Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM KIMIA AMAMI

KESADAHAN

Disusun Oleh :
Sujalmaro Anggusti
NIM : 1914313453039

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maharani Malang


D3 Teknologi Laboratorium Medis
2020/2021
Judul Praktikum : Titrasi Kompleksometri
A. Tujuan Praktikum
Penentuan kadar kompleksometri dilakukan untuk mengetahui kadar kalsium dan
kadar magnesium secara kompleksometri pada sebuah sampel air ( air kolam ) dengan
menggunakan indikator EBT dan larutan standar EDTA dan juga untuk mengetahui
kadar konsentrasi EDTA yang digunakan.

B. Alat dan bahan


Alat- alat :
 Buret
 Statif dan klem
 Neraca analitik
 Gelas arloji
 Pengaduk
 Gelas beker
 Labu erlemeyer
 Pipet ukur 10 mL
Bahan-bahan :
 MgSO4 ( 0,05 M )
 Amonia 25%
 EDTA
 EBT ( Indikator )
 Air kolam
 Aquades

C. SOP /cara kerja

Cara kerja magnesium :


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam titrasi kompleksometri
2. Timbang MgSO4 sebanyak 0.617 gram dengan neraca analitik.
3. Larutan MgSO4 dengan konsentrasi 0,05 M sebanyak 50 mL, dan tambahkan 50
ml aquades
4. Aduk padatan MgSO4 hingga homogen.
5. Ambil 10 mL larutan MgSO4 dan masukkan ke dalam erlemeyer.
6. Tambahkan aquades sebanyak 30 mL.
7. Ambil larutan ammonia 25% sebanyak 2 mL, dan masukkan ke dalam erlemeyer.
8. Pindahkan larutan biffer pH 10 ke dalam erlemeyer, tambahkan indikator EBT
kemudian homogenkan.
9. Siapkan larutan EDTA dan masukkan ke dalam buret sebanyak 50 mL, kemudian
titrasi dengan larutan EDTA, amati sampai terjadi perubahan warna. ( titrasi
dilakukan dengan cara dupa )
Cara kerja kalsium
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dugunakan dalam titrasi kompleksometri.
2. Ambil 10 mL larutan sampel ( air kolam ) pindahkan ke dalam erlemeyer pertama
dan kedua ,asing – masing 10 mL.
3. Tambahkan larutan buffer PH 10 ( amonia ) sebanyak 2 mL dan pindahkan ke
erlemeyer .
4. Tambahkan sedikit indikatot EBT dan dimasukkan ke erlemeyer kemudian
homogenkan.
5. Dititrasi secara duplo kemudian diukur volume EDTA yang digunakan.

D. Hasil Praktikum

Hasil Magnesium ( Mg )
Bahan Larutan Hasil akhir
Mg + aquades 10 mL Warna putih
0,617 gram + indikator EBT Warna merah pucat
0,05 M + EDTA Biru

Hasil kalsium ( Ca )
Bahan Larutan Hasil akhir
Ca + air kolam 10 mL dan Warna putih
amonia 25% 2 mL.
+ indikator EBT Warna merah pucat
Titrasi secara dupa Warna biru
Titik akhir titrasi ditentukan dengan terjadinya perubahan warna larutan yaitu
merah pucat menjadi warna biru, prinsip percobaannya larutan EDTA akan
membentuk kompleksometri pada zat yang akan dititrasi dengan larutan, apabila
larutan mengadung Ca2+ atau Mg2+ maka akan berubah warna dari merah muda mejadi
biru.

E. Pembahasan
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titrat dan ritran saling mengompleks
sehingga dapat membentuk berupa kompleks. Kompleksometri berdasarkan pembentuk
persenyawaan kompleks ( ion kompleks atau garam yang sukar mengion ). reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali serta
penerapannya juga banyak, tidak banyak didalam titrasi. Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleksometri adalah kearutan tinggi selain titrasi kompleksometri yang
dikenal seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat
disebut ligan ( polidentat ) slektivitas kompleks dapat diatur dengan menggunakan PH 10
EDTA. Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas
pembentukan senyawa kompleks yang larut yang berasal dari reaksi antara ion logam atau
kation (komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (pentiter). Ligan
adalah sebuah ion atau molekul netral yang mampu mengikat secara koordinasi atom atau
ion logam pusat dalam senyawa kompleks.
Titrasi kompleksometri terbagi menjadi 4 macam yaitu titrasi langsung, kembali,
substitusi dan tidak langsung. Titrasi langsung untuk ion logam yang dapat berikatan
dengan indikator ion logam (pada pH tertentu), ikatannya dengan indikator logam kurang
stabil dibandingkan ikatannya dengan EDTA. Titrasi kembali untuk ion logam yang tidak
dapat berikatan dengan indikator atau ikatannya dengan indikator lebih kuat atau stabil
dengan ikatannya dengan EDTA. Titrasi substitusi untuk ion logam yang tidak dapat
berikatan dengan indikator tetapi kompleksnya dengan EDTA sangat stabil dibandingkan
dengan indikator logam lain yang dapat berikatan dengan indikator. Titrasi tidak langsung
untuk ion atau senyawa yang tidak bereaksi dengan EDTA.

Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks,
membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi dari pembentukan kompleks antara ion logam
dengan EDTA sangat peka terhadap pH. Karena reaksi pembentukan kompleks selalu
dilepaskan H+ maka H+ di dalam larutan akan meningkat walaupun sedikit. Akan tetapi
yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada suasana tertentu.
Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diberikan penahan (buffer). EBT digunakan
untuk titrasi dengan suasana pH 7-11.
Pada percobaan ini Dalam air sumur selalu terlarut sejumlah garam kalsium dan atau
magnesium baik dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat. Adanya garam-garam
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu tidak dapat menghasilkan busa jika dicampur
dengan sabun. Ukuran kesadahan air dinyatakan dalam ppm (satu per sejuta bagian). Bila
ion kalsium dititrasi dengan EDTA, terbentuk suatu kompleks kalsium yang relatif stabil.
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+

Pada percobaan ini titrasi in sendiri dilakukan pada ph 10 dan konstan sepanjang
titrasi. Sedangkan EBT menjadi indikator logam dapat juga mnejadi indiktor ph. Oleh
karena itu, ph larutan perlu dijaga dengan menambahkan larutan buffer pada larutan
yang akan dititrasi. Seperti kita ketahui air ayang sadah berarti mengandung ion
Ca2+ dan Mg2+. Ion Ca2+ akan lebih dahulu bereaksi dan kemudian disusul dengan ion
Mg2+ sehingga menimbulkan perubahan warna darimerah menjai biru. Reaksi pada ion
Mg2+ yang akan terjadi sandainya dialakukan penitrasian adalah :
MgD– (merah) + H2Y2- MgY2- + HD2- (biru) + H+
Adanya perubahan warna dari merah menjadi biru pada tanpa penitrasian pada
percobaan ini mungkin disebabkan oleh adanya pengompleks yang lebih kuat di alam
(dalam sampel air sumur), atau mungkin juga memang di dalam sampel tersebut tidak
memiliki atau mengandung ion Ca2+ dan Mg2+

F. Kesimpulan
1. Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titrat dan ritran saling
mengompleks sehingga dapat membentuk berupa kompleks. Kompleksometri
berdasarkan pembentuk persenyawaan kompleks ( ion kompleks atau garam yang
sukar mengion ).
2. EDTA merupakan ligan yang tidak slektif yang dapat membentuk senyawa
kompleks yang mantap.

DAFTAR PUSTAKA
Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh ketebalan karbon aktif sebagai media filter terhadap
penurunakan kesadahan air sumur arteries. Eksplanasi. Vol.5,No,2. Oktober
2010 : 1-5
https://youtu.be/MAO5IWU9IH4
https://youtu.be/IjNNZvxOw0g

Anda mungkin juga menyukai