PENDAHULUAN
bakteri, virus, jamur, protozoa dan cacing (Sylvia & Lorrain, 2006). Salah satu
yang memiliki kromosom tunggal dan tidak memiliki nukleus (Gillespie et al,
2007). Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara
berbentuk batang. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan
yang bersifat polar terdiri atas 2-3 flagel. Pseudomonas aeruginosa dapat
menularkan penyakit secara nosokomial pada manusia yaitu infeksi pada kulit,
mata, telinga, saluran nafas bagian bawah, saluran kemih dan organ lain (Radji,
2011).
manusia untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri. Akan tetapi penggunaan
antibiotika yang berlebihan dan pemberian dalam jangka waktu yang lama dapat
dapat menyebabkan bahan antibiotika sintesis menjadi tidak efektif lagi dan
1
bahkan terkadang memberikan efek samping dalam penggunaanya (Nwinyi et al.,
2009).
Oleh karena itu, salah satu pilihan alternatif untuk mengobati penyakit
membuktikan bahwa efek samping dari penggunaan obat herbal yang relatif lebih
membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau tidak terbentuk sempurna.
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus
dihasilkan oleh tanaman, bersifat mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai
rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya
2
Pada industri farmasi, minyak atsiri dimanfaatkan karena berkhasiat
makanan dan minuman, minyak atsiri digunakan untuk memberikan rasa dan
aroma yang khas (Yuliani, 2006). Minyak atsiri beberapa tanaman juga terbukti
bersifat aktif sebagai antibakteri (Inouye et al., 2001; Chandarana et al., 2005).
Salah satu tanaman yang diduga memiliki kandungan minyak atsiri adalah
Polygala paniculata L. yang merupakan tanaman asli Amerika tropis (Wang et al,
2008). Polygala paniculata L. merupakan tanaman semusim yaitu dari biji lalu
tumbuh dan akan mati setelah mencapai dewasa selama 4-5 bulan. Beberapa hasil
(Rijai, 2013).
Sejauh ini belum ada penelitian mengenai potensi antibakteri dari minyak
atsiri akar tanaman Poligala paniculata L., oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian potensi antibakteri dari minyak atsiri akar tanaman Polygala paniculata
3
aeruginosa. Minyak atsiri akar tanaman Poligala paniculata L. merupakan
Akar dari tanaman ini diduga memiliki kandungan minyak atsiri yang berpotensi
1.3 TujuanPenelitian
antibakteri.
antibakteri yang terdapat dari minyak atsiri akar tanaman Polygala paniculata L.
dan dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga bermanfaat dibidang farmasi dan
kesehatan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Polygales
Family : Polygalaceae
Genus : Polygala
beberapa nama daerah dari tumbuhan ini, diantaranya Akar Wangi, Jukut Rindik,
memiliki batang yang tegak dengan panjang 10-30 cm dan bercabang banyak.
5
licin, ujung daun lancip, memiliki satu pertualangan daun, tangkai daun (peticole)
pendek (0,5 mm), panjang daun 1-2,5 cm, lebar daun 0,1-0,4 cm, bunganya
biseksual, berwarna putih dan keunguan terletak dibagian ujung dan tangkai daun,
tangkai bunganya ramping, berjumlah (2-10) dan kelopak daun memiliki panjang
berukuran 1,5-2,5 x 0,8 mm. Bijinya memanjang dan menyempit berwarna hitam
dan tidak mengkilap, panjang 0,5-2 mm dan permukaanya licin (Soerjani et al.,
1987).
Indonesia, tumbuhan ini pertama kali ditemukan di Jawa pada tahun 1845. Selain
itu tumbuhan ini juga tersebar luas di beberapa wilayah di Indonesia, seperti
daerah pantropical yaitu di daerah yang lembab , agak panas dan memiliki
telah diisolasi 3 jenis senyawa metabolit sekunder yaitu xanthon, kumarin, dan
6
trimetoksixanthon. Senyawa kumarin berupa piranokumarin diester dan
muraginin, serta senyawa flavonol berupa rutin. Selain itu pada akar tumbuhan ini
aroma atau wangi yang khas (Sastroamidjojo, 1988). Minyak atsiri (essential
oil/volatile oil) atau essences merupakan senyawa mudah menguap yang berasal
dari tanaman aromatic, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
Sifat toksik alami minyak atsiri berguna dalam pengobatan dan minyak atsiri telah
lama dikenal sebagai sumber terapi yang penting, misalnya sebagai senyawa anti
ester, aldehida, dan eter. Sangat sedikit sekali yang mengandung satu jenis
sebagian besar minyak atsiri diambil dari berbagai jenis tanaman penghasil
7
Minyak atsiri secara umum terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O), kadang-kadang juga terdiri dari nitrogen (N) dan belerang
seskuiterpen, fenol, alcohol, eter/ ester, dan kumarin. Sebagian besar minyak atsiri
termasuk dalam golongan senyawa organik terpen dan terpenoid yang bersifat
larut dalam minyak/ lipofil. Klassifikasi dari terpen didasarkan atas jumlah satuan
minyak jeruk. Merupakan minyak yang tidak berwarna, sangat stabil disimpan
pada suhu yang dingin dan berfungsi sebagai antiseptik, contoh minyak atsiri
adalah limonen (dalam minyak lemon), pinen (dalam pinus) dan camphor (dalam
yang berupa zat cair atau untuk memurnikan cairan yang mengandung pengotor
akan di pisahkan. Bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka
8
pemisahan akan semakin baik. Destilasi digunakan untuk menarik senyawa
organik yang titik didihnya di bawah 2500 C (Ibrahim & Marham, 2013).
a. Destilasi Uap
bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial
senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kotinu sampai
sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan
menguap ikut terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang
b. Destilasi Air
Pada sistem destilasi air, simplisia yang akan didestilasi langsung kontak
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin dan destilat berupa
menyuling bahan berbentuk akar dan bunga-bunga yang mudah menggumpal jika
diletakkan diatas bagian yang berlobang sedangkan air di lapisan bawah. Uap
dialirkan melalui pendingin dan destilat yang merupakan campuran air dan
minyak ditampung. Cara ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak
9
II.4 Bakteri Uji
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
tersebut terdiri dari outer membrane, ruang periplasma yang mengandung lapisan
tipis peptidoglikan dan membran sitoplasma. Hal inilah yang membedakan bakteri
10
Bakteri ini bersifat oksidase positif dan tidak merugikan karbohidrat.
berdasarkan morfologi, sifat oksidase positif, adanya pigmen yang khas dan
disinfektan dari pada kuman lain. Kebanyakan antibiotik dan antimikroba tidak
satunya nutrient agar dan tumbuh subur pada suhu 37-400 C. Bakteri
media. Bakteri ini menghasilkan salah satu dari empat pigmen yaitu, pyocyanin,
cukup sering dihasilkan oleh bakteri ini. Pyocyanin memberi warna kebiruan non
fluorescent yang berdifusi pada media kultur. Pigmen pyoverdin memberi warna
kehijauan pada agar. Srtain lain dari bakteri ini menghasilkan pyorubin yang
biokimia dan enzimatik, tetap masih belum jelas apakah perbedaan tipe koloni
merupakan representasi dari perbedaan strain atau variasi dari strain yang sama
(Jawetz, 2007).
11
2.4.3 Patogenesis Pseudomonas aeruginosa
melekat pada tempat yang kurang perlindungan dari infeksi patogen seperti luka
bakar, kulit yang mengalami kerusakan langsung, dan membran mukosa. Selain
itu, bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan infeksi pada orang yang
(Jawetz, 2007 ).
Metoda pengujian aktivitas antibakteri terdiri dari metode difusi, dilusi dan
a. Metoda difusi
kertas, baja tahan karat atau plat silinder yang mengandung sejumlah tertentu
sampel uji yang diletakkan pada permukaan media padat yang telah diinokulasi
dengan mikroba uji. Setelah inkubasi dapat diketahui diameter daerah hambat dari
sampel uji pada konsentrasi tertentu terhadap mikroba uji yang digunakan.
b. Metoda dilusi
Pada metoda dilusi, zat uji dicampur dengan media pertumbuhan bakteri
berupa media cair. Media tersebut sebelumnya telah diinokulasi dengan mikroba
12
dengan mengukur kekeruhan (transmitan) menggunakan spektrofotometer.
Metoda dilusi ini bertujuan untuk mengamati sifat zat dalam menghambat
c. Metoda bioautografi
dari sampel pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) atau kromatografi kertas ke
plat agar. Pada KLT disemprotkan suspensi mikroba, kemudian diinkubasi selama
beberapa hari. Daerah hambatan kemudian dilihat dengan penampakan noda yang
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat makanan yang di
Media ini digunakan dengan tujuan menumbuhkan jenis kuman yang dicari dan
a. Media basal
Media ini digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media lain yang
13
Media basal cair : air peton, kaldu pepton, NA (Nutrien Agar). Komposisi
dari nutrien agar adalah ekstrak beef, pepton, agar, NaCl, air desitilat dan
b. Media campuran
Media selain media basal juga ditambahkan berbagai macam zat, baik
penggunaan pembanding ini adalah untuk mengetahui kepekaan dari mikroba uji.
Senyawa antibiotik yang digunakan biasanya berspektrum luas atau dapat bekerja
O H COOH
CH CO NH S
COOH H H
14
III. METODE PENELITIAN
di Laboratorium Kimia Bahan Alam Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang dan
III.2.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pinset, pipet
tetes, jarum ose, tabung reaksi (Pyrex®), cawan petri (Pyrex®), corong pisah
III.2.2 Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel akar
15
natrium klorida 0,9 % (Otsuka®), natrium klorida p.a, media nutrien agar (NA)
akar diambil sebanyak ± 1 kg, dicuci bersih dengan air mengalir, dipotong kecil-
dipotong kecil-kecil kemudian didestilasi air dengan 500 ml aquadest. Panci yang
lebih 4-5 jam. Hasil dari destilasi air, minyak yang diperoleh terpisah dari air,
namun minyak perlu dibebaskan lagi dari sisa-sisa air. Destilat yang diperoleh
16
(NaCl) agar minyak yang teremulsi terpisah. Fase air ditampung dengan
minyak yang teremulsi. Fase air ini ditambahkan dengan pelarut natrium klorida
Lapisan atas (natrium klorida) ditampung dan lapisan bawah (air) dibuang.
rotari vakum evaporator hingga diperoleh minyak yang tersisa (Guenther, 2006).
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap air suling.
aquades hingga penuh lalu direndam dalam bejana yang berisi air es hingga suhu
mencapai 25° C (hindari gelembung udara), tutup piknometer ambil dari bejana,
piknometer yang berisi aquadest. Piknometer kosong diisi minyak atsiri sampai
penuh, kemudian piknometer yang berisi minyak atsiri direndam dalam bejana,
setelah itu amati suhu yang tertera pada thermometer, jika suhu menunjukan 25° C
ditutup piknometer dan ambil dari bejana. Lalu, bersihkan dengan tissu sampai
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa
udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Air dialirkan melalui alat
17
refraktometer pada suhu pembacaan yang akan dilakukan. Suhu tidak boleh
berbeda lebih dari 2° C dari suhu referensi dan harus dipertahankan dengan
toleransi ± 0,2° C. Sebelum minyak atsiri dialirkan di dalam alat, minyak harus
berada pada suhu yang sama dengan suhu pengukuran yang akan dilakukan.
Alat-alat yang akan dipakai disterilkan terlebih dahulu dengan cara dicuci
bersih dan dikeringkan, cawan petri dibungkus dengan kertas perkamen. Alat-alat
gelas seperti tabung reaksi, gelas ukur dan labu erlenmeyer yang ditutup mulutnya
dengan kapas steril yang dibalut dengan kain kasa steril lalu dibungkus dengan
kertas perkamen, kemudian disterilkan semuanya dalam autoklaf pada suhu 121°
C, tekanan 15 lbs selama 15 menit. Pinset, jarum ose, dan kaca objek disterilkan
dengan cara flambir. Laminar air flow disterilkan dengan menyalakan lampu UV
selama 5 menit. Lemari aseptis dibersihkan dari debu lalu disemprot dengan
Medium nutrien agar terdiri dari ekstrak daging 3 g, agar 12 g dan pepton
erlemeyer dan dipanaskan diatas hotplate sambil diaduk dengan batang pengaduk
18
disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121° C tekanan 2 atm selama 15 menit
(Atlas, 2010).
nutrient agar pada cawan petri kira-kira suhu 50° C. Media ditunggu sampai
mengeras, lalu biakan dalam cawan petri diinkubasi pada suhu 37° C selama 24
Diambil satu koloni bakteri dengan menggunakan jarum ose steril lalu
ditanamkan pada media agar miring nutrient agar (NA) dengan cara menggores,
setelah itu diinkubasi pada inkubator pada suhu 37° C selama 24 jam.
Koloni mikroba uji diambil dari agar miring 1-2 ose lalu disuspensikan
dalam natrium klorida (NaCl) fisiologis steril dalam tabung reaksi steril.
19
3.3.11 Uji Potensi Minyak Atsiri
media padat yang dilapisi bakteri yang dilakukan dengan cara memipet 0,5 mL
suspensi bakteri ke dalam cawan petri steril, selanjutnya dituangi dengan media
agar (dicairkan pada temperatur 400 °C) yang sudah menjadi dingin tapi belum
bakteri yang homogen pada permukaan media agar. Setelah itu cakram kertas
saring yang telah disiapkan diinjeksi sebanyak 100 μL larutan uji minyak atsiri
Pada uji ini hasil (+) ditandai dengan terbentuknya daerah bening yang merupakan
Konsentrasi larutan induk zat uji yang disiapkan adalah 50% v/v dengan DMSO
sebagai pelarut. Setelah inkubasi selama 24 jam, diamati endapan pada dasar plat
dengan memindahkan medium (100 μL) dari setiap sumur pencadang (well) pada
pada cawan petri yang berisi Nutrient Agar. Cawan petri kemudian diinkubasi
20
pada suhu 37° C selama 24 jam. Pertumbuhan ditandai dengan adanya zona keruh.
Konsentrasi zat uji dimana tidak terdapat pertumbuhan menunjukkan nilai KBM
sebagai berikut.
1. Bobot Jenis
2. Indeks Bias
uji dilakukan pengukuran diameter zona bening disekitar cakram. Semakin besar
zona hambat makin besatr pula kemampuan minyak atsiri akar Polygala
21
3.3.14 Analisa Data
pada tahap isolasi sampel dengan menggunakan metoda destilasi air akan
Zona bening sekitar cakram merupakan petunjuk kepekaan bakteri terhadap bahan
antibakteri yang digunakan sebagai bahan uji dan dinyatakan dengan luas zona
hambat. Zona hambat yamg terbentuk disekitar kertas cakram diukur diameter
sorong.
Dv
Dc
Dh
( Dv−Dc )+(Dh−Dc)
2
Keterangan :
Dv : Diameter vertikal
Dh : Diameter horizontal
Dc : Diameter cakaram
2. Bobot jenis
22
Berat pikno berisi minyak atsiri−berat pikno kosong( g)
Bj =
Volume pikno
3. Indeks bias
c
n=
v
n : indeks bias
23
DAFTAR PUSTAKA
Brooks GF, Carroll KC, Brutal JS, Morse SA, editors. Jawets, Melnick &
Adelberg’s, (2010). Medical Microbioligy. 25th ed: The McGraw Hill
Company.
Inouye, S., Takizawa, T., dan Yamaguchi, H., (2001). Antibacterial activity of
essential oil and their major constituents against respiratory by gaseous
contact. Journal of Antimicrobial Chemoterapy, 47:565-573.
24
Mayasari, (2005). Pseudomonas aeruginosa: Karakteristik, Infeksi dan
Penanganan. Medan: Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
25
Lampiran 1. Skema Destilasi Sampel
Sampel akar
- Simplisia ditimbang ± 1 kg
Dipisahkan dengan
corong pisah
26
Lampiran 2. Uji potensi antibakteri
Pembiakan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
Pembuatan Suspensi
Mikroba Uji
27