Anda di halaman 1dari 3

NAMA : REFI ANJARSARI

NIM : 20118064

PRODI : D4TLM / 3C

Pengertian

Elektroforesis Hb atau elektroforesis hemoglobin

adalah tes darah yang dilakukan untuk memeriksa tipe-tipe hemoglobin dalam
darah. Hemoglobin adalah protein yang terdapat di dalam sel darah merah. Fungsinya
untuk mengangkut oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh.

Di dalam tubuh, terdapat ratusan jenis hemoglobin yang berbeda. Menurut situs
MedlinePlus, berikut adalah tipe hemoglobin normal yang paling umum:

1. Hemoglobin A, jenis hemoglobin paling umum yang ada di tubuh orang


dewasa sehat.
2. Hemoglobin F atau hemoglobin fetal, ditemukan pada janin dan bayi baru
lahir. Hemoglobin F akan segera terganti oleh hemoglobin A setelah bayi lahir.

Apabila kadar hemoglobin A atau F terlalu tinggi atau rendah, kondisi ini dapat
menandakan adanya anemia jenis tertentu.

Sementara itu, terdapat pula ratusan tipe hemoglobin yang abnormal atau bermasalah,
seperti:

1. Hemoglobin S, tipe yang umum ditemukan pada penyakit anemia sel sabit.
2. Hemoglobin C, tipe ini tidak dapat membawa oksigen di dalam sel darah
merah dengan baik. Umumnya ditemukan pada anemia tingkat ringan.

3. Hemoglobin E, tipe ini umum ditemukan pada orang keturunan Asia


Tenggara, dan disertai dengan gejala-gejala anemia ringan atau tidak bergejala
sama sekali.

Fungsi elektroforesis Hb

Tujuan dari tes elektroforesis Hb adalah untuk mendiagnosis penyakit kelainan


hemoglobin. Salah satunya adalah penyakit thalasemia, yaitu kelainan yang membuat
tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah normal. Tes ini berguna untuk proses
diagnosis pada seseorang yang mengalami gejala-gejala thalasemia. Selain thalasemia,
elektroforesis Hb juga bertujuan untuk mendiagnosis penyakit-penyakit lain yang
berkaitan dengan masalah pada hemoglobin, seperti anemia sel sabit dan polisitemia
vera. 

Elektroforesis Hb juga dapat membantu proses screening pada pasangan suami


istri yang memiliki riwayat penyakit kelainan hemoglobin sebelum memiliki anak.

Persiapan Tes EH

Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan tes ini. Namun, jika pasien
pernah mendapatkan transfusi darah dalam 3 bulan terakhir, maka kadar
hemoglobinnya bisa berubah, maka pasien harus memberi tahu dokter.

Pasien juga harus memberi tahu dokter jika sedang mengonsumsi tablet zat
besi.

Hasil tes Elektroforesis Hemoglobin

Sampel darah yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisa. Hasilnya
biasanya bisa didapat dalam 1 hingga 2 hari setelah pelaksanaan tes.

Hasil Normal

Pada orang dewasa, berikut adalah persentase normal dari tiap-tiap molekul
hemoglobin:

 HbA: 95% hingga 98% (0.95 hingga 0.98)


 HbA2: 2% hingga 3 % (0.02 hingga 0.03)

 HbE: tidak ada

 HbF: 0.8% hingga 2% (0.008 hingga 0.02)

 HbS: tidak ada

 HbC: tidak ada

Pada bayi dan anak-anak, berikut adalah persentase normal dari molekul HbF:

 HbF (bayi baru lahir): 50% hingga 80% (0.5 hingga 0.8)
 HbF (bayi 6 bulan): 8%

 HbF (bayi di atas 6 bulan dan anak-anak): 1% hingga 2%

Hasil Abnormal
Kadar hemoglobin abnormal yang mencolok bisa berarti:

 Penyakit hemoglobin C
 Kelainan darah (hemoglobinopathy) yang langka

 Sickle cell anemia

 Kelainan darah turunan dimana tubuh membentuk hemoglobin yang abnormal


(thalassemia)

Hasil tes bisa tidak tepat (false normal atau abnormal) jika pasien pernah
mendapatkan transfusi darah dalam 12 minggu sebelum pelaksanaan tes.

Risiko yang Mungkin Terjadi

Ada sedikit sekali risiko yang berhubungan dengan proses pengambilan darah.
Pembuluh vena dan arteri pasien bisa berbeda-beda ukurannya, sehingga pengambilan
darah pada satu orang bisa lebih sulit daripada yang lain.

Risiko lain bisa termasuk:

 Pendarahan
 Pingsan atau berkunang-kunang

 Hematoma (penumpukan darah di bawah kulit)

 Infeksi

Anda mungkin juga menyukai