Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN ANALISIS MANAJEMEN LAYANAN PUSKESMAS PADA

PUSKESMAS AJ
PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

22 JULI - 5 SEPTEMBER 2020

DISUSUN OLEH :

1. Anik Dianwati Erni Susanti


2. Antonia Filderita Petra Evilda Angela Meijisa
Sea Ferrynda Fahriah
3. Ayu Atika Putri Fidelis Dagu
4. Cahayani Kurniatiwati Fitriyanur
5. Crisonia Feberia Friskila Wulandari
6. Eka Septiani Rinai Henika Sari
7. Erma Yulita Marisa Marioga

PROGRAM PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI


KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan setiap petugas kesehatan disesuaikan dengan
standar pelayanan kesehatan dengan memperhatikan hak-hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan
keselamatan dan kesehatan diri tenaga kesehatan dalam bekerja (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan
sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat (Alamsyah,2011).
Upaya yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang terdiri dari UKM Essensial dan UKM Pengembangan,
serta Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM Essensial merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia, upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesepakan global dan nasional. Yang termasuk di dalam UKM Esensial
adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit (Azwar,2008).
UKM Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. UKM Pengembangan ditetapkan bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat,
apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakannya tetapi telah menjadi
kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten wajib
menyelenggarakannya. Sesuai Dengan permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas, UKM Pengembangan Puskesmas di Kabupaten Jombang
dikelompokkan menjadi Upaya Kesehatan Pengembangan wajib yaitu Perkesmas,
Upaya Kesehatan Jiwa, UKS, Usila, Upaya Kesehatan Remaja, sedangkan Upaya
Kesehatan Pengembangan pilihan yaitu Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata,
Pembinaan Pengobatan Tradisional, dan lain sebagainya (Azwar,2008).
Upaya pelayanan Laboratorium dan upaya pencatatan dan pelaporan tidak
termasuk kedalam pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan Puskesmas. Agar upaya
kesehatan terselenggara secara optimal dan puskesmas dapat menghasilkan luaran
yang efektif dan efisien, maka puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan
baik. Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara
keterkaitan dan berkesinambungan. Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang
(Efendi,2009).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat sehingga peningkatan mutu pelayanan
kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di puskesmas sangat didukung oleh tersedianya jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah
kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
kerja, dan pembagian waktu kerja. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan juga
Puskesmas wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai unit pelaksanaan teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan milik pemerintah,
untuk itu pelaksanaan akreditasi puskesmas menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan puskesmas itu sendiri. Dalam
pelaksanaan akreditasi puskesmas dilakukan penilaian terhadap manajemen
puskesmas, penyelenggara upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan dengan menggunaakan Standar Akreditasi Puskesmas.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya memperhatikan mutu
pelayanan kesehatan, karena dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan menekankan pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Mutu adalah sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard
operating procedure atau prosedur tetap medis. Kualitas pelayanan kesehatan
adalah salah satu hal yang berhubungan erat dengan kepuasan pengguna pelayanan
atau pasien. Suatu pelayanan dikatakan baik atau buruk tergantung pada tingkat
kepuasan pengguna layanan yang didasarkan pada kualitas pelayanan itu sendiri
(Mukti, 2010). Menurut Utami (2003) dalam Sudibyo (2014) Mutu pelayanan
kesehatan pada hakekatnya terkait erat dengan aspek kepuasan pasien (client
satisfaction). Semakin sempurna kepuasan pasien. maka semakin baik pula mutu
pelayanan kesehatan dan Azwar (2010) mutu tidak mudah untuk didefinisikan
tetapi mudah untuk dirasakan, wujudnya adalah pelayanan petugas yang tidak
ramah, antrian pengunjung di loket, waktu tunggu pelayanan yang lama. Hal
tersebut akan dikeluhkan sebagai pelayanan yang kurang sesuai dengan harapan,
pelayanan yang kurang bermutu sehingga pasien merasa kurang puas setelah
mendapatkan pelayanan yang diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu berperan sebagai koordinator layanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat edukator bagi sasaran pelayanan dengan menggunakan
media atau sasaran yang tepat, edukator yang membela kepentingan masyarakat
sesuai kebutuhan dan pemberi layanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi upaya kesehatan Puskesmas, penilaian pencapainan kinerja
dan evaluasi program kerja Puskesmas.
b. Menganalisa masalah yang ditemukan dengan metode USG ()
c. Mengkatagorikan masalah yang ditemukan
d. Menyusun rencanan strategi kegiatan guna mengangulangi masalah atau
kendala yang dihadpi Puskesmas.

C. Manfaat
Pada praktek keperawatan puskesmas di Puskesmas “AJ” dengan tahapan
yang dicapai adalah mengintifikasi masalah program kerja puskesma dan
melakukan identifikasi masalah kesehatan komunitas. Diharapkan mahasiswa
mampu mengidentifikasi program puskesmas tersebut dalam hal target dan sasaran,
strategi kegiatan, peran serta masyarakat, lintas program dan lintas sektoral, melihat
faktor pendukung dan penghambat dan mengidentifikasi kesenjangan antara
program yang dilaksanakan dengan program kesehtan nasional dan strategi
intervensinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUSKESMAS
a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
diwilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun 2014). Di Indonesia, puskesmas
merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat
Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya
pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih
berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut
timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam
suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).

b. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75 Tahun 2014):
a) Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat.
b) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c) Hidup dalam lingkungan sehat.
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
c. Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, fungsi Puskemas adalah :
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

d. Upaya Penyelengaraan Puskesmas


Dalam mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu
terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a) Upaya Kesehatan Perorangan. Dilaksanakan dalam bentuk :
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care dan/atau.
5. Rawat Inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
b) Upaya Kesehatan Masyarakat
Sesuai dengan Permenkes No 75 Tahun 2014, puskesmas memiliki
peran sebagai gerbang pertama yang diharapkan dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif, tidak hanya
melakukan pelayanan kepada perseorangan tetapi juga kepada masyarakat
yang lebih luas. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas utama
puskesmas yang diarahkan kepada pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat. UKM juga mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat
dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, Puskesmas memiliki UKM Esensial dan UKM Pengembangan.
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah
ditentukan program dan cakupannya di seluruh puskesmas di
Indonesia. Upaya upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat pada 5 aspek mendasar dari kesehatan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan KB; gizi; pengendalian
dan pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi
kesehatan. Bagian dari upaya bersama antara UKP dan UKM
masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah yang meliputi :
1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Bentuk-bentuk kegiatan upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB,
kunjungan rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan
SDIDTK pada anak pra sekolah.
2) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah
penanganan dan pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan
ASI eksklusif, dan tumbuh kembang anak melalui Posyandu Balita
di setiap pedukuhan.
3) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pengendalian dan pengendalian penyakit dilakukan dengan
kegiatan dan pendampingan pasien TB, penyelidikan epidemiologi
jika ditemukan kasus demam berdarah, campak, diare atau penyakit
lain yang mendukung kejadian penularan.
4) Upaya Penyehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan yang dicapai melalui berbagai kegiatan,
beberapa diantaranya adalah penggunaan air bersih, deklarasi
berhenti BAB sembarangan, secara berkala, pengelolaan yang
terstandar, dan pengelolaan sampah tata kelola limbah di
lingkungan rumah maupun instansi.
5) Upaya Promosi Kesehatan
Promosi perilaku bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya
peningkatan kesehatan masyarakat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terdiri dari 10 indikator, yaitu: persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setiap bulan di Posyandu, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik
nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok.
6) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Untuk pasien atau masyarakat yang membutuhkan perawatan di
rumah, dibutuhkan pelayanan kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan yang sesuai dengan permasalahan pasien. Upaya
kesehatan ini juga bertujuan untuk menjangkau pasien yang
kesulitan mengakses dalam gedung.
7) Upaya Pengobatan
Untuk pasien atau masyarakat yang membutuhkan pengobatan yang
cepat. Upaya ini bertujuan untuk membantu pasien atau masyarakat
menjangkau pelayanan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan.
Berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Mlati II
mengembangkan upaya-upaya kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya
kesehatan lansia, remaja, jiwa, dan indera.
1) Upaya Kesehatan Lansia  
Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia) bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan usia lanjut usia yang bermutu dan
berkesinambungan di puskesmas. Peran pelayanan ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina kesehatannya
secara mandiri, meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan
masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan, serta
meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia.
2) Upaya Kesehatan Remaja   
Tahap remaja merupakan tahapan yang unik dimana masa peralihan dari
seorang anak menjadi seorang dewasa. Tahapan yang penuh dengan
tantangan ini dilengkapi dengan info tentang berbagai permasalahan,
seperti pergaulan bebas yang berhubungan dengan kehamilan di usia
remaja, penggunaan NAPZA, atau kenakalan remaja lainnya. Untuk
mendampingi remaja dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendampingan remaja, Puskesmas Mlati II menyediakan
pelayanan kesehatan remaja. Bentuk pelayanan kesehatan remaja ini
diwujudkan dalam program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR).
3) Upaya Kesehatan Jiwa   
Masalah kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama karena
menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan sosial pada individu
maupun keluarga. Namun permasalahan ini relatif belum mendapat
penanganan yang maksimal oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu,
Pelayanan kesehatan jiwa dirasa perlu diinisiasi untuk membantu
meningkatkan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa individu,
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Upaya yang dilakukan
antara upaya lain upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
kepada pasien gangguan jiwa, keluarga dan masyarakat.
4) Upaya Kesehatan Indera   
Kesehatan indera aspek penting untuk menunjang individu menjalankan
peran dan tanggung jawabnya secara optimal. Puskesmas harus
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan di dalam negeri untuk
membantu masyarakat menyadari pentingnya kesehatan indera dan
indikator bijaksana pengobatan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan indera. 
5) Upaya Kesehatan Sekolah   
Upaya Kesehatan Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
siswa dan lingkungan sekolah. UKS menjalankan fungsinya
berpedoman pada Trias UKS, yaitu:
a. Pelayanan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah pemeriksaan siswa
sakit dan pemeriksaan kesehatan untuk siswa
b. Pendidikan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah penyuluhan
kesehatan kepada siswa
c. Penyehatan lingkungan, bentuk kegiatannya adalah pengelolaan
sampah dan upaya pengelolaan lingkungan.
6. Upaya Kesehatan Olahraga  
Saat ini, perhatian masyarakat tidak hanya tertuju pada pengendalian
penyakit, tetapi juga pencegahan dari penyakit tidak menular, seperti
hipertensi dan diabetes mellitus. Penyakit tidak menular ini sebagian
besar disebabkan oleh faktor gaya hidup individu yang tidak sehat. Salah
satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan kebiasaan berolahraga
secara rutin.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan
karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap
upaya wajib dan upaya pengem-bangan Puskesmas. Perawatan
kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila
perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di
daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan
pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat
upaya inovasi, yakni upaya lain diluar upaya Puskesmas tersebut di atas
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi
Puskesmas.Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan
oleh Puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib Puskesmas
telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan Puskesmas
ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyeleng-garakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula
pelayanan rawat inap. Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan
pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, di beberapa daerah
tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat tefiadap pelayanan
medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan, di
Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut,
baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan
pelayanan medik spesialistik di Puskesmas hanya dalam rangka
mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Status dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di
Puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap fungsional
Puskesmas yang diatur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi
Puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

e. Organisasi Puskesmas
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas bergantung dari beban tugas masingmasing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah
kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan
dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
1) Data dan Informasi.
2) Perencanaan dan penilaian.
3) Umum dan kepegawaian.
4) Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas.
5) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM.
6) Upaya kesehatan perorangan.
7) Jaringan pelayanan perorangan.
8) Unit puskesmas pembantu.
9) Unit puskesmas keliling.
10) Unit bidan di desa / komunitas(Permenkes No. 75 Tahun 2014).

b) Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi


Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
unit Puskesmas.Khusus untuk Kepala Puksesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat (Permenkes No. 75 Tahun
2014).
c) Eselon Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggung
jawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka
jabatan kepala puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV. Apabila tidak
tersedia tenaga yang memenuhi syarat, maka ditunjuk pejabat sementara
yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni seorang sarjana
dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan
pejabat tetap (Permenkes No. 75 tahun 2014).

f. Tata Kerja Puskesmas


a) Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan
fasilitas.
b) Dengan Dinas Kabupaten / Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.Dengan demikian secara teknis dari administraif,
puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bertanggung jawab
membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas.
c) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk
penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai Pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
d) Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan, seperti Rumah Sakit ( Kabupaten / Kota )
dan berbagai balai kesehatan masyarakat ( Balai Pengobatan Penyakit Paru-
Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa
Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan seperti Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai bagian kesehatan
masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep
rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.
e) Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk hasil optimal, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut harus dikoordinasikan dengan berbagai
lintas sektor terkait yang ada ditingkat kecamatan. Diharapkan disatu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat
dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain
pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan
berdampak positif terhadap kesehatan.
f) Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan aktif tersebut
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang
menghimpun berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh
agama, LSM dan serta kemasyarakatan (Permenkes No. 75 tahun 2014).

g. Azas Penyenggalaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip
dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengem-
bangan. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
a) Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung-
jawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain
sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan
2. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya
3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
4. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya
kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya (outreach activities) pada
dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggung jawaban
wilayah.

b) Azas Pemberdayaan Masyarakat


Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga
Bafita (BKB)
2. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD),
3. Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu; Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar
Gizi (Kadarzi)
4. Upaya Kesehatan Sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang
tua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
5. Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
6. Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, panti wreda
7. Upaya Kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
8. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan PengobatTradisional (Battra)
10. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif): dana sehat,
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.
c) Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk
mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:
1. Keterpaduan Lintas Program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyeleng-garaan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain:
a. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIAdengan
P2M, Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan,
b. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan Promosi Kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa
c. Puskesmas Keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gigi
d. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan

2. Keterpaduan Lintas Sektor


Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan
upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasya-rakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor
antara lain:
a. Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama
b. Upaya Promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian
c. Upaya Kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB
d. Upaya Perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia
usaha, PKK, PLKB
e. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
f. Upaya Kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha

d) Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
Puskesmas terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu
Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas
rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun
vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan
rawat jalan sederhana, dirujuk ke Puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (misal operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan
atau pun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.

c. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga
dilakukan apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke dinas
kesehatan kabupaten/ kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan
bahan makanan.
2. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan .
dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan
atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain
Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha Kesehatan
Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
Puskesmas tidak mampu.
BAB III
PENGKAJIAN

A. Data Puskesmas
1. Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas “AJ”
Akreditasi Puskesmas : Lulus Akreditasi Dasar
Legalitas Puskesmas : Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

2. Gambaran Umum UPT Puskesmas “AJ”

Puskesmas “AJ” mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari 3


kelurahan dan 3 desa. Semua Kelurahan dan desa dapat dijangkau
melalui jalan darat, yang kondisi jalannya sebagian telah beraspal,
semenisasi, dan tanah, dengan kondisi wilayah sebagian besar berbukit
bukit dan penyebaran penduduk yang tersebar dengan kepadatan 45,77
per km² hingga 143,73 per km². Jarak Puskesmas “AJ” dari ibu kota
kecamatan berkisar 17 KM dan dari ibu kota kabupaten berjarak 110
KM, jarak dari kantor desa/kelurahan terdekat ke Puskesmas 1 KM dan
terjauh 24 KM. Sarana transportasi masyarakat terdiri dari kendaraan
umum roda empat dan roda dua, namun ada sebagian wilayah yang
hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki untuk keluar dan masuk ke jalan
poros. Jumlah penduduk yang ada diwilayah Puskesmas “AJ” dari tahun
ke tahun mengalami pertambahan, di tahun 2010 sampai dengan tahun
2019 terjadi pertambahan penduduk , yaitu dari 17.213 jiwa, menjadi
21.698 jiwa. Jumlah penduduk tersebut seperti yang ditunjukkan pada
tabel di bawahini.

3. Fungsi Puskesmas
a. Pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

4. Pengumpulan Data
Demografi / Kependudukan

Tabel 1. Jumlah Penduduk


5.
NO DESA/KEL JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. SM 3.106 2.828 5.934
2. BM 2.277 1.989 4.266
3. KM 3.294 2.767 6.061
4. TB 843 750 1.593
5. BR 1008 883 1.891
6. BA 1004 949 1.953
JUMLAH 11.532 10.166 21.698

Tabel 2. Umur dan Jenis Kelamin


NO KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
(TAHUN)
1 0-4 1294 1152 2,446
2 5-9 1119 1079 2,198
3 10-14 1098 990 2,088
4 15-19 968 811 1,779
5 20-24 926 803 1,729
6 25-29 1029 891 1,920
7 30-34 1075 733 1,808
8 35-39 924 787 1,711
9 40-44 830 687 1,517
10 45-49 681 592 1,273
11 50-54 586 493 1,079
12 55-59 462 336 798
13 60-64 309 218 527
14 65-69 193 145 338
15 70-74 109 105 214
16 75+ 132 141 273
JUMLAH 11,735 9,963 21,698
6. Data Sarana Prasarana
a. Sarana pelayanan kesehatan

Tabel 3. Jumlah dan jarak sarana kesehatan


b.
NO DESA / KELURAHAN SARANA KESEHATAN JARAK KE
PUSKESMAS INDUK
1 SM 1 PKM Induk 1 Km
2 BM 1 Pustu 9 KM
3 KM 1 Pustu 11 KM
4 TB 1 Pustu 1 Polindes 13 KM
5 BR 1 Pustu 17 KM
6 BA 1Pustu 14 M
Sumber : Data Kelurahan “AJ” Tahun 2019

b. Sarana tempat pelayanan

Tabel 4. Sarana Tempat Pelayanan


c.
NO NAMA RUANGAN JUMLAH KONDISI KEBUTUHAN
1 Ruang Pimpus 1 Baik 1
2 Ruang Tata Usaha 1 Baik 1
4 Ruang Apotik 1 Baik 1
5 Ruang KIA 1 Baik 1
6 Ruang Laboratorium 1 Baik 1
7 Ruang Pemeriksaan Umum 1 Baik 1
8 Ruang Tindakan 1 Baik 1
9 Ruang Gigi 1 Kurang Baik 1
10 Ruang MTBS/MTBM 1 Kurang Baik 1
11 Ruang Imunisasi 1 Kurang Baik 1
12 Ruang Klinik Kesling 0 - 1
13 Ruang TB / DOTs 0 - 1
14 Ruang Klinik Gizi 0 - 1
15 Ruang Klinik Remaja 0 1 1
16 Ruang Lansia 0 - 1
17 Ruang Gudang Obat 1 Kurang Baik 1
18 Ruang Gudang Umum 1 Kurang Baik 1
19 Toilet 2 Baik 4
20 Garasi 1 Baik 2
21 Ruang rekam Medis 1 Kecil 1
c. Keadaan sarana dan prasarana

Tabel 5. Sarana dan Prasarana


NO JENIS SARANA/ JLH KONDISI KEBUTUHAN
PRASARANA RUSAK RUSAK RUSAK
RINGAN SEDANG BERAT
Sarana Kesehatan
1 PuskesmasPembantu 5 0 0 1 1
2 Polindes/Poskesdes 2 0 0 0 0
3 Rumah DinasDokter 0 0 0 0 2
4 Rumah DinasPimpinan 0 0 0 0 1
5 Rumah DinasPerawat 0 0 0 0 2
6 Rumah DinasBidan 0 0 0 0 1
7 MobilAmbulance 2 0 0 1 1
8 MobilOperasional 1 0 0 0 0
9 Sepedamotor 10 0 3 1 0
Sarana Penunjang
1 Komputer 15 0 0 1 6
2 Laptop 14 0 2 7 6
4 Layar 1 0 0 0 1
5 Mesin tik 2 0 0 0 2
6 Printer 8 0 0 4 6
7 Telepon 0 0 0 0 1
8 Mesin Lampu 1 0 0 0 1
9 Komputer 15 0 0 1 6
Sumber : Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

d. DataUKBM
Tabel 6. Pelayanan UKBM
No Jenis PSM Jumlah
1 Posyandu Balita 23
2 Posyandu Lansia 7
3 Kader 230
4 POSBINDU 6
5 Pondok Pesantren 3
6 Panti Asuhan 2
7 Forum Masyarakat peduli Kesehatan 6
8 UKS 17
9 Dokter Kecil 65
Sumber : Data Puskesmas “AJ” tahun 2019
e. Data Jumlah Sekolah, per Kelurahan/Desa
Tabel 7. Jumlah Sekolah
NO Kelurahan/Desa TK/KB SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
1 SM 4 3 2 3
2 BM 6 3 3 -
3 KM 3 3 1 -
4 TB 1 1 1 -
5 BR 4 1 - -
6 BA 3 2 1 -
JUMLAH 21 13 8 3
Sumber : Data Kelurahan “AJ” Tahun 2019

f. Tingkat Pendidikan dan Sosial BudayaMasyarakat


Rata-rata pendidikan masyarakat yang ada di Puskesmas “AJ”
secara berurutan sebagai berikut SD, SMP, SMA, dan perguruan
tinggi. Bervariasinya tingkat pendidikan masyarakat, mulai dari yang
tidak tamat sekolah dasar sampai dengan masih besarnya jumlah
masyarakat berpendidikan sekolah tingkat pertama, maka hal ini
menjadi sebagian dari permasalahan kesehatan yang ada dalam
peningkatan dan perubahan prilaku, serta kemampuan daya pikir
dimasyarakat menuju prilaku hidup bersih dan sehat.
Sosial budaya masyarakat sebagian besar sudah mengenal dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia, namun sebagian
kecil masih ada masyarakat yang memanfaatkan jasa para dukun guna
mendapatkan pelayanan kesehatan terutama terkait dengan persalinan.
Untuk mengatasi keadaan tersebut telah dilakukan upaya pendekatan
melalui partnership kepada para dukun, penyuluhan ke masyarakat,
home visit, dan kerja sama lintas sektor, dalam rangka mengurangi
pelayanan kesehatan oleh tenaga yang bukankompetensinya.
g. SaranaKesehatan
Tabel. 8. Sarana dan Prasarana tahun 2019
No Parameter Penilaian Keterangan
I. LOKASI
1 Geografis
2 Aksesibilitas untuk jalur transpotasi Mudah
3 Fasilitas parkir Ada Sempit
4 Fasilitas keamanan Tidak ada
5 Tidak didirikan di sekitar SUTT dan SUTET Ya
II. BANGUNAN
6 Bangunan permanen Ya
7 Posisi bangunan terpisah dari bangunan lain Tidak
8 Rumah dinas tenaga kesehatan Tidak ada
9 Lambang Puskesmas Ada
10 Ketersediaan papan nama Ada
11 Ruangan administrasi kantor 1
12 Ruangan Kepala Puskesmas 1
13 Ruangan Tata Usaha 1
14 Ruangan rapat 1
15 Ruangan Program 1
16 Ruangan Bendahara 1
17 Ruangan Mushola 1
18 Ruangan pendaftaran dan rekam medik 1
19 Ruangan tunggu 1 Sempit
20 Ruangan pemeriksaan umum 1 Sempit
21 Ruangan Kesehatan gigi dan mulut 1 Belum di fungsikan
22 Ruangan Kebidanan, KB, Imunisasi 1 Digabung jadi satu
23 Ruangan Kandungan 1
24 Ruangan Lansia Tidak ada
25 Klinik Sanitasi Tidak ada
26 Ruangan TB Tidak ada
27 Laboratorium 1
28 Apotek 1
29 Ruang Tindakan 1
30 Ruangan Anak 1
31 Ruangan Gizi Tidak ada
32 Klinik Remaja Tidak ada
33 Pojok Laktasi 1
34 Ruangan Bersalin Tidak ada
35 Ruangan Pasca Salin Tidak ada
36 Gudang Obat 1
37 Ruangan Inventaris 1
38 Dapur 1
39 WC/ Toilet pengunjung 4
PRASARANA
40 Ventilasi ruangan Ada Untuk ruangan ber-11.00Ac
41 Sumber air bersih Ada PDAM
42 Sistem pembuangan limbah 1
43 Sumber daya listrik 11.000
44 Sistem komunikasi Ada Telpon, internet
45 Sistem proteksi petir 0
46 Alat pemadam kebakaran 6 APAR 2 lt atas, 4 lt bawah

47 Kendaraan Oprasional 1
48 Kendaraan Ambulans 1
49 Mobil Jenazah 0
IV. PERALATAN
50 Set pemeriksaan umum Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pemeriksaan umum tersedia
b. Tersedia peralatan:
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• stetoskop Ya
• timbangandewasa Ya
• Timbangananak Ya
• senter Ya
• thermometer Ya
51 Terdapat set tindakan medis Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
tindakan medis tersedia
b. Tersedia peralatan:
• set alat bedahminor Ya
• sumber oksigen siappakai Ya
52 Terdapat set pemeriksaan kesehatan ibu Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop janin (laennecdoppler) Ya
• stetoskopdewasa Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• thermometer Ya
• palu reflex Ya
• timbangandewasa Ya
53 Set pemeriksaan kesehatan anak Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• timbangananak Ya
• alat pengukur panjangbayi Ya
• stetoskop Ya
• thermometer Ya
54 Set pelayanan KB Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pelayanan KB tersedia
b. Tersedia peralatan:
• implantkit Ya
• IUD kit siappakai Ya
55 Set pelayanan imunisasi Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
pelayanan imunisasi tersedia
b. Tersedia peralatan:
coldchain / Vaccine Carrier Ya
56 Set obstetri dan ginekologi 0
57 Set insersi dan ekstraksi AKDR Ada
58 Set resusitasi bayi
59 Set perawatan pasca persalinan
a. Minimal 80% jenis peralatan set
perawatan pasca persalinan tersedia
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
60 Set kesehatan gigi dan mulut Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
kesehatan gigi dan mulut tersedia
b. Tersedia peralatan:
• sondelengkung Ya
• kaca mulut Ya
• tangkai kaca mulut Ya
• pinset gigi Ya
• ekskavator Ya
• set pencabutan gigi dewasa Ya
• set pencabutan gigi anak Ya
• bein lurus kecil Ya
61 Set promosi kesehatan 0
62 Set ASI 0
63 Set laboratorium 1
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• mikroskopbinokuler Ya
• sentrifuse Ya
64 Set farmasi Ya
65 Set sterilisasi
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• autoclave Ya
• korentang Ya
66 Set Puskesmas Keliling 0
67 Kit Keperawatan kesehatan masyarakat 0
68 Kit imunisasi Ada
69 Kit UKS Ada
70 Kit UKGS 0
71 Kit bidan Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan set
b. Tersedia peralatan:
• stetoskop janin (laennecdoppler) Ya
• stetoskopdewasa Ya
• sphygmomanometer/tensimeter Ya
• thermometer Ya
• palu reflex Ya
72 Kit Posyandu Ada
a. Minimal 80% jenis peralatan kit
b. Tersedia peralatan:
• thermometer Ya
• timbangandacin Ya
73 Kit kesehatan lingkungan 0
VI. PERIZINAN DAN REGISTRASI
83 Izin penyelenggaraan yang masih berlaku Ada Berakhir thn 2018
84 Nomor registrasi Puskesmas Ada
VII. PENYELENGGARAAN
85 Kepala Puskesmas Ada
86 Memiliki struktur organisasi Ya
87 Melaksanakan pelayanan promosi kesehatan Ya
88 Melaksanakan pelayanan kesehatan Ya
89 Melaksanakan pelayanan KIA dan KB Ya
90 Melaksanakan pelayanan gizi Ya
91 Melaksanakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit Ya
92 Melaksanakan UKM Pengembangan Ya
93 Melaksanakan UKP Ya
94 Melaksanakan manajemen Puskesmas Ya
95 Melaksanakan pelayanan kefarmasian Ya
96 Melaksanakan pelayanan keperawatan
97 Melaksanakan pelayanan laboratorium Ya
Sarana bangunan untuk pelayanan kesehatan yang tersedia
meliputi : 5 Puskesmas Pembantu dan 2 Polindes yang tersebar di 3
desa dan 3 kelurahan, sarana tranportasi Puskesmas 1 unit ambulance,
1 unit mobil operasional dan 7 unit kendaraan roda dua yang
penggunaannya terdistribusi sampai ke Puskesmas pembantu. Sarana
bangunan yang tersedia 1 buah bangunan puskesmas induk berukuran
14 m².x 20 m². yang terdiri dari 11 ruangan ditambah dengan sisa
bangunan bekas Puskesmas Pembantu berukuran 14 m².x 6 m². yang
terdiri dari 6 ruangan. Sarana peralatan kesehatan yang tersedia IUD
kit, partus kit, bedah minor kit, laboratorium kit, dan dental unit kit.
Sarana penunjang lainnya berupa laptop, computer, lemari alat,
lemari inventaris, lemari arsip, dan lemariobat.
Puskesmas berusaha melaksanakan semua program - program
yang telah di rencanakan. Keterbatasan ruangan menyebabkan
sebagian pelayanan tidak dapat terlaksana, seperti pelayanan
konsultasi, imunisasi, santun lansia, dan pelayanan penyakit tidak
menular, termasuk juga keleluasaan bagi pemegang program untuk
melaksanakan tugas - tugasnya. Keterbatasan sarana Transportasi
menyebabkan pelayanan kasus - kasus kegawat daruratan juga tidak
maksimal, sehingga seringkali sistem rujukan pun memerlukan waktu
yang lama. Keterbatasan sarana penunjang juga menambah
kelengkapan dari kurang optimalnya pemberian pelayanan yang
bermutu kepadamasyarakat.
Adapun sarana kesehatan yang ada di Puskesmas “AJ”,
sebagai berikut :
1) Sarana Kesehatan Puskesmas (rawat inap dan non rawatinap)
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas “AJ” adalah
Puskesmas Non Rawat Inap atau Rawat Jalan, meliputi :
a) Ruangan Pendaftaran /kartu,
b) Ruangantindakan,
c) Ruangan PelayananUmum,
d) Ruangan KesehatanIbu,
e) RuanganAnak,
f) Ruangan KesehatanLingkungan,
g) Ruangan Gizi danImunisasi,
h) RuanganLaboratorium,
i) RuanganApotik,
j) Ruangan Tata Usaha.
Terbatasnya ruangan menjadikan hambatan yang sampai
saat ini masih belum dapat teratasi. Pelayanan seperti ruang
konsultasi, pelayanan khusus penyakit tidak menular, pelayanan
imunisasi dan ruang pemegang program, belum dapat diberikan
secara maksimal. Pelayanan diruang poli gigi hingga saat ini
belum bisa diberikan sekalipun peralatannya telahtersedia.
2) Puskesmas Pembantu danPolindes
Tabel. 9. Jumlah Puskesmas Pebantu dan Polindes di Kelurahan/Desa
No Nama Kelurahan/ Desa Pusban Polindes
1 TB 1 1
2 BR 1
3 KM 1
4 BM 1 1
5 BA 1
3) Kefarmasian
Ketersediaan obat - obatan di Puskesmas selama ini
dipenuhi oleh Gudang Farmasi Dinas Kesehatan, sekalipun pada
prakteknya tidak semua obat yang di minta terpenuhi. Apabila
dirata - ratakan sebagian besarnya sudah terpenuhi, hanya ada
beberapa item obat yang stoknya terbatas. Mengatasi
permasalahan tersebut Puskesmas selalu berkoordinasi dengan
pemegang program terkait di Dinkes,serta mengadakan pembelian
obat melalui BHP medis, kemudian meningkatkan promosi, dan
bagi pasien yang mampu dianjurkan untuk membeli obat diapotik
yang difasilitasi olehPuskesmas.

4) Posyandu dan PosbinduPTM


Mempermudah dan memperluas akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan merupakan misi dari Puskesmas “AJ”, oleh
sebab itu kemudahan akses terhadap layanan kesehatan terus
diupayakan sampai saat ini. Upaya yang dilakukan untuk
perluasan akses adalah dibentuknya tim yang terdiri dari dokter,
perawat, bidan, tenaga laboratorium, dan petugas pemegang
program untuk datang ke lokasi - lokasi yang selama ini
masyarakatnya memilikiketerbatasan untuk mendapatkan layanan
kesehatan. Adapun pelayanan yang diberikan dalam bentuk
puskesmas keliling dan laboratorium keliling.
Untuk akses pelayanan balita dan kesehatan keluarga
lainnya telah disediakan 23 posyandu, yang di laksanakan oleh 2
orang bidan dan satu orang perawat. Pelayanan pada lansia juga
telah disediakan 6 posyandu lansia. Perluasan akses berikutnya
adalah dibentuknya masing - masing daerah binaan yang setiap
daerah berada dibawah tanggung jawab bidan, dengan tujuan tidak
ada lagi permasalahan yang menyangkut pelayanan bagi kesehatan
dan keselamatan ibu dan anak.
Walaupun telah dilakukan berbagai upaya tersebut angka
kematian bayi masih terjadi, maka sebagai tindak lanjutnya
diadakan audit dan evaluasi terus menerus untuk perbaikan
pelayanan. Bagi remaja Puskesmas juga telah membuka klinik
konsultasi remaja baik secara on line maupun langsung berkunjung
ke Puskesmas dan juga telah membentuk kader kesehatan remaja
di 10 sekolah yang tersebar di 6 desa/kelurahan. Keterpaduan
UKBM dan peran lintas sektor terus ditingkatkan melalui program
Sayang Balita, Program Sayang Remaja dan Program Layanan
Terpadu Pranikah(LADUNI).
Perhatian terhadap perbaikan mutu pelayanan kepada
masyarakat juga menjadi agenda dari kegiatan di Puskesmas “AJ”.
Bentuknya adalah berupa penyediaan kotak keluhan dan survey
kepuasan yang selalui dievaluasi dan ditindaklanjuti melalui mini
lokakarya Puskesmas, dan dari hasil survey terakhir menunjukkan
80 % sampai dengan 90 % masyarakat merasa puas dengan
pelayanan yangdiberikan.
Namun bukan berarti sudah bagus, karena masih ada juga
kebutuhan masyarakat yang belum semuanya terpenuhi karena
keterbatasan SDM dan sarana prasarana Puskesmas. Mengatasi
permasalahan tersebut diadakan pertemuan secara berkala untuk
mengevaluasi dan mengupayakan solusinya. Pengembangan
sumber daya manusia yang ada juga menjadi perhatian, yang
solusinya, mengikutkan ke seminar- seminar kesehatan,
Peningkatan Kompetensi Teknis melalui pelatihan dan sharing
sesama petugas serta konsultasi dengan dokter ahli terutama
tentang SOP penatalaksanaan terbaru.

5) Pelayanan KesehatanRujukan
Pelayanan kesehatan rujukan di Puskesmas “AJ” selama ini
berjalan cukup optimal, bagi masyarakat yang memerlukan
rujukan setiap saat semua jaringan pelayanan kesehatan yang
tersedia siap melayani rujukan. Keterbatasan yang dimiliki
Puskesmas adalah masalah sarana transportasi yang tersedia,
banyak kasus yang dijumpai terlambat dalam proses rujukan
dikarenakan mobil ambulance yang dipakai untuk melayani semua
kegiatan Puskesmas dalam kondisi kurang baik. Berbagai upaya
telah diusahakan termasuk bekerja sama dengan instansi lain yang
memiliki mobil ambulance atau dengan mobil pribadi yang
dimiliki masyarakat. Upaya pengadaan mobil oleh masing -
masing desa/kelurahan selama ini berusaha untuk terus disuarakan
terutama melalui kegiatan program Desa Sehat Mandiri. Di akhir
tahun, dari 6 desa / kelurahan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas “AJ”, 3 kelurahan sudah memiliki mobil ambulance
yang dikelola oleh masyarakat masing – masingkelurahan.

7. Sumber Daya Manusia Kesehatan


Tabel 10. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas “AJ”
NO SDM PNS TKNPSN THL BLUD BOK JUMLAH
1 Dokter Umum 1 1 2
2 Dokter Gigi 0
3 Ners 1 1
4 S 1 Keperawatan 1 1
5 SKM 3 3
6 S.1 Gizi 1 1
7 Apoteker 0
8 Perawat 3 7 10
9 DIII Ksehatan Gigi 0
10 Bidan 6 8 1 15
11 DIII Farmasi 2 2
12 Kesling 1 1
13 Analis Kesehatan 1 1 2
14 DIII Akuntansi 1 1
15 Pekarya Kesehatan 1 1
16 SLTA 1 1 4 6
Total 44

Sumber : Data Puskesmas “AJ” tahun 2019


8. Pembiayaan
Pembiayaan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas “AJ” berasal dari dana APBD II, dan BOK, namun
terkadang ada dana CSR dari sponsor, dan dana yang bersumber dari
kegiatan luncuran APBN. Jumlah dana yang dikelola Puskesmas setiap
tahunnya mengalami peningkatan pembiayaan. Pemanfaatan
pembiayaan tersebut sebagian, besar prosentasenya digunakan untuk
kegiatan program dan untuk pencapaianSPM.

9. KesehatanKeluarga
Tabel 11. Pencapaian K1 dan K4
No Nama Kelurahan Sasaran Ibu Hamil
Ibu K1 K4
Hamil Jumlah % Jumlah %
1 SM 143 136 95.1 135 94.4
2 KM 141 145 102.8 143 101.4
3 BM 109 109 100 103 94.5
4 TB 34 34 100 33 97.1
5 BR 40 38 95 38 95
6 BA 38 40 105.3 36 94.7
Jumlah 505 502 99.4 488 96.6
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

Tabel. 12. Pelayanan Nifas


No Nama SasaranI Ibu Bersalin/Nifas
Kelurahan bu KF1 KF2 KF3
Hamil Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SM 143 143 100 143 100 140 97,9
2 KM 135 135 100 135 100 128 94.8
3 BM 103 103 100 103 100 100 97.1
4 TB 33 33 100 33 100 29 87.9
5 BR 37 37 100 36 97.3 36 97.3
6 BA 39 39 100 38 97.4 33 84.6
Jumlah 490 490 100 488 99.6 466 95.1
Sumber : Data Puskesmas “AJ”2019
10. Kesehatan Bayi danBalita
Tabel. 13. Pelayanan Kesehatan Bayi
No Desa/Kelurahan Jumlah Bayi Pelayanan Kesehatan Bayi

L P L+P L P L+P

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 SM 55 48 103 55 100 48 100 103 100

2 KM 58 48 106 58 100 48 100 106 100


3 BM 40 34 74 40 100 34 100 74 100
4 TB 15 13 28 15 100 13 100 28 100
5 BR 18 15 33 18 100 15 100 33 100
6 BA 18 16 34 18 100 16 100 34 100
Jumlah 204 174 378 204 100 174 100 378 100

Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

Tabel. 14 Pelayanan Kesehatan Balita


No Desa/Kelurahan Jumlah Balita Pelayanan Kesehatan Balita
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SM 269 229 498 133 49.4 112 48.9 245 49.2
2 KM 285 224 509 99 34.7 105 46.9 204 40.1
3 BM 197 161 358 57 28.9 73 45.3 130 36.3
4 TB 73 61 134 28 38.4 20 32.8 48 35.8
5 BR 87 72 159 45 51.7 44 61.1 89 56
6 BA 87 77 164 25 28.7 17 22.1 42 25.6
Jumlah 998 824 1822 204 38.8 371 45 758 41.6
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

Tabel 15. Kejadian kematian ibu, bayi dan balita


No Kejadian Kematian Ibu, bayi dan balita Jumlah

1 Angka Kematian Bayi 1


2 Angka Kematian Neonatus 6

3 Angka Kematian Balita 1

4 Angka Kematian Ibu 0

Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

11. Pelayanan KeluargaBerencana


Tabel. 16. Pelayanan Keluarga Berencana (Peserta KB Aktif)
No Desa/ Kelurahan Jumlah PUS Peserta KB Aktif
Jumlah %
1 SM 761 631 82,9
2 KM 740 609 82,3
3 BM 582 501 86,1
4 TB 182 158 86,8
5 BR 210 166 79,0
6 BA 198 164 82,8
Jumlah 2673 2229 83,4
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

12. Pelayanan Kesehatan LanjutUsia


Tabel. 17. Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
No. Desa/ Jumlah Sasaran Pelayanan Kesehehatan Lanjut Usia (60 thn +)
Kelurahan L P L+P
L P L+P Jlh % Jlh % Jlh %
1 SM 389 278 667 88 22,6 96 34,5 184 27,6
2 KM 378 267 645 66 17,5 145 54,3 211 32,7
3 BM 233 199 432 66 28,3 39 19,6 105 24,3
4 TB 112 87 199 199 177,7 89 102,3 288 144,7
5 BR 182 116 298 116 63,7 66 56,9 182 61,1
6 BA 124 90 214 90 72,6 43 47,8 133 62,1
Jumlah 1418 1037 2455 625 44,1 478 46,1 1103 44,9

Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

13. StatusGizi.
Tabel 18. Status Gizi
No Status Gizi Jumlah

1 Balita Gizi Lebih 0


2 Balita Gizi Baik

3 Balita Gizi Kurang 71

4 Balita Gizi buruk

Sumber : Data Puskesmas “AJ”2019


14. PengendalianPenyakit
Tabel. 19. Data Jumlah Terduga Tuberkolosis, Jumlah Kasus
Tuberkolosis
NO PUSKESMAS JUMLAH TERDUGA JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS
YANG
MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PELAYANAN PEREMPUAN
SESUAI STANDAR JUMLAH % JUMLAH %

1 SM 8 5 62,5 3 37,5 8

2 KM 9 5 55,6 4 44,4 9

3 BM 2 0 0,0 2 100,0 2

4 TB 3 2 66,7 1 33,3 3

5 BR 0 0 0,0 0 0,0 0

6 BA 1 1 100,0 0 0,0 1

JUMLAH 23 13 56,5 10 43,5 23


(KAB/KOTA)

Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

Tabel. 20. Pemberantasan Penyakit kusta


NO PUSKESMAS DESA KASUSBARU

Pausi Basiler (PB)/ Multi Basiler (MB)/ PB + MB


Kusta kering Kusta Basah
L P L+P L P L+P L P L+P
1 AJ SM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 KM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BM 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4 TB 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 BA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 0 1 1 0 1

Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019


Tabel. 22. Pemberantasan Penyakit HIV dan AIDS
NO KELOMPOK UMUR HIV
L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0
5 25 - 49 TAHUN 2 5 7 100,0
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 5 7

Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019


Tabel. 21. Pemberatasan Penyakit Diare
No Desa Dilayani Oralait Zinc
Semua Balita Semua Balita Balita
Umur Umur
1 SM 67 20 23 12 2
2 KM 121 34 24 15 15
3 BM 42 18 42 13 4
4 TB 29 5 17 3 2
5 BR 23 5 17 1 3
6 BA 14 3 35 1 1
Jumlah 296 85 158 45 27
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019
Tabel. 22. Kasus Pneumonia
No Desa Jumlah Balita batuk Pneumonia
Balita Balita
Jumlah Diberikan L P
Kunjungan tatalaksana
Standar
1 SM 498 356 356 9 0
2 KM 509 363 363 5 4
3 BM 358 187 187 0 0
4 TB 134 59 59 0 0
5 BR 159 33 33 0 0
6 BA 164 34 34 0 0
Jumlah 1822 1032 1032 14 4
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

Tabel 23. Jumlah Kasus DBD


No Desa DBD
Jumalah Kasus Jumlah Meninggal
L P L P
1 SM 10 5 0 0
2 KM 5 2 0 0
3 BM 13 12 0 0
4 TB 3 2 0 0
5 BR 3 2 0 0
6 BA 0 1 0 1
Jumlah 34 24 0 1
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019
Tabel. 24. Jumlah Kasus Malaria
No Desa Malaria
Suspek Mikroskopis RDT Positif

L P
1 SM 84 0 84 1 0
2 KM 0 1 77 1 0
3 BM 0 0 50 0 0
4 TB 0 0 4 0 0
5 BR 0 0 40 2 0
6 BA 0 0 2 0 0
Jumlah 85 1 258 4 0
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019
Tabel. 25. Pelayanan Usia Produktif
Pelayanan Screening Penduduk Usia
Jumlah Sasaran
No Desa 15 – 49 tahun
L P L+P L P L+P %
1 SM 2039 2016 4055 1153 1282 2435 60
2 KM 2183 1925 4108 1073 1184 2257 54,9
3 BM 1705 1462 3167 573 702 1275 40,3
4 TB 493 474 967 196 249 445 46
5 BR 582 540 1122 226 258 484 43,1
6 BA 547 505 1052 319 338 657 62,5
Jumlah 7549 6922 14471 3540 4013 7553 52,2
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

Tabel. 26. Pelayanan Pada Penderita Hipertensi


Mendapatkan Pelayanan Kesehatan HT
Jumlah Sasaran
No Desa Sesuai Standar
L P L+P L P L+P %
1 SM 1.041 881 1.922 167 194 361 18,8
2 KM 1.091 850 1.941 153 161 314 16,2
3 BM 805 674 1.479 97 108 205 13,9
4 TB 245 221 466 48 56 104 22,3
5 BR 305 256 561 49 63 112 20,0
6 BA 275 234 509 51 67 118 23,2
Jumlah 3.762 3.116 6.878 565 649 1214 17,7
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

Tabel.27. Pelayanan Pada penderita Diabetes Melitus


Mendapatkan Pelayanan
Jumlah Penderita DM
No Desa Kesehatan DM Sesuai Standar
Jumlah %
1 SM 128 124 96,9
2 KM 129 125 96,9
3 BM 98 94 95,9
4 TB 31 29 93,5
5 BR 37 35 94,6
6 BA 34 32 94,1
Jumlah 457 439 96,1
Sumber: Data Puskesmas “AJ” Tahun 2019

15. KesehatanLingkungan
Kesehatan lingkungan meliputi tentang akses air minum, akses sanitasi, dan
tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan.

a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan(Ikl)


Tabel 28. Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKN)
NO DESA / JUMLAH INFEKSI KESEHATAN PEMERIKSAAN
KELURAH SARANA LINGKUNGAN
AN AIR JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
MINUM SARANA SARANA SARANA SARANA AIR
AIR AIR AIR MINUM
MINUM MINUM MINUM MEMENUHI
DI IKL DGN DIAMBIL SYARAT
RESIKO SAMPEL
RENDAH
+
SEDANG
1 SM 11 11 100.0 11 100.0 6 54.5 5 83.3
2 KM 8 8 100.0 8 100.0 3 37.5 3 100.0
3 BM 12 12 100.0 12 100.0 4 33.3 4 100.0
4 TB 7 7 100.0 7 100.0 2 28.6 2 100.0
5 BR 2 2 100.0 2 100.0 1 50.0 1 100.0
6 BA 1 1 100.0 1 100.0 0 0.0 0 0.0
41 41 100.0 41 100.0 16 39.02 15 36.59

Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

b. Jamban Sehat
Tabel 29. Jamban Sehat
No Fasilitas Sanitasi Yang Layak Jumlah Sarana Jumlah KK Pengguna
1 Shering/Komunal 56 280
2 Jamban sehat semi permanen 0 0
3 Jamban Sehat Permanen 1.558 6.138
4. Keluarga dengan akses terhadap 6.418 94,8
fasillitas sanitasi yang layak (jamban
Sehat )
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

c. Desa Dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM)


Tabel 30. STBM
NO DESA JUMLAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA/ DESA DESASTOP BABS DESA STBM
KELURAHA N MELAKSANAKAN (SBS)
STBM
JUMLA % JUMLAH % JUMLAH %
H
1 SM 1 0 0 0 0 0 0
2 KM 1 0 0 0 0 0 0
3 BM 1 0 0 0 0 0 0

4 TB 1 1 100 0 0 0 0

5 BR 1 0 0 0 0 0 0

6 BA 1 0 0 0 0 0 0

6 1 16.7 0 0.0 0 0.0

Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019

d. TTU Memenuhi SyaratKesehatan


Tabel. 31. TTU
No Nama Saran Sarana Yang Ada Jumlah TTU Sarana Yang Total (%)
Yang ada Memenuhi
Syarat
Sarana SD/MI 12 11 91,7
pendidikan SMP/MT 3 2 66,7
SMA 3 1 33,3
Sarana Puskesmas 8 8 100
Kesehatan Rumah Sakit 0 0 0
Tempat Ibadah 46 43 93,5
Pasar 2 1 50
Jumlah 74 66 89,2
Sumber : Data Puskesmas “AJ” 2019
e. Tempat Pengelolaan Makanan(TPM)
Tabel. 31. Tempat Pengelolaan Makanan
No Sarana Jumlah Sarana Sarana Yang Total (%)
Yang Ada Memenuhi Syarat

1 Jasa Boga 0 0 0
2 Rumah makan/restoran 52 52 100
3 Depo air minum (DAM) 33 33 100
4 Makanan jajanan/ kantin/ 0 0 0
sentra makanan jajanan
Total 85 85 100
Sumber; Data Puskesmas “AJ” 2019

16. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas“AJ”


Tabel 32. SPM2019

INDIKATOR KINERJA STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


PUSKESMAS SEI MERDEKA TAHUN 2019
NO STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESEMBER
INDIKATOR CAPAIAN SASARAN % Analisa
CAK
2019 2019 2019 % THN
Pelayanan kesehatan Dasar
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 488 505 96,6 100 2019
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 487 483 100,8 100 2019
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 481 491 98,0 100 2019
4 Pelayanan kesehatan balita 1221 1570 77,8 100 2019
5 Pelayanan kesehatan pada usia 1065 1065 100,0 100 2019
pendidikan dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia 8105 14471 56,0 100 2019
produktif
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 1111 2465 34,2 100 2019
8 Pelayanan kesehatan penderita 1555 6878 22,6 100 2019
hipertensi
9 Pelayanan kesehatan penderita 418 456 91,7 100 2019
Diabetes Melitus
10 Pelayanan kesehatan orang dengan 28 28 100 100 2019
gangguan jiwa (ODGJ)
11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 251 330 76 100 2019
12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko 454 728 62,4 100 2019
terinfeksi HIV

Sumber : Data Puskesmas “AJ” tahun 2019

Tabel 33. Cakupan Komponen Kegiatan


NO KOMPONEN KEGIATAN CAKUPAN (%)
I Upaya Promosi Kesehatan 83,40

1. PenyuluhanPHBS 100

2. Bayi mendapat ASIEksklusif 67.67

3. Mendorong terbentuknyaUKBM 65,15

4. PenyuluhanNAPZA 100

II Upaya Kesehatan Lingkungan 90,20

1. Penyehatan Air 100

2. Higiene dan sanitasi Makanminum 100

3. Penyehatan Tempat pembuangan sampah danlimbah 73,62

4. Penyehatan lingkungan pemukiman dan jambankeluarga 85,43

5. Pengawasan sanitasiTTU 96,27

6. Pengamanan tempat pengelolaanpestisida 100

7. PengendalianVektor 100

III Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana 80,90

1. KesehatanIbu 98,61

2. KesehatanBayi 85,42

3. Kesehatan Anak 82,70

4. Upaya kesehatan Balita dan Prasekolah 76,99

5. Upaya kesehatan Anak usia sekolah danRemaja 67,12

6. Pelayanan KB 48,33

7. KesehatanLansia 79,97

IV Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 88,85


V Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 83,35

1. TB Paru 57

2. Malaria 100

3. Kusta 100

4. PelayananImunisasi 79

5. Diare 36,40

6. ISPA 64,75

7. DBD 69,85

8. Pencegahan dan Penanggulangan PMS,HIV-AIDS 85,99

9. Pencegahan dan penanggulanganRabies 92.86

10. Pencegahan dan penanggulangan Filariasis, Schiztosomiasis -

11. Surveilans 100

12. Pencegahan dan Pengendalian PTM 71,30

VI Upaya Pengobatan 89

1. Pengobatan 95

2. Laboratorium 79

VII Upaya Kesehatan Pengembangan 100

1. Upaya Kesehatan LanjutUsia 100

2. Upaya KesehatanMata -

3. Upaya KesehatanTelinga -

4. KesehatanJiwa 100

5. KesehatanOlahraga -

6. Pencegahan dan Penanggulangan PenyakitGigi 100

7. Perawatan KesehatanMasyarakat -

8.Bina pengobatanTradisional -
9.Bina KesehatanKerja -
Rata – Rata 83,17

Sumber : Data Puskesmas “AJ” tahun 2019

Tabel 34. Data Cakupan PIS – PK secara Umum tahun 2018/2019


No Uraian Indikator Cakupan (%)
1 Mengikuti Program KB 40,4
2 Ibu Bersalin Di faskes 100
3 Bayi Mendapatkan Imunisasi dasar lengkap 0
4 Bayi Mendapatkan ASI Ekslusif 0
5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan 83,3
6 Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuaistandar 12,5
7 Penderita HT melakukan pengobatan secara teratur 13,8
8 Penderita ODGJ meendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan 50,0
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 54,3
10 Keluarga menjadi anggota JKN 78,3
11 Keluarga mempunyai akses SAB 93,6
12 Keluarga mempunyai akses/ menggunakan jamban sehat 96,6
Sumber : Data PIS-PK Puskesmas “AJ” tahun 2020
BAB IV
ANALISIS MASALAH

A. INDENTIFIKASI MASALAH

REKAPITULASI DATA PROFIL KESEHATAN KELUARGA DARI PUSKESMAS AJ


NO INDIKATOR DESA DESA DESA DESA DESA DESA KLG TOTAL PUSK
SM KM BM TB BR BA BERNILAI KLG AJ
1
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 94.4% 101.4 94.5% 97.1% 95% 94.7% 488 505 96,6%
%
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 97.9% 94.8% 97.1% 87,9% 97.3% 84.6% 466 490 95,1%
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100% 100% 100% 100% 100% 100% 378 378 100%
4 Pelayanan kesehatan balita 49.2% 40.1% 36.3% 35.8% 56% 25.6% 758 1822 41,6%
5 Pelayanan kesehatan pada usia 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1065 1065 100%
pendidikan dasar
6 Pelayanan kesehatan pada usia 60% 54,9% 40.3% 46% 43.1% 62.5% 7553 14471 52,1%
produktif
7 Pelayanan kesehatan pada usia 27.6% 32.7% 24.3% 144.7 61.1% 62.1% 1103 2455 44,9%
lanjut %
8 Pelayanan kesehatan pada penderita 18.8% 16.2% 13.9% 22.3% 20.0% 23.2% 1214 6878 17,65%
hipertensi
9 Pelayanan kesehatan pada penderita 96.9% 96.9% 95.9% 93.5% 94.6% 94.1% 439 457 96,0%
Diabetes mellitus
10 Pelayanan kesehatan orang dengan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 28 28 100%
gangguan jiwa (ODGJ)
11 Pelayanan kesehatan orang dengan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2323 2323 100%
TB
12 Pelayanan kesehatan resiko infeksi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 7 7 100%
HIV
indeks keluarga sehat (IKS) /5934 /4266 /6061 /1563 /1891 /1953 /21.698
1. Cakupan Masing-Masing Indicator Keluarga Sehat Adalah Sebagai
Berikut :
a. Pelayanan kesehatan Ibu hamil 96,6%
b. Pelayanan kesehatan Ibu bersalin 95,1%
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100%
d. Pelayanan kesehatan balita 41,6%
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 100%
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif 52,1%
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 44,9%
h. Pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi 17,65%
i. Pelayanan kesehatan pada penderita diabetes mellitus 96,0%
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) 100%
k. Pelayanan kesehatan dengan orang dengan TB 100%
l. Pelayanan kesehatan resiko infeksi HIV 100%

2. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Dan Potensi Pencegahan


Masalah-masalah kesehatan prioritas yang dihadapi oleh masing-masing desa
dan kelurahan diwilayah kerja puskesmas “AJ” yang memerlukan perhatian
khusus dengan mencari indicator-indikator yang cakupannya rendah. Pada data
diatas dapat diidentifikasi masalah-masalah kesehatan dimasing-masing desa
dan kelurahan sebagai berikut :
a. Desa/kel SM
1) Balita yang tidak mendapat pelayanan kesehatan 50,8%
2) Lanjut usia yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 72,4%
3) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 81,2%
b. Desa/kel KM
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 59,9%
2) Lanjut usia yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 67,3%
3) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 83,8%

c. Desa/kel BM
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 63,7%
2) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 59,7%
3) Lanjut usia yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 75,7%
4) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 86,1%
d. Desa/kel TB
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 64,2%
2) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 64%
3) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 77,7%
e. Desa/kel BR
1) Usia produktif yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 56,9%
2) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 80%
f. Desa/kel BA
1) Balita yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan 74,4%
2) Penderita hipertensi yang tidak mendapatkan pelayanan 76,8%

B. MENENTUKAN PERIORITAS MASALAH KESEHATAN


Puskesmas dapat menentukan prioritas masalah kesehatan, baik yang dihadapi oleh
masing-masing keluarga, desa/kelurahan, maupun kecamatan dengan
memperhatikan masalah-masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. Penentuan
prioritas masalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Penentuan prioritas masalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
1. Tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut penting untuk segera
diatasi
2. Keseriusannya (S), yakni apakah masalah tersebut cukup parah
3. Potensi perkembangannya (G), yakni apakah masalah tersebut akan segera
menjadi besar dan/atau menjalar
4. Kemudahan mengatasinya (F), yakni apakah masalah tersebut mudah diatasi
mengacu kepada kemampuankeluarga/RT/RW/Kelurahan/Desa/Kecamatan/
Puskesmas. Masing-masing faktor diberi nilai 1–5 berdasarkan skala likert
(5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil), dan nilai total tiap
masalah kesehatan diperoleh dari rumus: T = U + S + G + F Nilai total (T)
digunakan untuk mengurutkan masalah kesehatan berdasar prioritasnya,
sehingga diperoleh:
1. Masalah kesehatan prioritas untuk masing-masing keluarga
2. Masalah kesehatan prioritas untuk masing-masing desa/kelurahan
3. Masalah kesehatan prioritas untuk kecamatan
Nilai total tertinggi akan menjadi masalah utama dalam pemberian intervensi.
Priorita
No Indikator % Cakupan Nilai U Nilai S Nilai G Nilai F Nilai Total
s
A. Desa/kel SM
1) Penderita hipertensi yang tidak 81,2% 5 5 4 4 18 1
mendapatkan pelayanan keseatan

2) Lanjut usia yang tidak 72,4% 4 4 4 4 16 2


mendapatkan pelayanan kesehatan

3) Balita yang tidak mendapat 50,8% 3 3 3 3 12 3


pelayanan kesehatan

B. Desa/kel KM
1) Penderita hipertensi yang tidak 83,8% 5 5 4 4 18 1
mendapatkan pelayanan

2) Lanjut usia yang tidak 67,3% 4 4 4 4 16 2


mendapatkan pelayanan kesehatan

3) Balita yang tidak mendapatkan 59,9% 3 3 3 3 12 3


pelayanan kesehatan
C. Desa/kel BM
1) Penderita hipertensi yang tidak 86,1% 5 5 4 4 18 1
mendapatkan pelayanan

2) Balita yang tidak mendapatkan 63,7% 4 4 4 4 16 2


pelayanan kesehatan

3) Lanjut usia yang tidak 75,7% 4 4 4 4 16 3


mendapatkan pelayanan kesehatan

4) Usia produktif yang tidak 59,7% 3 3 3 3 12 4


mendapatkan pelayanan kesehatan
D. Desa/kel TB
1) Penderita hipertensi yang tidak 77,7% 4 4 4 4 16 1
mendapatkan pelayanan

2) Balita yang tidak mendapatkan 64,2% 3 3 3 3 12 2


pelayanan kesehatan 64,2%

3) Usia produktif yang tidak 64% 3 3 3 3 12 3


mendapatkan pelayanan kesehatan

E. Desa/kel BR
1) Penderita hipertensi yang tidak 80% 4 4 4 4 16 1
mendapatkan pelayanan

2) Usia produktif yang tidak 56,9% 3 3 3 3 12 2


mendapatkan pelayanan kesehatan

F. Desa/kel BA
1) Penderita hipertensi yang tidak 76,8% 4 4 4 4 16 1
mendapatkan pelayanan

2) Balita yang tidak mendapatkan 74,4% 4 4 4 4 16 2


pelayanan kesehatan
PRIORITAS MASALAH DI PUSKESMAS AJ
No Indikator %
Nilai U Nilai S Nilai G Nilai F Total Prioritas
Cakupan
1 Penderita hipertensi yang 80,93% 5 5 4 4 18 1
tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan

2 Lanjut usia yang tidak 71,8% 4 4 4 4 16 2


mendapatkan pelayanan
kesehatan

3 Balita yang tidak mendapat 62,6% 3 3 3 3 12 3


pelayanan kesehatan

4 Usia produktif yang tidak 60,2% 3 3 3 3 12 4


mendapatkan pelayanan
kesehatan

C. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas AJ ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa faktor-faktor yang menghambat program pelayanan kesehatan sehingga angka
kejadian hipertensi di puskesmas AJ meningkat?
2. Siapa yang bertanggung jawab dengan tidak terpenuhinya pelayanan kesehatan pada
penderita hipertensi puskesmas AJ?
3. Kapan akan dilaksanakannya program pelayanan kesehatan yang dapat mengatasi
meningkatnya penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas AJ?
4. Dimana saja dapat dilaksanakannya program pelayanan kesehatan untuk
menurunkan angka penderita hipertensi ?
5. Mengapa pelaksanaan program pelayanan kesehatan terutama penyakit hipertensi
dimasyarakat belum berjalan sepenuhnya?
6. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam mengatasi banyaknya
penderita hipertensi di wilayah puskesmas AJ?
D. AKAR PENYEBAB MASALAH

Method Machine
Man

Pengetahuan dan Kurangnya publikasi Kurangnya


inovasi Transportasi petugas
kesadaran tentang penyakit
kurang memadai
masyarakat (-) hipertensi

Deteksi dini & Metode penyuluhan Alat proyektor


SDM kesehatan
tatalaksana hipertensi kurang hanya 1 buah
terbatas/minim
kurang optimal menarik/monoton
Audio
Kurang aktivitas (Microphone/wireless Capaian
fisik tidak tersedia/rusak)
pelayanan
kesehatan
Pola hidup yang Hipertensi di
Sumbet dana kurang sehat puskesmas
terbatas/minim
AJbelum
Materi penyuluhan Tidak ada upaya optimal
tidak update pengembangan
Perencanaan anggaran
kesehatan dengan Kebudayaan
kurang tepat
olah raga

Letak Geografis

Money Environment
Material
E. POHON MASALAH (PROBLEM TREE)

Capaian pelayanan kesehatan Hipertensi


di puskesmas AJbelum optimal

Machine Method Money Man Material Environment

Sumber
dana
minim
Transporta Alat Audio Pola hidup Tidak ada upaya
si petugas Proyektor (Microphone Pengetahuan dan yang kurang pengembahan
Kurang aktivitas
kurang hanya 1 /wireless kesadaran sehat kesehatan dengan
fisik
memadai buah tidak masyarakat (-) olah raga
tersedia) Kebudayaan
Deteksi dini & tatalaksana Letak geografis
hipertensi kurang optimal

Tingkat
Materi penyuluhan
Kurangnya publikasi Metode penyuluhan pendidikan
tidak update
tentang penyakit kurang menarik SDM kesehatan
hipertensi terbatas/minim

Kurangnya inovasi
F. LANGKAH PENETAPAN MASALAH
Setelah dilakukannya analisis situasi dengan menggunakan USG (Urgency Seriousness
Growth) maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu penderita hipertensi
yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan permasalahan yang
didapatkan di Puskesmas “AJ”, sesuai dengan pengkajian yang sudah dilakukan maka
dibuat rencana sebagai berikut :

Perencanaan Kegiatan di Puskesmas”AJ”


Masalah Rencana Waktu
Capaian pelayanan A. Machine 2020
kesehatan pada 1. Saran untuk pengadaan kendaraan (mobil pkm)
penderita Hipertensi
di puskesmas AJ sebagai transportasi petugas puskesmas
belum optimal 2. Saran untuk pengadaan alat proyektor
3. Saran Pengadaan alat pengeras suara
(microphone/wireless)
B. Metode
1. Berikan saran untuk melakukan update
publikasi terkait penyakit hipertensi berupa
seminar, workshop
2. Berikan saran untuk meningkatkan metode
penyuluhan agar pasien atau masyarakant tidak
bosan dengan materi yang di sampaikan (mis:
saat diskusi atau tanya jawab di selingi dengan
games), inovasi media penyampaian pesan pada
masyarakat dengan menggunakan media
audiovisual.
C. Money
1. Berikan saran untuk membuat proposal
permintaan dana pada dinas terkaituntuk
penambahan program di puskesmas
D. Man
1. Berikan saran untuk melakukan penyuluhan
secara konsisten dengan waktu yang sudah
ditetapkan agar pengetahuan dan kesadaran
masyarakan lebih meningkat
2. Berikan saran untuk meningkatkan SDM
dengan mengikuti pelatihan, workshop
kesehatan pada petugas
E. Material
1. Berikan saran untuk meningkatkan sarana
penyuluhan (pembuatan poster, penggunaan
vidio atau film pendek bekerja sama dengan
dinas terkait)
2. Berikan saran untuk selalu update materi
penyuluhan agar masyarakan tertarik
mendengarkan materi yang disampaikan
F. Environment
1. Berikan saran untuk melakukan pola hidup
bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai
penyakit
2. Berikan saran untuk melakukan pengembangan
kesehatan kegiatan olahraga rutin disemua
wilayah kerja puskesmas AJ.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa masalah yang telah diuraikan pada BAB IV, maka diperoleh
simpulan temuan hasil laporan kelompok observasi lokal pada Puskesmas AJ, yaitu :
Masalah utama adalah Capaian pelayanan kesehatan pada penderita Hipertensi di
puskesmas AJ belum optimal, baik pada aspek mechine, methode, man, money,
material maupun pada aspek environment.

B. Saran
Demi tercapainya 100% sasaran 12 Standar Pelayanan Minimal diharapkan Puskesmas
dapat menambahkan tim penjaring disetiap program yang membutuhkan tenaga kerja
dan juga melengkapi sarana pendukung yang dibutuhkan, penambahan dana,
berinovasi dalam media penyampaian informasi juga upgrade sumber daya manusia
yang ada dengan informasi dan keilmuan yang terbaru.

Anda mungkin juga menyukai