Anda di halaman 1dari 3

Plagiarism Scan Report

Report Generation Date: March 07,2020 Words: 1102 Characters: 8331


Exclude URL :

16% 84%
Plagiarism Unique

8 43
Plagiarized Sentences Unique Sentences

Content Checked for Plagiarism


PRAKTIKUM FITOKIMIA TUGAS 3 IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVONOIDA (Ekstrak Elephantopus scaber)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia KELOMPOK: 1 KELAS: D Mega Savirra (201710410311176) DOSEN
PEMBIMBING: Siti Rofida, S.Si, M.Farm., Apt. Drs. Herra Studiawan M.Si., Apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm., Apt.
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Judul IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FLAVONOIDA (Ekstrak Elephantopus scaber) 1.2 Tujuan
Mahasiwa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan flavonoida pada ekstrak Elephantopus scaber. 1.3 Latar
Belakang Elephantopus scaber atau di Indonesia dikenal dengan nama tapak liman adalah rumput liar yang banyak
ditemukan di lapangan rumput, pematang, dan kadang-kadang ditemukan berdekatan dalamjumlah yang banyak. Tapak
liman biasanya berada ditengah kerumpunan rumput-rumput liar lainnya. Tanaman tapak liman sangat mudah tumbuh
diberbagai tempat. Di daerah lain tapak liman memiliki julukan lain yaitu tutup bumi, balagaduk, tapak tangan, atau
taplak tanah. Di masyarakat tapak liman digunakan sebagai obat tradisional, baik dalam keadaan segar, kering, bahkan
diekstraksi ataupun dimasukkan dalam kapsul. Semua bagian tapak liman dapt digunakan sebagai obat tradisional.
Adapun bahan aktif yang terdapat dalam tapak liman yaitu flavonoid, epifrielinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol,
dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, terpenoid, dan isodeozyelephantopin. Pada praktikum kali ini
senyawa yang akan di cek keberadaannya dalam ekstrak tapak liman adalah golongan flavonoid. Flavonoida sering
terdapat sebagai glikosida.golongan terbesar flavonoid memiliki ciri cincin piran yang menghubungkan rantai tiga
karbondengan salah satu bagian dari cincin benzene. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Kingdom :
Plantae (Tumbuhan) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus :
Elephantopus Spesies : Elephantopus scaber L. Tapak liman merupakan tanaman jenis berupa rumput-rumput yang
tumbuh sepanjang tahun, berdiri tegak, berdaun hijau-tua. Daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat
akar-akar, dengan tangkai yang pendek, bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar sekitar 4-
35 x 2-7cm. Akar pada tanaman ini besar, kuat dan berbulu. Bunga majemuk berbentuk bongkol, letaknya di ujung
batang, berwarna ungu, tiap bagian akan terbagi menjadi lima bagian dan bunga akan mulai muncul sekitar bulan April
sampai Oktober. Bunga mekar pada siang hari sekitar pukul satu siang, dan menutup kembali pada sore hari. Buahnya
berupa buah longkah yang besar, berambut, dan berwarna hitam. Jenis akarnnya adalah tunggang yang besar,
warnanya putih. (BPOM RI,2008) Di masyarakat tapak liman digunakan sebagai obat tradisional, baik dalam keadaan
segar, kering, bahkan diekstraksi ataupun dimasukkan dalam kapsul. Semua bagian dari tanaman tapak liman dapat
digunakan sebagai obat tradisional. Adapun bahan aktif yang terdapat dalam tapak liman yaitu flavonoid, epifrielinol,
lupeol, stiqmasterol, triacontan-l-ol, dotriacontan-l-ol, lupeol acetat, deoxyelephantopin, terpenoid, dan
isodeozyelephantopin. B. Golongan Senyawa Flavonoida Flavonoida merupakan senyawa yang sering ditemukan
sebagai glikosida. Golongan flavonoida terbesar memiliki ciri berupa piran yang menghubungkan rantai karbon
dengan dalah satubagian dari cincin benzene. Kerangka dan system penomoran pada senyawa flavonoida adalah
sebagai berikut: Dalam gambar tersebut ada dua cincin karbon yang terletak pada ujung kiri dan kanan molekul
dinyatakan berturut-turut sebagai cincin A dan B. Pada gabungan dari dua cincin benzene tersebut hampir selalu ada
gugus hidroksil, yang khususnya tertempel pada cincin B di posisi 3’ dan 4’ atau tertempel pada posisi 5 dan 7 cincin
A, ataupun pada posisi 3 cincin tengah. Gugus hidroksil ini merupakan tempat menempelnya berbagai senyawa gula
yang dapat meningkatkan kelarutan flavonoida dalam air (Salisbury & Ross, 1995). Penggolongan senyawa flavonoida
dikelompokkan berdasarkan pada substituent cincin heterosiklik yang mengandung oksigen dan perbedaandistribusi
dari gugus hidroksil. Pada penggolongan ini yang membedakan adalah letakbagian atom C3 menentukan sifat, khasiat,
dan golongan ataupun tipe flavonoida. Penggolongan flavonoida adalah flavon, flavonol, flavanon, flavanolol,
isoflavon, auron, dan khalkon. Bagian yang paling besar dari golongan tersebut adalah flavon dan flavonol (Robinson,
1983; Markham,1988). Senyawa Flavonoida merupakan senyawa yang dapat larut dalam pelarut yang polar, contohnya
seperti etanol,methanol, butanol, aseton, dimetil sulfoksida dan air. Adanya gula yang terikat pada senyawa flovanoid
menyebabkan flavonoida lebih larut dalam air, maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa melarutkan flavooida
dengan air merupakan pilihan yang bagus (Markham, 1988). BAB III CARA KERJA a. Preparasi sampel 1. 0,3 gram
ekstrak dikocok dengan 3 ml n-heksana berkali-kali dalam tabung reaksi sampai fase n-heksan tidak berwarna. 2.
Residu dilarutkan dalam 20 mL etanol dan dibagi menjadi 4 bagian, masing-masing disebut sebagai larutan IIIA,IIIB,IIIC,
dan IIID. b. Reaksi warna 1. Uji Bate-Smith dan Metcalf 1) Larutan IIIA sebagai blanko, larutan IIIB ditambah 0,5 ml HCI
pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi, kemudian dipanaskan diatas penangas air dan diamati lagi
perubahan warna yang terjadi. 2) Bila perlahan-lahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya
senyawa leukoantosianin (dibandingkan dengan blanko) 2. Uji Wilstater 1) Larutan IIIA sebagai blanko, larutan IIIC
ditambah 0,5 ml HCI pekat dan 4 potong magnesium. 2) Diamati perubahan warna yang terjadi, diencerkan dengan 2
mL air suling melewati dinding tabung, kemudian ditambah 1 ml butanol secara perlahan-lahan melewati dinding
tabung. 3) Diamati warna yang terjadi disetiap lapisan. Perubahan warna jingga menunjukkan adanya flavon, merah
pucat menunjukkan adanya flavonol, merah tua menunjukkan adanya flavanon. c. Kromatografi Lapis Tipis Pengujian
kualitatif senyawa Flavonoid dari ektrak Elephantopus scaber dengan metode kromatograi lapis tipis sesuai dengan
Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1 tahun 2008. BAB IV BAGAN ALIR a. Residu dilarutkan dalam 20 mL etanol dan
dibagi menjadi 4 bagian, masing-masing disebut sebagai larutan IIIA,IIIB,IIIC, dan IIID. 0,3 gram ekstrak dikocok dengan
3 ml n-heksana berkali-kali dalam tabung reaksi sampai fase n-heksan tidak berwarna. Preparasi sampel b. Reaksi
warna 1. Uji Bate-Smith dan Metcalf Bila perlahan-lahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya
senyawa leukoantosianin (dibandingkan dengan blanko) Larutan IIIA sebagai blanko, larutan IIIB ditambah 0,5 ml HCI
pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi, kemudian dipanaskan diatas penangas air dan diamati lagi
perubahan warna yang terjadi. 2. Uji Wilstater Diamati warna yang terjadi disetiap lapisan. Perubahan warna jingga
menunjukkan adanya flavon, merah pucat menunjukkan adanya flavonol, merah tua menunjukkan adanya flavanon.
Diamati perubahan warna yang terjadi, diencerkan dengan 2 mL air suling melewati dinding tabung, kemudian
ditambah 1 ml butanol secara perlahan-lahan melewati dinding tabung. Larutan IIIA sebagai blanko, larutan IIIC
ditambah 0,5 ml HCI pekat dan 4 potong magnesium. 3. Kromatografi Lapis Tipis Pengujian kualitatif senyawa
Flavonoid dari ektrak Elephantopus scaber dengan metode kromatograi lapis tipis sesuai dengan Farmakope Herbal
Indonesia Edisi 1 tahun 2008. DAFTAR PUSTAKA Badan POM RI, 2008. Acuan Sediaan Herbal: Volume Keempat Edisi
Pertama. Jakarta. Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 20-24 Salisbury, F.B. & Ross,C.W.,1995, Plant Physiology, Jilid II, diterjemahkan oleh Diah R lukman &
Sumaryono, Penerbit ITB, Bandung. Markham,K.,R.,1988, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkanoleh
Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung. Robinson, T., 199, The Organic Konstituen Of Hogher Plants, diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata, Edisi IV, Cetakan ke-2, Penerbit ITB, Bandung, 191-193.

Sources
Acara 5 Mengenal Tanaman Obat-obatan | Akar, batang dan daun
daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar, dengan tangkai yang pe 13%
ndek; bentuknya panjang sampai bundar telur, berbulu, bentuknya besar sekitar 4 35 xakar pa
da tanaman ini besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat. tapak liman (elephantopus scabe
r)...
https://www.scribd.com/doc/88885037/Acara-5-Mengenal-Tanaman-Obat-obatan

Jurnal fitokim 3 flavonoid.docx | Larutan IIID ditotolkan pada fase diam


residu dilarutkan dalam 20 ml etanol dan dibagi menjadi 4 bagian, masing-masing disebut s
ebagai larutan iiia,iiib, iiic dan iiid. b. reaksi warna 1. uji bate-smith dan metcalf larutan iiis seb 7%
agai blanko, larutan iiib ditambah 0,5 ml hcl pekat dan diamati perubahan warna yang terjadi
an.
https://www.scribd.com/document/388598311/Jurnal-fitokim-3-flavonoid-docx

Skrining Fitokimia | 2. Terjadinya warna hijau biru menunjukkan


2. bila perlahan-lahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya senyaw
a4. larutan via sebagai blanko, larutan vib ditambah amonia. warna merah atau merah muda 3%
2. timbulnya noda berwarna kuning, kuning coklat, merah ungu atau hijau ungu menunjukkan
...
https://www.scribd.com/doc/266394187/Skrining-Fitokimia

LAPORAN FLAVONOIDA
bila perlahan-lahan menjadi warna merah terang atau ungu menunjukkan adanya senyawa
leukoantosianin (dibandingkan dengan blanko).pada kelompok kami menunjukkan hasil posit 3%
if, ditandai dengan adanya cincin warna merah terang atau ungu pada sebagian larutan, hal i
ni...
https://www.scribd.com/doc/296753097/LAPORAN-FLAVONOIDA

Badan POM RI. (2008). Acuan Sediaan Herbal. Volume keempat.


volume keempat. edisi pertama. jakarta: badan pengawas obat dan makanan republik indon 3%
esia.gandjar, i. g. dan rohman, a. (2007). kimia farmasi analisis. cetakan pertama. yogyakarta:
pustaka pelajar.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/51304/Reference.pdf?sequence=2

Anda mungkin juga menyukai