Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Putu Annie Angelina

NPM : 1833121291
Kelas : D 10

INSTRUMEN KEUANGAN, KAS, DAN PIUTANG


A. INSTRUMEN KEUANGAN
1. Pengertian
Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas
keuangan.
2. Bentuk Instrumen Keuangan
 Aset keuangan meliputi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan rugi laba; investasi dimiliki hingga jatuh tempo; pinjaman yang
diberikan dan piutang; dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
 Liabilitas keuangan meliputi liabilitas keuangan yang diukurpada nilai wajar
melalui laporan laba rugi komprehensif; dan liabilitas lainnya.
 Intrumen ekuitas meliputi intrumen ekuitas biasa; instrumen ekuitas
wmanajemen; dan instrumen ekuitas sintesis.
 Instrumen derivatif meliputi derivatif biasa; dan derivatif melekat.
 Instrumen lindung nilai meliputi atas nilai wajar; atas arus kas; dan arus
investasi neto pada operasi luar negeri.
3. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan
Pengakuan aset atau liabilitas keuangan dibedakan menjadi 2 yaitu pengukuran
pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal. Secara umum
pengukuran menggunakan dsar nilai wajar, namun saat nilai wajar tidak dapat
diperoleh maka dapat menggunakan nilai perolehan atau nilai tercatat.
4. Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam PSAK 50
(revisi 2010): Instrumen Keaungan: Penyajian. Pernyataan ini menjelaskan secara
umum prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling
hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan. Pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan keuangan
dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikasi
instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya
risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
B. ASET KEUANGAN
1. Klasifikasi Aset Keuangan
 Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to profit
and loss-FVLV) adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu dekat.
 Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity-HTM) adalah
asetnonkeuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif
dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
 Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR) adalah aset
keuangan nonderivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan tidak
mempunyai koutasi pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori
aset keuangan yang lain.
 Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale-AFS) adalah aset
keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak
diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR.
 Reklasifikasi aset keuangan, pada saat pengakuan awal AFS diakui sebesar
nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat distribusi secara langsung untuk
perolehan investasi AFS dikapitalisasi menambah nilai AFS. Untuk AFS
dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan, biaya transaksi
diamortisasi ke laba rugi dengan menggunakan suku bunga efektif.
2. Reklasifikasi
Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrument keuangan dari atau
ke kategori FVPL. Dalam kondisi tertentu sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2013),
FVPL dapat direklasifikan ke LR dalam situasi yang sangat langka. Larangan
reklasifikasi FVPL dimaksudkan agar entitas tidak memiliki moral hazard
menggunakan reklasifikasi untuk manajemen laba. Misalnya, pada saat kenaikan nilai
investasi entitas mereklasifikasi AFS menjadi FVPL untuk memperoleh laba, namun
jika terjadi penurunan nilai investasi direklasifikasi dari FVPL menjadi AFS atau
kategori yang lain untuk menghindari kerugian.
3. Penurunan Nilai
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai apabila nilai
tercatat atau biaya perolehan diamortisasi telah tinggi daripada nilai yang dapat
diperoleh kembali. Evaluasi penurunan nilai dilakukan dengan prosedur berikut.
o Aset keuangan yang secara individu signifikan dilakukan pengujian
penurunan nilai secara individu.
o Jika aset keuangan yang secara individu signifikan, pada saat pengujian
individual tidak mengalami penurunan nilai, maka harus dinilai dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sama.
o Penilaian kelompok dilakukan untuk ast yang secara individu tidak signifikan
dan aset keuangan yang secara invidu signifikan tetapi tifak mengalami
penurunan nilai.
4. Penghentian Pengakuan
Pada saat kontrak berakhir, aset keuangan tidak lagi diakui dalam laporan posisi
keuangan. Namun entitas dapat mentransfer aset keuangan pada pihak lain sebelum
kontrak berakhir. Pada saat terjadi transfer aset keuangan, penghentian pengakuan
terjadi jika entitas telah mentransfer hak untuk menerima arus kas serta secara
substansi secara telah memindahkan semua risiko dan reward kepada pihak lain.
Entitas akan menghentikan pengakuan jika tidak lagi menahan risiko dan reward
serta tidak memiliki pengendalian terhadap aset keuangan tersebut. Jika kriteria
penghapusbukuan (derecognition) terpenuhi maka aset keuangan akan dihapus dari
pencatatan entitas.
C. KAS
1. Definisi
Kas adalah aset keuangan yang digunakan kegiatan operasional perusahaan.
2. Pengendalian Kas
 Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi dengan
pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak
pengguna, dan pihak pembayar.
 Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di ruang tertutup
dengan akses terbatas.
 Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda.
 Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga
terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.
 Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian
pencatatan.
 Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam
jumlah kecil.
 Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank.
3. Penyajian
Kas dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar di
urutan paling atas. Namun penyajian laporan keuangan menurut IFRS 1 Presentation
of Financial Statement justru meletakkan aset lancar pada bagian bawah sehingga kas
diletakkan pada bagian paling bawah dalam laporan posisi keuangan.
4. Pengungkapan
Pengungkapan kas dalam laporan keuangan meliputi pengungkapan kebijakan
akuntansi dan informasi rincian kas yang dimiliki perusahaan. Kebijakan akuntansi
kas menjelaskan secara umum komponen kas dan bagaimana perusahaan
mengklasifikasi kas. Kebijakan akuntansi juga menjelaskan bagaimana perusahaan
menyajikan bank overdraft atau cerukan.
D. PIUTANG DAN PINJAMAN YANG DIBERIKAN
1. Definisi dan Jenis
Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Untuk entitas
perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan
posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. Perusahaan
pembiayaan selain bank (multifinance), mengklasifikasikan piutang menurut jenis
pembiayaan misalnya piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan sewa, dan
piutang pembiayaan kartu kredit. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun
atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan
setelah aset tetap.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih (promissory notes atau notes receivable) merupakan klaim
perusahaan kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam
jangka waktu tertentu. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena
penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih
(notes receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih.
3. Pengakuan Awal
Dalam transaksi penjualan/pendapatan, pengakuan piutang dikaitkan dengan
pengakuan pendapatan. Dalam transaksi piutang yang dikaitkan dengan pemberian
pinjaman, piutang diakui sesuai ketentuan dalam kontrak pinjaman. Sesuai dengan
PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan
harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedu belah pihak pada tanggal transaksi.
Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan relasi, karenanya
piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus.
4. Pengukuran Setelah Peroleh
Piutang termasuk kategori aset keuangan pinjaman yang diberikan dan piutang.
Menurut PSAK 55 (revisi 2013), LR diukur berdasarkan biaya perolehan yang
diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Setiap tanggal pelaporan
entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa piutang mengalami
penurunan nilai. Jika terjadi penurunan nilai maka entitas harus melakukan penurunan
nilai sesuai dengan ketentuan penurunan nilai untu aset keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.
5. Penurunan Nilai
 Konsep Penurunan Nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai.
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan
awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa depan. Peristiwa
yang menyebabkan penurunan nilai meliputu data dan informasi yang dapat
diobservasi yang menjadi perhatian pemegang aset.
 Penghitungan Penurunan Nilai
Untuk piutang yang signifikan secara individu, penentuan penurunan nilai
dihitung secara individu. Piutang yang tidak mungkin dibayar karena kegiatan
operasi pelanggan tersebut dihentikan atau pailit dan tidak ada pihak lain yang
menjamin piutang tersebut, harus diturunkan nilainya secara keseluruhan.
Jumlah penurunan nilai adalah seluruh nilai piutang tercatat jaminan yang
dikuasai oleh perusahaan (jika ada). Jika tidak ada jaminan maka semua
piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan sebagai beban.
 Jurnal Penurunan Nilai
Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan nilai yaitu metode
penghapusan langsung (direct write off method) dan metode pencadangan
(allwowance method). Untuk metode penghapusan langsung, piutang yang
diturunkan nilai langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan
nilai. Untuk metode penyisihan (allowance method) lebih tepat digunakan
dalam mencatat penurunan nilai.
6. Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan nilai piutang dan
pinjaman tidak lagi dicatatdalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian
pengakuan akan terjadi ketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Untuk piutang
atau pinjaman penghentian pengakuan baik seluruhnya atau sebagaian, terjadi pada
saat piutang tersebut dilunasi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas di
masa mendatang, kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak
lain menjadi tidak ada lagi.
7. Penyajian
Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang,
piutang usaha, dan piutang lain. Namun ada perusahaan dalam industri khusus yang
memiliki klasifikasi penyajian piutang yang lebih detail, seperti PT Adhi Karya yang
memiliki empat kategori piutang, yaitu tagihan bruto pemberi kerja, piutang usaha,
piutang retensi, dan piutang lain. Pada perusahaan yang bergerak dibidang perbankan,
piutang disajikan dalam kategori kredit atau pinjaman yang diberikan. Sedangkan
pada perusahaan pembiayaan (multifinance), piutang disajikan sebagai piutang
pembiayaan konsumen, pembiayaan anjak piutang, dan piutang leasing.
8. Pengungkapan
Pengungkapan tersebut terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan
akumtansi, pengungkapan rincian piutang yang menjelaskan angka dalam laporan
keuangan pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan. Secara khusu
pengungkapan piutang mengikuti ketentuan dalam PSAK 50: Instrumen Keuangan:
Penyajian dan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
9. Analisis Piutang
Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yang
dilakuakn dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai.
Dalam analisis akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum
melaukan perhitungan rasio-rasio keuangan terkait piutang. Analisis piutang
dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang.
Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata-
rata dalam satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang
akhir periode dua. Entitas dengan perputaran piutang tinggi menandakan bahwa
entitas tersebut bagus. Umur piutang dihitung dengan hari dalam satu tahun dibagi
dengan perputaran piutang. Semakin lama jangku waktu piutang mengindikasi
perputarannya rendah, sehingga modal kerja perusahaan banyak berhenti di investasi
piutang.

Anda mungkin juga menyukai