurunan nilai dilakukan dengan prosedur berikut. o Aset keuangan yang secara individu signifikan dilakukan pengujian penurunan nilai secara individu. o Jika aset keuangan yang secara individu signifikan, pada saat pengujian individual tidak mengalami penurunan nilai, maka harus dinilai dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sama. o Penilaian kelompok dilakukan untuk ast yang secara individu tidak signifikan dan aset keuangan yang secara invidu signifikan tetapi tifak mengalami penurunan nilai. 4. Penghentian Pengakuan Pada saat kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan posisi keuangan. Namun entitas dapat mentransfer aset keuangan pada pihak lain sebelum kontrak berakhir. Pada saat terjadi transfer aset keuangan, penghentian pengakuan terjadi jika entitas telah mentransfer hak untuk menerima arus kas serta secara substansi secara telah memindahkan semua risiko dan reward kepada pihak lain. Entitas akan menghentikan pengakuan jika tidak lagi menahan risiko dan reward serta tidak memiliki pengendalian terhadap aset keuangan tersebut. Jika kriteria penghapusbukuan (derecognition) terpenuhi maka aset keuangan akan dihapus dari pencatatan entitas. C. KAS 1. Definisi Kas adalah aset keuangan yang digunakan kegiatan operasional perusahaan. 2. Pengendalian Kas Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi dengan pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak pembayar. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup dengan akses terbatas. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian pencatatan. Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah kecil. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank. 3. Penyajian Kas dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di urutan paling atas. Namun penyajian laporan keuangan menurut IFRS 1 Presentation of Financial Statement justru meletakkan aset lancar pada bagian bawah sehingga kas diletakkan pada bagian paling bawah dalam laporan posisi keuangan. 4. Pengungkapan Pengungkapan kas dalam laporan keuangan meliputi pengungkapan kebijakan akuntansi dan informasi rincian kas yang dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi kas menjelaskan secara umum komponen kas dan bagaimana perusahaan mengklasifikasi kas. Kebijakan akuntansi juga menjelaskan bagaimana perusahaan menyajikan bank overdraft atau cerukan. D. PIUTANG DAN PINJAMAN YANG DIBERIKAN 1. Definisi dan Jenis Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Untuk entitas perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. Perusahaan pembiayaan selain bank (multifinance), mengklasifikasikan piutang menurut jenis pembiayaan misalnya piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan sewa, dan piutang pembiayaan kartu kredit. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan setelah aset tetap. 2. Wesel Tagih Wesel tagih (promissory notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih (notes receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih. 3. Pengakuan Awal Dalam transaksi penjualan/pendapatan, pengakuan piutang dikaitkan dengan pengakuan pendapatan. Dalam transaksi piutang yang dikaitkan dengan pemberian pinjaman, piutang diakui sesuai ketentuan dalam kontrak pinjaman. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedu belah pihak pada tanggal transaksi. Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus. 4. Pengukuran Setelah Peroleh Piutang termasuk kategori aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang. Menurut PSAK 55 (revisi 2013), LR diukur berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Setiap tanggal pelaporan entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai. Jika terjadi penurunan nilai maka entitas harus melakukan penurunan nilai sesuai dengan ketentuan penurunan nilai untu aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. 5. Penurunan Nilai Konsep Penurunan Nilai Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa depan. Peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai meliputu data dan informasi yang dapat diobservasi yang menjadi perhatian pemegang aset. Penghitungan Penurunan Nilai Untuk piutang yang signifikan secara individu, penentuan penurunan nilai dihitung secara individu. Piutang yang tidak mungkin dibayar karena kegiatan operasi pelanggan tersebut dihentikan atau pailit dan tidak ada pihak lain yang menjamin piutang tersebut, harus diturunkan nilainya secara keseluruhan. Jumlah penurunan nilai adalah seluruh nilai piutang tercatat jaminan yang dikuasai oleh perusahaan (jika ada). Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan sebagai beban. Jurnal Penurunan Nilai Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan nilai yaitu metode penghapusan langsung (direct write off method) dan metode pencadangan (allwowance method). Untuk metode penghapusan langsung, piutang yang diturunkan nilai langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai. Untuk metode penyisihan (allowance method) lebih tepat digunakan dalam mencatat penurunan nilai. 6. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatatdalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan akan terjadi ketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Untuk piutang atau pinjaman penghentian pengakuan baik seluruhnya atau sebagaian, terjadi pada saat piutang tersebut dilunasi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas di masa mendatang, kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak lain menjadi tidak ada lagi. 7. Penyajian Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang, piutang usaha, dan piutang lain. Namun ada perusahaan dalam industri khusus yang memiliki klasifikasi penyajian piutang yang lebih detail, seperti PT Adhi Karya yang memiliki empat kategori piutang, yaitu tagihan bruto pemberi kerja, piutang usaha, piutang retensi, dan piutang lain. Pada perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, piutang disajikan dalam kategori kredit atau pinjaman yang diberikan. Sedangkan pada perusahaan pembiayaan (multifinance), piutang disajikan sebagai piutang pembiayaan konsumen, pembiayaan anjak piutang, dan piutang leasing. 8. Pengungkapan Pengungkapan tersebut terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan akumtansi, pengungkapan rincian piutang yang menjelaskan angka dalam laporan keuangan pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan. Secara khusu pengungkapan piutang mengikuti ketentuan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. 9. Analisis Piutang Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yang dilakuakn dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai. Dalam analisis akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum melaukan perhitungan rasio-rasio keuangan terkait piutang. Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang. Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata- rata dalam satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir periode dua. Entitas dengan perputaran piutang tinggi menandakan bahwa entitas tersebut bagus. Umur piutang dihitung dengan hari dalam satu tahun dibagi dengan perputaran piutang. Semakin lama jangku waktu piutang mengindikasi perputarannya rendah, sehingga modal kerja perusahaan banyak berhenti di investasi piutang.