Anda di halaman 1dari 14

Disusun Oleh

Kelompok

Biologi

Mipa

Universitas Negeri Gorontalo

2019

Negara dan konstitusi 1


Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
tentang “Negara dan Konstitusi” ini dapat kami selesaikan tepat waktu.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Negara dan konstitusi 2


Daftar isi

Kata pengantar...........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.................................................................................................................4

1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................................5

1.3  Tujuan..............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara...........................................................................................................6

2.2 Unsur-unsur Terbentuknya Negara.................................................................................7

1.Rakyat..............................................................................................................................7

2.Wilayah............................................................................................................................7

3.Pemerintahan yang Berdaulat..........................................................................................8

Negara dan konstitusi 3


3.Pengakuan dari Negara Lain............................................................................................8

2.3 Sifat Negara......................................................................................................................9

1.Memaksa..........................................................................................................................9

2.Monopoli..........................................................................................................................9

3.Mencakup semua.............................................................................................................9

3.1 Pengertian Konstitusi......................................................................................................10

3.2 Kedudukan Konstitusi...................................................................................................11

3.4 Jenis-jenis Konstitusi.....................................................................................................12

3.5 Unsur-unsur Konstitusi...................................................................................................12

3.6 Sifat Konstitusi………………………………………………………………………...12

3.7 Tujuan Konstitusi...........................................................................................................13

3.8 Fungsi Konstitusi............................................................................................................13

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

4.2 Saran..............................................................................................................................14

4.3 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………………..14

BAB I

PENDAHULUAN

Negara dan konstitusi 4


1.1 Latar belakang
Yaitu adanya reformasi dalam sistem pemerintahan atau sistem ketatanegaraan yang
dilaksanakan melalui perubahan konstitusi indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) .

Dimulailah memasuki era baru supremasi hukum dengan melakukan serangkaian


reformasi baik dibidang politik maupun reformasi sistem hukum yang dapat menjamin sendi-
sendi kehidupan konstitusional yang berbasiskan kepada kedaulatan rakyat dalam arti bahwa
rakyat memiliki kekuasaan yang tertinggi dan mempunya kewenangan untuk melakukan
setiap pengawasan terhadap semua. Negara konstitusional didefinisikan sebagai negara yang
memiliki kekuasaan-kekuasaan untuk memerintah, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat)
dan hubungan diantara keduanya

Perletakan dasar konstitusional bagi pembentukan DPD sebagai bagian dari MPR dan
berdampingan dengan DPR dalam parlemen Indonesia. Amandemen UUD 1945 merupakan
bagian dari pergeseran starategi konstitusionalisasi kehidupan bernegara dan berpemerintahan
sekaligus merupakan salah satu dimensi dari konstitusional yang mecuat dalam rangka
reformasi Konstitusi di Indonesia, dimana MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang
dipilih melalui pemilihan umum

1.2  Rumusan Masalah


1.      Penjelasan pengertian Negara

2.      unsur unsur apa saja yang di butuhkan untuk membangun suatu Negara

3. penjelasan tentang konstitusi

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian tentang Negara.

2.      Untuk mengetahui unsure unsur yang dibutuhkan untuk membuat Negara

3.      Untuk mengetahui tentang pengertian konstitusi.  

Negara dan konstitusi 5


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi sekelompok
orang yang berada di dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata bahasa
Inggris, state; bahasa Belanda dan Jerman, staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata
tersebut diambil dari bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak
serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di Indonesia,
istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti
wilayah atau penguasa.

Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara suatu


kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai
konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara
yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara.

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan desa
untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.

2. Mac Iver

Negara adalah persembatanan (penarikan) yang bertindak lewat hukum yang


direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk memaksa
dalam satu kehidupan yang dibatasi secara teritorial mempertegak syaratsyarat lahir
yang umum dari ketertiban sosial.

3. Logeman
Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan
untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.

2.2 Unsur-Unsur Terbentuknya Negara


Unsur-unsur negara adalah bagian yang penting untuk membentuk suatu negara,
sehingga negara memiliki pengertian yang utuh. Jika salah satu unsur tidak terpenuhi,
maka tidak sempurnalah negara itu. Negara dapat memiliki status yang kokoh jika
didukung oleh minimal tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah
berdaulat. Selain itu, ada satu unsur tambahan, yaitu pengakuan dari negara lain.

1.Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting
dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara.
Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan
sebuah negara. Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu
negara serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.

2.Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat
bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam
hal ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah
negara.Wilayah merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang
didiami oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati
secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara. Wilayah
memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara
sebagai berikut.

 Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-batas tertentu


dengan negara lain.
 Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang
ditentukan menurut hukum internasional.
 Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan
negara yang bersangkutan.

3.Pemerintahan yang Berdaulat


Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah negara
tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyatnya
sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan
merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat sebagai berikut.

 Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap
ada (berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
 Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi,
tetapi asli dari negara itu sendiri.
 Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya
kekuasaan yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam
negara hanya ada satu kedaulatan.
 Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun
sebab apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan
tertinggi akan hilang.

3.Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam hubungan
internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam
(kudeta) atau campur tangan negara lain. Selain itu, pengakuan dari negara lain
diperlukan untuk menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan. Macam-macam bentuk pengakuan ialah sebagai
berikut.
 Pengakuan de facto, artinya pengakuan menurut kenyataan. Suatu negara diakui
karena memang secara nyata telah memenuhi unsur-unsurnya sebagai negara.
 Pengakuan de jure, artinya pengakuan berdasarkan hukum. Dalam hal ini, suatu
negara diakui secara formal memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh hukum
internasional untuk dapat berpartisipasi aktif dalam tata pergaulan internasional.

2.3 Sifat Negara


Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara mempunyai sifat-sifat berikut:

1.Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan fisik
secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban
dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah.
Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan
lainnya. Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang
menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan
dapat dikenakan hukuman kurungan.

2.Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga
negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga
negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak,
menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan
masyarakat.

3.Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini
memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.

3.1 Pengertian Konstitusi


Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang berarti
membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu negara.
Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti mengangkat,
mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan
sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan
suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan
badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini
dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu
 Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis
yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam
suatu negara;
 Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang
berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu Negara.

3.2 Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat


penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk
mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara
maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

1.Sebagai hukum dasar 


Dalam hal ini, konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai penyelengara
negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan
serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.
2.Sebagai hukum tertinggi
Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap
peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian,
aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-
aturan yang terdapat pada konstitusi.

3.4 Jenis-jenis Konstitusi


Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

1.Konstitusi tertulis,
yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang
dasar.

2.Konstitusi tidak tertulis,


merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini dikenal
dengan sebutan konvensi.

3.5 Unsur-unsur Konstitusi


Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman
adalah:
1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari
kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah;
2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak
dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;
3. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan
pemerintah.
3.6. Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu
konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur
untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di
negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur yang
berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan;
2. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa
konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat
undang-undang pada negara yang bersangkutan.

3.7 Tujuan Konstitusi


Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat menjamin
hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan
dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang
memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

3.8 Fungsi Konstitusi


Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut.
1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun
rakyat (sebagai landasan struktural).
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah
negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem


ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk,
mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa
kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan Negara.

4.2 Saran

4.3 Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai