Anda di halaman 1dari 7

Nama : Suci Ramadani

Bp : 2011312003

SPIROMETRI

Spirometri merupakan alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-
paru kemudian dicatat dalam grafik volume per waktu, dan memonitor kinerja paru-paru dan
respon terhadap perawatan yang sedang dilakukan pasien. Volume yang diukur oleh
spirometri adalah volume statik dan volume dinamik dari paru-paru.

1. Volume Statik
Volume statik terdiri dari : Volume Tidal (TV/ Tidal Volume), Volume Cadangan
Inspirasi (IRV/ Inspiratory Residual Volume), Volume Cadangan Ekspirasi (ERV/Expiratory
Residual Volume), Volume Residu (RV/ Residual Volume), Kapasitas Paru Total (TLC/Total
Lung Capacity), Kapasitas Vital (VC/Vital Capacity), Kapasitas Inspirasi (IC/ Inspiratory
Capacity), Kapasitas Residu Fungsional (FRC/Functional Residual Volume).

Pengukuran Definisi Nilai Rerata

Laki-laki Dewasa (ml)

Volume Tidal (TV) Jumlah udara yang 500


diinspirasi atau diekspirasi
pada setiap kali bernapas
(nilai ini adalah untuk
keadaan istirahat)
Volume Cadangan Inspirasi Jumlah udara yang dapat 3.100
(IRV) diinspirasi secara paksa
sesudah inhalasi volume tidal
normal
Volume Cadangan Ekspirasi Jumlah udara yang dapat
(ERV) diekspirasi secara paksa 1.200
sesudah ekspirasi volume
tidal yang normal
Volume Residu (RV) Jumlah udara yang tertinggal 1.200
di dalam paru sesudah
ekspirasi paksa

Jumlah udara maksimal yang 6.000


dapat dimasukkan ke dalam
Kapasitas Paru Total (TLC) paru setelah inspirasi
maksimal:
TLC=TV+IRV+ERV+RV
Jumlah udara maksimal yang 4.800
dapat diekspirasi setelah
Kapasitas Vital (VC) inspirasi maksimal:
VC=TV+IRV+ERV
(Seharusnya 80% dari TLC)

Jumlah udara maksimal yang


dapat diinspirasi setelah
ekspirasi normal: 3.600
Kapasitas Inspirasi (IC) IC=TV+IRV

Volume udara yang 2.400


tertinggal di dalam paru
Kapasitas Residu Fungsional setelah ekspirasi volume tidal
(FRC) normal: FRC=ERV+RV

2. Volume Dinamis
1. Kapasitas Vital Paksa/Force Vital Capacity (FVC)
Pengukuran yang diperoleh dari ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin.

2. Kapasitas Vital Lambat/ Slow Vital Capacity (SVC)


Volume gas yang diukur pada ekspirasi lengkap yang dilakukan secara perlahan setelah
atau sebelum inspirasi maksimal.

3. Volume Ekspirasi Paksa pada Detik Pertama/Force Expiration Volume (FEV1)


Jumlah udara yang dikeluarkan sebanyak- banyaknya dalam 1 detik pertama pada
waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (volume udara yang dapat
diekspirasi dalam waktu standar selama pengukuran kapasitas vital paksa).

4. Maximal Voluntary Ventilation (MVV)


Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak- banyaknya dalam 2 menit dengan
bernapas cepat dan dalam secara maksimal.

Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian terbesar
volume dan kapasitas paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital, volume ekspirasi
paksa (forced expiratory volume in 1 second/FEV1) dan kapasitas vital paksa (forced vital
capacity/FVC). Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian fungsi ventilasi
paru secara mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

a. Gangguan fungsi obstruktif (hambatan aliran udara) : bilai nilai rasio FEV1/FVC <70%
b. Gangguan fungsi restriktif (hambatan pengembangan paru) : bila nilai kapasitas vital
(vital capacity/VC) <80% dibanding dengan nilai standar.

FUNGSI

1. Diagnostik
 Mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal
 Mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru
 Menyaring individu dengan risiko penyakit paru
 Menilai risiko prabedah
 Menilai prognosis
 Menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat
2. Memantau
 Menilai hasil pengobatan
 Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
 Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya
 Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru
3. Evaluasi gangguan / ketidakmampuan
 Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi
 Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi
 Menilai individu untuk alasan legal
4. Kesehatan masyarakat
 Survey epidemiologi
 Penelitian klinis

INDIKASI

a. Diagnostik
- Evaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis, penurunan suara
napas, perlambatan udara ekspirasi, overinflasi, ronki yang tidak dapat dijelaskan)
- Evaluasi hasil laboratorium abnormal (foto toraks abnormal, hiperkapnia,
hipoksemia, polisitemia)
- Menilai pengaruh penyakit sistemik terhadap fungsi paru
- Deteksi dini seseorang yang memiliki risiko menderita penyakit paru (perokok,
usia >40 tahun, pekerja yang terpajan substansi tertentu)
- Pemeriksaan rutin (risiko pra-operasi, menilai prognosis, menilai status kesehatan)
b. Monitoring
- Menilai efek terapi (terapi bronkodilator, steroid)
- Menggambarkan perjalanan penyakit (penyakit paru, interstisial lung
disease/ILD), gagal jantung kronik, penyakit neuromuskuler, sindrom Guillain-Barre)
- Menilai efek samping obat terhadap fungsi paru
c. Evaluasi kecacatan
- Mengetahui kecacatan atau ketidakmampuan (misal untuk kepentingan rehabilitasi,
asuransi, alasan hukum dan militer)
d. Kesehatan masyarakat
- Skrining gangguan fungsi paru pada populasi tertentu

KONTRA INDIKASI

Absolut : Tidak ada

Relatif : Batuk darah, pneumotoraks, status kardiovaskuler tidak stabil, infark miokard baru
atau emoli paru, aneurisma selebri, pasca bedah mata.

INTERPRETASI HASIL

Sebelum melakukan interprestasi hasil pemeriksaan terdapat beberapa standar yang


harus dipenuhi. American Thoracic Society (ATS) mendefinisikan bahwa hasil spirometri
yang baik adalah suatu usaha ekspirasi yang menunjukkan gangguan minimal pada saat awal
ekspirasi paksa, tidak ada batuk pada detik pertama ekshalasi paksa, dan memenuhi 1 dari 3
kriteria valid end-of-test:

(a) peningkatan kurva linier yang halus dari volumetime ke fase plateau dengan durasi
sedikitnya 1 detik;

(b) jika pemeriksaan gagal untuk memperlihatkan gambaran plateau ekspirasi, waktu
ekspirasi paksa/forced expiratory time (FET) dari 15 detik;

(c) ketika pasien tidak mampu atau sebaiknya tidak melanjutkan ekshalasi paksa berdasarkan
alasan medis.

Setelah standar terpenuhi, tentukan nilai referensi normal FEV1 dan FVC pasien
berdasarkan jenis kelamin, umur dan tinggi badan (beberapa tipe spirometri dapat
menghitung nilai normal dengan memasukkan data pasien). Kemudian pilih 3 hasil FEV1 dan
FVC yang konsisten dari pemerikssan spirometri yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai
normal yang sudah ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan persentase nilai prediksi.
Faal Paru Normal :

- VC dan FVC >80% dari nilai prediksi


- FEV1 >80% dari nilai prediksi
- Rasio FEV1/FVC >70%

Gangguan Faal Paru Restriksi :

- VC atau FVC <80% dari nilai prediksi


- Restriksi ringan jika VC atau FVC 60% - 80%
- Restriksi sedang jika VC atau FVC 30% - 59%
- Restriksi berat jika VC atau FVC <30%
Gangguan Faal Paru Obstruksi :

- FEV1 <80% dari nilai prediksi


- Rasio FEV1/FVC <70%
- Obstruksi ringan jika rasio FEV1/FVC 60% - 80%
- Obstruksi sedang jika rasio FEV1/FVC 30% - 59%
- Obstruksi berat jika rasio FEV1/FVC <30%

Perbandingan volume dan kapasitas paru pada berbagai kondisi dijelaskan dalam gambar
berikut:
Dari hasil penilaian pemeriksaan spirometri, penilaian fungsi faal paru dapat dilihat dalam
tabel berikut :

Anda mungkin juga menyukai