PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak pada umumnya dan
untuk menambah pengetahuan tentang bronkomalasia pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Malacia nafas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi
saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi pada kejadian populasi umum tidak
diketahui. Malacia nafas berat atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu
biasanya diakui dan didiagnosis awal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis
anak dengan malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian dimassa kecil,
langka.
2.2 Etiologi
Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik.
2.3 Klasifikasi
1. bronkomalasia primer
2.4 Patofisiologi
ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk kedalam hidung dan mulut,
melalui kotak suara (laring ) kedalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua
cabang (bronkus kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru. Takea dan
bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini
lemah tidak dapat mendukung jalan nafas.
Pada bayi cicin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan
dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku
cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup kedalam
dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat menghembuskan nafas dan
menangis. Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu ke
waktu sehingga trakeomalasia tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi
trakeomalasia tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi
disalauran nafas kecil disebut bronkus itu disebut bronkomalasia. Saluran udarah dari
paru-paru yang sempit atau runtuh saat menghembuskan nafas karna pelunakan
didinding saluaran nafas.
2. Sesak nafas
6. Apnea
2.6 Komplikasi
1. Pneumonia
2. Bronkitis
3. Polychondritis
4. Asma
1. Bronkoskopi
2. CT Scan dada
3. MRI dada
1.Time
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian tekanan udara positif yang kontinu.
3. Trakheotomi
Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran udara langsung
melalui sebuah insisi di trakhe (the windpipe).
2.9 Pathway
2.10 Asuhan Keperawatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan).tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi
terperangkap.Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
Bronchomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan d engan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik. Bronkomalasia terdapat 2 jenis yaitu bronkomalasia
primer dan bronkomalasia sekunder. Bronkomalasia primer disebabkan oleh
defisiensi pada cincin kartilago diklasifikasikan sebagai kongenital sedangkan
bronkomalasia sekunder merupakan kelainan didapat (bukan kongenital) disebabkan
oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-pembuluh darah,
cincin vascular, atau kista bronkogenik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
dengan bronkoskopi, CT-Scan dada, dan MRI dada. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain pneumonia,bronchitis, polychondritis, dan asma.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://contemporarypediatric.modernmedicine.com/contemporary-
pediatrics/news/chromic-cough-watch-red-flags
http://www.newcastle-hospitals.org.uk/services/childrens_treatment-and-
medication_bronchomalasia-in-children.aspx
http://www.scribd.bronkhomalasia.com