TUGAS 3
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVANOIDA
(Ekstrak Elephantopus scaber)
KELOMPOK : 3
KELAS : D
DOSEN PEMBIMBING
Siti Rofida, S.Si, M.Farm., Apt.
Drs. Herra Studiawan, M.Si., Apt.
Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm., Apt.
1.1. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan flavonoida pada tumbuhan
tapak liman.
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Elephantopus
Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu golongan senyawa fenol alam dalam tanaman yang
tersusun atas 15 atom karbon sebagai inti dasarnya. Yaitu, 2 cincin aromatik dan
dihubungkan oleh tiga atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga
(Parwata,2016)
Struktur Dasar Senyawa Flavonoid
Adanya gugus fenol pada flavonoid memberikan reaksi positif dengan pereaksi untuk
fenol, misalnya dengan besi (III) klorida dan pereaksi asam sulfat akan memberi warna spesifik.
Karena reaksi tidak spesifik, maka tidak dapat digunakan membedakan masing-masing golongan
dan harus diikuti oleh uji warna lainnya.
Pereaksi aluminium klorida dapat membentuk kompleks dengan flavonoid menimbulkan
warna kuning. Kompleks dari flavonoiv dengan gugus hidroksil berkedudukan orto tidak stabil
dengan asam dan akan terurai kembali. Akan tetapi flavonoid dengan gugus hidroksil yang
berkedudukan dekat gugus karbonil akan stabil dengan penambahan asam.
Lazimnya identifikasi flavonoid diawali dengan reaksi warna menggunakan pereaksi-
pereaksi, seperti natrium hidroksida, asam sulfat, besi (III) klorida, logam magnesium dan asam
klorida. Kelarutan dari flavonoid menjadi dasar dalam ekstraksi dan pemisahan secara
kromatografi, sifat-sifatnya dengan pereaksi-pereaksi tertentu menjadi dasar analisis
spektrofotometri UV-tampak.
Setyaningsih (2010) menjelaskan bahwa jika sampel terdapat senyawa flavonoid, maka
setelah penambahan logam Mg dan HCl akan terbentuk garam flaviilium berwarna merah atu
jingga. Penambahan HCl pekat dalam uji flavonoid pada metode Wilster dimaksudkan untuk
menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya, yaitu dengan menghidrolisis O-glikosil. Glikosil
akan tergnatikan oleh H+ dari asam karena sifatnya yang elektrofilik. Glikofsida berupa gula
yang bisa dijumpai yaitu glukosa, galaktosa dan ramnosa. Reduksi dengan Mg dan HCl pekat ini
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah atau jingga pada flavonol, flavanolol dan
xanton.
Uji Kualitatif Keberadaan Senyawa Flavonoid dengan Metode KLT
Dari kromatogram yang diperoleh kemudian dihitung harga Rf (faktor retardasi) untuk tiap-
tiap noda kromatogram dari zat yang diperika sebagai berikut :
Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan dua bercak noda yang tampak dengan
pengamatan harga Rf dan ukuran yang kurang lebih sama. Jika zat yang diperiksa
mempunyai warna, ukuran, dan harga Rf yang hampir sama, maka kedua zat tersebut
kemungkinan adalah sama (Anonim, 1978).
Prosedur Kerja
A. Preparasi Sampel
1. Ditimbang 0,3 gram ekstrak. Kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Ekstrak ditambah 3 ml n-heksana, dikocok berkali-kali dalam tabung sampai fase n-
heksan tidak berwarna.
3. Setelah itu, residu dilarutkan dalam 20 ml etanol dan dibagi menjadi 4 bagian,
masing-masing ditandai sebagai larutan 3A, 3B, 3C, dan 3D.
B. Reaksi Warna
1. Uji Bate-Smith dan Metcalf
Larutan 3A sebagai blanko, larutan 3B ditambahkan 0,5 ml HCl pekat dan
diamati perubahan warn ayamg terjadi, kemudian dipanaskan diatas penangas
dan diamati kembali perubahan warnanya.
Bila perlahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya
senyawa leukoantosianin
2. Uji Wilstater
Larutan 3A sebagai blanko, larutan 3C ditambahakan 0,5 ml HCl pekat dan 4
potong magnesium
Diamati perubahan warna yang terjadi, diencerkan dengan 2 ml air suling
melewati dinding tabung, kemudian ditambahkan 1 ml butanol secara
perlahan melewati dinding tabung
Diamati warna yang terjadi disetiap lapisan. Perubahan warna jingga
menunjukkan adanya flavon, warna merah pucat menunjukkan adanya
flavonol dan warna merah tua menunjukkan adanya flavanon.
C. Kromatografi Lapis Tipis
Lakukan Kromatografi Lapis Tipis dengan parameter sebagai berikut :
Fase gerak : n-HeksanP – etil asetat P – Metanol ( 5 : 5 : 1 )
Fase diam : silika gel 60 F245
Larutan Uji : 10% dalam methanol P
Larutan Pembanding : Isodeoksielefantopin 1% dalam methanol P
Volume penotolan : totolkan masing-masing 5 mirkoliter larutan uji dan
larutan pembanding
Deteksi : asam sulfat P 10% dalam methanol P
Bagan Alir
A. Bagan Alir
1. Preparasi Sampel
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 36, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Geissman, T. A., 1962, The Chemistry of Flavonoid Counpound, Hal 51, Pergamon Press,
Oxford.
Gandjar Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta.
Hardiman, Intarina. 2014. Sehat Alami dengan Herbal, Pusat Studi Biofarmaka
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.