Tugas Diskusi 24 Agustus 2020
Tugas Diskusi 24 Agustus 2020
NIM : 4151181480
LVIII – E Kel 1
TUGAS DISKUSI :
Tugas dikerjakan perorangan dengan mencari bahan dari berbagai sumber kepustakaan yang
terpercaya, sertakan sumber referensi yang diambil sebagai rujukan jawaban tugas. Tugas
diketik dalam bentuk word dan dilaporkan ke preseptor masing-masing.
1. Jelaskan kegiatan-kegiatan dalam program promosi kesehatan di puskemas.
2. Jelaskan tentang desa siaga aktif dalam pembinaan pemberdayaan masyarakat.
3. Bagaimana pengertian rumah sehat? Jelaskan penyakit yang terkait dengan faktor
risiko lingkungan rumah.
4. Jelaskan kegiatan yang dilakukan dalam program KIA-KB di puskesmas.
5. Jelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh puskesmas dalam menanggulangi diare
pada balita.
6. Jelaskan kegiatan lintas program dan lintas sektoral yang dilakukan dalam program
promosi kesehatan dan program kesehatan lingkungan di puskesmas.
7. Jelaskan ukuran keberhasilan dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah dengue.
8. Jelaskan perencanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah GAKY.
9. Buatlah analisis kinerja terhadap hasil pelaksanaan program gizi di Puskesmas X
sebagai berikut:
Kegiatan Tahun 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
Penimbangan balita usia 0- 6 6 57 6 6 55 6 72 5 6 60 58
12 bulan 1 9 7 4 5 7 4
Penimbangan balita usia 6 7 66 6 6 59 6 77 6 6 59 64
12-36 bulan 8 5 3 2 3 7 6
Penimbangan balita usia 5 6 50 4 5 58 5 69 6 6 58 56
36-60 bulan 6 6 9 1 5 2 0
Bayi yang mendapat ASI 5 5 57 5 5 58 6 60 5 6 58 57
eksklusif 4 9 5 5 6 7 0
SPM yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat adalah sebagai berikut:
Balita yang ditimbang : 87%
ASI eksklusif : 90%
Sasaran yang ditetapkan oleh puskesmas:
Balita : 2.762 orang
Bayi 0-6 bulan : 735 orang
Jawaban :
1. Kegiatan-kegiatan dalam program promosi kesehatan di puskemas
Promosi kesehatan adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan
(politik), peraturan, dan organisasi untuk mendukung kegiatan dan kondisi hidup
yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas.
Sasaran meliputi
1. Sasaran Primer
2. Sasaran Sekunder
3. Sasaran Tersier
Dalam Gedung :
1. Penyuluhan individu atau kelompok kecil melalui komunikasi interpersonal dan
konseling pada pasien
2. Penyuluhan kelompok, terutama pada kelompok-kelompok tertentu misalnya:
kelompok Kelas Ibu Hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok kesehatan lansia
3. Penyuluhan kesehatan melalui pemasangan media informasi kesehatan: di dalam
gedung puskesmas, misalnya: pemasangan poster, standing banner, leaflet.
4. Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C;
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%;
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam;
d. Pertukaran udara;
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;
f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3.
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Penyediaan air bersih
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 l/orang/hari;
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air
minum sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990 dan Permenkes 907 tahun
2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua
orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
b. Cacingan
- Tempat tinggal di daerah perkebunan, peternakan, pertambangan
- Tempat BAB
- Kebiasaan mencuci tangan dan sumber air
- Kebiasaan menggunakan alas kaki
c. TB Paru
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah (lembab)
- Sirkulasi udara tidak berjalan lancar
- Tidak memiliki ventilasi
- Lingkungan padat penduduk
d. Leptospirosis
- Sampah di dalam rumah
- Curah hujan ≥ 177,5 mm, serta genangan air baik didalam rumah maupun
sekitar rumah (Misalnya: Adanya lobang jalan pada jalanan sekitar rumah.)
- Jarak rumah dengan selokan < 2,0 meter dengan kondisi selokan yang buruk.
- Adanya tikus di dalam dan sekitar rumah
e. Diare
- Sanitasi air yang kurang bersih
- Kebiasaan mencuci tangan dan sumber air
- Makanan dan minuman yang tidak higienis
KIA
- Adanya cakupan Ibu hamil
- Cakupan pelayanan persalinan
- Cakupan pelayanan Nifas
- Cakupan pemeriksaan kesehatan bayi
- dan lain lain
KB
- cakupan peserta aktif KB
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 97 tahun 2014.
Nilai ABJ adalah presentase rumah yangtidak ditemukan jentik, yaitu dengan
membandingkan jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik dibagi jumlah rumah
yang diperiksa. Target ABJ yang telah diharapkan oleh Depkes RI adalah nilai ABJ ≥
95%. Karena nilai tersebut menunjukkan bahwa wilayah atau lingkungan yang
mencapai target (ABJ ≥ 95%) dapat dikategorikan sebagai wilayah yang aman DBD.
Nilai CI adalah presentase container yang ditemukan jentik, yaitu dengan
membandingkan jumlah container yang ditemukan jentik dibagi jumlah container
yang diperiksa Target CI yang telah ditentukan oleh WHO adalah nilaiCI <5%.
Karena nilai tersebut menunjukkan bahwa wilayah atau lingkungan yang mencapai
target (CI <5%) dapat dikategorikan sebagai wilayah yang aman DBD.
Nilai 3M Plus dimaksudkan dengan menilai tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap adanya 3M Plus. Pada pengetahuan, dinilai pengetahuan serta kegiatan 3M
plus dimulai dari Praktek menguras tempat penampungan air, praktek menutup
tempat penampungan air, praktek mengubur tempat penampungan air bekas, dan
praktek membersihkan tempat penampungan air
https://www.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-dbd.pdf
8. Perencanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah GAKY.
GAKI terjadi karena di sebabkan faktor lingkungan. Karena kondisi alam, tanah serta
air di suatu daerah bisa miskin iodium. Dampaknya tanaman yang tumbuh diatasnya juga
akan miskin unsur iodium. Hal tersebut dapat membuat penduduk yang bertempat tinggal di
daerah itu berisiko mengalami kekurangan iodium. Karena hal tersebut adanya pembentukan
Balai Litbang GAKI merupakan Lembaga Penelitian di Indonesia yang fokus pada penelitian
dan pengembangan terkait GAKI. Pendekatan keilmuan yang komprehensif diupayakan
dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan GAKI untuk
pencapaian eliminasi kasus GAKI. Saat ini, balai Litbang GAKI memiliki sumber tenaga
peneliti pada area
(1.) Bioteknologi,
(2.) Epidemiologi klinik,
(3.) Tumbuh kembang,
(4). Gizi masyarakat,
(5.) Sosial dan promosi kesehatan,
(6.) Teknologi pangan
(7.) Lingkungan
9. Analisis Capaian
Hasil:
Cakupan Balita Ditimbang = 2228 x 100% = 80, 66% (tidak memenuhi target)
2762
Jumlah bayi umur 6 bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu 1 tahun
Hasil:
Cakupan ASI eksklusif = 696 x100% = 94,69% (memenuhi target)
735