DAN DENVER II
Disusun Oleh :
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2016
KATA PENGANTAR
Allah SWT, yang telah menganugerahkan akal fikiran bagi manusia sehingga
membedakannya dengan makhluk lain. Dan hanya karena petunjuk-Mu penyusun bisa
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pra profesi Keperawatan Anak. Penyusun
juga meyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Anak tidak dapat dilepaskan dari tumbuh kembang. Masalah perkembangan anak
merupakan hal yang sangat penting. Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang
berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Oleh karena itu,proses tumbuh kembang
anak harus dilewati oleh setiap anak.
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan
bertambahnya jumlah zat interseluler.Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan
dalam ukuran fisik seseorang. Adapun perkembangan digunakan untuk menunjukan
bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks. Maturasi dan diferensiasi sering
digunakan sebagai sinonim untuk perkembangan.
Kualitas perkembangan anak harus ditingkatkan sejak anak melalui periode penting yaitu
pada masa balita karena pada masa ini perkembangan yang terjadi menentukan
perkembangan selanjutnya, sehingga penyimpangan sekecil apapun harus terdeteksi dan
tertangani secara baik agar tidak mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian
hari.
Masalah perkembangan anak memang sudah menjadi perhatian sejak lama. Pada saaat
ini berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dapat
mengakibatkan gangguan perkembanagn anak, dengan melakukan deteksi dini kelainan pada
perkembangan anak sangatlah berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan
lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Beberapa alat ukur atau instrumen yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah pada
perkembangan anak antara lain dapat menggunakan formulir Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) dan Denver Developmental Screening Test (DDST). Formulir KPSP
adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan. Sedangkan Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah
sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Namun, penting juga untuk diketahui bahwa skrining dan mengetahui tentang adanya
masalah pada perkembangan anak bukan berarti masalah pada anak ditetapkan. Skrining
hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat
memberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian sehingga masih
diperlukan anamnesa yang baik. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya juga
harus dilakukan agar diagnosa dapat dibuat sehingga intervensi dan pengobatan dapat
dilakukan dengan tepat.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel atau organ yang bisa diukur. (Soetjiningsih, 2004)
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel dan juga
karena bertambah besarnya sel. (IDAI, 2002).
Dari pengertian yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan fisik yang dapat diukur karena adanya multiplikasi sel.
2. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan.
(Soetjiningsih, 2004).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI,
2002).
Perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat
yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran terhadap perkembangan emosi, social dan intelektual anak. (Whaley, & Wong,
2000).
Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
merupakan bertambahnya kemampuan yang terjadi secara bertahap dalam struktur dan fungsi
tubuh dari tingkat paling rendah ke yang lebih kompleks sebagai proses maturasi.
2.2 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang
1. Faktor Genetik
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan
terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang, termasuk faktor
genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin dan
suku bangsa.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan (faktor prenatal)
Gizi ibu waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi,
stress, imunitas dan anoksia embrio.
b. Faktor lingkungan setelah lahir ( Faktor post natal )
Lingkungan biologis, meliputi Ras, Jenis kelamin, Umur, Gizi, Perawatan
kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi metabolisme dan hormon.
Faktor fisik yaitu cuaca, sanitasi, keadaan rumah dan radiasi.
Faktor Psikososial yaitu stimulasi, motivasi belajar, ganjaran / hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah.
Faktor keluarga dan adat istiadat.
2.3 Teori Perkembangan
1. Sigmeun Freud ( Perkembangan Psychosexual )
a. Fase Oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya
atau benda – benda sekitarnya.
b. Fase Anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
c. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki – laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
d. Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari teman
sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari
orang dewasa.
e. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa
cinta dengan berbeda jenis kelamin.
Hidayat, A. Azis Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
IDAI. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Whaley, & Wong. 2000. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, edisi 2. Jakarta : EGC.
LAMPIRAN