Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai
Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
LAHVANYA SEYKARAN
NO BP : 1310314004
Pembimbing :
1. Dr. dr. Rika Susanti, Sp.F
2. dr. Restu Susanti, Sp.S, M. Biomed
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa
peneliti ucapkan kepada Tuhan Shiva sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Gambaran Fraktur Tulang Pada Pasien Kecelakaan Lalu Lintas yang
Diperiksa di Bagian Forensik RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2018” yang
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Wirsma Arif Harahap, Sp.B(K)-Onk selaku Dekan berserta Wakil Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
2. Dr. dr. Rika Susanti, Sp.F dan dr. Restu Susanti, Sp.S, M. Biomed selaku dosen
pembimbing yang telah sabar dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya
dalam memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis mulai dari
pelaksanaan sampai penyusunan skripsi ini.
3. dr. Citra Manela, Sp.F, dr. Fathiya Juwita Hanum, Sp.Rad-Onk dan dr. Selfi
Renita Rusjdi, M. Biomed, selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan
masukan serta saran demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Prof. dr. Fadil Oenzil, PhD, Sp.GK selaku Pembimbing Akademik yang telah
memacu semangat peneliti untuk menuntut ilmu lebih giat lagi.
5. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Berbagai pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis
By
Lahvanya Seykaran
Oleh
Lahvanya Seykaran
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik 4
1.4.2 Manfaat Pelayanan 4
1.4.3 Manfaat Masyarakat 4
BAB 5. PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan 42
6.2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 51
Halaman
Halaman
Daftar Tabel 2.1 Usia Pengemudi yang terlibat dalam Kecelakaan Lalu Lintas 7
Halaman
b. Ban
Hal –hal yang harus diperhatikan pada ban yaitu tekanan ban dan kerusakan
ban. Adapun hal lain yang harus diperhatikan dalam memilih dan
menggunakan ban adalah ukuran ban, tipe ban dan daya cengkeram ban pada
jalan.
c. Selip
Selip adalah lepasnya kontak roda kendaraan dengan permukaan jalan atau
saat melakukan pengereman roda kendaraan memblokir sehingga pengemudi
tidak dapat megendalikan kendaraan.
d. Lampu Kendaraan
Lampu kendaraan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
terjadinya kecelakaan lalu lintas bagi pengendara.
2.2 Fraktur
2.2.1 Definisi
Fraktur adalah suatu diskontinuitas susunan tulang yang disebabkan oleh
trauma atau keadaan patologis.32 Definisi lain dari fraktur adalah terputusnya dan
hancurnya struktur kontinuitas tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa.33
Diskontinuitas berupa suatu retakan bahkan sampai suatu patahan yang
komplit dan terjadi pergeseran tulang. Apabila tidak ada luka yang menghubungkan
fraktur dengan udara luar atau kulit diatasnya masih utuh disebut fraktur tertutup,
sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara
luar atau kulit tidak intak disebut fraktur terbuka.33
2.2.2 Etiologi
Peristiwa yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur diantaranya peristiwa
trauma(kekerasan) dan peristiwa patologis.34
1. Peristiwa Trauma (kekerasan)
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung dapat menyebabkan tulang patah pada titik terjadinya
kekerasan itu, misalnya tulang kaki terbentur bumper mobil, maka tulang akan
patah tepat di tempat terjadinya benturan. Patah tulang demikian sering bersifat
terbuka, dengan garis patah melintang atau miring.
2. Peristiwa Patologis
a. Kelelahan atau stres fraktur
Fraktur ini terjadi pada orang yang melakukan aktivitas berulang – ulang pada
suatu daerah tulang atau menambah tingkat aktivitas yang lebih berat dari
biasanya. Tulang akan mengalami perubahan struktural akibat pengulangan
tekanan pada tempat yang sama, atau peningkatan beban secara tiba – tiba
pada suatu daerah tulang maka akan terjadi retak tulang.
b. Kelemahan Tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal karena lemahnya suatu tulang
akibat penyakit infeksi, penyakit metabolisme tulang misalnya osteoporosis,
dan tumor pada tulang. Tekanan pada daerah tulang yang rapuh sedikit saja
maka akan terjadi fraktur.
Gambar 2.8 Kasifikasi Muller (a) Setiap tulang panjang memiliki tiga
segmen: proksimal,diafisis, dan distal. (b,c,d) Fraktur diafisis dapat berupa
fraktur sederhana, baji, atau kompleks. Fraktur proksimal dan distal dapat
berupa ekstra-artikular, artikular parsial, atau artikular komplit.33(Sumber:
Solomon L, Apley’s: System of Orthopaedics and Fractures, 2010)
Peningkatan penggunaan
kendaraan bermotor
Peningkatan angka
kejadian kecelakaan lalu Kematian
lintas
Fraktur
4.1 Usia
Usia penderita fraktur tulang akibat kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi
beberapa kelompok usia seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 berikut.
Usia (Tahun) f %
5 12 2,3
6 – 11 37 7,1
12 – 16 83 16,0
17 – 25 134 25,9
26 − 35 59 11,4
36 − 45 69 13,3
46 − 55 61 11,8
56 − 65 46 8,9
> 65 17 3,3
Total 518 100
Pada penelitian ini lebih dari separuh jumlah penderita berjenis kelamin laki-
laki, yaitu sebanyak 388 penderita (74,9%) sementara penderita berjenis kelamin
perempuan terdapat sebanyak 130 penderita (25,1%).
Tabel 4.2 Distribusi dan frekuensi pasien fraktur tulang berdasarkan jenis
kelamin
Jenis Kelamin f %
Laki – laki 388 74,9
Perempuan 130 25,1
Total 518 100
Kategori pengguna jalan pada pasien fraktur tulang akibat kecelakaan lalu
lintas dibagi menjadi tiga kelompok pengguna jalan seperti yang terdapat dalam table
4.3 berikut.
Kategori Pengguna f %
Jalan
Pejalan Kaki 64 12,4
Pengemudi Sepeda Motor 358 69,1
Penumpang Sepeda Motor 51 9,8
Pengemudi Mobil 16 3,1
Penumpang Mobil 29 5,6
Total 518 100
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa kategori pengguna jalan terbanyak adalah
pengemudi sepeda motor, yaitu sebanyak 358 penderita (69,1%), diikuti oleh pejalan
kaki sebanyak 64 penderita (12,4%), penumpang sepeda motor sebanyak 51 penderita
(9,8%), penumpang mobil sebanyak 29 penderita (5,6%) dan paling sedikit adalah
pengemudi mobil, yaitu hanya 16 penderita (3,1%).
Total penderita yang mengalami fraktur akibat kecelakaan lalu lintas adalah
sebanyak 518 penderita dan ditemukan sebanyak 768 fraktur.
Tabel 4.4 Distribusi dan frekuensi fraktur tulang berdasarkan tulang yang
mengalami fraktur
Regio Tubuh Tulang yang f %
Mengalami
Fraktur
Kepala Basis cranii 12 1,6
Frontal 42 5,5
Temporal 26 3,4
Parietal 3 0,4
Oksipital 11 1,4
Wajah Mandibula 41 5,3
Maksila 25 3,3
Zigoma 28 3,6
Orbita 16 2,1
Nasal 17 2,2
Bahu Klavikula 48 6,3
Skapula 2 0,3
Ekstremitas atas Humerus 24 3,1
Radius 46 6,0
Ulna 34 4,4
Metakarpal 12 1,6
Digiti 16 2,1
Tulang belakang Servikal 6 0,8
Torakal 2 0,3
Lumbal 2 0,3
Dada Iga 20 2,6
Panggul Pelvis 20 2,6
Ekstremitas Femur 90 12,0
bawah
Patela 7 0,9
Tibia 105 13,7
Fibula 77 10,0
Hindfoot 6 0,8
Midfoot 10 1,3
Forefoot 20 2,6
Total 768 100
Pada penelitian ini terdapat beberapa tulang yang dapat dibagi menjadi bagian
dekstra dan sinistra. Distribusi dan frekuensi berdasarkan pembagian tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.5. Dari tabel tersebut, dari 510 fraktur pada tulang yang dapat
dibagi menjadi bagian dekstra dan sinistra, fraktur lebih banyak terdapat pada bagian
dekstra, yaitu sebanyak 313 fraktur (61,4%), sementara itu terdapat 197 fraktur
(38,6%) pada bagian sinistra.
Tabel 4.5 Distribusi dan frekuensi fraktur tulang berdasarkan tulang yang
mengalami fraktur dengan bagian dekstra-sinistra
Tulang Dekstra Sinistra Total
f % f % f %
Klavikula 31 9,9 17 8,6 48 9,4
Skapula 1 0,3 1 0,5 2 0,4
Iga 14 4,5 6 3,0 20 3,9
Humerus 13 4,2 11 5,6 24 4,7
Radius 27 8,6 19 9,6 46 9,0
Ulna 22 7,0 12 6,1 34 6,7
Metakarpal 7 2,2 5 2,5 12 2,4
Digiti 11 3,5 5 2,5 16 3,1
Femur 64 20,4 26 13,2 90 17,6
Tibia 56 17,9 49 24,9 105 20,6
Fibula 46 14,7 31 15,7 77 15,1
Hindfoot 2 0,6 4 2,0 6 1,2
Midfoot 6 1,9 4 2,0 10 2,0
Forefoot 13 4,2 7 3,6 20 3,9
Total 313 100 197 100 510 100
Dari tabel 4.6 dan 4.7, dapat dilihat distribusi dan frekuensi tulang yang
paling banyak mengalami fraktur berdasarkan usia dan kategori pengguna jalan. Pada
tabel 4.6, jumlah tulang terbanyak yang mengalami fraktur pada penderita usia 5
adalah tulang oksipital (2,6%), pada usia 6 −11 adalah tulang frontal dan tibia (9,1%),
tulang tibia dan femur (13,0%) pada penderita usia 12−16, tulang mandibular (21,4%)
Pada tabel 4.7, jumlah tulang terbanyak yang mengalami fraktur pada
kelompok pejalan kaki adalah tulang tibia dan fibula (14,7%), tulang tibia (64,4%)
pada pengemudi sepeda motor, tulang tibia dan fibula (11,7%) pada penumpang
sepeda motor, tulang patela dan tibia (3,3%) pada pengemudi mobil dan pada
penumpang mobil paling banyak fraktur adalah pada tulang frontal (6,0%).
4.5 Jumlah Fraktur
Pada penelitian ini tulang-tulang juga diklasifikasikan menurut jumlah fraktur,
yaitu single fracture dan multiple fracture. Distribusi dan frekuensi fraktur tulang
berdasarkan jumlahnya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Jumlah fraktur f %
P
Single fracture 343 66,2
ada Multiple fracture 175 33,8
Total 518 100
tabel
4.8 terlihat bahwa jumlah terbanyak fraktur tulang-tulang adalah single fracture, yaitu
sebanyak 343 fraktur (66,2%) dan paling sedikit adalah multiple fracture, yaitu hanya
175 fraktur (33,8%).
Tabel 4.9 Distribusi dan frekuensi fraktur tulang berdasarkan jenis fraktur
Jenis Fraktur f %
Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan
Maret – April 2019 didapatkan jumlah kasus kecelakaan lalu lintas yang diperiksa
pada tahun 2018 sebanyak 518 kasus dengan total 768 fraktur tulang.
5.1 Usia
Pada penelitian ini didapatkan jumlah penderita paling banyak pada kelompok
umur 17 − 25 tahun, yaitu sebanyak 134 penderita (25,9%) dengan rata-rata usia
adalah 30,71 tahun. Pada penelitian ini juga didapatkan usia yang paling banyak
mengalami fraktur adalah 17 tahun. Terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan juga
dipengaruhi usia pengemudi. Sesuai dengan analisis data yang dilakukan oleh
Direktorat Jeneral Perhubungan Darat menunjukkan bahwa pengemudi berusia 16 –
30 tahun adalah penyebab terbesar kecelakaan lalu lintas jalan (55,99%).19
Hasil ini dapat disebabkan karena mereka yang berusia muda relatif kurang
berhati-hati di jalan. Kelompok usia ini juga terdiri dari usiadewasaawal. Studi yang
dilakukan oleh Pathak pada tahun 2012 di India menemukan bahwa semakin sedikit
pengalaman berkendara maka semakin besar risiko orang tersebut untuk mengalami
kecelakaan.50 Indonesia memiliki batasan usia 16 tahun untuk mendapatkan surat izin
mengemudi (SIM) C dan batasan usia 17 tahun untuk mendapatkan SIM A,51
sehingga kelompok usia ini merupakan kelompok dengan pengalaman berkendara
yang lebih sedikit dibandingkan kelompok lainnya.
Hasil ini berbeda dengan hasil studi Emara et al di Libia dan studi Igho di
Nigeria pada tahun 2015 yang menemukan bahwa pasien kecelakaan lalu lintas paling
banyak terdapat pada kelompok umur 21-40 tahun. Kelompok usia tersebut memiliki
mobilitas yang tinggi karena merupakan fase kehidupan yang paling aktif baik secara
fisik maupun secara sosial sehingga menjadi kelompok usia mayoritas pengguna
jalan.13,52
Keunggulan dari penelitian ini yaitu memiliki lebih banyak variabel dalam
menggambarkan kejadian fraktur serta memiliki jumlah pasien lebih banyak karena
menggunakan metode total sampling. Namun penelitian ini juga memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu terdapat banyak pasien yang tidak dapat diikutsertakan ke dalam
penelitian ini karena rekam medis yang tidak ditemukan atau data di rekam medis
yang tidak lengkap. Selain itu penelitian ini tidak meneliti mengenai mekanisme
kejadian trauma sehingga tidak dapat menjelaskan deskripsi hasil penelitian lebih
rinci.
6.1 Kesimpulan
1. Jumlah kasus fraktur tulang pada pasien kecelakaan lalu lintas adalah
sebanyak 518 penderita dengan total fraktur sebanyak 768 tulang.
2. Usia pasien fraktur tulang akibat kecelakaan lalu lintas terbanyak terdapat
pada kelompok usia 17 − 25 tahun dengan usia terbanyak adalah 17 tahun.
Usia rata-rata adalah 30,71 tahun. Usia paling muda adalah 1 tahun dan usia
paling tua adalah 86 tahun.
3. Fraktur tulang akibat kecelakaan lalu lintas lebih banyak dialami laki-laki
dibandingkan perempuan.
4. Kategori pengguna jalan pada kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi
pada pengendara sepeda motor, diikuti pejalan kaki dan yang paling sedikit
mengalami kecelakaan lalu lintas adalah pengendara mobil.
5. Tulang yang paling banyak mengalami fraktur akibat kecelakaan lalu lintas
adalah tulang tibia, sedangkan tulang yang paling sedikit mengalami fraktur
adalah tulang skapula, torakal dan lumbal.
6. Fraktur tulang akibat kecelakaan lalu lintas lebih banyak terdapat pada bagian
dekstra daripada bagian sinistra.
7. Jumlah fraktur pada tulang lebih banyak pada single fracture dibandingkan
multiple fracture.
6.2 Saran
Agar jumlah kasus kecelakaan lalu lintas dapat diminimilasir dan korban
kecelakaan lalu lintas dapat diselamatkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut :
1. Wangdi C, Gurung MS, Duba T, Wilkinson E, Tun ZM, Tripathy JP. Burden,
pattern and causes of road traffic accidents in Bhutan, 2013-2014 : A police
record review. International Journal of Injury Control and Safety Promotion.
2018;25(1):65-9.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Jakarta : LembaranNegara Republik Indonesia.
3. WHO.2009. Global Status report on Road Safety : Time for action. Diakses
http://www.un.org/ar/roadsafety/pdf/roadsafetyreport pada tanggal 1 Februari
2014.
4. Badan Intelijen Negara Republik Indonesia. 2014. Kecelakaan Lalu Lintas
menjadi Pembunuh Terbesar Ketiga.
http://www.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/2013/kecelakaan-lalu-lintas-
menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga [ Sitasi 2 October 2014]
5. WHO (2013) Status keselamatan jalan di WHO Regional Asia Tenggara tahun
2013.
http://www.searo.who.int/entity/disabilities_injury_rehabilitation/documents/roa
dsafety-factsheetino.pdf?ua=1 – Diakses Disember 2017
6. Badan Pusat Statistik Indonesia. Statistik transportasi darat 2016. Jakarta: Badan
Pusat Statistik; 2017.
7. KORLANTAS POLRI.2017. Laporan kecelakaan lalu lintas Polda Sumatera
Barat. http://korlantas.info/site/login - Diakses Maret 2019
8. Riandini IL, Susanti R, Yanis A. Gambaran Luka Korban Kecelakaan Lalu
Lintas yang Dilakukan Pemeriksaan Di RSUP Dr. M. DJamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2015;4(2):502-8.
9. Matos MA, Nascimento JM, Silva BVP. Clinical and demographic study on open
fractures caused by motorcycle traffic accidents. Acta Ortop Bras.
2014;22(4):214-8.
22. Handjani M, Prakasa FA, Arfianto MH. Analisa Black Spot Kota Semarang.
Jurnal UNILA. 2015;2015:1-9.
23. Ikroom DW. Mengurangi Resiko Kecelakaan Lalu Lintas melalui Audit
Keselamatan Jalan. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Bengkulu. 2014;2014:1-
38.
24. Dwaradewi AAA. Aplikasi Regresi Logistik Untuk Analisis Kecelakaan Fatal
yang melibatkan Sepeda Motor dan melibatkan Angkutan Barang di Kabupaten
Karangasem. Jurnal Universitas Udayana Denpasar. 2012;2012:1-123.
25. Fitriah, W.W, Manshuri M, Irhamah. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya dengan Pendekatan
Bagging Regresi Logistic Ordinal. Jurnal Sains dan Seni ITS. 2012;1(1):253-8.
26. Lulie Y, Hatmoko JT. Analisis Hubungan Kecepatan dengan Tebal Helm yang
Direkomendasikan. Jurnal Teknik Sipil. 2006;6(2):171-84.
27. Saukko P, Knight B. The Pathology of Wounds. In Knight’s Forensic
Pathology. 3rd Ed. London: CRC Press. 2004;2004:143-9,276,286-7.
28. Mant, A.K. Injuries and Death in Road Traffic Accidents. In the Pathology of
Trauma. 3rd Ed. London: CRC Press. 2002;2002:2.
29. Nugraha, Arief. Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan adanya Luka
Memar pada Kecelakaan Lalu Lintas Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden
Said Sukanto Periode 2009-2010. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2011.
30. Pusponegara, A.D. Trauma dan Bencana. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed ke-
3. Jakarta: EGC. 2010;2010:56-7.
31. Bowley D, Boffard K. Pattern of Injury in Motor Vehicle Accidents. World Wide
Wounds. http://www.worldwidewounds.com/2002/october/Bowley/Patterns-of-
Injury-MVAS.html 20 Juli 2014 Jam 1521 WIB. 2002.
Kegiatan Feb Sept Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019
Waktu
Menemui
Pembimbing
dan Pengesahan
Judul
Pembuatan
Proposal
Ujian Proposal
Revisi Proposal
dan Melakukan
Penelitian
Ujian Skripsi
Revisi Skripsi
dan
Memperbanyak
skripsi