Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MUHAMMAD DAFFA H

SEMESTER : 3B
NIM : P2P840419041

KATION DAN ANION

Pendahuluan

 Analisa Kualitatif
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan- perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas.
1. ANALISA ANION
 Secara umum ion adalah sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion
bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut
anion, karena dia tertarik menuju anoda. Dalam analisa anion dikenal adanya
analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa
kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan.
Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan.
Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan,
filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam
HCL P. Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom
yang bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang
terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian
dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
- Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat
Contoh ANION
1. Cl-                               6. F-                                           
2. I-                                  7. NO2-
3. SCN-                           8. NO3-
4. S2-                              9. Br-
5. CH3COO-                 10. Clo3-
- Pengujian untuk anion dalam larutan
1. Uji sulfat
2. Uji untuk zat pereduksi
3. Uji untuk zat pengoksid
4. Uji dengan larutan perak nitrat
5. Uji dengan larutan kalsium klorida
6. Uji dengan larutan besi
- Uji khusus untuk campuran anion :
A. Karbonat dengan kehadiran sulfit : Sulfit bila diolah dengan asam sulfat
encer, membebaskan belerang dioksida yang seperti karbon dioksida,
menyebabkan kekeruhan dengan air kapur ataupun air barit.
B. Nitrat dalam kehadiran nitrit : Nitritnya mudah diidentifikasi dalam
kehadiran nitrat dengan mengolahnya dengan asam mineral encer, kalium
iodida dan pasta kanji (atau kertas kalium iodida-kanji), ataundengan ujim
tiourea.
C. Nitrat dalam kehadiran bromida dan iodida : Uji cincn coklat untuk nitrat
tak dapat diterapkan dengan kehadiran bromida dan iodida karena halogen
bebas yang dibebaskan dengan asam sulfat pekat akan mengaburkan cincin
coklat yang disebabkan oleh nitrat.
D. Nitrat dalam kehadiran klorat : Klorat mengganggu uji cincin coklat.
Nitrat direduksi menjadi amonia.
E. Klorida dalam kehadiran bromida dan iodida : Prosedur ini mencangkup
pembuangan bromida dan iodida dengan kalium atau amonium
peroksodisulfat dengan adanya asam sulfat encer.
F. Klorida dalam kehadiran iodida (bromida tidak ada) : Asamkan larutan
dengan asam nitrat encer , tambahkan larutan perak nitrat berlebih, dan
saring, buang filtrat.
G. Klorida dalam kehadiran bromida (iodida tidak ada) : Asamkan larutan
dengan asam nitrat encer dan tambahkan asam nitrat perak sebanyak
larutannya.
H. Bromida dan iodida dengan kehadiran satu sama lain : Kehadiran klorida
tidak mengganggu reaksi yang akan diuraikan.
I. Fosfat dalam kehadiran arsenat : Baik arsenat maupun fosfat memberikan
endapan kuning bila dihangatkan dengan larutan amonium molibdat dan asam
nitrat, fosfat pada penghangatan yang lembut (tidak lebih dari 40 derajat) dan
arsenat pada pendidihan.

2. ANALISA KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation di klasifikasikan menjadi lima
golongan berdasarkan reagennya. Analisis kualitatif ini bertujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya kation denan melakukan reaksi deangan
reagennya. Reagen yang paling umum digunakan adalah asam klorida,
hydrogen sulfide, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi
ini didasarkan apakah ada kation yang bereaksi dengan adanya membentuk
endapan atau tidak ada kation yang bereaksi. Maka, klasifikasi ini biasanya
bisa disebut berdasarkan perbedaan kelarutan kation terhadap klorida,
sulfide, dan karbonat. Analisis kualitatif kation juga dapat dilakukan
dengan teknik pemisahan. Kation dibagi menjadi lima golongan, antara
lain :
1. Golongan 1
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion dari golongan ini adalah timbal, mercury (I), dan perak.
Reagen : asam klorida encer 2M
Reaksi : terbentuk endapan putih timbal klorida PbCl2, merkuri (I) klorida
HgCl, dan perak klorida AgCl.
Kation dari golongan pertama membentuk klorida yang tidak larut.
Timbal klorida, sedikit larut dalam air dan oleh karena itu timbal tidak
pernah diendapkan sepenuhnya saat menambahkan asam klorida encer ke
sampel; sisa ion timbal adalah diendapkan secara kuantitatif dengan
hidrogen sulfida dalam media asam bersama-sama dengan kation golongan
kedua.

2. Golongan 2
Kation dari golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, akan
tetapi bereaksi dengan hydrogen sulfat dalam media asam mineral encer
yang ditandai dengan membentuk endapan. Ion dari golongan ini adalah
mercury (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III), arsenic (V),
antimony (III), timah (II), timah (III), dan timah (IV). Golongan Ia :
mercury (II), tembaga, bismuth, cadmium. Golongan IIb : arsenic (III),
arsenic (V), antimony (III), timah (II), timah (III), dan timah (IV).
Golongan IIa tidak larut dalam ammonium polisulfida, sedangkan
golongan IIb larut.
Reagen : hidrogen sulfida (gas atau larutan jenuh encer)
Reaksi : pengendapan dari warna yang berbeda-beda; merkuri (II) sulfida
HgS (hitam), timbal (II) sulfida PbS (hitam), tembaga (II) sulfida CuS
(hitam) kadmium sulfida CdS (kuning), bismuth(III) sulfida Bi2S3 (coklat),
arsenik (III) sulfida As2S3 (kuning), arsen (V) sulfida (kuning), antimon
(III) sulfida Sb2S3 (oranye), antimon (V) sulfida (oranye), timah (II) sulfida
SnS ( coklat), dan timah (IV) sulfida SnS2 (kuning).
Kation dari golongan kedua ini dibagimenjadi 2 sub golongan; sub
golongan arsen dan sub golongan tembaga. Pembagian sub golongan ini
didasarkan pada kelarutan sulfide mengendap dalam ammonium
polisulfida. Sementara, sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut
dalam pereaksi tersebut, sulfida dari sub golongan arsenik larut dalam
pembentukan garam. Sub golongan tembaga terdiri dari merkuri (II),
timbal (II), bismut (III). tembaga (II), dan kadmium (II). Meskipun
sebagian besar ion timbal (II) diendapkan dengan asam klorida encer
bersama dengan ion lain dari golongan I, endapan ini kurang sempurna
karena kelarutan timbal (II) klorida yang relatif tinggi. Oleh karena itu,
dalam proses analisisnya, ion timbal akan tetap ada saat pengendapan
golongan kation kedua dilakukan. Reaksi ion timbal (II) telah dijelaskan
dengan reaksi kation golongan pertama.
Klorida, nitrat, dan sulfat dari kation tembaga sub-golongan yang cukup
larut dalam air. Sedangkan, sulfida, hidroksida, dan karbonat tidak larut.
Beberapa kation dari subgolongan tembaga; merkuri (II), tembaga (II), dan
kadmium (II) cenderung membentuk kompleks (amonia, ion sianida, dll.).
Sub golongan arsenik terdiri dari ion arsenic; arsen (V), antimon (III),
antimon (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini memiliki karakter
amfoter: oksidanya membentuk garam dengan asam dan basa.
Ion arsen (III), antimon (III), dan timah (II) dapat dioksidasi masing-
masing menjadi ion arsen (V), antimon (V), dan timah (IV). Di sisi lain,
tiga yang terakhir dapat direduksi dengan agen pereduksi yang tepat.
Potensi oksidasi-reduksi sistem arsen (V) -arsenik (III) dan antimon (V)
-antimoni (III) bervariasi dengan pH, karena itu oksidasi atau reduksi ion
yang relevan dapat dibantu dengan pemilihan pH yang sesuai untuk reaksi.

3. Golongan 3
Kation golongan ini bereaksi dengan ammonium sulfide dalam media
netral maupun ammonia yang ditandai dengan adanya endapan. Kation dari
golongan I ni adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), aluminium,
seng, dan mangan (II).
Reagen : hidrogen sulfida (gas atau larutan encer jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfide.
Reaksi : terbentuk endapa dengan variasi warna yang berbeda-beda ; besi
(II) sulfida (hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III)
hidroksida (hijau) nikel sulfide (hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan (II)
sulfida (merah muda), dan seng sulfida (putih).
Logam dalam golongan ini tidak diendapkan oleh pereaksi golongan I
dan II. Tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida, oleh
hidrogen sulfida dari larutan mereka dibuat basa dengan larutan amonia.
Logam, kecuali aluminium dan kromium yang diendapkan sebagai
hidroksida karena hidrolisis sulfida sempurna dalam larutan air,
diendapkan sebagai sulfida. Aluminium besi, dan kromium (sering disertai
dengan sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan
amonia dengan adanya amonium klorida sementara logam lain dari
golongan tersebut tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan
sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Oleh karena itu biasanya golongan
dibagi lagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, dan kromium) atau
golongan IIIA dan golongan seng (nikel, kobalt, mangan, dan seng) atau
golongan IIIB.

4. Golongan 4
Kation golongan ini bereaksi ammonium karbonat dengan adanyan
ammonium korida dalam media netral atau sedikit asam. Hasilnya, ditandai
dengan adanya endapan. Kation dari golongan ini adalah kalsium,
strontium, dan barium.
Beberapa sistem klasifikasi menyebutkan bahwa ammonium klorida dan
ammonium karbonat tidak termasuk golongan ini, karena hal tersebut
berarti magnesium harus di masukkan dalam golongan ini. Padahal, dalam
proses analisis ammonia klorida akan hadir dengan membentuk endapan
ketika kation dari golongan 4 ini direaksikan. Maka dari itu lebih logis jika
magnesium tidak dimasukkan kedalam golongan ini.
Reagen : larutan amonium karbonat 1M.
Reaksi : amonium karbonat (dengan adanya sejumlah sedang ion amonia
atau amonium) membentuk endapan putih. Pengujian harus dilakukan
dalam larutan netral atau basa. Dengan tidak adanya ion amonia atau
amonium, magnesium juga akan disipitasikan. Endapan putih yang
terbentuk dengan pereaksi gugus adalah: barium karbonat BaCO3,
strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3. Tiga logam alkali
tanah menguraikan air dengan kecepatan berbeda, membentuk hidroksida
dan gas hidrogen. Hidroksida mereka adalah basa kuat, meskipun dengan
kelarutan yang berbeda: barium hidroksida adalah yang paling larut,
dengan kalsium hidroksida adalah yang paling tidak larut di antara
keduanya. Klorida alkali tanah dan nitrat sangat larut; karbonat, sulfat,
fosfat, dan oksalat tidak larut. Sulfida hanya dapat dibuat di tempat kering,
semuanya terhidrolisis air, membentuk hidrogen sulfida dan hidroksida

5. Golongan 5
Kation olongan ini tidak bereaksi dengan reagen dari golongan
sebelumnya. maka dari itu membentuk golongan yang terakhir. Kation
golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan
hydrogen.
Reagen : tidak ada reagen yang umum digunakan pada golongan kation ini.
Reaksi : reaksi khusus atau uji nyala dapat digunakan untuk identifikasi
kation dari golongan ini, magnesium menunjukkan reaksi yang serupa
dengan yang kation pada golongan keempat. Namun, magnesium karbonat,
dengan adanya garam amonium, dapat larut, dan oleh karena itu selama
analisis sistematis (ketika sejumlah besar garam amonium terbentuk di
dalam larutan) magnesium tidak akan mengendap dengan kation golongan
keempat. Reaksi ion amonium sangat mirip dengan reaksi ion amonium.
anak kalium, karena jari-jari ion kedua ion ini hampir identic.

SOAL
1. Rumus kimia alumunium fosfat adalah …..

A. AlPO4
B. Al2 (PO4)3
C. Al3 (PO4)2
D. Al (PO4)2
E. AL (PO4)3

2. Manakah yang termasuk kation golongan 2 …..


A. Tembaga, kalsium, stronsium
B. Barium, stronsium, kalsium
C. Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III)
D. Timbal (II), Merekurium (I), Perak (I)
E. Asam klorida

3. Reaksi apakah yang terjadi pada kation golongan 4 ….

A. Terbentuk endapan putih


B. Terbentuk endapan hitam
C. Terbentuk endapan hijau
D. Terbentuk endapan merah jambu
E. Terbentuk ednapan pink

4. Analisa kation golongan I dan II dengan cara H2S pertama-tama


dilakukan dengan memberikan/menambahkan HCL encer. Hasil yang
diperoleh menunjukkan…….

A. Kation golongan I akan larut setelah diberi HCL encer


B. Kation golongan II akan mengendap setelah diberi HCL encer
C. Kation golongan II aakan larut bila ditambah HCL 2N
D. Unsur-unsur/kation golongan I akan mengendap setelah diberi HCL
encer
E. Kation golongan II akan sukar larut bila ditambah HCL 2N

5. Suatu anion bila ditambah larutan AgNO3 membentuk endapan kuning yang sukar
larut dalam ammonia encer, larut dalam ammonia pekat tetapi tidak larut dalam
asam nitrat encer anion tersebut adalah …..

A. CL-
B. Br-
C. I-
D. CN-
E. Sr2+
DAFTAR PUSTAKA
 
Chadijah, sitti. Dasar-dasar Kimia Analitik, Makassar : UIN press,
2012.
Day, R.A. Underwood, A.L., Iis Sofyan (Alih bahasa). Analisis
Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1998.
Besari, Ismail, dkk., (1982) , Kimia Organik Untuk Universitas,
Edisi I, Armico Bandung, Bandung

Anda mungkin juga menyukai