Anda di halaman 1dari 15

POKOK BAHASAN I

TEORI KEPEMIMPINAN

PENDAHULUAN

Manajemen keperawatan pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia. Untuk


mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan keperawatan, pasien
membutuhkan manajer perawat yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan
tentang perilaku manusia untuk mengelola perawat profesional serta pekerja
keperawatan non profesional.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu
lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku
orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan
KOMPETENSI
sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk diperlakukan adil. Suatu
Kompetensi
hubungan akan Utama:
berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak. Bawahan
Setelah mengikuti
memerlukan prosesdan
rasa aman pembelajaran ini, mahasiswauntuk
akan memperjuangkan diharapkan dapat diri
melindungi memahami
dari
teori kepemimpinan dalam keperawatan
ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap tidak
terpenuhinya kebutuhan AKTIVITAS PEMBELAJARAN
dalam situasi kerja.
Kompetensi
Atasan Khusus:
/ pimpinan menciptakan kondisi untuk mewujudkan kepemimpinan yang
Setelah
efektif menyelesaikan
dengan membentukproses pembelajaran
suasana ini mahasiswa
yang dapat diharapkan
diterima oleh mampu:
bawahan, sehingga
a. menjelaskan defenisi kepemimpinan
bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut
b. menjelaskan
di atas, baik atasanteori kepemimpinan
maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan
c. menjelaskan gaya kepemimpinan
kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap
d. menjelaskan
kepemimpinan kepemimpinan yang efektif
yang profesional.

Urutan Pembelajaran: Memahami konsep dasar setiap sub pokok


bahasan, diskusi membuat resume, dan mengikuti tes.

1
AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Panduan: Baca dan pahami konsep-konsep dasar pada setiap sub pokok bahasan
berikut:

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

1. Pengertian Kepemimpinan
Ada beberapa batasan tentang kepemimpinan , antara lain :
a. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang
sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain
bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan
kepadanya ( Ordway Tead ).
b. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan ( Stogdill ).
c. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara
sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan
( Georgy R. Terry ).
d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam
suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).

Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan


muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap,
dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada
fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi
bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam

2
suatu organisasi, yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan
seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang
berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan
tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan,
namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan.

2. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini
adalah teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang
pemimpin dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang
untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
b. Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ).
Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan
keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil
pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa orang biasa yang jadi pemimpin
tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia
memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
c. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan
banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering
ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin,
ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti
ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat
dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik

3
memang ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang
diperoleh dari alam.

3. Gaya Kepemimpinan
Telah disebutkan bahwa gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh
sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara
seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan
( leadership style ) yang diperlihatkanpun juga tidak sama. Bertitik tolak dari
pendapat adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan perilaku tersebut,
maka dalam membicarakan gaya kepemimpinan yang untuk bidang administrasi
sering dikaitkan dengan pola manajemen ( pattern of management ), sering
dikaitkan dengan pembicaraan tentang perilaku.
Tegantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi
dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang
diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
Berbagai gaya kepemimpinan tersebut jika disederhanakan dapat dibedakan
atas empat macam, yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator ( dictatorial leadership style ) ini upaya
mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutanserta ancaman
hukuman. Tidak ada hubungan dengan bawahan, karena mereka dianggap hanya
sebagai pelaksana dan pekerja saja.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini ( autocratic leadership style ) segala keputusan
berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah
dibenarkan. Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama dengan gaya kepemimpinan
dictator tetapi dalam bobot yang agak kurang.
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pada gaya kepemimpinan demokratis ( democratic leadership style ) ditemukan
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara

4
musyawarah. Hubungan dengan bawahan dibangun dengan baik. Segi positif dari
gaya kepemimpinan ini mendatangkan keuntungan antara lain: keputusan serta
tindakan yang lebih obyektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya
moral yang tinggi. Sedangkan kelemahannya : keputusan serta tindakan kadang -
kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, serta keputusan yang dibuat
terkadang bukan suatu keputusan yang terbaik.
d. Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai ( laissez - faire leadership style ) ini peranan
pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada
bawahan, jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing -
masing sesuai dengan kehendak masing - masing pula.

4. Pemimpin yang efektif


Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil
yang memuaskan bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa
kepemimpinan yang efektif antara lain menurut :
a. Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :
1) Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok.
Memilih pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang
profesinya.
2) Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan
sendiri serta kebutuhan orang lain.
3) Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
4) Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5) Mengambil tindakan
b. Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang
bersama - sama mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.
c. Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )
Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu :

5
1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia
( hubungan antar manusia ).
2) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3) Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam
mempengaruhi orang lain.
4) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan
seseorang mengenal orang lain dengan baik.
d. Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :
1) Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin
mempengaruhi orang lain. Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah
membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah menghambatnya.
2) Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi :
norma, nilai - nilai kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan
keakraban kelompok.
3) Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap
individu unik dan masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.

5. Kepemimpinan dan kekuasaan


Menurut Gardner yang dikutip oleh Russel ( 2000 ) mendefinisikan
kekuasaan sebagai suatu kapasitas uuntuk memastikan hasil dari suatu keinginan
dan untuk menghambat mereka yang tidak mempunyai keinginan.

Dasar - dasar kekuasaan


Franch dan Raven mengemukakan lima dasar kekuasaan interpersonal, yaitu :
a. Kekuasaan legitimasi
Kekuasaan yang sah adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
sehubungan dengan posisinya. Kekuasaan legitimasi tidak tergantung kepada

6
bawahan. Seseorang dengan posisi yang lebih tinggi dalam organisasi
mempunyai kekuasaan pada orang - orang yang di bawahnya.
b. Kekuasaan penghargaan
Pimpinan yang menggunakan kekuasaan legitimasi dapat menggunakan
penghargaan untuk memperoleh kerja sama dari bawahan. Bawahan mungkin
akan menanggapi petunjuk atau permintaan apabila pimpinan dapat menyediakan
penghargaan yang bernilai , misalnya: kenaikan gaji, pemberian bonus,
pemberian hari libur dan lain - lain.

c. Kekuasaan paksaan
Kekuasaan paksaan adalah kekuasaan dengan hukuman. Bawahan akan tunduk
karena ketakutan. Walaupun kekuasaan paksaan mungkin digunakan untuk
memperbaiki perilaku yang tidak produktif dalam organisasi, namun seringkali
menghasilkan akibat yang sebaliknya.
d. Kekuasaan kharisma
Seseorang pemimpin yamg kharismatik dapat mempengaruhi orang karena benar
- benar dari pribadi dan tingkah laku dari pimpinan tersebut.
e. Kekuasaan ahli
Seseorang yang mempunyai keahlian khusus mempunyai nilai yang lebih tinggi.
Kekuasaan ini tidak terikat pada urutan tingkatan.

Kelima dari tipe kekuasaan interpersonal di atas adalah saling


ketergantungan karena tipe - tipe tersebut dapat dipakai dengan cara
dikombinasikan dengan berbagai cara dan masing - masing dapat mempengaruhi
yang lainnya.

6. Pimpinan dan kepemimpinan


Manajer atau kepemimpinan adalah orang yang bertugas melakukan
proses atau fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya pimpinan
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pimpinan tingkat pertama ( Lower Manager )

7
Adalah pimpinan yang langsung berhubungan dengan para pekerja yang
menjalankan mesin peralatan atau memberikan pelayanan langsung pada
konsumen. Pimpinan ini diutamakan memiliki proporsi peranan technical skill
yang terbesar dan konseptual skill yang terkecil.
b. Pimpinan tingkat menengah ( Middle Manager )
Adalah pimpinan yang berada satu tingkat di atas Lower Manager. Pimpinan ini
menjadi saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager
dan Top Manager , yakni pimpinan puncak ( di atas Middle Manager ) sehingga
pimpinan ini diutamakan memiliki kemampuan mengadakan hubungan antara
keduanya. Konseptual skill adalah ketramp[ilan dalam penyusunan konsep -
konsep, identifikasi, dan penggambaran hal - hal yang abstrak. Sedangkan
techmnical skill adalah ketrampilan dalam melakukan pekerjaan secara teknik.
Hubungan antara manusia merupakan ketrampilan dalam melakukan komunikasi
dengan sesama manusia lain.
c. Pimpinan puncak ( Top Manager )
Pimpinan puncak adalah manajer yang menduduki kewenangan organisasi
tertinggi dan sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan administrasi.
Pimpinan ini memiliki proporsi peranan konseptual skill yang terbesar dan
technical skill yang terkecil.

Hubungan antar manusia ada dua jenis :


a. Human Relations
Adalah hubungan antar manusia intern dalam organisasi guna membina
lancarnya tim kerja.
b. Public Relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern keluar organisasi.

Tugas - tugas pimpinan :


a. Sebagai pengambil keputusan
b. Sebagai pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual

8
d. Bekerja dengan atau melalui orang lain
e. Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.

Peranan pemimpin terhadap kelompok:


a. Sebagai penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok
dalam melakukan tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab
dan memotivasi, mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta
merupakan penghubung jaringan kerja di luar kelompok.
b. Sebagai inovator atau pembaharu
c. Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan
organisasi, menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan
mewakilikelompok sebagai pembicara.
d. Menghimpun kekuatan
e. Merangsang perdebatan masyarakat
f. Membuat kedudukan perawat di media massa
g. Memilih suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h. Mempertahankan kegiatan
i. Memelihara formaf desentralisasi organisasi
j. Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k. Mempelajari pengalaman
l. Jangan menyerah tanpa mencoba.

7. Manajemen konflik
Konflik, menurut Deutsch ( 1969 ) didefinisikan sebagai suatu perselisihan
atau perjuangan yang timbul bila keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat,
dan perilaku seseorang yang terancam. Penyebab konflik, Edmund ( 1979 )
menyebutkan sembilan faktor umum yang berkaitan dengan semua kemungkinan
penyebab konflik, yaitu :
a. Spesialisasi

9
Sebuah kelompok yang bertanggung jawab untuk suatu tugas tertentu atau area
pelayanan tertentu memisahkan dirinya dari keompok lain. Seringkali berakibat
terjadinya konflik antar kelompok.

b. Peran yang bertugas banyak


Peran keperawatan membutuhkan seseorang untuk dapat menjadi seorang
manajer, seorang pemberi asuhan yang trampil, seorang ahli dalam hubungan
antar manusia, seorang negosiator, penasihat , dan sebagainya. Setiap sub peran
dengan tugas - tugasnya memerlukan orientasi yang berbeda - beda yang dapat
menyebabkan konflik.
c. Interdependensi peran
Peran perawat pelaksana dalam praktek pribadi tidak akan serumit seperti peran
perawat dalam tim kesehatan yang multidisiplin, dimana tugas seseorang perlu
didiskusikan dengan orang lain yang mungkin bersaing untuk area - area tertentu.
d. Kekaburan tugas
Ini diakibatkan oleh peran yang mendua dan kegagalan untuk memberikan
tanggung jawab dan tanggung gugat untuk suatu tugas pada individu atau
kelompok.
e. Perbedaan
Sekelompok orang dapat mengisi peran yang sama tetapi perilaku sikap, emosi,
dan kognitif orang - orang ini terhadap peran mereka bisa berbeda.
f. Kekurangan sumber daya
Persaingan ekonomi, pasien, jabatan, adalah sumber absolut dari konflik antar
pribadi dan antar kelompok.
g. Perubahan
Saat perubahan menjadi lebih tampak, maka kemungkinan tingkat konflik akan
meningkat secara proporsional.
h. Konflik tentang imbalan
Bila orang mendapat imbalan secara berbeda - beda, maka sering timbul konflik,
kecuali jika mereka terlibat dalam perbuatan sistem imbalan.
i. Masalah komunikasi

10
Sikap mendua, penyimpangan persepsi, kegagalan bahasa, dan penggunaan
saluran komunikasi secara tidak benar, semuanya akan menyebabkan konfllik.

Manajemen atau penatalaksanaan konflik dapat dilakukan melalui upaya sebagai


berikut:
a. Disiplin
Upaya disiplin digunakan untuk menata atau mencegah konflik, perawat
pengelola harus mengetahui dan memahami ketentuan peraturan organisasi. Jika
ketentuan tersebut belum jelas maka perlu dilakukan klarifikasi. Disiplin
merupakan cara untuk mengoreksi atau memperbaiki staf yang tidak diinginkan.
b. Mempertahankan tahap kehidupan
Konflik dapat diatasi dengan membantu individu perawat mencapai tujuan sesuai
dengan tahapan kehidupannya, yang meliputi :
1) Tahap dewasa muda
2) Tahap dewasa menengah
3) Tahap manusia diatas 55 tahun
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan seni yang penting untuk mempertahankan lingkungan
yang terapeutik. Melalui peningkatan komunikasi yang efektif maka konflik
dapat dicegah.
d. Asertif training
Perawat yang asertif mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab terhadap
pikiran, perasaan, dan tindakannya. Peningkatan kesadaran, training sensitivitas
dan training asertif dapat meningkatkan kemampuan pengelola keperawatan
dalam mengatasi perilaku konflik.

Teknik manajemen konflik :


a. Menetapkan tujuan
Apabila ingin terlibat dalam manajemen konflik, maka perawat perlu memahami
gambaran yang menyeluruh tentang masalah atau konflik yang akan diselesaikan.
Tujuan yang ingin dicapai antara lain : meningkatkan alternatif penyelesaian

11
masalah konflik, bila perlu motivasi fihak yang terlibat untuk mendiskusikan
alternatif penyelesaian masalah yang mungkin diambil sehingga pihak yang
terlibat konflik dapat bertanggung jawab terhadap keputusan yang dipilih.
b. Memilih strategi
1) Menghindar
Untuk mencegah konflik yang lebih berat pada situasi yang memuncak, maka
strategi menghindar merupakan alternatif penyelesaian konflik yang bersifat
sementara yang tepat untuk dipilih.
2) Akomodasi
Mengakomodasikan pihak yang terlibat konflik dengan cara meningkatkan
kerja sama dan keseimbangan serta mengembangkan kemampuan
penyelesaian masalah yang tepat dengan cara mengumpulkan data yang
akurat dan mengambil suatu kesepakatan bersama.
3) Kompromi
Dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara kedua pihak yang
terlibat konflik.
4) Kompetisi
Sebagai pimpinan, perawat dapat menggunakan kekuasaan yang terkait
dengan tugas stafnya melalui upaya meningkatkan motivasi antar staf,
sehingga timbul rasa persaingan yang sehat.
5) Kerja sama
Apabila pihak - pihak yang terlibat konflik bekerja sama untuk mengatasi
konflik tersebut, maka konflik dapat diselesaikan secara memuaskan.

KESIMPULAN

Keperawatan adalah profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya lebih luas, baik
sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti keperawatan.
Melihat fungsinya yang luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional
harus dipersiapkan dengan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang
kepemimpinan. Pemimpin keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, pendidik, manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan. Dengan model

12
kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa yang akan datang profesi
keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik di masyarakat luas sebagai suatu
profesi yang dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berkembang.

13
Aktivitas I. Untuk Mahasiswa:
Bentuk aktivitas : Diskusi di EDMODO
: (1) buat makalah Secara individu (± 5 halaman) dan
dikirim melalui edmodo
(2) bahan diambil dari materi buku yang diberikan
(3) makalah didiskusikan selama selama jam
pertemuan di edmodo.

DAFTAR PUSTAKA

14
1. Azrul Anwar ( 1996 ), Pengantar administrasi kesehatan, Binarupa Aksara,
Jakarta.

2. ---------------- ( 1996 ), Kepemimpinan keperawatan dalam gerakan


inovasi keperawatan ( makalah disampaikan pada seminar
keperawatan di PAM Keperawatan Soetopo, Surabaya ).

3. Djoko Wiyono ( 1997 ), Manajemen kepemimpinan dan organisasi kesehatan,


Airlangga University Press, Surabaya.

4. La Monika Elaine L ( 1998 ), Kepemimpinan dan manajemen keperawatan,


EGC, Jakarta.

5. Prayitno Subur ( 1997 ), Dasar - dasar administrasi kesehatan


masyarakat, Airlangga, University Press, Surabaya.

6. Swanburg Russel C. ( 2000 ), Pengantar kepemimpinan & manajemen


keperawatan, EGC, Jakarta.

7. Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan


profesional, Salemba Medika, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai