Anda di halaman 1dari 48

ALKIL HALIDA

Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS


ALKIL HALIDA R-X
= Organohalogen
 Klasifikasi:
- Alkil halida primer (10C) RCH2X
mempunyai satu gugus alkil terikat
pada C ujung
- Alkil halida sekunder (20C) R2CHX
mempunyai dua gugus alkil terikat
pada C ujung
- Alkil halida tersier (30C) R3CX
mempunyai tiga gugus alkil terikat
pada C ujung
Tatanama
 Trivial
: untuk halida sederhana
Disebutkan nama R dulu, diikuti halidanya
CH3-CH2-Br Etil bromida
 IUPAC :

Awalan halo-, induknya adalah alkana


CH3-CH2-Br Bromoetana
Naming Alkyl Halides
Rule 1. Find the longest carbon chain and name it as the
parent. If a double or triple bond is present, the chain must
contain it
Rule 2. Number the carbon atoms of the parent chain,
beginning at the end nearer the first substituent, regardless of
whether it is alkyl or halo. Assign each substituent a number
according to its position on the chain. For example :
(a) If more than one of the same kind of halogen is present,
number each and use one of the prefixes di-, tri-, tetra-,
and so on. For example :
(b) If different halogens are present, number all and list
them in alpha-betical order when writing the name. For
example :
Rule 3. If the parent chain can be properly
numbered from either end by rule 2, begin at the
end nearer the substituent (either alkyl or halo)
that has alpha-betical precedence. For example :
Con’d
In addition to their systematic names, many simple alkyl
halides are also named by identifying first the alkyl group
and then the halogen. For example, CH3I can be called
methyl iodide. Such names are well entrenched in the
chemical literature and in daily usage, but they won’t be
used in this book
Sifat Fisik
 T.d.nya lebih tinggi daripada alkana
dengan jumlah C sama
Karena BMnya lebih tinggi
 T.d.nya semakin tinggi dengan bertambah
besarnya berat atom halogen
F : t.d.nya paling rendah
I : t.d.nya paling tinggi
 T.d.nya bertambah dengan bertambahnya
atom C
Con’d
 Tidak larut dalam air karena tidak
mampu melakukan ikatan hidrogen
dengan air . Senyawa ini larut dalam
senyawa organik dengan polaritas rendah
seperti benzen, eter, CHCl3
 Rapatan (densitas) alkil halida cair lebih
tinggi daripada senyawa organik lain
seperti air
Contoh : CHCl3 lebih berat dari air
tenggelam ke dasar wadah
Pembuatan :
1. Dari alkohol

Reaksi berlangsung :
- melewatkan gas halida kering ke alkohol
- memanaskan alkohol dengan asam
pekat
- NaBr & H2SO4 dengan adanya alkohol
- HCl (paling tdk reaktif) membutuhkan
ZnCl2 utk dpt bereaksi dgn alkohol 1º or 2º,
sdg utk 3º ckp mengocoknya dgn HCl (p) pd t
kamar
Halogenasi Alkana
Con’d
Alkil halida elektrofil

 Bereaksi dengan suatu nukleofil/basa


- substitusi gugus x oleh nukleofil (Nu)
- eliminasi HX alkena
Con’d
Reaksi substitusi dan eliminasi
 Substitusi
satu atom, ion atau gugus disubstitusikan
untuk menggantikan atom, ion atau gugus
lain
RF RCl RBr RI
Naiknya reaktifitas

Nukleofil : spesi apa saja yang tertarik ke


suatu pusat positif
-basa Lewis
-kebanyakan anion
Tetapi beberapa molekul polar yang netral yang
memiliki pasangan elektron menyendiri
Pada suasana yang sesuai, semua basa nukleofil
Semua nukleofil dapat bertindak sebagai basa
Kebasaan : ukuran kemampuan pereaksi untuk
menerima sebuah proton dalam suatu reaksi
asam-basa (affinitas basa terhadap proton)
Nukleofilisitas : ukuran kemampuan suatu pereaksi
untuk menyebabkan terjadinya reaksi
substitusi (affinitas basa Lewis terhadap
atom C pada reaksi SN2)
SUBSTITUSI
 SN2 (Substitusi Nukleofilik Bimolekuler)
reaksi berlangsung dalam 1 tahap yang
melibatkan alkil halida & Na
 Dengan bertambahnya gugus alkil yang terikat
pada C ujung keadaan transisi makin
berjejal dengan atom
Jejalan ruang dalam struktur disebut rintangan
sterik energi sistem tinggi laju reaksi
menurun pembentukan ikatan sulit
 SN1 (Substitusi Nukleofilik Unimolekuler)
Hanya 1 molekul yang terlibat pada tahap
dimana kinetiknya diukur
laju reaksi = k x [RX]
Tahap 1 :
 Pematahan alkil halida ion halida &
karbokation (C bermuatan ⊕)
 Tahap 2 :
Penggabungan karbokation dengan
nukleofil alkohol berproton
 Tahap 3 :
Lepasnya H+
Karbokation yang terbentuk lebih stabil reaksi
SN1 lebih cepat
Karbokation 30>20>10
Eliminasi
 Suatu alkil halida diolah dengan basa kuat
⇒terjadi reaksi eliminasi
Sebuah molekul kehilangan atom-atom
atau ion-ion dari strukturnya
Dihasilkan alkena
Unsur H & X keluar dehidrohalogenasi
Biasanya dihasilkan campuran alkena
Alexander Zaitsev (1875)
 Basa akan menginduksi reaksi eliminasi dengan
menghasilkan produk alkena dengan atom C yang
lebih tersubstitusi (lebih stabil)
Contoh :
 Reaksi E2 : terjadi apabila alkil halida
direaksikan dengan basa kuat –OH atau
RO- (ion alkoksida)
terjadi pada 1 tahap
 Biasanya reaksi E1 dan SN1 bersaing
biasanya terdapat sebagai campuran
dalam reaksi
Reaksi bersaingan :
 Metil halida & alkil halida 10 cenderung
substitusi
 Alkil halida 30 eliminasi
 Alkil halida 20 diantaranya
 Bagaimana memprediksi reaksi apa yang akan
terjadi ? substitusi atau eliminasi ? biomolekular
atau unimolekuler?
Tidak ada jawaban yang pasti (rigid)
Tetapi sangat mungkin untuk mengenali
beberapa trend dan membuat generalisasi
Con’d
Jenis SN1 SN2 E1 E2
Halida

RCH2X Tidak Sangat mungkin Tidak terjadi Terjadi apabila


(10) terjadi terjadinya reaksi reaksi digunakan basa
reaksi kuat

R2CHX Dapat Dapat terjadi dengan Dapat terjadi Sangat


(20) terjadi adanya kompetisi dengan alilik mungkin terjadi
dengan dengan reaksi E2 dan benzilik dengan basa
alilik halida kuat
&benzilik
halida

R3CX Lebih Tidak terjadi Terjadi Terjadi apabila


(30) disukai kompetisi digunakan basa
dalam dengan SN1
pelarut
hidroksilik
 Alkil Halida 10 :
SN2 terjadi apabila digunakan nukleofil yang
baik, seperti RS-, I-, CN-, NH3 atau Br--
E2 terjadi apabila digunakan basa kuat,
secara sterik banyak rintangannya (hindered)
seperti t-butoksida
 Alkil halida 2º ; SN2& E2 terjadi kompetisi campuran
Kalau digunakan nukleofil basa lemah dalam pelarut polar
aprotik, SN2 dominan
Basa kuat seperti CH3CH2O-, OH- atau NH2- ⇒ E2 dominan

SN1 & E1 dapat terjadi terutama untuk alilik dan benzilik if Nu nya
basa lemah dengan pelarut protik seperti etanol dan asam
asetat
 Alkil halida 30 :
- E2 if basa yang digunakan OH- atau RO-
- Kondisi reaksi netral (mis : dipanaskan dengan
etanol murni) campuran E1 dan SN1
 Summary
 RCH2X (10) SN2
 R2CHX (20) SN2 dengan Nu non basa
E2 dengan basa kuat
 R3CX (30) E2 (Hampir semua)
(SN1 & E1 dalam pelarut non basa)
1. Substitusi Nukleofilik
2. Eliminasi
 Pada SN2 : gugus pergi lepas begitu
nukleofil menyerang
 SN1 : gugus pergi lepas lebih dahulu, baru
kemudian Nu menyerang
 Organometalic Coupling Reactions
Pereaksi Gilman : Organometallic reaksi dengan
alkil halida
1 gugus alkil dari pereaksi Gilman menggantikan
halida dari alkil halida produk hidrokarbon

Anda mungkin juga menyukai