Multisenter: √ Tidak Ya
2. Judul Penelitian:
PENGARUH DISFUNGSI HATI DAN DISFUNGSI GINJAL TERHADAP
EFEK AMLODIPIN PADA TIKUS PUTIH JANTAN HIPERTENSI
1
Ringkasan usulan penelitian
Latar Belakang
Saat ini masalah kesehatan telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
degeneratif. Penyebabnya diduga akibat perubahan gaya hidup, pola makan, faktor
lingkungan, kurangnya aktivitas fisik dan faktor stres. Gaya hidup kurang aktivitas,
terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol serta
kurangnya asupan serat dapat memicu penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang
cukup banyak memengaruhi angka kesakitan dan kematian adalah penyakit
kardiovaskular (Yani, 2015).
Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam) dikenal secara luas
sebagai penyakit kardiovaskular. Hipertensi disebut sebagai “silent killer” karena
pasien dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik).
Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global, dan
prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju
(Whitworth, 2003). Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan
jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya
gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik, 2006).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara
dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,
pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan
(Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk mencegah
tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi.
Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya
hidup (He et al., 2000). Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan
tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk,
mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya
akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium, dan aktifitas fisik. Pada sejumlah pasien
dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi,
mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat
(Whitworth, 2003)
Ada 9 kelas obat antihipertensi yaitu diuretik, penghambat beta, penghambat
enzim konversi angiotensin, penghambat reseptor angiotensin, dan penghambat chanel
kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Penghambat alfa, agonis alfa 2
sentral, penghambat adrenergik, dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada
pasien-pasien tertentu disamping obat utama (Dipiro et al, 2005).
2
Pada penelitian ini, peneliti akan menguji efektivitas salah satu dari
antihipertensi di atas. Antihipertensi yang akan di teliti adalah antihipertensi golongan
Calcium Channel Blocker (CCB) yaitu amlodipin 10 mg. Amlodipin memberikan efek
farmakologis sebagai agen antihipertensi dengan cara menghambat ion kalsium masuk
ke dalam vaskularisasi otot polos dan otot jantung sehingga mampu menurunkan
tekanan darah. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian terhadap amlodipin
sebagai antihipertensi pada tikus putih jantan disertai patologi disfungsi hati dan
disfungsi ginjal.
Rumusan Masalah
1. Apakah disfungsi hati mempengaruhi efek amlodipin pada tikus putih jantan
hipertensi ?
2. Apakah disfungsi ginjal mempengaruhi efek amlodipin pada tikus putih jantan
hipertensi ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh disfungsi hati dan disfungsi ginjal terhadap efek
Amlodipin dalam menurunkan tekanan darah tikus putih jatan hipertensi
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui efek amlodipin dalam menurunkan tekanan darah tikus putih
jatan hipertensi
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh disfungsi hati terhadap efek
amlodipin dalam menurunan tekanan darah tikus putih jatan hipertensi
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh disfungsi ginjal terhadap efek
amlodipin dalam menurunan tekanan darah tikus putih jatan hipertensi
Hipotesa Penelitian
Terdapat perbedaan pengaruh penggunaan amlodpin pada tikus putih jantan
hipertensi yang mengalami disfungsi hati dan tikus putih jantan hipertensi yang
mengalami disfungsi ginjal.
METODA PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
- Pengukuran tekanan darah tikus di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Andalas, Padang.
- Pemeriksaan kadar SGPT dan kadar kreatinin di laboratorium RSKB Kartika Docta
Padang
SAMPEL PENELITIAN
Sebagai sampel penilitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar, jenis
kelamin jantan, berusia 2 - 3 bulan dengan berat 150-200 gram, sebanyak 55 ekor.
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple randon sampling.
kemudian dikelompokan menjadi :
3
1) Tikus Normal sebanyak 5 Tikus
2) Tikus Kontrol sebanyak 5 Tikus
3) Kelompok Tikus Hipertensi sebanyak 15 Tikus
4) Kelompok Tikus Hipertensi + Gangguan hati sebanyak 15 Tikus
5) Kelompok Tikus Hipertensi + Gangguan hati sebanyak 15 Tikus
PENGUMPULAN DATA
Data hasil pengukuran tekanan darah yang tersimpan di sistem coda diprint kemudian
dikumpulkan berdasarkan kelompok uji.
Prosedur kerja
1. Izin penggunaan Laboratorium Farmakologi Universitas Andalas
2. Menghubungi analis labor RSKB Kartika Docta terkait pemeriksaan kadar
serum SGPT dan kadar serum kreatinin Tikus.
3. Persiapan hewan uji (Aklimatisasi hewan uji, pengukuran berat badan tikus,
pengelompokan hewan uji)
4. Persiapan Sediaan Penginduksi
5. Perlakuan Terhadap Hewan Uji (Tikus Hipertensi; Tikus Hipertensi dan
Disfungsi Ginjal; Tikus Hipertensi Dan Disfungsi Hati)
6. Pengukuran Kadar Kreatinin (Disfungsi ginjal); SGPT (Disfungsi Hati)
7. Pengukuran Tekanan Darah Hewan Uji (Tikus Hipertensi; Tikus Hipertensi
dan Disfungsi Ginjal; Tikus Hipertensi Dan Disfungsi Hati)
8. Analisa data (Data diuji secara statistik menggunakan Analisa Variasi
(ANOVA) dua arah menggunakan statistik).
4
b. Persiapan Sediaan Penginduksi
1. Pembuatan Larutan NaCl 8%
2. Pembuatan Larutan CCl4 1 mL/kgBB
3. Persiapan Suspensi Amlodipin
-Suspensi Amlodipin dosis 5 mg
-Suspensi Amlodipin dosis 10 mg
-Suspensi Amlodipin dosis 20 mg.
c. Perlakuan Terhadap Hewan Uji
1. Tikus Hipertensi
Untuk meningkatan tekanan darah tikus, tikus diinduksi dengan larutan
NaCl 8% selama 21 hari secara oral
2. Tikus Hipertensi dan Disfungsi Ginjal
Untuk meningkatan tekanan darah tikus, tikus diinduksi dengan larutan
NaCl 8% selama 21 hari secara oral. Tikus dibuat disfungsi ginjal dengan
cara diinduksi dengan gentamisin 80 mg/kg BB secara intraperitonial
selama 7 hari pada hari ke 14 sampai hari ke 21 pemberian larutan NaCl
8%.
3. Persiapan Tikus Hipertensi Dan Disfungsi Hati
Untuk meningkatan tekanan darah tikus, tikus diinduksi dengan larutan
NaCl 8% selama 21 hari secara oral. Tikus dibuat disfungsi hati dengan
cara diinduksi dengan CCl4 secara intraperitoneal (ip) pada hari ke 20
pemberian larutan NaCl 8%.
d. Pengukuran Kadar Kreatinin, SGOT, dan Tekanan Darah Hewan Uji
1. Pengukuran Kadar Kretinin
Pengukuran kadar kreatinin dilakukan pada hari ke 14 setelah tikus
dinduksi larutan NaCl 8% dan Gentamisin 80 mg/kgBB. Pengukuran
kadar kreatinin menggunakan alat Fotometer 5010 v5+, data hasil
pengukuran dalam bentuk mg/ dL.
2. Pengukuran Kadar SGPT
Pengukuran kadar kreatinin dilakukan pada hari ke 21 setelah tikus
dinduksi larutan NaCl 8% dan Gentamisin 80 mg/kgBB. Pengukuran
kadar kreatinin menggunakan alat Fotometer 5010 v5+, data hasil
pengukuran dalam bentuk mg/dL.
3. Pengukuran Tekanaan Darah
Pengamatan tekanan darah dilakukan pada hari ke 21 setelah dilakukan
perlakuan terhadap hewan uji sebelum dan setelah diberi terapi amlodipin
dengan dosis 5 mg, 10 mg, dan 20 mg pada masing-masing perlakuan.
Sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah, alat Adinstrument NIBP
yang telah terhubung dengan komputer dikalibrasi terlebih dahulu.
Setelah itu, hewan dimasukkan dalam tabung selongsong, setelah itu jepit
ekor tikus dengan alat sensor pengukur tekanan darah. Setelah kondisi
hewan percobaan mulai kondusif, lakukan pengukuran tekanan darah
dengan alat Adinstrument NIBP (Non Invasive Blood Pressure) yang
telah terhubung dengan komputer untuk mengamati tekanan darah
(tekanan darah sistolik dan diastolik) yang terbaca oleh komputer.
e. Analisis Data
Data diuji secara statistik menggunakan Analisa Variasi (ANOVA) dua arah
menggunakan statistik.
5
8. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan
cara mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan)
Tikus mungkin akan terjadi perubahan flora normal usus tikus, diare mati selama
pemberian perlakuan. Pertolongan dengan pemberian cairan dan dieta kan
membantu tikus kembali sehat.
9. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang akan
diterapkan.
Belum pernah dilakukan penelitian pengaruh disfungsi hati dan disfungsi ginjal
pada tikus hipertensi.
10. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat
untuk subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu.
12. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti
utama dengan subyek yang diteliti
13. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter
yang bertanggung jawab merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan
cara pengecekan kesehatannya
14. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi bila ada
15. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara
memberitahukan dan mengajak subyek (lampirkan surat persetujuan penderita)
16. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek dapat ganti rugi bila
ada gejala efek samping?
6
17. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan?
Tidak
Organisasi Pelaksana
Penelitian ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi Program
Pascasarjana Magister Farmasi Universitas Andalas dengan peneliti sebagai berikut.
Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2019