PUSKESMAS AJ
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan setiap petugas kesehatan disesuaikan dengan
standar pelayanan kesehatan dengan memperhatikan hak-hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan
keselamatan dan kesehatan diri tenaga kesehatan dalam bekerja (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan
sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat (Alamsyah,2011).
Upaya yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang terdiri dari UKM Essensial dan UKM Pengembangan,
serta Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM Essensial merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia, upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesepakan global dan nasional. Yang termasuk di dalam UKM Esensial
adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit (Azwar,2008).
UKM Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. UKM Pengembangan ditetapkan bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat,
apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakannya tetapi telah menjadi
kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten wajib
menyelenggarakannya. Sesuai Dengan permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas, UKM Pengembangan Puskesmas di Kabupaten Jombang
dikelompokkan menjadi Upaya Kesehatan Pengembangan wajib yaitu Perkesmas,
Upaya Kesehatan Jiwa, UKS, Usila, Upaya Kesehatan Remaja, sedangkan Upaya
Kesehatan Pengembangan pilihan yaitu Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata,
Pembinaan Pengobatan Tradisional, dan lain sebagainya (Azwar,2008).
Upaya pelayanan Laboratorium dan upaya pencatatan dan pelaporan tidak
termasuk kedalam pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan Puskesmas. Agar upaya
kesehatan terselenggara secara optimal dan puskesmas dapat menghasilkan luaran
yang efektif dan efisien, maka puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan
baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara
keterkaitan dan berkesinambungan. Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang
(Efendi,2009).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat sehingga peningkatan mutu pelayanan
kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di puskesmas sangat didukung oleh tersedianya jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah
kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
kerja, dan pembagian waktu kerja. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan juga
Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai unit pelaksanaan teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan milik pemerintah,
untuk itu pelaksanaan akreditasi puskesmas menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan puskesmas itu sendiri. Dalam
pelaksanaan akreditasi puskesmas dilakukan penilaian terhadap manajemen
puskesmas, penyelenggara upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan dengan menggunaakan Standar Akreditasi Puskesmas.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya memperhatikan mutu
pelayanan kesehatan, karena dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Mutu adalah sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard
operating procedure atau prosedur tetap medis. Kualitas pelayanan kesehatan
adalah salah satu hal yang berhubungan erat dengan kepuasan pengguna pelayanan
atau pasien. Suatu pelayanan dikatakan baik atau buruk tergantung pada tingkat
kepuasan pengguna layanan yang didasarkan pada kualitas pelayanan itu sendiri
(Mukti, 2010). Menurut Utami (2003) dalam Sudibyo (2014) Mutu pelayanan
kesehatan pada hakekatnya terkait erat dengan aspek kepuasan pasien (client
satisfaction). Semakin sempurna kepuasan pasien. maka semakin baik pula mutu
pelayanan kesehatan dan Azwar (2010) mutu tidak mudah untuk didefinisikan
tetapi mudah untuk dirasakan, wujudnya adalah pelayanan petugas yang tidak
ramah, antrian pengunjung di loket, waktu tunggu pelayanan yang lama. Hal
tersebut akan dikeluhkan sebagai pelayanan yang kurang sesuai dengan harapan,
pelayanan yang kurang bermutu sehingga pasien merasa kurang puas setelah
mendapatkan pelayanan yang diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu berperan sebagai koordinator layanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat edukator bagi sasaran pelayanan dengan menggunakan
media atau sasaran yang tepat, edukator yang membela kepentingan masyarakat
sesuai kebutuhan dan pemberi layanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi upaya kesehatan Puskesmas, penilaian pencapainan kinerja
dan evaluasi program kerja Puskesmas.
b. Menganalisa masalah yang ditemukan dengan metode USG ()
c. Mengkatagorikan masalah yang ditemukan
d. Menyusun rencanan strategi kegiatan guna mengangulangi masalah atau
kendala yang dihadpi Puskesmas.
C. Manfaat
Pada praktek keperawatan puskesmas di Puskesmas “AJ” dengan tahapan
yang dicapai adalah mengintifikasi masalah program kerja puskesma dan
melakukan identifikasi masalah kesehatan komunitas. Diharapkan mahasiswa
mampu mengidentifikasi program puskesmas tersebut dalam hal target dan sasaran,
strategi kegiatan, peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral, melihat
faktor pendukung dan penghambat dan mengidentifikasi kesenjangan antara
program yang dilaksanakan dengan program kesehtan nasional dan strategi
intervensinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
diwilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun 2014). Di Indonesia, puskesmas
merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya
pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih
berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut
timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam
suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).
b. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75 Tahun 2014):
a) Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat.
b) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c) Hidup dalam lingkungan sehat.
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
c. Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, fungsi Puskemas adalah :
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
e. Organisasi Puskesmas
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas bergantung dari beban tugas masingmasing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah
kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan
dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
1) Data dan Informasi.
2) Perencanaan dan penilaian.
3) Umum dan kepegawaian.
4) Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas.
5) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM.
6) Upaya kesehatan perorangan.
7) Jaringan pelayanan perorangan.
8) Unit puskesmas pembantu.
9) Unit puskesmas keliling.
10) Unit bidan di desa / komunitas(Permenkes No. 75 Tahun 2014).
g. Azas Penyenggalaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengem-
bangan. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
a) Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung-
jawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain
sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan
2. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya
3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
4. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya
kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya (outreach activities) pada
dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung jawaban
wilayah.
d) Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu
Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas
rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun
vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (misal operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan
atau pun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.
A. Data Puskesmas
1. Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas “AJ”
Akreditasi Puskesmas : Lulus Akreditasi Dasar
Legalitas Puskesmas : Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
3. Fungsi Puskesmas
a. Pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
4. Pengumpulan Data
Demografi / Kependudukan
d. DataUKBM
Tabel 6. Pelayanan UKBM
No Jenis PSM Jumlah
1 Posyandu Balita 23
2 Posyandu Lansia 7
3 Kader 230
4 POSBINDU 6
5 Pondok Pesantren 3
6 Panti Asuhan 2
7 Forum Masyarakat peduli Kesehatan 6
8 UKS 17
9 Dokter Kecil 65
Sumber : Data Puskesmas “AJ” tahun 2019
e. Data Jumlah Sekolah, per Kelurahan/Desa
Tabel 7. Jumlah Sekolah
NO Kelurahan/Desa TK/KB SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
1 SM 4 3 2 3
2 BM 6 3 3 -
3 KM 3 3 1 -
4 TB 1 1 1 -
5 BR 4 1 - -
6 BA 3 2 1 -
JUMLAH 21 13 8 3
Sumber : Data Kelurahan “AJ” Tahun 2019
47 Kendaraan Oprasional 1
48 Kendaraan Ambulans 1
49 Mobil Jenazah 0
IV. PERALATAN
50 Set pemeriksaan umum Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pemeriksaan umum tersedia
b. Tersedia peralatan:
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• stetoskop Ya
• timbangandewasa Ya
• Timbangananak Ya
• senter Ya
• thermometer Ya
51 Terdapat set tindakan medis Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
tindakan medis tersedia
b. Tersedia peralatan:
• set alat bedahminor Ya
• sumber oksigen siappakai Ya
52 Terdapat set pemeriksaan kesehatan ibu Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop janin (laennecdoppler) Ya
• stetoskopdewasa Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• thermometer Ya
• palu reflex Ya
• timbangandewasa Ya
53 Set pemeriksaan kesehatan anak Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• timbangananak Ya
• alat pengukur panjangbayi Ya
• stetoskop Ya
• thermometer Ya
54 Set pelayanan KB Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pelayanan KB tersedia
b. Tersedia peralatan:
• implantkit Ya
• IUD kit siappakai Ya
55 Set pelayanan imunisasi Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pelayanan imunisasi tersedia
b. Tersedia peralatan:
coldchain / Vaccine Carrier Ya
56 Set obstetri dan ginekologi 0
57 Set insersi dan ekstraksi AKDR Ada
58 Set resusitasi bayi
59 Set perawatan pasca persalinan
a. Minimal 80% jenis peralatan set
perawatan pasca persalinan tersedia
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
60 Set kesehatan gigi dan mulut Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
kesehatan gigi dan mulut tersedia
b. Tersedia peralatan:
• sondelengkung Ya
• kaca mulut Ya
• tangkai kaca mulut Ya
• pinset gigi Ya
• ekskavator Ya
• set pencabutan gigi dewasa Ya
• set pencabutan gigi anak Ya
• bein lurus kecil Ya
61 Set promosi kesehatan 0
62 Set ASI 0
63 Set laboratorium 1
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• mikroskopbinokuler Ya
• sentrifuse Ya
64 Set farmasi Ya
65 Set sterilisasi
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• autoclave Ya
• korentang Ya
66 Set Puskesmas Keliling 0
67 Kit Keperawatan kesehatan masyarakat 0
68 Kit imunisasi Ada
69 Kit UKS Ada
70 Kit UKGS 0
71 Kit bidan Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop janin (laennecdoppler) Ya
• stetoskopdewasa Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• thermometer Ya
• palu reflex Ya
72 Kit Posyandu Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan kit
b. Tersedia peralatan:
• thermometer Ya
• timbangandacin Ya
73 Kit kesehatan lingkungan 0
VI. PERIZINAN DAN REGISTRASI
83 Izin penyelenggaraan yang masih berlaku Ada Berakhir thn 2018
84 Nomor registrasi Puskesmas Ada
VII. PENYELENGGARAAN
85 Kepala Puskesmas Ada
86 Memiliki struktur organisasi Ya
87 Melaksanakan pelayanan promosi kesehatan Ya
88 Melaksanakan pelayanan kesehatan Ya
89 Melaksanakan pelayanan KIA dan KB Ya
90 Melaksanakan pelayanan gizi Ya
91 Melaksanakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit Ya
92 Melaksanakan UKM Pengembangan Ya
93 Melaksanakan UKP Ya
94 Melaksanakan manajemen Puskesmas Ya
95 Melaksanakan pelayanan kefarmasian Ya
96 Melaksanakan pelayanan keperawatan
97 Melaksanakan pelayanan laboratorium Ya
Sarana bangunan untuk pelayanan kesehatan yang tersedia
meliputi : 5 Puskesmas Pembantu dan 2 Polindes yang tersebar di 3
desa dan 3 kelurahan, sarana tranportasi Puskesmas 1 unit ambulance,
1 unit mobil operasional dan 7 unit kendaraan roda dua yang
penggunaannya terdistribusi sampai ke Puskesmas pembantu. Sarana
bangunan yang tersedia 1 buah bangunan puskesmas induk berukuran
14 m².x 20 m². yang terdiri dari 11 ruangan ditambah dengan sisa
bangunan bekas Puskesmas Pembantu berukuran 14 m².x 6 m². yang
terdiri dari 6 ruangan. Sarana peralatan kesehatan yang tersedia IUD
kit, partus kit, bedah minor kit, laboratorium kit, dan dental unit kit.
Sarana penunjang lainnya berupa laptop, computer, lemari alat,
lemari inventaris, lemari arsip, dan lemariobat.
Puskesmas berusaha melaksanakan semua program - program
yang telah di rencanakan. Keterbatasan ruangan menyebabkan
sebagian pelayanan tidak dapat terlaksana, seperti pelayanan
konsultasi, imunisasi, santun lansia, dan pelayanan penyakit tidak
menular, termasuk juga keleluasaan bagi pemegang program untuk
melaksanakan tugas - tugasnya. Keterbatasan sarana Transportasi
menyebabkan pelayanan kasus - kasus kegawat daruratan juga tidak
maksimal, sehingga seringkali sistem rujukan pun memerlukan waktu
yang lama. Keterbatasan sarana penunjang juga menambah
kelengkapan dari kurang optimalnya pemberian pelayanan yang
bermutu kepadamasyarakat.
Adapun sarana kesehatan yang ada di Puskesmas “AJ”,
sebagai berikut :
1) Sarana Kesehatan Puskesmas (rawat inap dan non rawatinap)
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas “AJ” adalah
Puskesmas Non Rawat Inap atau Rawat Jalan, meliputi :
a) Ruangan Pendaftaran /kartu,
b) Ruangantindakan,
c) Ruangan PelayananUmum,
d) Ruangan KesehatanIbu,
e) RuanganAnak,
f) Ruangan KesehatanLingkungan,
g) Ruangan Gizi danImunisasi,
h) RuanganLaboratorium,
i) RuanganApotik,
j) Ruangan Tata Usaha.
Terbatasnya ruangan menjadikan hambatan yang sampai
saat ini masih belum dapat teratasi. Pelayanan seperti ruang
konsultasi, pelayanan khusus penyakit tidak menular, pelayanan
imunisasi dan ruang pemegang program, belum dapat diberikan
secara maksimal. Pelayanan diruang poli gigi hingga saat ini
belum bisa diberikan sekalipun peralatannya telahtersedia.
2) Puskesmas Pembantu danPolindes
Tabel. 9. Jumlah Puskesmas Pebantu dan Polindes di Kelurahan/Desa
No Nama Kelurahan/ Desa Pusban Polindes
1 TB 1 1
2 BR 1
3 KM 1
4 BM 1 1
5 BA 1
3) Kefarmasian
Ketersediaan obat - obatan di Puskesmas selama ini
dipenuhi oleh Gudang Farmasi Dinas Kesehatan, sekalipun pada
prakteknya tidak semua obat yang di minta terpenuhi. Apabila
dirata - ratakan sebagian besarnya sudah terpenuhi, hanya ada
beberapa item obat yang stoknya terbatas. Mengatasi
permasalahan tersebut Puskesmas selalu berkoordinasi dengan
pemegang program terkait di Dinkes,serta mengadakan pembelian
obat melalui BHP medis, kemudian meningkatkan promosi, dan
bagi pasien yang mampu dianjurkan untuk membeli obat diapotik
yang difasilitasi olehPuskesmas.
5) Pelayanan KesehatanRujukan
Pelayanan kesehatan rujukan di Puskesmas “AJ” selama ini
berjalan cukup optimal, bagi masyarakat yang memerlukan
rujukan setiap saat semua jaringan pelayanan kesehatan yang
tersedia siap melayani rujukan. Keterbatasan yang dimiliki
Puskesmas adalah masalah sarana transportasi yang tersedia,
banyak kasus yang dijumpai terlambat dalam proses rujukan
dikarenakan mobil ambulance yang dipakai untuk melayani semua
kegiatan Puskesmas dalam kondisi kurang baik. Berbagai upaya
telah diusahakan termasuk bekerja sama dengan instansi lain yang
memiliki mobil ambulance atau dengan mobil pribadi yang
dimiliki masyarakat. Upaya pengadaan mobil oleh masing -
masing desa/kelurahan selama ini berusaha untuk terus disuarakan
terutama melalui kegiatan program Desa Sehat Mandiri. Di akhir
tahun, dari 6 desa / kelurahan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas “AJ”, 3 kelurahan sudah memiliki mobil ambulance
yang dikelola oleh masyarakat masing – masingkelurahan.
9. KesehatanKeluarga
Tabel 11. Pencapaian K1 dan K4
No Nama Kelurahan Sasaran Ibu Hamil
Ibu K1 K4
Hamil Jumlah % Jumlah %
1 SM 143 136 95.1 135 94.4
2 KM 141 145 102.8 143 101.4
3 BM 109 109 100 103 94.5
4 TB 34 34 100 33 97.1
5 BR 40 38 95 38 95
6 BA 38 40 105.3 36 94.7
Jumlah 505 502 99.4 488 96.6
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019
L P L+P L P L+P
13. StatusGizi.
Tabel 18. Status Gizi
No Status Gizi Jumlah
1 SM 8 5 62,5 3 37,5 8
2 KM 9 5 55,6 4 44,4 9
3 BM 2 0 0,0 2 100,0 2
4 TB 3 2 66,7 1 33,3 3
5 BR 0 0 0,0 0 0,0 0
6 BA 1 1 100,0 0 0,0 1
L P
1 SM 84 0 84 1 0
2 KM 0 1 77 1 0
3 BM 0 0 50 0 0
4 TB 0 0 4 0 0
5 BR 0 0 40 2 0
6 BA 0 0 2 0 0
Jumlah 85 1 258 4 0
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019
Tabel. 25. Pelayanan Usia Produktif
Pelayanan Screening Penduduk Usia
Jumlah Sasaran
No Desa 15 – 49 tahun
L P L+P L P L+P %
1 SM 2039 2016 4055 1153 1282 2435 60
2 KM 2183 1925 4108 1073 1184 2257 54,9
3 BM 1705 1462 3167 573 702 1275 40,3
4 TB 493 474 967 196 249 445 46
5 BR 582 540 1122 226 258 484 43,1
6 BA 547 505 1052 319 338 657 62,5
Jumlah 7549 6922 14471 3540 4013 7553 52,2
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019
15. KesehatanLingkungan
Kesehatan lingkungan meliputi tentang akses air minum, akses sanitasi, dan
tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan.
b. Jamban Sehat
Tabel 29. Jamban Sehat
No Fasilitas Sanitasi Yang Layak Jumlah Sarana Jumlah KK Pengguna
1 Shering/Komunal 56 280
2 Jamban sehat semi permanen 0 0
3 Jamban Sehat Permanen 1.558 6.138
4. Keluarga dengan akses terhadap 6.418 94,8
fasillitas sanitasi yang layak (jamban
Sehat )
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019
4 TB 1 1 100 0 0 0 0
5 BR 1 0 0 0 0 0 0
6 BA 1 0 0 0 0 0 0
1 Jasa Boga 0 0 0
2 Rumah makan/restoran 52 52 100
3 Depo air minum (DAM) 33 33 100
4 Makanan jajanan/ kantin/ 0 0 0
sentra makanan jajanan
Total 85 85 100
Sumber; Data Puskesmas “AJ” 2019
1. PenyuluhanPHBS 100
4. PenyuluhanNAPZA 100
7. PengendalianVektor 100
1. KesehatanIbu 98,61
2. KesehatanBayi 85,42
6. Pelayanan KB 48,33
7. KesehatanLansia 79,97
1. TB Paru 57
2. Malaria 100
3. Kusta 100
4. PelayananImunisasi 79
5. Diare 36,40
6. ISPA 64,75
7. DBD 69,85
VI Upaya Pengobatan 89
1. Pengobatan 95
2. Laboratorium 79
2. Upaya KesehatanMata -
3. Upaya KesehatanTelinga -
4. KesehatanJiwa 100
5. KesehatanOlahraga -
7. Perawatan KesehatanMasyarakat -
8.Bina pengobatanTradisional -
9.Bina KesehatanKerja -
Rata – Rata 83,17
A. INDENTIFIKASI MASALAH
c. Desa/kel BM
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 63,7%
2) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 59,7%
3) Lanjut usia yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 75,7%
4) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 86,1%
d. Desa/kel TB
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 64,2%
2) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 64%
3) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 77,7%
e. Desa/kel BR
1) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 56,9%
2) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 80%
f. Desa/kel BA
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 74,4%
2) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 76,8%
B. Desa/kel KM
1) Penderita hipertensi yang tidak 83,8% 5 5 4 4 18 1
mendapatkan pelayanan
E. Desa/kel BR
1) Penderita hipertensi yang tidak 80% 4 4 4 4 16 1
mendapatkan pelayanan
F. Desa/kel BA
1) Penderita hipertensi yang tidak 76,8% 4 4 4 4 16 1
mendapatkan pelayanan
C. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas AJ ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa faktor-faktor yang menghambat program pelayanan kesehatan sehingga angka
kejadian hipertensi di puskesmas AJ meningkat?
2. Siapa yang bertanggung jawab dengan tidak terpenuhinya pelayanan kesehatan pada
penderita hipertensi puskesmas AJ?
3. Kapan akan dilaksanakannya program pelayanan kesehatan yang dapat mengatasi
meningkatnya penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas AJ?
4. Dimana saja dapat dilaksanakannya program pelayanan kesehatan untuk
menurunkan angka penderita hipertensi ?
5. Mengapa pelaksanaan program pelayanan kesehatan terutama penyakit hipertensi
dimasyarakat belum berjalan sepenuhnya?
6. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam mengatasi banyaknya
penderita hipertensi di wilayah puskesmas AJ?
D. AKAR PENYEBAB MASALAH
Method Machine
Man
Letak Geografis
Money Environment
Material
E. POHON MASALAH (PROBLEM TREE)
Sumber
dana
minim
Transporta Alat Audio Pola hidup Tidak ada upaya
si petugas Proyektor (Microphone Pengetahuan dan yang kurang pengembahan
Kurang aktivitas
kurang hanya 1 /wireless kesadaran sehat kesehatan dengan
fisik
memadai buah tidak masyarakat (-) olah raga
tersedia) Kebudayaan
Deteksi dini & tatalaksana Letak geografis
hipertensi kurang optimal
Tingkat
Materi penyuluhan
Kurangnya publikasi Metode penyuluhan pendidikan
tidak update
tentang penyakit kurang menarik SDM kesehatan
hipertensi terbatas/minim
Kurangnya inovasi
F. LANGKAH PENETAPAN MASALAH
Setelah dilakukannya analisis situasi dengan menggunakan USG (Urgency Seriousness
Growth) maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu penderita hipertensi
yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan permasalahan yang
didapatkan di Puskesmas “AJ”, sesuai dengan pengkajian yang sudah dilakukan maka
dibuat rencana sebagai berikut :
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa masalah yang telah diuraikan pada BAB IV, maka diperoleh
simpulan temuan hasil laporan kelompok observasi lokal pada Puskesmas AJ, yaitu :
Masalah utama adalah Capaian pelayanan kesehatan pada penderita Hipertensi di
puskesmas AJ belum optimal, baik pada aspek mechine, methode, man, money,
material maupun pada aspek environment.
B. Saran
Demi tercapainya 100% sasaran 12 Standar Pelayanan Minimal diharapkan Puskesmas
dapat menambahkan tim penjaring disetiap program yang membutuhkan tenaga kerja
dan juga melengkapi sarana pendukung yang dibutuhkan, penambahan dana,
berinovasi dalam media penyampaian informasi juga upgrade sumber daya manusia
yang ada dengan informasi dan keilmuan yang terbaru.