Anda di halaman 1dari 50

Konsep Dasar dari

Sistem Proyeksi Peta. Anggoro Putranto, M.Sc


anggoro43@gmail.com
• System azimuth dan sistem bearing
• Menentukan posisi titik
• Menentukan letak astronomis
• Mengukur jarak dan luas
• Contoh pembuatan jaring-jaring proyeksi.
• Bumi kita merupakan bentuk tiga dimensi,
sedangkan peta merupakan bentuk dua dimensi.
Agar peta dapat menggambarkan secara akurat
kenampankan bumi, peta harus memenuhi tiga
aspek yaitu conform, equivalet, dan equidistant.

Proyeksi adalah cara penggambaran garis-garis meridian dan paralel dari


globe ke dalam bidang datar.
• Proyeksi peta didefinisikan sebagai fungsi matemati
ka untuk mengkonversikan antara lokasi pada perm
ukaan bumi dan proyeksi lokasi pada peta.
• Pengkonversian dilakukan dari sistem referensi
geografis (spherical) menjadi sistem planar
(cartesian). Misal: lintang (latitude) /bujur (longitude
>>> x/y
Proyeksi peta dari permukaan bumi ke bidang datar
Sistem Proyeksi Peta...
Dalam transformasi dari bidang lengkung ke bidang datar terkadang mengalami distorsi
atau perubahan dari bentuk aslinya.

• Agar mendapatkan bentuk ideal, perlu persyaratan geometrik, yaitu:

1) Jarak antar titik pd peta harus sesuai dgn jarak realitasnya (faktor skala peta)
2) Luas area (wilayah) harus sesuai dgn sebenarnya (faktor skala peta)
3) Sudut/arah garis yg direpresentasikan pd peta harus sesuai dgn sebenarnya
4) Bentuk unsur yg direpresentasikan pd peta harus sesuai dgn
bentuk sebenarnya. (jg dgn memperhatikan faktor skala peta)
Distorsi
Hasil transisi / pengkonversian (3D ke 2D) tidak lepas dari adanya distorsi
(perubahan dari bentuk aslinya).

• jarak
• luas
• bentuk
• arah

Distorsi dpt dikurangi dgn membagi


daerah yg dipetakan menjadi bagian yg
tdk terlalu luas dan menggunakan
bidang datar
Ketentuan yang Harus Dipenuhi Dalam Proyeksi Peta

Bentuk dan Sudut yg


CONFORM diproyeksikan harus tetap atau
sebangun

Luas Permukaan yang


EQUIVALENT diproyeksikan harus tetap

Jarak antara satu titik dengan


EQUIDISTANT titik lain diatas permukaan
bumi harus tetap
• Conform berarti bentuk yang digambarkan
di peta harus sesuai dengan aslinya.

Gambar: Proyeksi Conform (Sumber: kartoweb.itc.nl)


• Equidistant berarti jarak yang digambar pada peta
harus tepat perbandingannya dengan jarak
sesungguhnya.

Gambar: Proyeksi Equidistant (Sumber: kartoweb.itc.nl)


Equivalent berarti daerah yang digambar di
peta harus sama luas dengan aslinya.

Gambar: Proyeksi Equivalent (Sumber: kartoweb.itc.nl)


Pengertian Proyeksi
Secara sederhana proyeksi diartikan kegiatan
pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar.
Ini artinya proyeksi merupakan suatu sistem yang
memberikan hubungan antara posisi titik-titik di
Bumi dan di peta.

Proyeksi diartikan sebagai metode/cara dalam


usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi
tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Macam-macam proyeksi
1. Proyeksi Azimutal / Proyeksi Zenital
Proyeksi Azimutal ini proyeksinya
berupa bidang datar.
Proyeksi zenital ini sesuai
digunakan untuk memetakan
daerah kutub, namun akan
mengalami penyimpangan yang
besar jika digunakan untuk
menggambarkan daerah yang
berada di sekitar khatulistiwa.
• Bidang proyeksi
yang digunakan
adalah bidang datar.
Sumbu simetri dari
Proyeksi proyeksi ini adalah
Azimuthal garis yang melalui
pusat bumi dan
tegak lurus terhadap
bidang proyeksi
Penggamaran kutub dengan proyeksi
Azimutal
 Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat
lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yang
bersumber di pusat lingkaran). Menggunakan
proyeksi ini lingkaran paralel makin keluar makin
mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.

 Proyeksi Azimuthal Stereografik


Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari
arah kutub berlawanan dengan titik singgung proyeksi.
Akibatnya jarak antarlingkaran paralel semakin membesar ke
arah luar.
 Proyeksi Azimuthal
Orthografik
Pada proyeksi ini seolah-
olah sumber arah sinar
matahari berasal dari titik
jauh tidak terhingga.
Akibatnya sinar proyeksi
sejajar dengan sumbu
Bumi. Jarak antarlingkaran
akan makin mengecil
apabila semakin jauh dari
pusat.
Macam-macam proyeksi
2. Proyeksi Kerucut
• Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa
kerucut. Proyeksi kerucut mrupakan garis yang
memotong atau menyinggung globe dan
bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya.

• Proyeksi ini menggambarkan daerah dilintang 45°.


Proyeksi seperti ini sesuai digunakan untuk
menggambarkan daerah yang berada pada lintang
tengah seperti pada negara-negara di Eropa.
Macam-macam proyeksi
3. Proyeksi Silinder
• Proyeksi silinder ini bidang proyeksinya berupa silinder.
Proyeksi silinder merupakan semua garis horizontal dan
meridian berupa garis lurus vertikal.
• Proyeksi seperti ini sangat baik untuk memetakan daerah
yang berada di daerah khatulistiwa, dan tidak sesuai
digunakan untuk memetakan daerah yang berada di sekitar
kutub.
Proyeksi Azimuthal/Planar
• Baik untuk pengamatan secara global

• Dilakukan dengan memproyeksikan permukaan bumi pada suatu


bidang datar

• Biasanya bidang datar disinggungkan pada suatu titik (bisa


kutub atau juga ekuator)
Proyeksi Kerucut
• Baik untuk mengamati area timur-barat
• Pengkonversian dilakukan sama seperti pada silinder
hanya saja dikerjakan dengan kerucut.
• Kutub digambarkan sebagai lengkung dan titik
• Semakin jauh dari kutub yang digambarkan dengan
titik, distorsi semakin besar.
• Digunakan untuk memetakan area yang luas.
Proyeksi Silinder
• Baik digunakan untuk mengamati daerah
utara atau selatan dan daerah ekuator
• Dilakukan seakan-akan dengan cara bola bumi
dimasukkan ke dalam silinder dan didalam bola bumi
diberi sumber cahaya, sehingga tampak garis-garis
bujur/lintang pada dinding silinder sebagai
proyeksinya. Selanjutnya silinder dipotong dan
didatarkan.
• Distorsi semakin besar jika makin menjauhi ekuator
Macam-macam proyeksi
4. Proyeksi Mercator
Merupakan proyeksi silindr normal conform, dimana
seluruh muka bumi dilukiskan dalam bidang silinder
yang sumbunya berimpit dengsn bola bumikemudin
silindernya dibuka menjadi bidang datar.
5. Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
Keunggulan proyeksi UTM:
a. Proyeksinya simetris untuk setiap wilayah dengan bujur
6derajat.
b. Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat
dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zone di
seluruh dunia
c. Distorsinya/Tngkt Kesalahan antara -40 cm/1000m dan
=70cm/1000m.
Macam-macam Arah Utara
• Arah Utara terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Utara Sebenarnya (True North)
2. Utara Peta/utara geografis (Grid North)
3. Utara Magnetis (Magnetic North)

1. Utara Sebenarnya (True North) adalah kutub utara bumi yang biasa
dilambangkan dengan tanda bintang atau panah pada peta. Tanda
tersebut mengarahkan pembaca pada utara sebenarnya yang sesuai
dengan garis lintang bumi.
Macam-macam Arah Utara
2. Utara Peta/Geografis
(Grid North) adalah arah
yang ditunjukkan oleh
garis-garis tegak lurus
vertikal (sumbu Y) dari grid
suatu peta. Garis-garis ini
di bentuk dari hasil
proyeksi garis bujur dan
lintang bumi pada peta
yang kemudian
diproyeksikan ke dalam
koordinat (Grid).
Hal ini disebabkan bentuk
bumi yang lonjong sangat
sulit untuk dilihat dalam
satu pandangan secara
keseluruhan.
Macam-macam Arah Utara
3. Utara Magnetis (Magnetic North) adalah suatu
arah yang ditunjukkan kompas dari suatu tempat ke
tempat tertentu ke kutub utara magnetis bumi yang
terletak di Jazirah Boshia, sebelah utara Kanada.
System azimuth dan sistem bearing

• Azimut ialah sudut yang dimulai dari utara berputar


searah jarum jam ke titik yang dituju. Besarnya
azimut adalah 00-3600.

Macam-macam azimut yaitu:


1.Azimut sebenarnya = sudut yang dibentuk antara utara geografis
dengan titik yang dituju.
2. Azimut magnetis = sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan
titik yang dituju.
3. Azimut peta = besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan
titik yang dituju.
Back azimuth (BAz) adalah besar sudut kebalikan dari
fore azimuth (FAz).
jika FAz<1800 maka BAz = FAz + 1800
jika FAz>1800 maka BAz = FAz – 1800

Contoh:

Azimut: Back azimut: azimut

OA = 540 AO = 540 + 1800 = 2340


OB = 1330 BO = 1330 + 1800 = 3130
OC = 2110 CO = 2110– 1800 = 310

OD = 3340 DO = 3340– 1800 = 1540


Bearing (Sudut Arah)
• Bearing adalah sudut yang ukur dari utara maupun
selatan berputar searah jarum jam ataupun
berlawanan jarum jam ke titik yang dituju. Besarnya
bearing antara 00-900 dan ditulis dengan dua huruf
arahnya
• Back bearing (BBr) adalah besar sudut kebalikan
dari fore bearing (FBr).

BBr diperoleh dari FBr dengan cara mengganti huruf awal arah N menjadi
S (atau S menjadi N), dan huruf akhir E menjadi W (atau W menjadi E),
sedangkan besar sudutnya tetap.
Karakteristik Sudut Bearing

• digambarkan dalam bentuk garis dan sudut dan


kuadran
• bearing tidak bisa lebih dari 90⁰
• bearing diambil dari utara atau selatan dan sudut
ke timur atau barat dari utara-selatan meridian.
• True Bearing diambil dari true north.
• Magnetic bearing diambil dari magnetic north.
Contoh
• Bearing: Back bearing:bearing

• OA = N 540 E AO = S 540W

• OB = S 470 E BO = N 470 W

• OC = S 310 W CO = N 310 E

• OD = N 260 W DO = S 260 E
True Bearing
Magnetic Bearing
Bearing Direction
Hubungan Azimut dan Bearing
Jika azimut ≤ 900, maka azimut = Bearing N-E

Jika 900 < azimut ≤ 1800, maka (1800 – azimut) = Bearing S-E

Jika 1800 < azimut ≤ 2700, maka (azimut – 1800) = Bearing S-W

Jika 2700 < azimut ≤ 3600, maka (3600 – azimut) = Bearing N-W
Contoh Gambar Hubungan Azimut dengan Bearing
• Azimut Bearing
• 1950 (1950 – 1800) = S 150 W
• 112045’ (1800 – 112045’) = S 67015’ E
• 37030’ N 37030’ E
• 3150 (3600 – 3150) = N 450 W

Gambar Hubungan azimut dan bearing


Menentukan posisi titik
• Jika titik A memiliki koordinat (4,5) maka berapakah
koordinat titik tersebut dari titik acuan (1,2)?
titik acuan yang diminta adalah (1,2) maka kita perlu membuat sumbu-x
dan sumbu-y yang baru yang berpotongan tepat di titik acuan (1,2)
tersebut.

Kalau ada soal lain yang meminta titik acuannya (10,100) maka kita harus membuat sumbu-x
dan sumbu-y yang berpotongan tepat di titik (10,100)
1. Koordinat titik E adalah (2,2)
2. Koordinat titik F adalah (-2,1), diperoleh dengan bergerak mendatar ke
kiri dimulai dari titik O sebanyak dua satuan lalu tegak keatas sebanyak
satu satuan.
3. Koordinat titik G adalah (-3,-3), diperoleh dengan bergerak mendatar
ke kiri dimulai dari titik O sebanyak tiga satuan lalu tegak ke bawah
sebanyak tiga satuan.
…LATIHAN…..
jelaskan dari gambar dari setiap titik. (A,B,C,D)
Menentukan letak astronomis

• Keterangan
•T : Timur
• Tg : Tenggara
•S : Selatan
• BD : Barat daya
•B : Barat
• BL : Barat Laut
•U : Utara
• TL : Timur Laut
• Pada peta contoh di atas (Peta X), Garis hijau merupakan batas wilayah Kota X
berdasarkan batas terluar sesuai mata angin (Timur, Tenggara, Selatan, Barat
Daya, Barat, Barat Laut, Utara dan Timur Laut).
• Letak koordinat lintang ditandai dengan y1 dan y2. Sedangkan koordinat bujur
ditandai dengan x1 dan x2. Dari garis koordinat peta dapat kita lihat ada batas
wilayah yang tidak tepat berada pada garis koordinat seperti x1, y1, y2. Pada X1,
garis hijau berada diantara 80015’ dan 80017’, jadi dapat diperkirakan bahwa x1
= 80016’20” (delapan puluh derajat enambelas menit duapuluh detik).
• Selanjutnya y1 berada diantara 8018’ dan 8020’. Jadi y1=8018’50” (delapan
derajat delapan belas menit lima puluh detik).
• Sedangkan y2 berada diantara 8024’ dan 8026’, jadi y2 = 8025’50” (delapan
derajat duapuluh lima menit limapuluh detik).
• Jadi dapat kita simpulkan letak koordinat kota X berada pada 8018’50” LU -
8025’50”LU dan 80016’20” BT - 80027’ BT. Dengan catatan bahwa Kota X berada
di sebelah Timur dari garis Bujur 0 0 dan dan berada di sebelah utara garis
khatulistiwa (garis lintang 0 0 ).
Pada sebuah peta berskala 1:10.000.000, jarak
antara kota A dan kota B adalah 5 cm. Berapakah
jarak sebenarnya antara kota A dan kota B?
Jarak sesungguhnya = 5 cm / 1 : 10.000.000
= 5 cm × 10.000.000 / 1
= 50.000.000 cm
Jadi, jarak sesungguhnya antara kota A dan B adalah
• Jarak antara kota C dan kota D pada suatu peta adalah 8 cm. Jarak
50.000.000 cm atau
sebenarnya antara kota C500 km.D adalah 160 km. Berapakah skala
dan kota
peta tersebut berdasarkan satuan cm?

• Skala = Jarak pada Peta : Jarak Sesungguhnya


Informasi Tugas
• Tugas dikumpulkan softfile
• Dikoordinir oleh kelasnya masing2
• perkelas mengirim ke email anggoro43@gmail.com
• Pengumpulan maksimal saat UTS
TUGAS 2
1. Diketahui jarak kota A dan kota B dalam peta adalah 20
cm. Sedangkan jarak sesungguhnya ketika diukur di
lapangan adalah 500.000 cm. Berapakah besar skalanya?

2. Jarak antara kota C dan kota D pada suatu peta adalah 80 cm. Jarak
sebenarnya antara kota C dan kota D adalah 1600 km. Berapakah
skala peta tersebut berdasarkan satuan cm?

3. Pada sebuah peta berskala 1:20.000.000, jarak antara kota A


dan kota B adalah 10 cm. Berapakah jarak sebenarnya antara kota
A dan kota B?
Lanjutan Tugas 2
4. Sebuah alat transportasi dari kota A tujuan Ke Kota R
• Dengan rute tempat berhenti sementara pada kota A (-
21,-33), B2 (-29, -38), B3 (-19,24), B4 (-15, -29), B4 (-
11,-9), B5 (-9-5) C1(-8,20), C2 (-9,17), C3 (-10. 1O), C4 (-
7, 9), C4 (-5, 12), C5 (-2,18), D1 (33, 28), D2 (28,19), D3
(24,16), D4 (18, 13), D5 (12, 10), D6 (9,12), D6 (7,11),
D7 (5,13), D8 (7,6), D9 (5,7), R (2,3)
• Berdasarkan data diatas, Letak titik pada bidang
koordinat Cartesius ditulis dalam bentuk pasangan
bilangan (x, y):
Lanjutan Tugas 2.

Gambarkan sudut Bearing dari data Berikut


• Bearing: Back bearing:bearing

• OA = N 540 E AO = S 540W

• OB = S 470 E BO = N 470 W

• OC = S 310 W CO = N 310 E

• OD = N 260 W DO = S 260 E
Lanjutan Tugas 2.

Gambarkan Hubungan Azimut dengan Bearing dari data


dibawah :
• Azimut Bearing
• 37030’ N 37030’ E
• 112045’ (1800 – 112045’) = S 67015’ E
• 1950 (1950 – 1800) = S 150 W
• 3150 (3600 – 3150) = N 450 W

Anda mungkin juga menyukai