Di Susun Oleh :
NAMA KELOMPOK 9
1. KHUSNI ABDUL JABAR
2. MUHAMMAD FURKON
DOSEN : Bpk. AHMAD MUSAFA, M.Pd.I
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama samawi yang memiliki banyak dimensi. Untuk memahami
dimensi itu, diperlukan berbagai metodologi yang digali dari berbagai disiplin ilmu yang
dapat dipahami dari segi theologis dan normatif. Untuk memahami ajaran Islam secara benar
dan utuh, diperlukan metodologi yang sistematis, terstruktur dan terorganisir dengan baik.
Sejak kedatangan Islam hingga saat ini pemahaman tentang metodologi studi Islam
sangat berbeda-beda. Hal itu disebabkan karena seseorang tersebut hanya menguasai salah
satu bidang saja. Seperti yang dapat dilihat ada orang yang penguasaannya terhadap salah
satu bidang keilmuan cukup mendalam, tetapi kurang memahami disiplin ilmu keislaman
lainnya, hingga saat ini pemahaman Islam yang terjadi di masyarakat masih bercorak.
Demikian pentingnya metodologi ini. Dan penguasaan metode yang tepat dapat
menyebabkan seseorang mengembangkan ilmu yang dimilikinya.
Metode-metode yang digunakan untuk memahami Islam suatu saat mungkin
dipandang tidak cukup lagi, sehingga diperlukan pendekatan baru yang harus digali oleh para
pembaharu. Diantara metodologi-metodologi hasil galian para pembaharu adalah metodologi
ulumul tafsir, metodologi ulumul hadis, metodologi filsafat dan teologi ( kalam ), metodologi
tassawuf dan mistis Islam, metodologi kajian fiqh dan kaidah ushuliyah, metodologi
pemikiran modern, metodologi pendidikan Islam, metodologi tekstualitas dan kontekstualitas,
serta metodologi muqarrah madzhab. Metodologi inilah yang akan diulas dan dikaji dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dapat dikemukakan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana metodologi dalam ulumul tafsir ?
2. Bagaimana metodologi dalam ulumul hadis ?
3. Bagaimana metodologi dalam filsafat dan teologi ( kalam ) ?
4. Bagaimana metodologi dalam tasawwuf dan mistis Islam ?
5. Bagaimana metodologi dalam kajian fiqih dan kaidah usuhuliyah ?
6. Bagaimana metodologi dalam pemikiran modern ?
7. Bagaimana metodologi dalam pendidikan Islam ?
8. Bagaimana metodologi dalam tekstualitas dan kontekstualitas ?
9. Bagaimana metodologi dalam muqaranah madzhab ?
II. PEMBAHASAN
A. Metodologi Ulumul Tafsir
1. Pengertian Tafsir
Tafsir berasal dari bahasa Arab fassara, yufassiru, tafsiran yang berarti penjelasan,
pemahaman, dan perincian. Selain itu, tafsir dapat pula berarti al-idlah wa al-tabyin, yaitu
penjelasan dan keterangan.[1]Selain itu, pengertian tafsir sebagaimana juga dikemukakan
pakar Alquran dalam formulasi yang berbeda-beda, namun dengan maksud atau esensinya
sama.[2] Salah satunya adalah Az-Zarkasyi. Beliau mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang
fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw.[3]
2. Model Tafsir
Seperti halnya ilmu pengetahuan lain, ilmu tafsir pun mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, mulai dari masa nabi Muhammad sampai masa sekarang. Berdasarkan upaya
penafsiran Alquran sejak zaman Rasulullah saw. hingga saat ini. Lahirlah penafsiran yang
lebih banyak disebabkan oleh tuntunan perkembangan zaman dan masyarakat.[4]
Jika ditelusuri perkembangan tafsir Alquran sejak dahulu sampai sekarang, maka
dapat ditemukan bahwa penafsiran Alquran secara garis besar melalui empat cara (metode)
yaitu:
a. Metode Tahlily ( Analisis )
Metode tahlily atau yang dinamai oleh Baqir Al-Shadr sebagai metode tajzi’iy adalah
suatu metode tafsir yang menjelaskan tentang kandungan ayat-ayat Alquran.[5]
b. Model Ijmali ( Global )
Metode Ijmali atau disebut juga dengan metode global adalah cara menafsirkan ayat-
ayat Alquran dengan menunjukkan kandungan makna yang terdapat pada suatu ayat secara
global. Dalam praktiknya metode ini sering disamakan dengan metode tahlily karena itu
seringkali metode ini tidak di bahas secara tersendiri. Dengan metode ini cukup dengan
menjelaskan kandungan yang terkandung dalam ayat tersebut secara garis besar.[6]
c. Metode Muqarin
Metode muqarin adalah suatu metode tafsir Alquran yang dilakukan dengan cara
membandingkan ayat Alquran yang satu dengan yang lainnya, yaitu ayat-ayat yang
mempunyai kemiripan atau membandingkan ayat Alquran dengan hadis-hadis Nabi
Muhammad saw.[7]
d. Metode Maudlu’iy
Pada metode maudlu’iy ini berupaya menghimpun ayat-ayat Alquran dari berbagai
surat yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang diterapkan sebelumnya. Kemudian
penafsir membahas dan menganalisis kandungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh tentang masalah yang di bahas.[8]
3. Model Penelitian Tafsir
Dalam kajian perpustakaan dapat dijumpai berbagai hasil penelitian para pakar
Alquran terhadap penafsiran yang dilakukan generasi terdahulu. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa model penafsiran Alquran yang dilakukan para ulama tafsir, sebagai
berikut :
Berbagai metode penelitian filsafat Islam dilakukan oleh para ahli dengan tujuan
untuk dijadikan bahan perbandingan bagi pengembangan filsafat Islam
selanjutnya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Model M. Amin Abdullah
Dalam rangka penulisan disertasinya, M. Amin Abdullah mengambil bidang
penelitiannya pada masalah filsafat Islam. Hasil penelitiannya ia tuangkan dalam bukunya
berjudul The Idea of Universality Ethical Norm In Ghazali and Kant. Dilihat dari segi
judulnya, penelitian ini mengambil metode penelitian kepustakaan yaitu, penelitian yang
mengambil bahan kajiannya dari berbagai sumber baik yang ditulis oleh itu sendiri maupun
oleh tokoh lain. Bahan-bahan tersebut kemudian di teliti keontentikannya secara seksama.[19]
2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan Harun Nasution
Dalam bukunya berjudul History of Muslim Philosophy, yang diterjemahkan dan
disunting oleh M.M Syarif ke dalam bahasa Indonesia menjadi Para Filosof Muslim, Otto
Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat Islam yang
berasal dari tokoh-tokoh filosofi abad klasik.Penelitian yang dilakukan tersebut bersifat
penelitian kualitatif. Sumber kajian pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkan
pendekatannya historis dan tokoh. Yaitu, bahwa apa yang disajikan berdasarkan data-data
yang ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajianny adalah tokoh.[20]
3. Model Ahmad Fuad Al-Bahwani
Ahmad Fuad Al-Bahwani termasuk pemikir modern dari Mesir yang banyak mengkaji
dan meneliti bidang filsafat Islam. Metode yang ditempuh adalah penelitian kepustakaan,
yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat-sifat dan coraknya
adalah penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatannya adalah pendekatan yang
bersifat campuran, yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan dan tokoh. Melalui
pendekatan historis, ia mencoba menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran dalam
Islam, sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosofi
menurut tempat tinggal mereka, dan dengan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan
berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.[21]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya penelitian yang dilakukan
para ahli bersifat penelitian kepustakaan, yakni penelitian yang menggunakan bahan-bahan
gerakan sebagai sumber rujukannya. Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif
analitis. Sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis, kawasan,
substansial. [22]
Selain filsafat ada pula metodologi yang menggunakan teologi atau ilmu kalam.
Teologi atau ilmu kalam adalah ilmu yang pada intinya berhubungan dengan masalah
ketuhanan. Dengan ilmu ini diharapkan seseorang menjadi yakin dalam hatinya secara
mendalam dan mengikatkan dirinya hanya pada Tuhan. Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana
dikutip A.Hanafi, ilmu kalam ialah ilmu berisi alasan-alasan yang mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan ilmu dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan
terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf
dan ahli sunnah.
Secara umum penelitian ilmu kalam ada dua bagian yakni penelitian yang bersifat
dasar (penelitian pemula) dan penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari
penelitian dasar. Dan peneliti tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1. Penelitian Pemula
a. Model Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy
Model Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-
Samarqandy telah menulis buku teologi berjudul kitab al-tauhid. Buku ini telah ditahkik oleh
Fatullah Khalif, magister dalam bidang sastra pada Universitas Cambridge. Dalam buku
tersebut selain dikemukakan riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy, juga telah
dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di dalam ilmu kalam.[23
b. Model Al-Iman Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari
Sebagaimana halnya Al-Maturidy, Al-Asy’ari dalam bukunya tersebut membahas
masalah-masalah yang rumit dan mendetail tentang teologi.
c. Model ‘Abd Al-Jabbar bin Ahmad
Model ‘Abd Al-Jabbar bin Ahmad membahas secara detail tentang lima ajaran pokok
Mu’tazilah dan juga berbagai masalah teologi.
d. Model Thahawiyah
Model Thahawiyah membahas tentang teologi di kalangan ulama salaf, yaitu ulama
yang belum dipengaruhi pemikiran Yunani dan pemikiran lainnya yang berasal dari luar
Islam, atau bukan dari Alquran dan Al-Sunnah.
e. Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy
Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru dari Imam Al-
Ghazali menulis buku berjudul al-syamil fi Ushul al-din. Di dalam buku ini telah dibahas
tentang penciptaan alam, kitab Tauhid, kelemahan kaum Mu’tazillah, akidah, kesucian Allah
swt., ta’wil, sifat-sifat bagi Allah, illat atau sebab.
f. Model Al-Ghozali
Model Al-Ghozali membahas tentang ilmu zat Allah dan kenabian Muhammad saw.
[24]
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada adanya upaya penafsiran Alquran dari sejak zaman Rasulullah saw. hingga
saat ini. Ulumul Tafsir digunakan untuk mengetahui kandungan kitabullah (Alquran) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw..
2. Metodologi Ulumul Hadis merupakan metodologi yang digunakan untuk mengetahui fungsi
terhadap Alquran dan hadis serta menekankan fungsi dan maksud firman Allah.
3. Berbagai metode penelitian filsafat Islam dilakukan para ahli dengan tujuan untuk dijadikan
bahan perbandingan bagi perkembangan filsafat Islam selanjutnya.
4. Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada aspek
rohani manusia yang dapat menimbulkan akhlaq mulia di dalam tasawuf.
5. Pada metodologi ini dapat diketahui bahwa model penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksploratif, deskriptif dan menggunakan pendekatan sejarah. Serta dapat
mengetahui latar belakang sosial politik yang dikembangkan MUI.
6. Pemikiran modern dapat diartikan arah pemikiran yang maju menuju kepada pembaharuan,
pemikiran ini ada dua macam yaitu metode pemikiran modern yang sekuler dan agamis.
7. Metodologi pendidikan Islam merupakan cara atau usaha yang dilakukan untuk kegiatan
bimbingan dan pengajaran dalam memahami Islam.
8. Metodologi tekstual menekankan pada signifikansi teks-teks Alquran dan Hadis sebagai
kajian Islam dan mengacu apa adanya yang tertera dalam Alquran atau Hadis. Metodologi
kontekstual merupakan metode untuk memahami dalam kerangka konteksnya, baik ruang dan
waktu.
9. Metodologi muqaranah madzhab yaitu cara memahami Islam dengan membandingkan
hukum yang terdapat dalam berbagai madzhab.
B. Saran
Dalam penyusunan dan penyampaian pada aspek metodologi memahami Islam
merupakan materi yang sangat luas. Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, baik dari
kesempurnaan, kebenaran maupun keluasan serta kedalaman analisis dalam kajiannya. Kritik
dan saran yang kontruktif dari para pembaca sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
A’yun, Qurrota. Metodologi Memahami Islam. t.tp: t.p., 2008.
Hakim, Atang Abd & Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam. Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, cet XI, 2009.
http://elfalasy88.wordpress.com/2008/08/25/metodologi-memahami-islam/
http://jawigo.blogspot.com/2010/10/aneka-metodologi-studi-islam-ii.html
http://kozam.wordpress.com/2009/11/10/kaidah-kaidah-ushul-fiqh/
http://msitadriskimia.blogspot.com/2010/09/aneka-metodologi-studi-islam-i.html