BAB II Kuali
BAB II Kuali
BAB II
KERANGKA KONSEP
Pengertian ini didasarkan pada terjemahan kata Yunani: Psyche dan logos.
Psyche berarti “jiwa” atau “nyawa” atau “alat untuk berfikir”. Logos
14345 ]
suatu pengaruh baik positif maupun negatif dan psikologis merupakan segi
dipandang sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada
Jones dan Davis dampak psikologis dikaitkan dengan tindakan dan efek.
adalah pengaruh positif maupun negatif yang muncul sebagai hasil dari
adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang. Pengaruh
langsung.
2. Jiwa sehat
Orang yang sehat mentalnya tidak akan cepat putus asa, bersikap
faktor-faktor yang menyebabkanya. Jadi jiwa yang sehat adalah jiwa yang
tidak mudah untuk putus asa, bersikap pesimis atau apatis. [ CITATION Fah77
\l 14345 ]
11
orang yang sehat jiwanya adalah orang yang dapat melakukan hal berikut:
saling memuaskan.
kemudian hari.
dan konstruktif.
diambil.
3. Gangguan Kejiwaan
mental. Kata mental berasal dari bahasa Yunani yang artinya jiwa atau
kejiwaan. Kata mental sama maknanya dengan psyche (bahasa Latin) yang
artinya psikis atau jiwa. Dengan demikian, kata jiwa, mental dan psikis
memiliki satu makna atau arti yaitu jiwa/ kejiwaan. Gangguan kejiwaan
dan manapouse
6) Keadaan iklim
belakang
narkotik
terluka.
a) Faktor biologis
14
Umi17 \l 14345 ]
Tri16 \l 14345 ]
b) Faktor psikologis
kesehatan jiwanya.
c) Faktor lingkungan
d) Faktor sosio-budaya
sendiri.
lain lingkungan sosial itu dapat pula menjadi stressor yang dapat
fisik yang dirasakan seperti cemas, stress, depresi, panik, stres pasca
1) Khawatir
2) Cemas
menyenangkan itu.
a) Indikasi Kecemasan
menegangkan
sesak
3) Panik
a) Sesak nafas
b) Jantung berdebar-debar
perasaan melayang
20
realistic
g) Kesemutan
i) Berkeringat banyak
4) Depresi
tidak berdaya
21
menyenangkan
e) Mudah mengalah
f) Enggan bicara
energik
(keluhan-keluhan psikosomatik)
l) Mudah tersinggung
pasif-agresif
dorongan/implus diri
1. Pengertian Anak
masih kecil; 4) pohon kecil yang tumbuh pada umbi atau rumpun tumbuh-
tumbuhan yang besar; 5) orang yang berasal dari atau dilahirkan di (suatu
(keluarga dsb); 7) bagian yang kecil (pada suatu benda); 8) yang lebih kecil
Istilah anak yang dikehendaki dalam pembahasan ini adalah anak pada
usia sekolah dasar. Ada yang menyebutkan bahwa periode ini disebut masa
akhir anak anak, yaitu dimulai ketika anak mulai memasuki sekolah dasar
dan berakhir ketika anak mengalami kematangan seksual. Periode ini juga
disebut sebagai periode anak usia Sekolah Dasar, karena pada masa ini anak
Masa anak sekolah adalah masa tenang atau masa latent, dimana apa
24
yang telah terjadi dan di pupuk pada masa-masa sebelumnya, anak mulai
antar temen dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar. [ CITATION Gun03 \l
14345 ]
Usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah
jawab atas perilakunya sendiri dalam berhubungan dengan orang tua mereka,
karena menjadi sumber pendukung bagi anak. hal itu dibutuhkan karena
konflik sering kali terjadi akibat adanya pembatasan dan dukungan yang
sekolah, dukungan luar yang tidak adekuat, serta inkonsistensi dari orang tua
Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok (gangage), di mana
kerjasama antara teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau belajar (Gunarsa,
2006). Dengan memasuki SD salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak
25
motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh
lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan
sekali dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman. Bila pada
masa ini ia sering gagal dan merasa cemas, akan tumbuh rasa rendah diri,
sebaliknya bila ia tahu tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan
anak secara total sebagai person (bukan sebagai mahluk sosial). Psikologi
anak tidak mempelajari gejala kejiwaan anak satu persatu secara terpisah,
\l 14345 ]
yang kreati
c. Memiliki kreativitas
a. Perkembangan fisik
pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dari menjadi individu yang tak
b. Perkembangan kognitif
anggapan yang sama dengan orang lain. Sifat ego sentrik sudah mulai
sendiri. Anak usia sekolah mulai dapat mengetahui tujuan rasional tentang
28
berbeda.
masalah. Anak menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dari apa
yang dirasakan. Sifat pikiran anak usia sekolah berada dalam tahap
c. Perkembangan moral
pikir anak usia sekolah yang lebih logis. Anak pada usia sekolah dapat
bagaimana harus memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang ingin
diterima oleh mereka dari orang lain. Anak mulai melihat berbagai cara
Pada masa ini, anak usia sekolah dapat mengajukan pertanyaan mengenai
Tuhan dan agama serta sevar a umum meyakini bahawa Tuhan itu baik
dan selalu ada untuk membantu. Beberapa anak menolak agama pada usia
karakteristik fisik, kemampuan, nilai, ideal diri dan pengharapan serta ide-
ide dirinya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain. Konsep diri
juga ermasuk citra tubuh, seksualitas dan gharga diri seseorang, konsep
diri yang positif mmbuat anak merasa senang , berharga, dan mampu
yang cukup akurat dan positif tentang keadaan fisik mereka sendiri, tetapi
tidak baik dan ejekan dari orang lain dapat menyebabkan anak dapat
merasa interior atau merasa tidak diinginkan. Hal ini terutama terjadi jika
30
dan aspirasi-aspirasi baru, dengan lain perkataan akan muncul lebih banyak
tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam anak sendiri yang kesemuanya
ingin dipenuhi. Beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki anak pada fase ini
hal mandi, berdandan, makan, sudah jarang atau bahkan tidak perlu
ditolong lagi.
dan sebagainya.
teman yang gagal. Sehingga anak akan mengejar rasa senang dan
and take). Selain itu anak juga harus belajar bersahabat dengan
teman sebaya.
33
perkembangan zaman.
mulai berfungsi.
jauh berkembang
pula.
negara muda.
melakukan abstraksi
2) Dasar psikologis: pada anak kecil telah ada yang naif. Misal:
g. Belajar mandiri
tuanya.
35
2) Dasar psikologis: secara fisik anak bebas dari orang tuanya tetapi
kehidupan seharihari
lembaga-lembaga
g. hiperaktif
j. sulit tidur
37
bersifat organis)
menurut beberapa ahli, akan tetapi paling banyak dianut adalah teori
psikososial, yaitu percaya versus tidak percaya, inisiatif versus rasa bersalah,
(Wong, 2009).
untuk berfungsi kelak pada usia dewasa. Mereka yang memperoleh kegagalan
sering merasa rendah diri atau tidak berharga dapat mengakibatkan penarikan
menyebutkan bahwa psikososial pada anak usia sekolah yaitu anak sudah
pencapaian orang lain. Hal ini dilakukan saat mereka berusaha membangun
tentang standar pendidikan anak (dalam Rizki Neza Irma Nurbahria, 2013),
secara positif
39
maka proses perkembangan sosial yang dilakukan sudah baik, dan akan
baik pula.
pengembangan industri). Pada usia ini anak akan berusaha untuk mencapai
kompetensi dan keterampilan yang penting (Potter & Perry, 2009). Anak
gagal dalam mencapai kompetensi dapat merasa tidak berharga dan mulai
menarik diri dari sekolah dan sebaya. Dalam masa usia sekolah, emosi dapat
bersalah.
melawan.
kelompok.
bersikap “bossiness”.
agresif)
fisik atau emosi cacat bawaan, luka fisik, praktek-praktek pengasuhan anak
42
yang tidak konsisten dan tidak sesuai, penyiksaan dan penyia-nyiaan anak,
tingkat perkembangan sifat dan lamanya stress, pengalaman masa lalu, dan
(Nelson,2012)
a. Diri (self)
1) Pemahaman diri
2) Harga diri
b. Gender
pada anak dengan usia 4-12 tahun, gambaran untuk bermain bersama
c. Permainan
14345 ]
d. Pengasuhan
Soe08 \l 14345 ]
D. Kerangka Teori
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, S. (2006). Psikologis Perkembanagan Anak dan Dewasa. Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa, Yulia S. D. G. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Keliat B.A, Akemat , Helena. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Muscari, M. E. (2005). Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Alih Bahasa Alfrina. Jakarta: EGC.
47
Mustafa, F. (1977). Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, jilid II .
Jakarta: Bulan Bintang.
Ria Suwargarini, M. M. (2014). Gambaran Psikologis : konsep diri pada anak usia sekolah
dasar di wilayah banjir rob kelurahan sbandarharjo. Jurnal Keperawatan Anak , 2 (2), 124-
132.
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri (Alih Bahasa, Monica Ester
ed.). Jakarta: EGC.
Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkeabangan Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gunarsa, S. (2006). Psikologis Perkembanagan Anak dan Dewasa. Jakarta: Gunung Mulia.
Gunarsa, Yulia S. D. G. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Keliat B.A, Akemat , Helena. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Latifa, U. (2017). Aspek Perkembangan Pada ANAK usia Aekolah Dasar: Masalah Dan
Perkembangannya. journal of mutidisiplinary studies , 1 (2), 186-196.
Muscari, M. E. (2005). Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Alih Bahasa Alfrina. Jakarta: EGC.
Mustafa, F. (1977). Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, jilid II .
Jakarta: Bulan Bintang.
Papalia. (2009). human development ( psikologi perkembangan ) bagia I s/d IV. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ria Suwargarini, M. M. (2014). Gambaran Psikologis : konsep diri pada anak usia sekolah
dasar di wilayah banjir rob kelurahan sbandarharjo. Jurnal Keperawatan Anak , 2 (2), 124-
132.
Trianingsih, R. (2016). Pengantar Praktik Mendidik Anak Usia Sekolah. 3 (2), 197-211.
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri (Alih Bahasa, Monica Ester
ed.). Jakarta: EGC.
Yohanes dudu, Farida Halis,Esti. (2016). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perkembangan Psikososial Tahap Industry VS Inferiority Anak Usia Sekolah. Nursing News , 1
(2), 180-189.
Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkeabangan Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.