Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang


rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (dibawah trakea, atau
tenggorokan). Tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi menjadi
terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun
(children’s national health system 2016). Bronkomalasia paling sering terjadi pada
saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak
diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.

Prevalensi bronkomalasia didunia sangat luas dan bervariasi secara geografis.


Di Indonesia, prevalensi bronkomalasia belum diketahui secara pasti. Bronkomalsia
sendiri dapat ditangani dengan tindakan pembedahan atau trakheotomi. dengan
pertimbangan angka dengan kejadian yang cukup tinggi, maka sangat perlu di
lakukan pencegahan yang lebih optimal. Tindakan asuhan keperawatan yang tepat
pada anak dengan kelainan kongenital bronkomalasia penting dilakukan dan harus
diperhatikan oleh perawat untuk memberikan pelayanan yang optimal sehingga akan
membantu mengurangi dampak yang diakibatkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bronkomalasia?

2. Apa saja etiologi pada bronkomalasia?

3. Apa saja klasifikasi pada penyakit bronkomalasia?

4. Apa saja patofisiologi penyakit bronkomalasia?


5. Apa saja manifestasi klinis pada bronkomalasia?

6. Apa saja komplikasi penyakit bronkomalasia?

7. apa saja pemeriksaan penunjang untuk bronkomalasia?

8. apa saja penatalaksaan penyakit bronkomalasia?

1.3 Tujuan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak pada umumnya dan
untuk menambah pengetahuan tentang bronkomalasia pada khususnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Malacia nafas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi
saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi pada kejadian populasi umum tidak
diketahui. Malacia nafas berat atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu
biasanya diakui dan didiagnosis awal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis
anak dengan malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian dimassa kecil,
langka.

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang


rawan berkurang dari saluran udara yang leibh kecil (dibawah trakea, atau
tenggorokan). Tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekrsi menjadi
terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun
(children’s national health system 2016).

2.2 Etiologi

Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik.

2.3 Klasifikasi

1. bronkomalasia primer

a) disebabkan oleh defisiensi pada cicin kartilago

b) diklasifikasikan sebagai kongenital


2. bronkomalasia sekunder

a) merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)

b) disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-


pembuluh darah, cicin vascular atau kista bronkogenik.

2.4 Patofisiologi

ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk kedalam hidung dan mulut,
melalui kotak suara (laring ) kedalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua
cabang (bronkus kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru. Takea dan
bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini
lemah tidak dapat mendukung jalan nafas.

Pada bayi cicin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan
dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku
cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup kedalam
dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat menghembuskan nafas dan
menangis. Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu ke
waktu sehingga trakeomalasia tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi
trakeomalasia tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi
disalauran nafas kecil disebut bronkus itu disebut bronkomalasia. Saluran udarah dari
paru-paru yang sempit atau runtuh saat menghembuskan nafas karna pelunakan
didinding saluaran nafas.

2.5 Manifestasi klinis

1. Batuk dengan suara brassy atau barking

2. Sesak nafas

3. Ditemukan suara wheezing (mengi)

4. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang


5. Kelelahan

6. Apnea

2.6 Komplikasi

1. Pneumonia

2. Bronkitis

3. Polychondritis

4. Asma

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Bronkoskopi

2. CT Scan dada

3. MRI dada

2.8 Penatalaksanaan Medis

1.Time

Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian tekanan udara positif yang kontinu.

2. Tekanan udara positif kontinu

Metode menggunakan respiratory ventilation/CPAP

3. Trakheotomi

Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran udara langsung
melalui sebuah insisi di trakhe (the windpipe).
2.9 Pathway
2.10 Asuhan Keperawatan

DX Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


Pola nafas tidak Perbaikan dalam 1. Posisikan pasien 1. Posisikan pasien
efektif b/d pola nafas untuk semi fowler untuk
kelemahan otot memaksimalkan mengurangisesak
pernafasan ventilasi
2. informasikan 2. memberikan
pada keluarga beberapa cara
tentang teknik untuk mengatasi
relaksasi untuk dan mengontrol
memperbaiki pola dipsnea dan
nafas. penurunan jebakan
udara

3. monitor adanya 3.dengan


kecemasan pasien mengetahui tingkat
terhadap oksigenasi kecemasan klien,
sehingga
memudahkan
tindakan lanjutan.
4. monitor pola 4. untuk
nafas. mengetahui
perubahan pola
nafas.
DX Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan Peningkatan 1. Posisikan pasien 1. posisikan pasien
pertukaran gas b/d ventilasi dan untuk semi fowler untuk
ketidakseimbangan oksigenasi yang memaksimalkan mengurangi sesak
ventilasi-perfusi adekuat ventilasi

2. monitor respirasi 2. untuk


dan status O2 mengetahui
perkembangan
status kesehatan
pasien dan
mencegah
komplikasi lanjutan

3. auskultasi suara 3. adanya bunyi


nafas, catat adanya nafas tambahan
suara tambahan megidentifikasi
adanya pernafasan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan).tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi
terperangkap.Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.

(Children’s National Health System,2016)

Bronchomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan d engan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik. Bronkomalasia terdapat 2 jenis yaitu bronkomalasia
primer dan bronkomalasia sekunder. Bronkomalasia primer disebabkan oleh
defisiensi pada cincin kartilago diklasifikasikan sebagai kongenital sedangkan
bronkomalasia sekunder merupakan kelainan didapat (bukan kongenital) disebabkan
oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-pembuluh darah,
cincin vascular, atau kista bronkogenik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
dengan bronkoskopi, CT-Scan dada, dan MRI dada. Komplikasi yang dapat terjadi
antara lain pneumonia,bronchitis, polychondritis, dan asma.

3.2 Saran

Bagi petugas kesehatan Sebaiknya memeriksa keadaan bayi secara lengkap


dikarenakan masalah bronkomalasia sering terjadi pada saat lahir, sehingga saat
terdeteksi secara dini maka akan lebih cepat untuk penanganannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://contemporarypediatric.modernmedicine.com/contemporary-
pediatrics/news/chromic-cough-watch-red-flags

http://www.newcastle-hospitals.org.uk/services/childrens_treatment-and-
medication_bronchomalasia-in-children.aspx

http://www.scribd.bronkhomalasia.com

Anda mungkin juga menyukai