Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu:
Ns.Bettywati,M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : SRI KARINA
NIM : PO71200190009
Tingkat : 2A

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
KEMENTRIAN KESEHATAN 2020/2021
A. MASALAH ETIKA DALAM KOMUNIKASI
Dalam berinteraksi,  komunikasi merupakan kegiatan yang tidak bisa
dielakkan.  Perawat adalah salah satu profesi yang berhubungan erat dengan penggunaan
komunikasi sebagai salah satu bentuk sarana yang sangat efektif dalam memudahkan untuk
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik sehingga berkontribusi dalam memperbaiki
derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat  ke arah yang diyakini
akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.  Untuk itu perawat memerlukan kemampuan
khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang / cinta (Johnson,
1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi sebagai salah satu intervensi dalam pemberian pelayanan keperawatan yaitu
dengan pendekatan komunikasi therapeutic. Sehingga perawat yang memiliki ketrampilan
berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya
dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit
(Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan
pertolongan terhadap sesama manusia
PENGERTIAN
Defenisi komunikasi adalah seni penyampaian informasi (peran, pesan, ide,sikap atau
gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki kepada
komunikan. Sehingga proses penyampaian informasi berdaya guna bagi  komunikator
maupun komunikan.
Komunikasi juga menurut beberapa sumber merupakan hal yang sangat fundamental dalam
kehidupan. Karena manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu itu memaksa manusia untuk
berkomunikasi.

Beberapa pengertian tentang komunikasi menurut para ahli :


Onong Cahyana Effendi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun
tidak langsung (melalui media).
Harold Laswell
Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada
siapa, dan apa efeknya.

Komunkasi bisa berbentuk komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan


komunikasi abstrak.Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada orang lain
baik secara verbal maupun nonverbal.  Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan
menggunakan symbol, tanda, atau tingkah laku yang bertujuan untuk mempengaruhi dan
mengubah tingkah laku dari komunikator dalam hal ini adalah perawat komunikan atau klien
(individu, keluarga atau kelompok).
Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan
1. Justice (Azas keadilan)
    -       Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi klien
    -       Tidak ada diskriminasi (klien, alat-alat)
           
2. Autonomy
            Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadapseseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa danbertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dankebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

3.  Beneficience (Azas manfaat)


         Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,  penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri danorang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
4.  Veracity (Azas Kejujuran)                                                                       
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien

5. Fidelity (Azas Komitmen)

Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung jawab


moral dan profesi.

      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


 a.  Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi
baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat
proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh
karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa agar  tenang dan nyaman.
Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin
akan diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan
kepada orang tua tentang cara menjaga kebersihan luka pada saat orang tua sedang sedih,
tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang
tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.

b.   Kejelasan pesan


Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang
kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan
komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator
harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan. Kejelasan pesan dapat
dimengerti komunikan bila  komunikator menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
Point penting dari komunikasi adalah respons dari komunikan.  Ketika komunikan
memahami pesan yang disampaikan, responsnyapun akan sesuai dengan tujuan dan harapan
komunikator.  Karena dalam praktiknya, pesan seringkali kali menjadi hal yang sangat 
penting  “the medium is the message”. Walaupun terkadang ide atau gagasan (content) acap
kali gagal sampai manakala sarana komunikasinya salah sasaran.

ETIKA KEPERAWATAN
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani: “etos” yang berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Etika merupakan suatu ilmu tentang kesusilaan yg menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut moral, norma,
aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yangg benar, meliputi nilai
baik, buruk, kewajiban dan  tanggungjawab. Sedangkan etika keperawatan adalah suatu
ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku.  Etika keperawatan merujuk
pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dlm praktek  sehari-hari (Fry,
1994) yaitu brsikap jujur terhadap pasien, menghargai pasien, dan beradvokasi atas nama
pasien.  Perawat berdasarkan sifat pekerjaannya selalu dalam situasi yang menyangkut
hubungan antar manusia,terjadi proses interaksi serta saling mempengaruhi dan dapat
memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan.
Perawat dalam melaksanakan perannya untuk melakukan proses keperawatan perlu
mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap pelaksanaan tindakan  keperawatan sehingga
harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:  hak dan kewajiban klien, hak dan
kewajiban perawat atau dokter, kode etik keperawatan, dan hukum keperawatan.  Sehingga
perawat wajib  memandang etika sebagai suatu pedoman yang digunakan dalam pemecahan
masalah/pengambilan keputusan etis baik dalam area praktik, pendidikan, administrasi
maupun penelitian. Selanjutnya menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara
sukarela diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-
keputusan perawat.

1.    TUJUAN ETIKA KEPERAWATAN


Secara umum tujuan etika keperawatan adalah untuk menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat pada profesi keperawatan. Dan secara khusus tujuan pendidikan etika
keperawatan menurut National League for Nursing (NLN) adalah sebagai berikut:
1)    Meningkatkan pengertian tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti    
tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
2)    Mengembangkan potensi pengambilan keputusan tentang baik dan buruk yang akan
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
3)    Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional
4)    Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktik
keperawatan professional
5)    Memberi kesehatan menerapan ilmu dan prinsip etika keperawatan dalam praktik dan
dalam situasi nyata.
Untuk menilai  apakah suatu tindakan yang dilakukan baik atau buruk, hal ini berkaitan
tindakan yang dilakukan harus memenuhi persyaratan yaitu tindakan yang dilakukan dengan
sengaja didasari pertimbangan dari berbagai pilihan dan pilihan tersebut mendukung untuk
tercapainya tujuan  yang diharapkan.
Tujuan Utama pendidikan etik keperawatan adalah sebagai berikut:
 Mampu menjaga mutu profesi perawat
 Melaksanakan profesi perawat dengan sebaik-baiknya.
 Mempunyai wawasan kemanusiaan.

B. ETIKA KERJA PERAWAT DI RS


Pentingnya Etika Berkomunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam
menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan
terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial
dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi serta kode etik yang ada di
dalamnya. Etik berkomunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam
mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
Etika berkomunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak
yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok.
Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar
individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai
salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada
unsur dalam komunikasi.
Etika berkomunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan
konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan
secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan,
unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran
dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi
pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi
antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.

v  Masalah Etika Moral dalam Pelayanan Keperawatan DI RS


Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika adalah ilmu
tentang kesusilaan yang bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat
yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar. Moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku”
dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang
serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata - kata
maupun bentuk perbuatan yang nyata. Etika adalah kode prilaku yang
memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan
peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang
baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan
peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah,
serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang
dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang
baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau
peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi
digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik
berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Banyak pihak
yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI. Moral,
istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan. Pengertian moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku”
dan “nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal. Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar
personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika
dalam agama, hukum, adat dan praktek professional. Etika, moral dan etiket sulit
dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih dititikberatkan pada aturan, prinsip
yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang-
undang yang membedakan benar atau salah secara moralitas. nilai-nilai moral yang
ada dalam kode etik keperawatan Indonesia (2000), diantaranya: 
1. Menghargai hak klien sebagai individu yang bermartabat dan unik 
2.Menghormati nilai-nilai yang diyakini
klien                                                                    
3.Bertanggung jawab terhadap klien

Anda mungkin juga menyukai