Anda di halaman 1dari 3

ART DAN VIDEO GAME

Seni dan Video Game, jika kita ditunjukkan kata-kata ini salah satu pertanyaan umum
yang muncul adalah “Apakah Video Game itu sebuah karya seni?”, Ini pertanyaan sampai
sekarang terus diperdebatkan hingga sekarang, jangankan pertanyaan tersebut, pertanyaan
“Apa itu seni?” sendiri juga sering diperdebatkan. “Bermain” video game itu sendiri masih
bisa diperdebatkan itu seni atau tidak, ini juga sama dengan bidang olah raga beberapa ada
yang menyebut atlet olahraga Christiano Ronaldo, Taufik Hidayat atau juara catur dunia
Magnus Carlsen sebagai seniman. Untuk lebih simplenya mungkin kita bisa lihat atlet juu-
jitsu, karate, kung-fu, silat dan semacamnya, mereka melakukan gerakan seni bela diri. Ada
juga seni untuk bermain pedang, bahkan berperang intinya banyak sekali yang bisa kita sebut
seni di dunia ini.
Tapi sudah tidak bisa kita bantah kalau di dalam video game ada berbagai macam
seni. Mulai dari seni rupa, desain grafis, music, sastra, cerita, bahkan akting ada dalam video
game. Bahkan bisa katakan kalau video game dikatakan 1 langkah lebih daripada media
lainnya, dimana penikmat atau dalam hal ini disebut “player” bisa berinteraksi dengan dunia
dalam media tersebut. Akan tetapi “interaktifitas” ini lah yang kadang membuat video game
itu seni atau bukan, kebanyakan jadi melihat video game semata hanya sebagai “produk”
meski hal yang sama bisa dikatakan pada karya seni lainnya seperti lukisan, patung, ataupun
guci bisa juga dikategorikan sebagai “produk”
Untuk itu kita akan coba melihat berbagai aspek dari video game dan mungkin di
akhir video ini kita dapat mengapresiasinya sebagai sebuah karya seni.
<INTRO TRANSITION>
Pertama-tama mungkin kita bisa lihat visual dalam video game, lagian kita dan
mayoritas masyarakat bisa menerima lukisan, patung, ukiran atau bahkan kartun sebagai
sebuah karya seni. Nah, disini aku tidak bilang tentang grafik sebuah game walaupun hal
tersebut juga bisa menjadi artistik dengan sendirinya, dan lagian grafik dalam video game
juga dibatasi dengan kemajuan teknologi pada jamannya. Membicarakan tentang hal itu,
mungkin juga kita bisa tarik kembali ke era 80-90an pada game seperti Super Mario, Donkey
Kong, ataupun Pacman, jika diperhatikan pada era ini seni rupa ataupun visual biasanya
hanya digunakan sebagai penggunaan komersil, perusahaan video game akan membuat
boxart semenarik mungkin untuk mengait konsumen. Boxart itu juga penting, atau setidaknya
dulunya tapi kita tidak akan melihat hal tersebut karena itu sudah masuk ke bentuk seni yang
lain. Jika kalian sudah mengenal dengan dunia digital art mungkin juga tidak asing dengan
istilah pixel-art. Pixel art adalah salah satu gaya dari digital art dimana art atau seni yang
dibuat atau diedit dalam level pixel dan tidak mengejutkan bahwa gaya art seperti ini
terinspirasi dari game jadul pada era 8-bit dan 16-bit di console seperti NES, SNES, dan
SEGA. Aku sendiri sangat suka dengan pixel art beberapa game modern yang aku sanagt
sukai juga pixel-art, mereka aestethic retro dan simplicity yang mungkin ini agak aneh tapi
memiliki kemiripan gaya seni modern picasso yaitu kubisme. Apalagi jika tau cara
pembuatan pixelart kadang bisa jauh lebih sulit dan menghabiskan banyak waktu
dibandingkan lukisan atau artwork biasa. Intinya adalah ini sudah membuktikan game juga
memiliki pengaruh terhadap kultur dan dunia seni, menyebut game hanyalah sebuah
“produk” atau “mainan” jadi benar-benar mengabaikan serta tidak mempedulikan pengaruh-
pengaruhnya dalam kultur kita.
Selain itu game juga sering mengambil inspirasi dari dunia nyata dan
mereplikasikannya dalam dunia video game, mirip bagaimana seorang seniman lukis yang
melihat pemandangan kemudian ia akan melukisakannya kembali ke sebuah kanvas.
Misalnya serangga di game Hollow Knight dibasiskan dari serangga di dunia nyata, bahkan
mobil di Grand Theft Auto juga mengambil inspirasi dari merek mobil nyata kemudian
membuatnya kembali di dalam game, yah ini mungkin dilakukan untuk menghindari masalah
lisensi dengan brand-brand mobil terkenal ini tapi meskipun begitu masih cukup keren. Dan
dalam topik mengambil inspirasi dari dunia nyata, ada satu franchise video game favoritku
yang banyak mengambil banyak inspirasi dari kultur dan budaya manusai di seluruh dunia
yaitu Shin Megami Tensei.
Menjelaskan keseluruhan dari MegaTen franchise akan butuh waktu yang panjang
sekali dan aku serius aku bisa menjelaskan selama 3 jam dan itu sendiri mungkin juga masih
belum cukup, Tapi intinya Shin Megami Tensei atau Megami Tensei adalah franchise video
game dimana player mengumpulkan setan dan bertarung melawannya. Kalau ini terdengar
tidak asing mungkin konsepnya terdengar seperti Pokemon dan well megami tensei pertama
kali rilis 1987 jauh lebih dulu daripada Pokemon atau game monster lainnya. Kembali ke
topik, “Setan” yang ada di game ini dibasiskan pada makhluk yang ada di dalam mitologi,
kepercayaan, legenda, dongeng dan juga agama yang ada di dunia. Kita punya makhluk
Pixie, Cerberus, Slime, Centaur, dan semacamnya. Selain itu juga ada dewa dan karakter
mitologi dari berbagai kultur ada dari Mitologi Nordik seperti Thor, Loki dan Odin, dewa
mesir seperti Osiris, Thoth dan Horus. Dewa-dewa Aztec yang namanya gak akan aku coba
sebutkan, ada juga dewa dan karakter hindu seperti Raksasha, Wisnu, Siwa, Parwati dan
masih banyak lagi. Dan aku ingin buat poin tentang hal ini, banyak orang sering bilang
Pokemon game yang Satanic atau apalah well SMT gak ambil pusing punya Satan dan
Lucifer. Dan mereka semua terlihat sangat bagus, Kazuma Kaneko sering mengambil
inspirasi dari setan dan dewa dari berbagai mitologi kemudian menggambarnya dengan
memberikan sentuhannya sendiri membuat design artnya sangat ikonik dan unik. Kalau
kalian ingin melihat ilustrasi bagus dari sebuah game aku rekomendasikan desain monster
atau setan di SMT meski tidak tertarik untuk memainkan gamenya atau bahkan main game
sama sekali, mereka cukup bagus dan juga bagus untuk lebih mengetahui kultur budaya
manusia di dunia ini.
Nah bagaimana kalau game sebagai naratif? Sebagai media penyampaian cerita?
Beberapa game mengambil konsep atau tema dari masalah di dunia nyata, salah satu
contohnya adalah game indie “Paper Please”, di dalam gamenya player akan menjadi penjaga
gerbang perbatasan immigrasi di antara dua negara, Untuk melewati gerbang perbatasan ini
akan dibutuhkan dokumen yang lengkap, jika ada kesalahan ataupun kekurangan dokumen
maka paspornya akan ditolak dan tidak dijinkan lewat, Sepanjang gamenya akan muncul
beberapa konflik dimana player akan diuji moralitasnya, karena jika ada kesalahan dalam
pemeriksaan dokumen dan pengijinan masuk ini player akan dikenakan penalty, sedangkan
playernya sendiri juga punya keluarga yang harus diurus dan dinafkahi. Game ini memang
sangat bagus, bahkan tanpa naratif ceritanya yang beratpun gameplay memeriksa dokumen
imigran ini cukup seru bahkan bisa dibilang juga melatih ketelitian pemainnya. Ini juga salah
satu contoh dimana video game bisa jadikan media untuk menyampaikan sebuah cerita dan
sebuah amanah untuk pemainnya.
Selain Paper Please ada juga beberapa game dengan sangat menitikberatkan naratif
dan tema ceritanya, game dari telltale games seperti walking dead dan the wolf among us
mungkin terlintas di pikiran. Beberapa game juga lebih bisa dikatakan “Cerita Interaktif”
dibandingkan game, dimana gameplaynya minimalis dan lebih menonjolkan ceritanya. Bukan
berarti game akan selalu 90% gameplay 10% cerita atau 10% gameplay 90% cerita, ada juga
game yang memilki gameplay yang seru dan cerita yang menarik, Metal Gear Solid itu salah
satu favoritku. Gamenya adalah stealth action
Philosopher Plato pernah berkata kalau seni adalah imitasi kehidupan, pernyataan ini
jelas diterapkan dalam video game, kebanyakan video game adalah simulasi aksi yang ada di
dunia nyata, game seperti Grand Theft Auto, Euro Truck Simulator mungkin terlintas dalam
pikiran. Seiring berkembangnya teknologi, game juga semakin terus berkembang menyerupai
dan mengimitasi dunia nyata tidak hanya secara visual dengan grafik game yang semakin
realistis tapi juga semakin imersif dengan teknologi motion control, rumble, dan semcamnya.

Anda mungkin juga menyukai