Anda di halaman 1dari 5

Topik 1

Homeostasis

Tubuh kita merupakan suatu sistem yang terorganisir dan memiliki sistem pengaturan yang
selalu saling berkoordinasi untuk mempertahankan kondisi tubuh agar selalu dalam keadaan stabil
secara fisiologi. Jika terjadi gangguan secara fisiologi maka tubuh akan selalu merespon dan
berusaha untuk dapat mengembalikan ke keaadaan normal melalui suatu mekanisme umpan balik
negatif dan positif. Sebagai contoh jika tekanan darah kita turun, maka reseptor sensorik akan
mengirimkan sinyal ke pusat kontrol di otak. Pusat kontrol ini akan mengirikan sinyal saraf ke dinding
arteri untuk berkontriksi. Ketika tekanan darah naik sistem ini diaktivasi. Konsep ini dikenal dengan
istilah homeostasis. Anda sudah mempunyai sedikit gambaran bukan? Untuk lebih jelasnya mari
mempelajari uraian materi di bawah ini

A. HOMEOSTASIS

Agar tubuh dapat berfungsi secara optimal, kondisi di dalam tubuh yang disebut sebagai
lingkungan internal (CES; cairan ekstrasel) harus diatur dengan sangat hati-hati. Oleh karena itu
beberapa variabel penting, seperti suhu tubuh, tekanan darah, kandungan oksigen dan karbon
dioksida dari darah, juga keseimbangan elektrolit secara aktif dipertahankan dalam batas fisiologi
yang sempit.

Kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di dalam tubuh yang
relatif konstan disebut homeostatis. Homeostatis (homeo artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri
atau diam”). Istilah homeostatis diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan
berbagai proses fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah terjadi
gangguan. Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan
dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat
dikatakan bahwa lingkungan internal bersifat tetap dan tidak berubah. Tubuh selalu dihadapkan
dengan perubahan lingkungan eksternal serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh
yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa varibel penting. Sebagai contoh, sebagian besar
reaksi metabolik di dalam sel kita membutuhkan oksigen dan glukosa. Senyawa ini kemudian harus
diganti. Selain itu, reaksi ini menghasilkan limbah metabolik termasuk karbondioksida dan urea yang
kemudian harus dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan bahwa lingkungan
internal dalam keadaan dinamis yang stabil, yang terus berubah, tetapi dimana kondisi optimal
dipertahankan secara fisiologis. Semua sistem organ dalam tubuh, kecuali sistem reproduksi,
berkontribusi dalam mempertahankan homeostasis (lihat Tabel 1.1). Sebagai contoh, saluran
pencernaan mencerna makanan untuk memberikan nutrisi bagi tubuh. Sistem pernapasan
memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Sistem sirkulasi mengangkut semua zat-
zat satu bagian ke bagian tubuh lainnya. Sistem renal menegeluarkan limbah dan berperan dalam
mengatur volume dan tekanan darah.

Tabel 1.1
Peran sistem organ dalam mempertahankan homeostasis
Sistem Organ Fungsi

Sistem Saraf Mengatur aktivitas muskuler dan sekresi kelenjar


Sistem Endokrin Mengatur proses metabolik melalui sekresi hormon Berperan
Sistem Muskuler dalam menggerakkan tubuh dan terhadap termoregulator

Mengangkut nutrien, oksigen, zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh,


Sistem Sirkulasi
Mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, mengatur
keseimbangan asam basa (pH)
Sistem Respirasi
Mencerna dan menyerap makanan untuk memberikan nutrisi kepada
tubuh
Sistem Gastrointestinal
Mengeluarkan senyawa-senyawa, produk yang sudah tidak dibutuhkan
oleh tubuh, mengatur volume dan tekanan darah, mengatur
Sistem Renal keseimbangan asam basa (pH)

Mempelajari fisiologi tidak hanya mencakup kajian tentang bagaimana masing-masing sistem
melakukan fungsinya, tetapi juga mekanisme yang terlibat yang mengatur kegiatan ini dalam
mempertahankan homeostasis dalam berbagai kondisi. Sebagai contoh, kebutuhan tubuh sangat
berbeda selama kondisi istirahat dibandingkan dengan latihan. Bagaimana sistem organ
menyesuaikan aktifitasnya dalam respon terhadap tingkat aktivitas fisik yang atau ketika dihadapkan
dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal? Dalam mempertahankan homeostasis, tubuh
harus mampu memantau dan merasakan perubahan dalam lingkunagan internal Kedua, harus
mampu mengimbangi, atau melakukan penyesuaian,untuk perubahan ini. Ada dua sistem
pengaturan dalam tubuh yang mempengaruhi aktivitas dari semua sistem organ lainnya sehingga
homeostasis akhirnya dipertahankan, yaitu sistem saraf dan endokrin.

Sistem kontrol homeostatik dikelompokkan menjadi 2 kelas-kontrol yaitu


1. Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inherent bagi organ tersebut. Contohnya ketika
otot sedang beraktivitas yang tinggi dan menggunakan oksigen yang tinggi pula, maka kadar
oksigen akan turun. Perubahan kimia lokal pada otot akan menyebakan pembuluh darah
bervasodilatasi dan meningkatkan aliran darah ke otot sehingga kadar oksigen meningkat
pula.
2. Kontrol ekstrinsik, sebagian besar kontrol homeostatik dipertahankan dengan kontrol ini,
mekanisme regulasi dimulai di luar suatu organ untuk menggubah aktivitas organ tersebut,
mekanisme ini dilakukan oleh sistem saraf dan endokrin. Contohnya mekanisme untuk
memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Dimana organ yang bekerja adalah sistem
saraf jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh. Mekanisme kontrol homeostatik bekerja
berdasarkan prinsip umpan balik. Ada dua jenis umpan balik yaitu:
 Umpan balik negatif (negative feedback), pada umpan balik negatif perubahan suatu faktor
dikontrol secara homeostatis akan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan faktor
tersebut ke normal dengan menggerakkan faktor ke arah yang berlawanan dari perubahan
awalnya. Contoh umpan balik negatif dapat dlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.
Mekanisme umpan balik negatif yang mengaturkadar glukosa darah

Umpan balik positif (positive feedback), pada umpan balik positif perubahan pada variabel
terkontrol memicu respon yang mendorong ke arah yang sama seperti awal perubahan sehingga
perubahan semakin kuat. Umpan balik positif lebih jarang terjadi, namun umpan balik ini juga
berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksitosin yang semakin banyak
dengan semakin besarnya tekanan pada serviks.
Gambar 2.
Mekanisme umpan balik positif pada partus

Aplikasi Farmasi

Fungsi Homeostatik dari Obat


Penyakit umumnya dibagi menjadi dua kategori: di mana patofisiologi melibatkan kegagalan
internal beberapa proses fisiologis normal dan ini berasal dari beberapa sumber eksternal seperti
infeksi bakteri atau virus. Dalam kasus kedua, individu tidak dapat dapat mempertahankan
homeostasis, dan satu atau lebih variabel dalam lingkungan internal akan terganggu. Akibatnya,
fungsi jaringan atau organ terganggu. Oleh karena itu, banyak obatobatan saat ini digunakan
dirancang untuk membantu tubuh dalam mempertahankan homeostasis ketika tubuh gagal dalam
melakukan mekanisme pengaturan sendiri. Sebagai contoh, angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitor, seperti enalapril, dan beta-blockers, seperti propanolol, menurunkan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi idiopatik. Hiperglikemia pada pasien dengan diabetes melitus tipe 1.
Suntikan insulin memungkinkan sel pasien untuk mengambil dan menyimpan glukosa, yang secara
efektif menurunkan glukosa darah ke kisaran normal. Diuretik, seperti furosemid, mengurangi
volume darah sehingga mengurangi beban kerja jantung pada pasien dengan gagal jantung
kongestif. Dalam setiap gangguan ini, intervensi farmakologi diperlukan untuk membuat sistem
organ dapat berfungsi secara efisien dan efektif mempertahankan kesehatan pasien.

RINGKASAN
Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan
dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Proses dan
aktivitas yang membantu untuk mempertahankan homeostasis disebut mekanisme homeostatik. Sel
bekerja dengan baik ketika lingkungan di dalamnya tetap dalam keadaan stabil. Jika keseimbangan
tidak dapat dipertahankan maka tubuh tidak akan dapat berfungsi secara efektif dan dapat
mengalami gannguan atau sakit. Mekanisme kontrol homeostatik bekerja berdasarkan prinsip
umpan balik. Ada dua jenis umpan balik yaitu negatif dan positif.

Kebanyakan mekanisme homeostatik dijalankan oleh tubuh melalui umpan bailik negatif.
Namun umpan balik positif juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan
oksitosin yang semakin banyak dengan semakin besarnya tekanan pada serviks. Contoh dari umapan
balik negatif yaitu pelepasan insulin ke dalam darah ketika kadar glukosa darah dalam tubuh
meningkat.

Aplikasi homeostatis dalam bidang farmasi dapat dicontohkan misalnya penggunaan obat-
obatan dalam mempertahankan atau menormalkan kembali fungsi tubuh sehingga tubuh
dapat menjalankan fungsinya secara efektif ketika individu tidak
dapat mempertahankan homeostasis, dan satu atau lebih variabel dalam lingkungan internal
akan terganggu. Akibatnya, fungsi jaringan atau organ terganggu. Penggunaan obat antihipertensi
seperti enalapril untuk menurunkan dan mempertahankan tekanan darah ke kisaran normal,
penggunaan insulin untuk menurunkan glukosa dan mempertahankan glukosa darah ke kisaran
normal.

Anda mungkin juga menyukai