Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan metode sebagai cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Sedangkan penelitian diartikan
sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan. Sehingga metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara-cara yang sistematik atau prosedur untuk memeriksa atau menyelidiki
sesuatu secara hati-hati.
Kerlinger dan Lee (2000) dalam Zulganef mendefinisikan metode penelitian ilmiah
adalah investigasi fenomena alamiah secara sitematik, terkontrol, empiric, amoral, public,
dan kritis. Penelitian tersebut diarahkan oleh teori dan hipotesis-hipotesis mengenai asumsi
hubungan diantara fenomena yang ditelaah.
Menurut Sugiono (2018) dalam bukunya “Metode Penelitian Manajemen Pendekatan:
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tindakan (Action Research),
Penelitian Evaluasi” mengungkapkan bahwa Metode Penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam hal ini
terdapat beberapa kata kunci yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
- Cara Ilmiah
Kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk
akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian
menggunakan lengkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
- Data
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris yang mempunyai kriteria
tertentu yaitu valid, reliabel, dan obyektif. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti. Reliabel yaitu derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.
Sedangkan obyektif berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar
banyak orang)
- Tujuan
Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan tertentu, secara umum terdapat 4 tujuan
penelitian yaitu pendeskripsian, pembuktian, pengembangan, dan penemuan.
Pendeskripsian berarti tujuan penelitian lebih bersifat menggambarkan atau memotrek
objek yang diteliti. Pembuktian berarti data yang di peroleh digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan berti tujuan penelitian untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan, tindakan dan produk yang telah ada. Penemuan berarti tujuan penelitian
untuk memperuleh informasi, tindakan dan produk tertentu yang betul-betul baru, yang
sebelumnyabelum pernah ada.
- Kegunaan
Secara umum data yang telah di peroleh digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah.
Dari 3 definisi mengenai metode penelitian yaitu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Kerlinger dan Lee (2000) dalam Zulganef dan dari Sugiono (2013) dapat disimpulakn bahwa
metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah ilmiah secara sistematis dan
terkontrol untuk memperoleh data atau tujuan tertentu.
KRITERIA METODE PENELITIAN
Menurut Sekaran dan Bougie (2013) dalam Zulganef mengungkuapkan 8 ciri penelitian
ilmiah yaitu
a. Mempunyai tujuan (Purposiveness)
Penelitian ilmiah selalu mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan penelitian pada hakikatnya
dapat dilihat dari latar belakang suatu penelitian, oleh karena itu latar belakang penelitian
dalam sebuah penelitian sangatlah penting, karena dalam latar belakang yang baik akan
terbangun sebuah tujuan penelitian yang jelas.
b. Teliti (Rigor)
Rigor diartikan sebagai hati-hati, teliti, cermat, dan memperhatikan kadar ketepatan atau
kepastian.
c. Dapat diuji (Testability)
Penelitian ilmiah harus mengandung pengujian hipotesis. Hipotesis tersebut
dikembangkan untuk menguji apakah data empirik (kondisi nyata) mendukung kaitan-
kaitan atau hubungan-hubungan yang dihipotesiskan.
d. Dapat diteliti ulang (Replicability)
Penelitian harus dapat menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dapat ditelaah ulang
menggunakan data atau situasi yang berbeda.
e. Akurat dan meyakinkan (Precision dan Confidence)
Hasil penelitian harus mempunyai kemampuan untuk memberikan gambaran bahwa hasil
penelitian tersebut mendekati kenyataan, sehingga peneliti atau pembaca hasil penelitian
akan merasa yakin terhadap hasil penelitian. Sedangkan presisi mencerminkan kadar
keakuratan atau ketepatan hasil berdasarkan sampel. Yang menunjukkan keberadaan
yang sebenarnya dari suatu universal.
f. Keobjektivan (Objectivity)
Pengambilan keputusan dan interpretasi terhadap hasil penelitian dibuat berdasarkan
fakta sebenarnya, tidak berdasarkan nilai-nilai subjektif atau emosional.
g. Keumuman (generalizability)
Sifat sebuah hasil penelitian yang dapat diaplikasikan kepada waktu dan tempat yang
berbeda dengan ketika penelitian tersebut dilakukan.
h. Ringkas (Parsimony)
Sifat keringkasan yaitu ketika kondisi sebuah fenomena atau masalah yang kompleks
dijelaskan dan dipecahkan melalui gambaran yang sederhana.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
Menurut Hariwijaya (2017) dalam bukunya yang berjudul “Metodologi dan Teknik
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi untuk Ilmu-Ilmu Humaniora” mengemukakan bahwa
langkah-langkah metode ilmiah antara lain:
a. Penetapan masalah, mengkonfirmasikan aktualisasi dan relevansinya dari kepustakaan
b. Menyusun kerangka pemikiran, argumentasi dukungan dasar teoritis, dengan premis-
premis
c. Merumuskan hipotesis, yang ditarik secara deduktif dari premis-premis
d. Menganalisis dan menginterpretasikan data penelitian untuk menguji hipotesis
e. Menarik kesimpulan dan saran tindak lanjut.
Berdasarkan pendapat dari Hariwijaya (2017) dan Zulganef (2018) dapat disimpulkan bahwa
langkah-langkah penelitian yaitu
a. Memunculkan ide, minat, dan terori serta menetapkan masalah
b. Tahap Konseptualisasi dengan menyusun kerangka pemikiran, argumentasi dukungan
dasar teoritis, dengan premis-premis
c. Merumuskan hipotesis, yang ditarik secara deduktif dari premis-premis
d. Memilih metode penelitian
e. Penentuan populasi dan cara pengambilan sampel
f. Observasi
g. Menganalisis dan menginterpretasikan data penelitian untuk menguji hipotesis
h. Menarik kesimpulan dan saran tindak lanjut.
JENIS METODE PENELITIAN
a. Penelitian Terapan
Penelitian yang hasil penemuannya digunakan untuk memecahkan masalah dalam suatu
organisasi.
b. Penelitian Dasar Atau Murni
Penelitian yang hasil penemuannya digunakan untuk memperdalam atau
mengembangkan pemahaman terhadap suatu masalah tertentu dalam organisasi.
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan perlakuan terhadap subjek atau objek
penelitian sehingga dapat diketahui (observasi) akibat dari perlakuan terhadap subjek atau
objek tersebut.
d. Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan memberikan kontribusi, baik terhadap dunia praktik untuk
pemecahan masalah dalam situasi tertentu maupun terhadap tujuan-tujuan ilmu sosial,
melalui kolaborasi di dalam suatu kerangka kerja etika yang dapat diterima secara timbak
balik.
Dari pemaparan Zulganef (2018) dan Sugiyono (2018) dapat disimpulakn bahwa Zulganef
membagi jenis penelitian menjadi 2 yaitu Penelitian Berdasarkan Tujuannya dan Penelitian
Berdasarkan Kegunaannya, sedangkan Sigiyono (2018) mengklasifikasikan penelitian
berdasarkan fungsinya menjadi 3 yaitu Untuk Memahami Fenomena (Need To Know),
Membentu Pelaksanaan Pekerjaan (Need To Do), dan Memilih ( Need To Choose).
DESAIN PENELITIAN
Menurut Umar (2019) dalam bukunya yang berjudul “Metode Riset Manajemen
Perusahaan Langkah Cepat dan Tepat Menyusun Tesis dan Disertasi” mengungkapkan bahwa
desai adalah proses dalam rangka pengambilan keputusan sebelum pekerjaan dilaksanakan atau
proses antisipasi agar suatu kondisi tetap terkendali. Berdasarkan tiga macam tujuan yaitu untuk
mengetahui, mendeskripsikan, atau mengukur suatu fenomena masalah, maka desai penelitian
disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Menurut Sekaran (2002) dan Zikmund (2000) dalam Umar (2019) menyatakan bahwa
desain riset dapat dibagi menjadi tiga yitu desain eksploratif, deskriptif, dan kausal.
1. Desain eksploratif
Kegunaan penelitian ekploratif atau penjajakan antara lain untuk mengetahui apakah
permasalahan yang akan diteliti dianggap masih relative baru atau belum jelas, untuk
mengetahui apakah ada variabel-variabel penting yang mungkin belum diketahui atau
belum terdefinisi dengan baik, untuk mengetahui apakah penelitian yang akan
dilakukan adalah cukup layak atau untuk mengetahui apakah peneliti mampu
melakukan penelitian yang sebenarnya atau tidak. Penelitian dengan desain ini tidak
berujung pada tahap penyimpulan hasil, karena tujuannya lebih mengutamakan
ketersediaan data yang dianggap relevan sebanyak-banyaknya daripada ketajaman
analisis data.
2. Desain deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan variabel-variabel yang diteliti, misalnya
siapa, yang mana, dimana, dan tentang keterangan variabel pada sub-sub variabelnya.
Studi dengan desain ini dapat dilakukan secara sederhana atau rumit dan dapat
melibatkan data kuantitatif yang dilengkapi data kualitatif. Dengan demikian
penelitian yang menggunakan desain ini akan menghasilkan informasi yang
komprehensif mengenai variabel yang diteliti.
3. Desain kausal
Desain Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antarvariabel penelitian
atau untuk menganalisis bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain. Desain
kausal juga berguna dalam penelitian yang bersifat eskperimental yang variabel
independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya
secara langsung pada variabel dependennya. Desain ini juga berguna untuk penelitian
yang bersifat ex-post-facto, yang mencoba mencari hubungan-hubungan atau sebab-
akibat dari variabel-variabel yang datanya telah terjadi sebelumnya.
Menurut Zulganef (2018) Desain penelitian adalah rencana yang dibuat seorang peneliti dalam
rangka membuktikan hipotesis yang sudah dikemukakan sebelumnya. Sekaran dan Bougie
(2013) dalam Zulganef (2018) lebih jauh mengungkapkan bahwa desain penelitian adalah suatu
rencana penelaahan/penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau
pertanyaan yang tertuang dalam identifikasi masalah. Mengacu kepada pengertian desain
penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian adalah penentuan apa yang
akan diobservasi dan dianalisis.
Apabila penelitian berupa penelitian eksperimental maka desain penelitiannya dapat berupa:
1. Berjenis kausalitas
2. Data bersifat longitudinal (diambil dua kali atau lebih)
3. Unit analisisnya konsumen
4. Fokus analisis proses mental
5. Analisisnya bersifat kausalitas
1. Berjenis kausalitas
2. Data bersifat one-snapshot (satu kali pengambilan data)
3. Datanya cross-section
4. Unit analisisnya konsumen
5. Fokus analisis proses mental
6. Analisisnya bersifat korelasional
Elaborasi :
Berdasarkan pendapat Umar (2019) dan Zulganef (2018) dapat disimpulkan bahwa desain
penelitian merupakan suatu perencanaan penelitian yang digunakan untuk mengetahui,
mendeskripsikan, atau mengukur suatu fenomena permasalahan.
METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIF