Pemeriksaan 1. Gonioskopi
Penunjang 2. Perimetri
3. Imaging
-
Konsultasi
Perawatan Poliklinik Mata
Rumah Sakit
Tatalaksana 1. Segera menurunkan TIO
a. Hiperosmotik: gliserinn1,5 gr/kgBB 50% larutan
dapat divcampur dengan sari jeruk; bila sangat mual
dapat diganti dengan Manitol 1-15 gr/kgBB 20%
larutan intravena (dalam infuse 3-5 cc/menit = 60-
100 tetes/menit)
b. Acetazolamide 500 mg oral dilanjutkan 250 mg sehari
4 kali. Hati-hati pada: penderita batu ginjal, obstruksi
paru menahun dan gangguan fungsi hati.
2. Menekan reaksi radang
Steroid sistemik topical: prednisolon 1% atau
dexamethason 0,1% sehari 4 kali.
3. Sesudah ± 1 jam, periksa TIO dan sudut BMD
a. Pada umumnya TIO sudah mulai turun dan bila
sudah <40 mmHg, beri Pilocarpine 2% dan setelah ½
jam bila TIO tetap turun dan sudut mulai terbuka beri
Pilocarpine 1% sehari 4 kali, Timolol 0,5% sehari 2
kali, topical prednisolon 1% atau dexamethason 0,1%
sehari 4 kali. Bila TIO tetap tinggi dan sudut tetap
tertutup, harus dipikirkan kemungkinan glaucoma
sudut tertutup karena kelainan lensa jangan diberi
Pilocarpine akan menambah lensa bergerak kedepan.
Blok pupil. Siapkan pasien untuk dirujuk Argon Laser
Peripheral Iridoplasty (ALPI) yang akan mengkerutkan
iris perifer sehingga sudut terbuka. TIO turun, kondisi
mata menjadi tenang (2-3) untuk selanjutnya
dilajukan laser PI.
4. Pasca bedah IP
Gonioskopi
a. Sudut terbuka; Pilocarpine diteruskan sampai tampak
jelas lubang IP, Timolol dan prednisolon atau
dexametason diteruskan sampai kondisi mata tenang
(bebas dari inflamasi).
b. Sudut tetap tertutup; dugaan glaucoma plateau iris,
glaucoma ektopia lentis anterior, glaucoma maligna
5. Untuk mata jiran (fellow eye)
Sementara Pilocarpine 1% sehari 4 kali dan Timolol 0,5%
(1-2 kali sehari), atau Timolol 0,5% saja, sampai saat
terbaik untuk dilakukan Laser PI atau Bedah IP.
Pemberian Pilocarpine harus disertai obat anti glaucoma
lainnya misalnya Timolol maleat 0,5%.
Tempat Poliklinik Mata
Pelayanan Kamar bedah refraktif
Penyulit 1. Glaucoma sekunder: terjadi pada katarak intumesen,
karena pencembungan lensa
2. Uveitis pakotoksik atau glaucoma fakolitik: terjadi pada
stadium hipermatur sebagai akibat massa lensa yang
keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan
Bila akan dilakukan tindakan bedah refraktif
Informed
Consent
Dokter Spesialis Mata
Tenaga
Standar
1-7 hari
Lama
Perawatan
-
Masa
Pemulihan
1. Visus 6/6 (normal) setelah koreksi
Hasil
Tidak diperlukan.
Patologi
Tidak diperlukan.
Otopsi
Tergantung dari beratnya, lamanya dan adanya kerusakan
Prognosis
permanen di papil syaraf optic
Tindak Lanjut -
Tingkat I/A
Evidens &
Rekomendasi
Indikator 1. Lensa tidak keruh
Medis
Edukasi 1. Pasien harus menggunakan obat tetes mata sesuai
dengan petunjuk dokter, terutama dalam hal kepatuhan
(compliance, adherence) dan jumlah pemberian obat per
hari.
2. Pasien harus teratur berobat ke dokter mata untuk
melakukan pemeriksaan tekanan intra ocular, penilaian
status saraf N II (struktur anatomi saraf mata) dan
lapang pandang fungsi penglihatan.
3. Pemeriksaan teratur juga dikarenakan kepada keluarga
pasien.
4. Berobat teratur bila terdapat penyakit penyerta sistemik,
terutama diabetes mellitus.
Kepustakaan 1. American Optometric Assosiation. 2008. Care The
Patient With Myopia. Lindbergh blvrd : St.Louis. Page
1-41
2. Detman, AF, et al. 2001. Retina. Singapore: Mosby Inc.
3rd edition
3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian /SMF Ilmu
Kesehatan Mata, RSUD Soetomo Surabaya, 2006
4. Hartono, et al. 2007. Refraksi dalam: Ilmu Penyakit
Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FK
UGM.
5. Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. Cetakan ke-1