Bp : 2011312003
SPIROMETRI
Spirometri merupakan alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-
paru kemudian dicatat dalam grafik volume per waktu, dan memonitor kinerja paru-paru dan
respon terhadap perawatan yang sedang dilakukan pasien. Volume yang diukur oleh
spirometri adalah volume statik dan volume dinamik dari paru-paru.
1. Volume Statik
Volume statik terdiri dari : Volume Tidal (TV/ Tidal Volume), Volume Cadangan
Inspirasi (IRV/ Inspiratory Residual Volume), Volume Cadangan Ekspirasi (ERV/Expiratory
Residual Volume), Volume Residu (RV/ Residual Volume), Kapasitas Paru Total (TLC/Total
Lung Capacity), Kapasitas Vital (VC/Vital Capacity), Kapasitas Inspirasi (IC/ Inspiratory
Capacity), Kapasitas Residu Fungsional (FRC/Functional Residual Volume).
2. Volume Dinamis
1. Kapasitas Vital Paksa/Force Vital Capacity (FVC)
Pengukuran yang diperoleh dari ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin.
Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar
volume dan kapasitas paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital, volume ekspirasi
paksa (forced expiratory volume in 1 second/FEV1) dan kapasitas vital paksa (forced vital
capacity/FVC). Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi
paru secara mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Gangguan fungsi obstruktif (hambatan aliran udara) : bilai nilai rasio FEV1/FVC <70%
b. Gangguan fungsi restriktif (hambatan pengembangan paru) : bila nilai kapasitas vital
(vital capacity/VC) <80% dibanding dengan nilai standar.
FUNGSI
1. Diagnostik
Mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal
Mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru
Menyaring individu dengan risiko penyakit paru
Menilai risiko prabedah
Menilai prognosis
Menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat
2. Memantau
Menilai hasil pengobatan
Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya
Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru
3. Evaluasi gangguan / ketidakmampuan
Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi
Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi
Menilai individu untuk alasan legal
4. Kesehatan masyarakat
Survey epidemiologi
Penelitian klinis
INDIKASI
a. Diagnostik
- Evaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis, penurunan suara
napas, perlambatan udara ekspirasi, overinflasi, ronki yang tidak dapat dijelaskan)
- Evaluasi hasil laboratorium abnormal (foto toraks abnormal, hiperkapnia,
hipoksemia, polisitemia)
- Menilai pengaruh penyakit sistemik terhadap fungsi paru
- Deteksi dini seseorang yang memiliki risiko menderita penyakit paru (perokok,
usia >40 tahun, pekerja yang terpajan substansi tertentu)
- Pemeriksaan rutin (risiko pra-operasi, menilai prognosis, menilai status kesehatan)
b. Monitoring
- Menilai efek terapi (terapi bronkodilator, steroid)
- Menggambarkan perjalanan penyakit (penyakit paru, interstisial lung
disease/ILD), gagal jantung kronik, penyakit neuromuskuler, sindrom Guillain-Barre)
- Menilai efek samping obat terhadap fungsi paru
c. Evaluasi kecacatan
- Mengetahui kecacatan atau ketidakmampuan (misal untuk kepentingan rehabilitasi,
asuransi, alasan hukum dan militer)
d. Kesehatan masyarakat
- Skrining gangguan fungsi paru pada populasi tertentu
KONTRA INDIKASI
Relatif : Batuk darah, pneumotoraks, status kardiovaskuler tidak stabil, infark miokard baru
atau emoli paru, aneurisma selebri, pasca bedah mata.
INTERPRETASI HASIL
(a) peningkatan kurva linier yang halus dari volumetime ke fase plateau dengan durasi
sedikitnya 1 detik;
(b) jika pemeriksaan gagal untuk memperlihatkan gambaran plateau ekspirasi, waktu
ekspirasi paksa/forced expiratory time (FET) dari 15 detik;
(c) ketika pasien tidak mampu atau sebaiknya tidak melanjutkan ekshalasi paksa berdasarkan
alasan medis.
Setelah standar terpenuhi, tentukan nilai referensi normal FEV1 dan FVC pasien
berdasarkan jenis kelamin, umur dan tinggi badan (beberapa tipe spirometri dapat
menghitung nilai normal dengan memasukkan data pasien). Kemudian pilih 3 hasil FEV1 dan
FVC yang konsisten dari pemerikssan spirometri yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai
normal yang sudah ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan persentase nilai prediksi.
Faal Paru Normal :
Perbandingan volume dan kapasitas paru pada berbagai kondisi dijelaskan dalam gambar
berikut:
Dari hasil penilaian pemeriksaan spirometri, penilaian fungsi faal paru dapat dilihat dalam
tabel berikut :