Anda di halaman 1dari 2

Sebagai Alumni Mahasiswa Ilmu Pendidikan, Kebijakan – Kebijakan Pak Nadiem Wajib Kita Dukung

Sudah menjadi rahasia umum jika guru sekolah honorer dan swasta memiliki gaji kecil. Mungkin ini juga
yang menyebabkan alumni mahasiswa pendidikan banyak yang ogah menjadi guru. Memang guru itu
pahlawan tanpa tanda jasa, tapi bukan berarti guru tidak perlu dihargai.

Mahasiswa ilmu pendidikan pasti sudah tahu kalau gaji guru honorer sungguh tidak layak untuk
bertahan hidup di zaman sekarang. Namun mereka ingin tetap melanjutkan menjadi guru mau tidak
mau harus menjadi guru honorer dulu atau mengajar di swasta. Karena tidak mungkin lulusan s1
pendidikan tiba-tiba daftar menjadi guru PNS. Tapi sekarang guru memang tidak bisa menjadi PNS. Guru
hanya bisa menjadi PPPK alias Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

Permasalahan guru honorer ini memang menjadi salah satu penyumbang benang kusut dalam sistem
pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak, pendaftaran guru di sekolah sangat tidak terstruktur dengan
baik. Sekolah bisa membuka pendaftaran kapan saja. Apalagi jika calon guru mempunyai kenalan orang
dalam, entah itu kenal dengan kepala sekolah, guru, satpam, atau tukang kebun sekalipun bisa dengan
leluasa mendaftar jadi guru di sekolah tersebut.

Praktik nepotisme semacam inilah yang menambah daftar semrawutnya sistem pendidikan Indonesia.
saya yakin kementerian pendidikan dan kebudayaan mengetahui permasalahan ini. Oleh karena itu,
pada tahun 2018 silam pak Muhadjir Effendy yang saat itu masih bertugas menjadi menteri pendidikan
dan kebudayaan melarang kepala sekolah dan lembaga sekolah untuk mengangkat guru honorer.
Pelarangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 48/2005 Jo PP No 43/2007.

Namun dalam praktiknya, masih saja ada lembaga-lembaga sekolah yang tetap merekrut guru honorer
dengan alasan kekurangan guru dan banyak guru yang akan pensiun. Padahal sudah ada sanksi tegas
kepada kepala sekolah dan kepala dinas setempat yang tetap bandel mengangkat tenaga honorer.

Kedepannya seseorang yang ingin mendaftar menjadi guru harus mengikuti PPG (Pendidikan Profesi
Guru) terlebih dahulu. Hal ini sudah tercantum di dalam RUU SISDIKNAS yang baru. Akan tetapi, RUU
SISDIKNAS tersebut masih belum diterima oleh DPR karena masih terlalu banyak menimbulkan pro
kontra dan pemerintah perlu mengkaji ulang RUU tersebut dengan dibantu seluruh stakeholder
pendidikan.

Dulu, persyaratan untuk bisa menjadi guru ASN (Aparatur Sipil Negara) hanyalah harus lulus s1 saja.
Tetapi kedepannya, persyaratan untuk menjadi guru ASN harus lulus PPG. Saya sebagai mahasiswa
alumni pendidikan sangat menyetujui hal ini.

Dengan diwajibkannya calon guru mengikuti PPG maka akan menciptakan guru yang profesional, dan
juga menjadi wadah pengembangan kompetensi mahasiswa s1 yang memang benar-benar ingin menjadi
guru. Selain itu dengan peraturan tersebut juga akan sangat mengurangi praktik nepotisme karena
pengadaan guru akan diatur pusat melalui proses rekrutmen nasional, dan syarat daftar PPPK harus lulus
PPG.

Pertengkaran Guru Honorer dan Frashgraduated Ilmu Pendidikan

Terlihat di kolom komentar Instagram akun ppg kemdikbud dan juga akun Instagram kementerian PAN-
RB sering terjadi perdebatan antara frashgratuated ilmu pendidikan dan guru honorer. Keduanya sama-
sama menuntut hak.
Guru honorer menuntut hak mereka untuk segera diangkat menjadi guru ASN. Sedangkan
freshgraduated juga menuntut hak mereka agar bisa ikut mendaftar sebagai calon guru ASN. Selalu saja
ada perdebatan antara 2 generasi ini.

Kalau saya sih tentu berada pada pihak freshgraduated. Lagian guru-guru honor dulu waktu pertama kali
mendaftar pasti sudah tahu kalau gajinya sangat tidak layak dan tidak dijanjikan pula untuk diangkat
sebagai ASN. Lantas kenapa mereka harus marah-marah kepada frashgraduated yang menuntut haknya
untuk bisa mendaftar guru ASN.

Padahal mereka dulu dengan tanpa paksaan dan dengan kesadaran mereka sendiri secara suka rela
mendaftar sebagai guru honorer melalui jalur ilegal lewat kenalan-kenalan di sekolah. Mereka sadar
tidak ada jaminan berlebih dari pemerintah menganai nasib mereka kedepan.

Tetapi ketika generasi dibawah mereka ingin mendaftar sebagai guru ASN lewat jalur resmi yakni PPG
dan pembukaan bersama PPPK, mereka malah marah-marah dengan ucapan “selesaikan dulu masalah
guru honorer, banyak guru honorer yang belum diangkat sebagai PPPK”. Lah, memangnya dulu dijanjiin
kalau jadi guru honorer akan diangkat jadi pegawai negeri atau PPPK?.

Haduuh, makanya saya sangat setuju sekali dengan peraturan sekolah tidak boleh lagi menerima guru
honorer. Jadi pihak-pihak sekolah tidak boleh lagi membawa anak, cucunya, saudaranya, atau kenalan-
kenalannya secara sembarangan untuk jadi guru disekolah. Dengan demikian, semua calon guru hanya
bisa mendaftar lewat jalur resmi. Calon guru juga tidak perlu khawatir jika tidak mempunyai kenalan
orang dalam di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai