(a) (b)
(c) (d)
4. Pinnate distichous
Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara beraturan.
7. Polystichous
Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan (banyak
cabang pada thallus utama).
9. Monopodial
Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus.
10. Sympodial
Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bisa lebih dari satu cabang pada masing-
masing thallus.
Gambar 14. Percabangan thallus sympodial
Rumput laut dijadikan bahan pangan oleh manusia karena mengandung komposisi kimia
yaitu zat gizi dan non gizi yang diperlukan oleh manusia. Komposisi kimia berupa zat gizi
yang dimiliki oleh beberapa jenis rumput laut disajikan pada Tabel 5.
Dalam dinding sel rumput laut mengandung senyawa polisakarida yaitu selullosa yang
mengandung hidrokoloid yang sering dikenal sebagai phycocholloid yang banyakt diekstrak
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai industri, terutama industri pangan.
Phycocholloid yang terkandung dalam rumput laut telah banyak dimanfaatkan untuk industri
pangan adalah agar, alginat dan karagenan. Dengan beberapa sifat fungsional yang dimiliki,
maka agar, alginat dan karagenan pada produk pangan dapat berfungsi sebagai gelling agent,
thinkener, viscosity fiying agent, atau sebagai emulsifying agent. Sifat hidrokoloid yang
penting pada rumput laut antara lain kemampuan membentuk gel yang kuat, kemampuan
mengikat air yang besar dan bersifat inert serta harganya yang relatif murah dibandingkan
hidrokoloid lain misal xhantan gum, menyebabkan hidrokoloid dari rumput laut semakinluas
diaplikasikan pada industri pangan.
Beberapa pemanfaatan hidrokoloid dari rumput laut pada industri pangan adalah sebagai
berikut :
1. Agar
Penggunaan agar untuk industri pangan sangat luas. Agar memiliki kemampuan
membentuk lapisan gel atau film yang kuat, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai
bahan pengemulsi (emulsifier), penstabil (stabilizer), pembentuk gel, pensuspensi,
pelapis, dan inhibitor. Pemanfaatan agar dalam bidang industri pangan antara lain: pada
produk es krim, keju, permen, jelly, dan susu coklat, serta pengalengan ikan dan daging,
Pemanfaatan agar di bidang pangan juga ditujukan untuk pangan diet. Hal ini karena agar
tersusun oleh senyawa yang dapat berfungsi sebagai serat pangan yang mengandung nilai
kalori yang rendah.
2. Karagenan
Pemanfaatan karagenan di bidang pangan sangat luas. Banyak industri pangan yang
memanfaatkan karagenan untuk menghasilkan karakteristik produk yang lebih baik.
Kemampuan karagenan mengikat air yang lebih baik dibandingkan jenis hidrokoloid
yang lain menyebabkan karagenan banyak diaplikasikan pada banyak produk pangan.
Beberapa contoh aplikasi karagenan pada industri pangan adalah sebagai berikut :
a. Produk daging : karagenan memiliki kemampuan memgikat air yang besar dan
kemampuan membentuk jaringan gel sehingga memperguat jaringan protein daging
pada produk olahan daging seperti bakso, sosis
b. Produk pangan low fat : karagenan dapat menstabilkan emulsi lemak dan air pada
industri susu
c. Industri keju : karagenan dapat berinteraksi dengan susu membentuk sistem emulsi
yang stabil
d. Produk roti : karagenan dapat membentuk gel yang inert sehingga tidak mengganggu
viscositas adonan dan tidak mempengaruhi yeast.
3. Alginat.
Alginat sangat luas penggunaannya pada industri pangan . Beberapa fungsi alginat pada
produk pangan antara lain :
- Penstabil
- Gelling
- Pengemulsi
- Pembentuk film
- Pensuspensi
- Pengental
Sedangkan produk pangan yang memanfaatkan alginat adalah sebagai berikut :
- Industri crackers, kue, roti memnafaatkan alginat untuk mendapatkan tekstur yang
renyah dan lembut
- Pembuatan saos dan kecap, menggunakan alginat sebagai pengental.
- Industri susu coklat, es cream, jus buah atau industri minuman lainnya memerlukan
alginat sebagai stabilizer
- Industri permen memanfaatkan alginat sebagai pelapis
- Kemampuan alginat membentuk busa dan kejernihan menyebabkan alginat banayak
diaplikasikan pada industri bir
Beberapa pemanfaatan agar, karagenan dan alginat di bidang pangan dirangkum dalam Tabel
6.
Beberapa industri non pangan yang memanfaatkan hidrokoloid rumput laut adalah sebagai
berikut :
1. Industri kosmetik
Hidrokoloid dari rumput laut dimafaatkan dalam industri kosmetik dengan berbagai
fungsi. Pemanfaatan agar, karagenan dan alginat pada industri kosmetik dapat berfungsi
sebagai suspending agent, emulsifier, stabilizer, film former, binder, coating agent,
thickner, gelling agent, syneresis inhibitor, encapsulating agent, flocculating agent dan
protective koloid.
Penggunaan agar, karagenan dan alginat di bidang kosmetik antara lain pada sabun krim
dan sabun cair, sampho, lotion, pasta gigi, pewarna bibir, dan produk-produk perawatan
kulit.
Di dalam produk pasta gigi karagenan berfungsi sebagai binder dan stabilizer. Sementara
dalam lotion dan cream karagenan berfungsi sebagai bodying agent
Tabel 6. Industri pangan yang memanfaatkan agar, alginat dan karagenan
Sumber :
2. Industri Farmasi
Penggunaan hidrokoloid rumput laut di bidang farmasi sangat luas. Dalam industri
farmasi agar digunakan sebagai laxativa, catakan gigi, suposutoria, pensuspensi untuk
obat dengan pelarut air. Agar dan karagenan juga digunakan sebagai penstabil dan
pengemulsi, seperti pada vitamin dan komponen obat sulfa. Alginat banyak digunakan
untuk preparasi tablet dalam proses granulasi, sedangkan karagenan sebagai binder
tablet. Selain itu agar juga dipakai sebagai bahan tambahan pada kapsul pembungkus
obat serta sebagai bahan pengental dalam berbagai jenis obat sirup.
Selain itu dengan berkembangnya metode ekstraksi, penggunaan senyawa bioaktif dari
rumput laut sebagai obat alternative dan suplemen juga semakin berkembang.
Pemeriksaan farmakologi dan mikrobiologi dari ekstrak rumput laut memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang manfaat rumput laut di bidang farmasi bagi
pengembangan obat fitofarmaka dari bahan rumput laut.
3. Industri tekstil
Dalam industri tekstil, pemanfaatan agar dan alginat sebagai perekat pada proses
pengayaman benang. Agar digunakan dalam proses textile sizing. Agar yang bermutu
tinggi digunakan untuk proses sizing pada kain sutra, yang mutunya rendah digunakan
untuk jenis tekstil macao, muslin, nonsoaks, voil dan lain lain. Agar yang baik dapat
diambil dari Chondrus dan Gigarin. Alginat sering digunakan sebahai bahan perekat
pengganti kanji. Alginat juga dimanfaatkan dalam pewarnaan tekstil sehingga diperoleh
warna yang merata, tidak pecah dan lembut.
4. Industri Pakan
Pakan ternak atau ikan biasanya berupa makanan berbentuk pelet. Agar, karaginan dan
alginat merupakan hidrokoloid yang diperlukan dalam industri pakan ternak. Fungsi
hidrokoloid dalam pakan adalah sebagai senyawa yang dapat menstabilkan dan
mempertahankan komposisi dari pakan supaya tetap stabil dan merata. Untuk pakan
ikan , alginat juga berperan dalam melapisi pelet sehingga udara yang ada di dalam pelet
akan tertahan sehingga pelet tidak akan cepat tenggelam. Hidrokoloid juga dapat
mengurangi sinerasis dari formulasi pakan selama penyimpanan dan pengankutan.
5. Industri Cat
Karaginan dan alginat dimanfaatkan dalam industri cat sebagai stabilizer dan sebagai
perekat cat pada permukaan dinding saat proses pengeringan. Selain itu alginat juga
dapat berfungsi sebagai emulsifier dari resin cat sehingga air dan minyak pada komposisi
cat dapat tercampur dengan sempurna.