S 23 tahun dibawa ke IGD dengan ambulan setelah mengalami kecelakaan mobil dan tidak
sadarkan diri. Diketahui mobil yang dikendarai korban kehilangan kendali dan menabrak truk dari
arah berlawanan. Saat diselamatkan oleh petugas ambulan, pasien diketahui tidak mengenakan
sabuk pengaman. Pasien dibawa ke IGD terpasang oksigen 15 lpm NRM, cervical neck colar, long
spine board, dan terpasang infus 18G pada lengan kirinya. Setelah pengkajian didapatkan jalan
nafas paten, tidak ada benda asing atau perdarahan dalam rongga mulut, tidak ada suara nafas
tambahan. Nafas pendek dan cepat, RR 24 x/menit, terdapat jejas dan krepitasi pada costae 3,7 dan
9 dextra dan costae 4 dan 5 sinistra, tidak ada tanda tension pneumothorax, hemothorax, atau fliel
chest, saturasi oksigen 88%. HR 124 x/menit, TD 80/45 mmHg, akral teraba dingin. GCS : 1,1,3,
kedua pupil reaktif bilateral simetris. Terdapat hematom pada area oksipital kiri. Terdapat
deformitas bilateral pada lengan, deformitas bilateral pada femur, dan ecchymosis pada pelvis. Tes
stabilitas pelvis menunjukkan hasil negative. Dilakukan pemeriksaan CT-scan kepala X-ray pelvis
dengan gambaran seperti dibawah ini. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan Hb 7,62 g/dL.
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Nn. S
Umur : 23 tahun
Kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pegawai swasta
Agama : islam
Alamat : Jakarta
Tanggal/jam masuk RS : 16 September 2020/jam 12.00
Tanggal/jam pengkajian : 16 September 2020/jam 14.00
Diagnose medis : Multiple Trauma
b. Penanggungjawab :
Nama : Ny. A
Age : 39 tahun
Kelamin : perempuan
Religion : islam
Alamat : Jakarta
Hub dengan pasien : ibu
2. Keluhan utama :
Tidak dapat dikaji karena pasien tidak sadar
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang :
Tidak ada
b. Riwayat penyakit dahulu :
Tidak ada
4. Primary survey
a. Airway
Setelah pengkajian didapatkan jalan nafas paten, tidak ada benda asing atau perdarahan
dalam rongga mulut
b. Breathing
Tidak ada suara nafas tambahan. Nafas pendek dan cepat, RR 24 x/menit, tidak ada
tanda tension pneumothorax, hemothorax, atau fliel chest, saturasi oksigen 88%.
c. Circulation
HR 124 x/menit, TD 80/45 mmHg akral teraba dingin
d. Disability
GCS : 1,1,3, kedua pupil reaktif bilateral simetris.
e. Exposure
Terdapat hematom pada area oksipital kiri. Terdapat de formitas bilateral pada lengan,
deformitas bilateral pada femur, dan ecchymosis pada pelvis. Terdapat jejas dan
krepitasi pada costae 3,7 dan 9 dextra dan costae 4 dan 5 sinistra, tidak ada tanda tension
pneumothorax, hemothorax, atau fliel chest
5. Secondary survey
a. SAMPLE :
Tidak ada alergi obat, tidak dalam masa konsumsi obat apapun, tidak ada riwayat
dirawat di RS sebelumnya, tidak dapat dikaji makanan yang terakhir dimakan, pasien
tidak sadar sehingga tidak bisa dikaji
b. Head to toe assessment
Head and face Terpasang oksigen 15 lpm NRM kedua pupil reaktif
bilateral simetris. Terdapat hematom pada area oksipital
kiri. Didapatkan jalan nafas paten, tidak ada benda asing
atau perdarahan dalam rongga mulut,
Neck Terpasang neck collar
Chest Tidak ada suara nafas tambahan. Nafas pendek dan cepat,
RR 24 x/menit, terdapat jejas dan krepitasi pada costae 3,7
dan 9 dextra dan costae 4 dan 5 sinistra, tidak ada tanda
tension pneumothorax, hemothorax, atau fliel chest,
Abdomen and flanks Tidak ada distensi abdomen, tidak ada luka
Pelvis and perineum Terdapat deformitas bilateral pada lengan, deformitas
bilateral pada femur, dan ecchymosis pada pelvis. Tes
stabilitas pelvis menunjukkan hasil negative.
Extremities Tidak ada krepitus, tidak ada deformitas
6. Examination Support
Tes stabilitas pelvis menunjukkan hasil negative. Dilakukan pemeriksaan CT-scan kepala
X-ray pelvis dengan gambaran seperti dibawah ini. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan
Hb 7,62 g/dL.
7. Therapy
Terpasang oksigen 15 lpm NRM dan terpasang infus 18G pada lengan kirinya.
Data analysis
No. Tgl Data Etiologi Problem Simple
pathway
1. 16/9 Ds : Hipotensi Resiko Diskontinuitas
Tidak dapat dikaji syok
Do: (SDKI Perubahan
Didapatkan jalan D0039, jaringan
nafas paten hal 92) sekitar
tidak ada benda
asing atau Laserasi kulit
perdarahan dalam Putusnya vena
rongga mulut, dan arteri
tidak ada suara
nafas tambahan. Perdarahan
x/menit
Tidak ada tanda
tension
pneumothorax,
hemothorax, atau
fliel chest
SO2 88%.
HR 124 x/menit,
TD 80/45 mmHg,
Akral teraba
dingin.
GCS : 1,1,3,
Kedua pupil
reaktif bilateral
simetris.
2. 16/9 Ds: Cedera kepala Resiko TD menurun
Tidak dapat dikaji perfusi
Do: serebral Vasokontriksi
SO2 88%. PD
HR 124 x/menit, tidak
TD 80/45 mmHg, efektif Hipoksia
Akral teraba (SDKI
dingin. D0017,hal Resiko perfusi
GCS : 1,1,3 51) serebral tidak
sadarkan diri
TD : 80/45 mmHg
Nursing Diagnosis
1. Resiko syok ditandai dengan hipotensi
2. Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif ditandai dengan cedera kepala
Intervention
diastolic skala 5
Tekanan nadi skala 5 R/ untuk memastikan intake dan
Frekuensi nadi skala 5 output cairan yang menandakan
adanya edema dan syok
Monitor tingkat kesadaran dan
respon pupil
R/ untuk melihat peningkatan
kesadaran pasien
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
R/ agar memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh pasien
Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
R/ agar jalan napas pasien paten
Pasang jalur IV
R/ untuk menghindari gejala
syok
Pasang kateter urin untuk
menilai produksi urin
R/ untuk melihat tanda-tanda
adanya edema sehingga harus
melihat output cairan
Lakukan skin test untuk
mencegah reaksi alergi
R/ agar tidak terjadi kejadian
yang tidak diinginkan
Jelaskan penyebab atau faktor
risiko syok
R/ agar keluarga dapat
mengenali tanda-tanda klien
mengalami syok atau
peningkatan TIK
Kolaborasi pemberian IV
R/ memenuhi kebutuhan cairan
pasien
Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
R/ untuk menstabilkan Hb
Pemantauan cairan (SIKI, I.03121, hal
238)
Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
R/ untuk menilai status
hemodinamik
Monitor tekanan darah
R/ untuk mencegah terjadinya
syok
Monitor waktu pengisian kapiler
R/ untuk mengetahui adanya
tanda dehidrasi
Monitor elastisitas atau turgor
kulit
R/ untuk mengetahui adanya
tanda dehidrasi
2. 16/9 Perfusi serebral (SLKI Manajemen peningkatan tekanan Indah
L02014, hal 86) intracranial (SIKI I.06194, hal 205)
1. Tingkat kesadaran Identifikasi penyebab
skala 5 peningkatan TIK (mis. Lesi,
2. Kognitif skala 5 gangguan metabolism, edema
3. Tekanan intra kranial serebral)
skala 1 R/ Untuk mengetahui algoritma
4. Nilai rata-rata tekanan penanganan pada pasien
darah skala 5 Monitor tanda/gejala
5. Kesadaran skala 5 peningkatan TIK (mis. Tekanan
6. Reflex saraf skala 5 darah meningkat, tekanan nadi
melebar, pola napas ireguler,
kesadaran menurun)
R/ mencegah adanya kejang
yang menimbulkan penurunan
status neurologi
Monitor MAP
R/ untuk melihat adanya tanda
syok
Monitor cairan serebro spinalis
(mis. Warna, konsistensi)
R/ untuk melihat adanya
penumpukan cairan pada
serebral
Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
R/ untuk kenyamanan pasien
Berikan posisi semi fowler
R/ agar jalan napas pasien tidak
terhambat
Nursing Care Plan