Anda di halaman 1dari 9

EVOLUSI

(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Evolusi yang diampu oleh Frida
Mariyati Jusuf M.Pd.

Oleh :
Nirman Gani (431418079)
Kelas B
Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
RANGKUMAN

1.4 Neo Darwinisme (teori Sintesis Moderen) 1920-1950.


Teori Neo Darwinisme mengatakan bahwa kehidupan berkembang
atau berevolusi melalui dua mekanisme alami , sweleksi alam dan mutasi.
Pada dasarnya teori ini menekankan bahwa seleksi alam dan mutasi adalah
dua mekanisme yang saling melengkapi sumber perubahan secara evolusi
adalah mutasi acak yang terjadi dalam struktur genetic mahluk hidup. Sifat
yang dihasilkan dari mutasi ini kemuadian dipilih dengan mekanisme
seleksi alam,dan dengan cara inilah mahluk hidup berevolusi.
Tokoh dan Penganut Neo-Darwinisme
1. Hukum Hardy Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat
pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut.
Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi,
ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Penting untuk
dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan
selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak
mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal
yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik.
Syarat beriakunya hukum Hardy-Weinberg:
a. Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
b. Perkawinan terjadi secara acak
c. Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi sama besar
d. Tidak terjadi migrasi
e. Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg
tadi banyak dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang
akan menyebabkan perubahan perbandingan alel dalam populasi tersebut.
Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai: "Perubahan dari generasi
ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi". Dalam
perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik
dikenal sebagai mikroevolusi. Akan dibahas 5 penyebab mikroevolusi:
a. Genetic Drift (Hanyutan Genetik)
Bayangkan anda melempar uang 10x dan mendapatkan hasil 3
angka,7 gambar. Anda masih bisa menerimanya. Jika anda melempar
100.000x dan mendapatkan 30.000x gambar, anda akan curiga dengan
mata uang tersebut. Semakin kecil ukuran sampel, semakin besar
peluangnya untuk terjadi penyimpangan dari hasil ideal yang diharapkan.
Misalkan, ada populasi bunga liar yang anggaplah konstan terdiri dari 10
tumbuhan dengan AA=5, Aa=3, aa=1. Pada generasi pertama, hanya 5
yang bereproduksi (1AA, 3Aa, dan laa). Selanjutnya, akan terjadi 10
tumbuhan dengan AA=3, Aa=4, aa=3. Jika selenjutnya hanya 3 tumbuhan
yang menghasilkan keturunan (2AA dan 1Aa), pastilah alel a semakin
tereduksi dalam populasi tersebut. Inilah satu contoh mikroevolusi.
Lainnya adalah Efek Leher Botol (Bottleneck Effect), yakni faktor non
seleksi alam (misalkan bencana alam) yang memilih korban benar-korban
secara acak).
b. Gene Flow (Aliran Genetik)
Adalah pelanggaran syarat Kesetimbangan Hardy-Weinberg yang
mengatakan bahwa populasi harus terisolasi dari populasi lain. Misalkan
ada dua populasi bunga liar. Jika serbuk sari aa dari populasi pertama
tertiup ke populasi kedua, frekuensi alel aa akan meningkat terus pada
populasi kedua.
c. Mutasi
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak
kumulatifnya dapat berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap
individu punya ribuan gen dan banyak populasi memiliki jutaan individu.
Tentunya dalam jangka panjang. mutasi sangat penting bagi evolusi
karena posisinya sebagai sumber asli variasi genetik yang merupakan
seleksi alam.

d. Perkawinan Tak Acak


Adalah pelanggaran syarat kesetimbangan Hardy-Weinberg yang
mengharapkan perkawinan acak. Nyatanya, individu akan lebih sering
kawin dengan tetangganya (bahkan kawin dengan dirinya sendiri/selfing
yang amat umum pada tumbuhan). Hal ini akan mengurangi jumlah
heterozygote dan meningkatkan jumlah homozygote dominan dan resesif.
Pun ada jenis perkawinan berdasar pilihan (assortative mating). yakni
individu (biasanya betina) cenderung memilih jantan dengan ciri- ciri
khusus. Bisa ditebak, ini menyebabkan pergeseran dalam perbandingan
alel tertentu.
e. Seleksi Alam
Intinya adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi. Seleksi
alam menyebabkan perbandingan alel yang diturunkan ke generasi
berikutnya menjadi berubah dibandingkan perbandingan alel di populasi
awal. Di antara semua faktor mikroevolusi yang dibahas, hanya seleksi
alam yang mampu menyesuaikan populasi dengan lingkungannya.
Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang
menguntungkan dalam populasi. Jika lingkungan berubah, seleksi alam
akan "merespon" dengan mempertahankan genotipe yang cocok dengan
lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya dapat diperluas
dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut.
Pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa seleksi alam bukanlah
sebab utama terjadinya evolusi organik tetapi hanya berperan sebagai faktor
pengarah dan pembatas adalah merupakan hasil pengembangan dan
penyempurnaan Teori Seleksi Alam Darwin. Inilah yang disebut pandangan
baru dari teori seleksi alam Darwin atau yang lebih dikenal sebagai Neo
Darwinisme. Pada saat sekarang ini telah diketahui bahwa penyebab dari
adanya variasi makhluk hidup antara lain peristiwa rekombinasi gen Pada
makhluk yang berbiak secara kawin dikatakan bahwa rekombinasi gen
merupakan penyebab timbulnya variasi antar individu generasi turunan, yang
penjelasannya dapat dilihat kembali kejadian Hukum Mendel I dan II. Selain
itu penyebab lain adalah dari mutasi gen, dan diketahui bahwa penyebab dari
mutasi tidak lain adalah macam-macam faktor lingkungan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa rekombinasi gen dan macam-macam faktor
lingkungan merupakan sebab utama terjadinya peristiwa evolusi organik;
dan peristiwa seleksi alam berperan sebagai faktor pengarah dan faktor
pembatas.
Pada periode Neo Darwinisme ini para ahli menemukan bahwa ilmu
genetika sangat perlu dalam menerangkan proses evolusi. Selain itu semua
sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang
teori evolusi.
.1.5 Bentuk-bentuk adaptasi suatu Kehidupan
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,
penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan
keinginan pribadi1. Menurut Karta Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti.
Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto
artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan pengertian yang kedua
penyesuaian diri yang alloplastis (allo artinya yang lain, plastis artinya
bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi
di tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya “aktif” yang mana pribadi
mempengaruhi lingkungan.
Menurut Soerjono Soekanto3 memberikan beberapa batasan
pengertian dari
adaptasi, yakni :
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan sistem.
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Menurut Soerjono Soekanto3 memberikan beberapa batasan pengertian dari
adaptasi, yakni :
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan sistem.
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan
proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit
sosial terhadap norma-norma, proses perubahan ataupun suatu kondisi yang
diciptakan. Lebih lanjut tentang proses penyusuaian tersebut. Aminuddin
menyebutkan bahwa penyesuaian dengan tujuan-tujuan tertentu, di
antaranya:
a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b. Menyalurkan ketegangan sosial.
c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
d. Bertahan hidup.
Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Menurut Suyono, pola adalah suatu rangkaian unsur-
unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipaki sebagai
contoh dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri.
Adaptasi merupakan salah satu konsep krusial dari teori-teori evolusi.
Dalam hal ini, satu tujuan utama biologi evolusi moderen adalah untuk
menjelaskan bentuk-bentuk adaptasi yang kita temui pada kehidupan
organisme di dunia. Adaptasi menunjuk kepada „bentuk‟ makluk hidup yaitu
suatu bentuk organ makluk hidup yang berubah agar supaya makluk hidup
tersebut dapat bertahan hidup (survive) dan bereproduksi di alam.
Konsep adaptasi menjadi mudah dipahami dengan dibantu contoh-
contoh. Banyak atribut (ciri-ciri atau karakter) pada suatu makluk hidup
yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan adaptasi, karena kebanyakan
ciri atau karakter berupa struktur, metabolisme, dan tingkah laku suatu
makluk hidup akan terbentuk agar supaya mereka dapat bertahan hidup.
Contoh yang sering digunakan Darwin untuk menjelaskan konsep ini adalah
perubahan yang terjadi pada burung finch. Burung finch menunjukkan
banyak bentuk adaptasi terutama pada ciri bentuk paruhnya. Adaptasi ciri-
ciri ini memungkinkan burung finch menggali lubang di dalam pohon untuk
menyimpan makanan, memakan insekta yang terdapat di dalam pohon, dan
menghisap getah dari pada pohon. Lubang di pohon digunakan juga untuk
meletakkan telur. Burung finch mempunyai banyak bentuk bentuk paruh
yang telah berkembang dalam adaptasi. Dengan paruh yang panjang, untuk
mencari insekta yang cocok dari dalam lubang. Mereka juga mempunyai
paruh dengan pelindung gigi yang kuat sebagai pengerat, kaki yang pendek,
dan mempunyai kuku jari yang panjang untuk menaiki pohon. Burung finch
lebih mampu bertahan hidup dalam habitat alami oleh karena memiliki
mekanisme adaptasi dari atribut-atribut yang dimiliki tersebut.
Daftar Pustaka
Bucaille, M. (1976). La Bible la Quran la Science, Editions Paris: Schhers.
Campbell, N.A., Jane B.R., Lawrence G.M. (2003). Biologi. Edisi Kelima, Jakarta:
Erlangga.
Comas, J. (1957). Manual of Physical Anthropology. Springfield: Charles C Thomas.
Darwin, C. (1959). The Origin of Species by Means of Natural Selection. London:
John Murray.
Dobzharisky, T. (1979). Genetics of Evolutionary Process. New York: Columbia
University Press.
Gamlin, L. (2000). Jendela Iptek; Evolusi. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai