Anda di halaman 1dari 9

Nama: Aldhi Tama Praja Utama

NPM: A 171 059

Tugas: Resume Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. H. Agus Nero Sofyan, Drs., M. Hum

KEBIJAKAN BAHASA INDONESIA

A. Definisi Bahasa

Secara teoritis, Bahasa ialah sebagai system lambing bunyi yang berupa ujaran

bermakna (bertujuan) yang diperoleh oleh alat ucap manusia. Secara praktis, bahasa

merupaakan sarana/ media berkomunikasi antaranggota masyarakat dalam suatu

tempat tertentu.

B. Ciri Bahasa

Abritrer (manasuka) ialah bahwa hal-hal yang kita namai pada sesuatu (benda) itu

awalnya bebas sekehendak kita. Konvensi ialah proses menyepakati pemberian nama

oleh kelompok penutur bahasa tertentu dalam suatu masyarakat sehingga nama untuk

benda itu menjadi popular karena sudah disepakati.

C. Fungsi Bahasa

a) Sebagai alat komunikasi.

b) Sebagai sarana ekspresi.

c) Sebagai alat integrase.

d) Sebagai alat kontrol social.


D. Bahasa Melayu sebagai Sumber Bahasa Indonesia

Faktor yang menjadi penyebab bahasa melayu dijadikan dasar sumber menjadi bahasa

Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a) Sejak dulu bahasa melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia.

b) Sistem bahasa melayu relative sederhana dan mudah dipelajari karena dalam

bahasa ini tidak dikenal tingkatan berbahasa.

c) Secara politisi suku-suku diluar melayu tidak memprotes dan menerima

keputusan bahwa bahasa melayu dijadikan bahsa Indonesia.

d) Bahasa melayu memiliki kemampuan dan keluwesan untuk dijadikan media

dalam mengungkapkan berbagai kebudayaan yang dimiliki setiap suku yang ada

diindonesia.

E. Bahasa Indonesia Dipelajari di Dunia Pendidikan Formal

1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki peranpenting dalam kehidupan bangsa yaitu bahasa

Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan berkedudukan sebagai

bahasa negara.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi

sebagai berikut. (a) Sebagai lambing kebanggaan nasional. (b) Sebagai lambing

identitas nasional. (c) Sebagai penghubung antarsuku bangsa. (d) Sebagai pemersatu

antarsuku bangsa.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi-

fungsi sebagai berikut. (a) Sebagai bahasa resmi negara. (b) Sebagai bahasa pengantar
pendidikan formal. (c) Sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. (d) Sebagai alat

pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi

modern.

2. Variasi dalam pemakaian Berbahasa

Variasi pemakaian bahasa ialah wujud (macam) pemakaian bahasa yang

didasarkan situasi berbahasa (formal dan nonformal). Yang tergolong dalam situasi

formal diantaranya saat kita berpidato, berpresentasi, berbicara dengan pejabat,

berdiskusi, berkongres, berkuliah, dan berseminar. Akan tetapi, situasi nonformal

dapat kita lihat, misalnya saat berbicara di pasar, di rumah, dan ditempat rekreasi,

bercanda, mengobrol.

Variasi bahasapun terbagi dua, yaitu varisai bahasa baku dan variasi bahasa

nonbaku. Variasi bahasa baku yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sebaliknya bvariasi bahasa non baku digunakan dalam situasi nonformal.

3. Perkembangan Bahasa yang Dinamis

Perkembangan bahasa yang dinamis ialah tumbuh atau “hidupnya” suatu bahasa

dalam komunitas (masyarakat) yang menempati daerah tertentu menunjukan

perubahan kearah yang lebih baik atau maju. Selain jumlah kosakata, struktur bahasa

pun mengalami perkembangan yang pesat, misalnya, dulu pola kalimat itu terdiri dari

SPOK (subjek, predikat, objek, dan ketersngan) kini kita mengenal istilah pelengkap.
4. Kemampuan Mahasiswa dalam Berbahasa masih Rendah

Mengaplikasikan bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi mahasiswa

merupakan kegiatan yang relative cukup berat. Hal ini dapat dilihat terutama dalam

situasi formal baik ragam lisan maupun tulis, misalnya, jika mereka berbicara

(pidato dan persentasi Ilmiah) dan menulis karya ilmiah. Bahasa yang disampaikan

mereka relative belum baik dan benar.

5. Perintah Undang-Undang

Pasal 37, Ayat 2 tentang Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Tinggi atau Perguruan

Tinggi diwajibkan melaksanakan MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian).

Mata kuliah pengembangan dan kepribadian itu adalah bahasa Indonesia, Pendidikan

Agama, Pendidikan Kewarganegaraan atau Pancasila.

F. Ragam Bahasa

Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.

Kedua ragam tersebut sangat dipengaruhi oleh variasi pemakaian baku dan non baku.

Suatu bahasa dikatakan baku jika memiliki dua sifat berikut:

1. Kemantapan dinamis ialah bahwa bahasa Indonesia itu disamping memiliki

kaidah dan aturan yang relative tetap, juga cukup luwes atau terbuka untuk

menerima perubahan sejalan dengan perkembangan zaman pada masyarakat.

2. Kecendikiaan ialah bahwa bahasa Indonesia itu sanggup mengungkapkan

pemikiran yang rumti di berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.


Pertanyaan:

1. Apkah bahasa Indonesia seluruhnya menyerap dari bahasa melayu atau ada juga kata

serapan dari berbagai bahasa conthnya arab tau semacamnya?

2. Apakah bahasa Indonesia ada pembaruan bahasa? Jika ada, setiap berapa tahun

sekali?

3. Bagaimana bahsa-bahasa nonformal baru yang muncul dapat tersebar pesat

dikalangan anak muda Indonesia?


EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA I

A. Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama diawal kalimat.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,

dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur gelar kehormatan,

krturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang

dipakai sebagai yang dipakai sebagai sapaan.

6. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertamamnama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa. Dipakai juga pada huruf pertama nama tahun bulan, bulan, hari, dan

hari besar atau hari raya.

7. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

8. Dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang

sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,

kecuali kata tugas.

9. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan dan penunjuk hubungan

kekerabatan.

B. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama

surat kabar yang dikutip dalam tulisan, ermasuk dalam daftar pustaka.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian

kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa

daerah atau bahasa asing.

C. Kata Berimbuhan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis

serangkai dengan bentuk dasarnya. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata

yang mengikutinya dengan catatan bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang

berhuruf awal capital atau singkatan yang berupa huruf capital dirangkaikan dengan

tanda hubung (-) dan bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada

nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf capital.

D. Penulisan Kata

1. Gabungan Kata

Unsur gabungan kata yang lazim disebutkata majemuk, termasuk istilah khusus,

ditulis terpisah. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis

dengan membubuhkan tanda hubung (-) diantara unsur-unsurnya. Gabungan kata

yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.

Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai dan

kata yang sudah padu situlis serangkai.

2. Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
3. Partikel

Partikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Partikel pun ditulis terpisahn dari kata yang mendahuluinya. Partikel per yang berarti

‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah.

4. Singkatan dan Akronim

(a) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan

tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. (b) Singkatan yang terdiri atas huruf awal

setiap kata nama lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan,

badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa

tanda titik sedangkan singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan

nama diri ditulis dengan huruf capital tanpa tanda titik. (c) Singkatan yang terdiri atas

tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik. (d) Singkatan yang terdiri atas dua

huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda

titik. (e) Lambang kimia, singkatan, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata

uang tidak diikuti tanda titik. (f) Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap

kata ditulis dengan huruf capital tanpa tanda titik. (g) Akronim nama diri yang berupa

gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan

huruf awal capital. (h) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal

dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
PERTANYAAN

1. Apakah kata depa seperti di diperbolehkan diletakan diawal kalimat?

2. Jika ada bahasa asing di judul, apakah ditulih dengan huruf miring?

3. Jika dijudul ada kata seperti yang atau dan apakah ditulis dengan huruf kapital?

Anda mungkin juga menyukai