Disusun Oleh:
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................. 1
Daftar isi........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................... 3
B. Rumusan masalah................................................................................. 4
C. Tujuan................................................................................................... 4
BAB II ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................... 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak
pertama kali disebut secara resmi pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Kurun waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu
tua. Dalam rentang waktu tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan
bahasa Indonesia terjadi. Kongres bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang
muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan, seminar-seminar, penelitian-penelitian,
dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia secara
resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam bab XV pasal 36
Undang-undang Dasar 1945.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai
fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi
kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,seni, serta
teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus dijalankan secara
tepatdalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Fungsi bahasa Indonesia
dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan sepertitelah
disebutkan di atas adalah sebagai bahasa pengantar.
Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar
yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini
muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar
Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagaian orang terhadap keberadaan
bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang
digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing.
Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya
adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan.Fenomena paling
3
menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah terjadinya
proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler
sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama
(agrikultiur) dan gelombang kedua(industri). Perubahan yang demikian
menyebabkan terjadinya pula pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan
yang bersumber pada tanah, kemudian kepada kapital atau
modal,selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan terhadap
informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan
IPTEK?
2. Bagaimana peranan bahasa Indonesia dalam pemngembangan IPTEK?
3. Apa dampak perkembangan IPTEK terhadap bahasa Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan
IPTEK.
2. Untuk mengetahui peranan bahasa Indonesia dalam pengembangan
IPTEK.
3. Untuk mengetahui dampak perkembangan IPTEK terhadap bahasa
Indonesia.
4
BAB II
ISI
5
(formal) atau bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa
karya tulis ilmiah atau akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa
yang penuturnya adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu. Ragam
bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan
atau ambigiutas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh
waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya ilmiah sedapat-dapatnya
tidak mengandung bahasa yang sifatnya kontekstual seperti ragam
bahasa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap dipahami
oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya
tersebut diterbitkan. Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang
sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau
analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal
semacam itu, diperlukan struktur bahasa keilmuan adalah
kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang
memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan
karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa
kesalahan makna bagi penerimanya. Penulisan ilmiah merupakan
sebuah karangan yang bersifat fakta atau real yang ditulis dengan
menggunakan penulisan yang baik dan benar serta ditulis menurut
metode yang ada. Terdapat beberapa jenis penulisan ilmiah yang dapat
di kategorikan sebagai berikut:
1) Makalah
Karya tulis yang menyediakan permasalahan dan pembahasan
sesuai dengan data yang telah di dapatkan di lapangan dengan
objektif.
2) Kertas Kerja
Pada umumnya kertas kerja hampir sama dengan makalah akan
tetapi kertas kerja digunakan untuk penulisan lokal karya atau
seminar serta lebih mendalam dari makalah.
3) Laporan Praktik Kerja
6
Karya ilmiah yang memaparkan fakta yang di temui di tempat
bekerja yang digunakan untuk penulisan terakhir jenjang diploma
III (DIII).
4) Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang mengemukakan pendapat orang lain
dan data yang telah di dapat di lapangan yang digunakan untuk
mendapat gelar S1:
5) Langsung (observasi lapangan)
6) Skripsi
7) Tidak langsung (studi kepustakaan)
8) Tesis
Karya ilmiah yang bertujuan untuk melakukan pengetahuan baru
dengan melakukan peneluitian penelitian terhadap hasil hipotesis
yang ada.
9) Disertasi
Karya tulis untuk mengungkap dalil baru yang dapat dibuktikan
berdasarkan fakta yang realistis dan data yang relevan serta
objektif.
Dalam menulis karya ilmiah sebaiknya menggukan kata-kata atau
kalimat yang sesuai dengan kaidah dan bahasa yang penuturannya
terpelajar dengan bidang tertentu, ini berguna untuk menghindari
ketaksaan atau ambigu makna karna karya ilmiah tidak terikat oleh
waktu.
Ada yang menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan
dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu :
1) Bermakna isinya
2) Jelas uraiannya
3) Berkesatuan yang bulat
4) Singkat dan padat
5) Memenuhi kaidah kebahasaan
6) Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
7) Komunikasi secara ilmiah
7
Jadi dapat disimpulkan peranan dan fungsi bahasa Indonesia dalam
konteks ilmiah sangatlah penting. Karena hasil baik dari penulisan
ilmiah tidak lepas dari segi penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
2. Bahasa Indonesia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa berfungsi
sebagai wahana untuk menyampaikan imformasi dengan cepat dan
sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Pada saat ini, Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi masih tertinggal jika dibandingkan dengan di negara-negara
maju seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Karena bahasa
Inggris berkembang secara seimbang dengan ilmu pengetahuannya,
maka penggunaan bahasa pengantar pada buku-buku yang dipakai
dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun banyak
yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini berbanding terbalik dengan
bahasa Indonesia yang perkembangannya tak seimbang dengan
perkembangan budaya masyarakatnya. Oleh sebab itu, walaupun
bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum
dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai pengantar ilmu
pengetahuan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari
karena kata yang dipakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada
konotatif, ungkapan yang dipakai sederhana dan tanpa basa-basi.
Disamping itu, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan
yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca, yaitu:
a. Ringkas, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan
uraian yang padat, tetapi tidak dengan memendekkan atau
menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
b. Lengkap, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu
pernyataan. Sebaliknya, yang sudah nyata atau tidak perlu
diulangulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu
8
haruslah ada. Sedangkan yang berlebih-lebihan haruslah
ditinggalkan.
c. Sederhana, ditandai dengan kosakata yang tidak bermuluk-muluk
dan sintaksis yang tidak berbelit-belit.
d. Keutuhan dan Unity yang dapat dilihat dari hubungan yang baik
dan logis antara bagianbagian karangan, sehingga keseluruhan
hubungan yang baik dan logis tetap tampak.
e. Keruntutan atau Coherence, yang berarti adanya keterpautan makna
di dalam suatu karya tulis. Keterpautan makna ini dapat dicapai
dengan menyusun kalimat-kalimat logis dan kronologis serta
berdasarkan urutan pentingnya kalimat. Kalimat yang satu dapat
diperjelas dengan makna kalimat yang lain, baik yang mendahului
maupun yang mengikutinya.
1) Tidak menggunakan Implikatur, suatu hal baru diterangkan
sejelas mngkin tanpa menggunakan implikasi seperti yang
banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
2) Inferensi, yang akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan
oleh penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi
yang sama bagi para pembaca.
3) Disediakan ringkasan isi agar terdapat kesesuaian antara
penulis dan pembaca.
4) Proposisi yang diciptakan disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan pembaca.
5) Ketelitian, merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ciri ini kita temukan pula dalam pengungkapan
profesional, artinya penuturan dengan kata. Ketelitian tidak
hanya menyangkut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun
harus diperhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus,
penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan
ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakaian lambang
dan satuan.
9
Apabila seluruh ciri-ciri di atas dipergunakan dalam suatu
karangan ilmiah, ditambah dengan adanya metode penelitian yang
cocok dengan materi yang diteliti, maka karangan itu akan tampak
canggih bagi pembaca. Oleh karena itu, penulis tidak perlu takut
apabila bahasa yang dipergunakan tidak indah, tidak muluk-muluk,
dan tidak selalu menggunakan istilah baru yang merupakan padanan
kata dari bahasa asing.
10
Bahasa merupakan alat komunikasi antara yang satu dengan yang
lain. Dengan bahasa semua hal dapat dimengerti maksud dan tujuan
tertentu. Selain itu bahasa juga digunakan untuk menyampaikan sesuatu
hal, gagasan (pendapat), ide kepada orang lain agar bisa memahami apa
yang kita inginkan. Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
Ilmu Pengetahuan tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa
Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi,
dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa
serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan yaitu sebagai bahasa
nasional dan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945. Selain itu bahasa Indonesia juga mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Bahasa resmi kenegaraan.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai
didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam
bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk kedalam
kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen dan
putusan-putusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
b) Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional. Dimana bahasa Indonesia kita
junjung disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam
melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki
identitasnya hanya apabila masyarakat/pemakainya dapat
11
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari campuran
bahasa-bahasa asing.
c) Bahasa pengantar didalam dunia pendidikan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan perguruan tinggi
diseluruh Indonesia.
12
sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap terbuka sehingga
mampu mengembangkan dan menjalankan fungsinya sebagai sarana
komunikasi masyarakat modern.
Semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita akan
berdampak juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia
harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang
politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di
dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan secara tidak
langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian,
semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat dapat
membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Apalagi biasanya teknologi
informasi (TI) banyak yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
pengantar pemrograman. Dalam penerapannya teknologi informasi jarang
yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Ini
menyebabkan peralihan dari bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
menjadi bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Dilihat dari
realitas ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa dampak yang positif dan negatif.
13
Dengan adanya teknologi sekarang ini perkembangan bahasa
Indonesia mengalami kemajuan yang cukup besar. Hal tersebut karena
adanya perkembangan teknologi yang kian hari kian canggih sehingga
menimbulkan akulturasi dan pengaruh terhadap perkembangan kosa-kata
bahasa Indonesia. Dengan adanya teknologi, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai bahasa media masa cetak dan elektronik, baik visual atau audio,
harus memakai bahasa Indonesia. Seperti memberikan informasi-
informasi melalui media internet ataupun televisi dengan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Hal ini tentu berdampak positif bagi
perkembangan bahasa Indonesia, sehingga media massa menjadi tumpuan
kita dalam menyebar luaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Selain dampak positif yang ditimbulkan akibat perkembangan
teknologi, juga banyak hal yang mengakibatkan dampak negatif terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Salah-satu contohnya adalah di
lingkungan anak muda yang banyak menggunakan teknologi handphone,
yaitu alat untuk berkomunikasi jarak jauh dengan suara atau pesan singkat
atau SMS (short message service). Di kalangan anak muda bahasa yang
digunakan dalam SMS menjadikan bahasa yang baku menjadi tidak baku
dalam penulisannya, sehingga pengaruhnya semakin meningkat
meninggalkan norma yang berlaku sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.
Sehingga bahasa SMS yang dipergunakan di kalangan anak muda yang
tidak sesuai EBI ini semakin lama semakin meluas yang pada akhirnya
merusak kosa-kata dari bahasa Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi telah turut
serta mempengaruhi perilaku manusia dalam berbahasa. Media informasi,
khususnya yang berupa elektronik, menuntut manusia berpikir efektif dan
efisien dalam menggunakan bahasa sehingga informasi yang disampaikan
bisa cepat, singkat, dan padat. Hal ini tampak dari penggunaan bahasa
pesan singkat atau yang biasa disebut SMS (short message service).
Fenomena penggunaan bahasa gaul ini sedikit banyak menyimpang dari
kaidah-kaidah tata bahasa yang semestinya. Mereka mungkin berpikiran
bagaimana mempersingkat kata-kata agar cepat dalam membalas pesan
14
dari handphone secara singkat dan padat, yang sebenarnya merusak kosa-
kata bahasa Indonesia itu sendiri. Di kalangan anak muda hal tersebut
sudah biasa dan dapat dengan mudah dimengerti walaupun bentuk
singkatan sangat minim sekali dari kata-katanya aslinya.
Kenyataannya memperlihatkan bahwa SMS di kalangan anak
muda kata-katanya semacam ini: t4 (tempat), c4 (cepat), blz (balas), dmn
(di mana), ap kbr (apa kabar), u (kamu) dan lain sebagainya digunakan
dalam bahasa SMS. Dalam aspek fonologi bahasa SMS, ada proses
pengurangan jumlah suku kata dan pengubahan bunyi baik sebagai akibat
dari penghilangan bunyi vokal akhir ataupun vokal atau suku kata yang
ada di tengah suatu kata. Kata-kata seperti aslm, (assalamualaikum), kbr
(kabar), sy (saya), km (kamu), bls (balas), cpt (cepat), dan sebagainya
adalah beberapa contoh dari penyimpangan fonologi. Kebanyakan bahasa
SMS termasuk pada aspek ini.
Terkadang tampak pula modifikasi yang muncul di wilayah ini
seperti penggabungan kata dengan angka yang bertujuan menyingkat suatu
kata dengan tidak mengurangi maknanya. Contohnya adalah t4 (tempat),
s7 (setuju), s6 (senam). Selain itu, dalam aspek morfologi ada
pembentukan kata dengan penggabungan dua kata dan memotong kata
menjadi lebih pendek. Istilah ini disebut blending dan clipping.
Contohnya, matkul (mata kuliah), ftkp (foto kopi), trims (terima kasih), lab
(laboratorium), perpus (perpustakaan), dll. (dan lain-lain).
Kemudian dalam aspek sintaksis, kata yang kebanyakan muncul
dalam kalimat performatif seperti, pg (pagi), mlm (malam) yang ditulis di
awal pesan dan sering kali diikuti tanda seru (!). Kata selamat ada kalanya
diabaikan. Fenomena penyingkatan dan pemadatan kata ini ditengarai oleh
realita yaitu dunia (alam) informasi yang kita diami menuntut kita untuk
bergerak lebih cepat dengan mencari jalan sependek mungkin dalam
menyampaikan tujuan (berkomunikasi). Di sisi lain, tenaga dan upaya
yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit atau kecil.
Secara psikologis, fenomena ini juga mempengaruhi mental
pengirim dan penerima pesan. Encoder (pengirim pesan) secara alamiah
15
selalu memiliki prinsip meminimalkan kata-kata agar lebih efisien.
Pengirim pesan atau penutur selalu ingin menyampaikan pesan (dengan
tenaga dan gerak alat seminimal mungkin). Sementara decoder (penerima
pesan) cenderung menerapkan prinsip berusaha memahami makna dari
pesan yang telah dikirim dengan kerja sekecil mungkin. Untuk
mempertemukan kepentingan dari encoder (pengirim pesan) dan decoder
(penerima pesan) lewat prinsip ini, diperlukan kompromi atau saling
pengertian yang hanya bisa terwujud jika ada konvensi bahasa yang
disepakati bersama-sama.
Dampak perkembangan teknologi semacam ini yang memberikan
dampak positif dan negatif terhadap penggunaan bahasa Indoneisa
terutama di kalangan anak muda. Hal ini perlu di kendalikan dengan rasa
memiliki dan kesadaran dari masyarakat Indonesia. Dengan mempunyai
rasa memiliki, maka masyarakat Indonesia terutama di kalangan anak
muda tidak merasa malu bila menggunakan bahasa Indonesia secara baku.
Terlebih bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas dari bangsa
Indonesia.
Berikut ini adalah dampak positif perkembangan bahasa Indonesia
yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi:
a) Mailing list adalah tukar menukar pesan atau diskusi melalui email
secara elektronik. Diskusi yang dilakukan bisa berupa artikel.
Pengaruh positif terhadap perkembagan bahasa Indonesia adalah dalam
penulisan artikel pengguna akan menggunakan bahasa Indonesia dan
menerapakan kaidah penulisan artikel sehingga artikel yang dihasilkan
akan mudah dibaca atau dipahami oleh pembaca.
b) Semakin diperkaya dengan berbagai konsep baru dari luar yang kita
terjemahkan dalam bahasa Indonesia, atau jika menemui kesulitan,
kata-kata asing yang mengandung konsep baru itu kita ambil alih dan
kita sesuaikan dengan bahasa kita, dengan kata lain menjadi kata
serapan. Contohnya kata information (bahasa inggris) menjadi
informasi (bahasa indonesia).
16
c) Penyiar berita membawakan acaranya dengan bahasa yang baik
termasuk intonasinya akan mempengaruhi pemirsa yang menyaksikan
acara TV tersebut. Teknologi yang digunakan banyak diserap pemirsa
sehingga penyebaran bahasa Indonesia semakin berkembang dan dapat
diterima.
d) Mengangkat bahasa Indonesia kejenjang dunia atau tingkat
internasional. Dengan teknologi internet terutama dalam pembuatan
web, blog atau artikel menggunakan bahasa Indonesia, maka akan
dilihat oleh pengguna internet (user) tentang situs tersebut yang
menggunakan bahasa Indonesia.
a) Faktor dari media, baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal
lagi, media memiliki daya sugesti yang begitu kuat terhadap publik.
Bahkan, saat ini tidak sedikit orang yang memiliki ketergantungan
informasi terhadap media. Tak berlebihan kalau dikatakan bahwa
bahasa media memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
penggunaan bahasa publik. Sekarang ini bila kita lihat dalam media
elektronik seperti film yang banyak menggunakan bahasa gaul, dan
jarang sekali ada yang menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
Misal: saya menjadi gw, anda menjadi lo. Kemudian bisa di lihat dunia
maya seperti blog-blog di dalam internet banyak sekali yang penulisan
dalam blognya tidak baku atau tidak sesuai dengan EYD melainkan
menggunakan bahasa gaul.
b) Akibat merebaknya gejala tuturan Indonesia-English yang dilakukan,
entah dengan sengaja atau tidak. Dan di era globalisasi ini yang banyak
menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing baik di lingkungan
keluarga, sekolah, perusahaan-perusahaan sehingga menyebabkan
bahasa Indonesia terkikis sedikit demi sedikit. Maka tidak heran kalau
banyak masyarakat yang bangga bila bisa menguasai bahasa asing dari
pada bahasa Indonesia.
17
c) Lingkungan sekitar. Indonesia memiliki berbagai kepulauan dan setiap
pulau memiliki ciri bahasa tersendiri. Walapun bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional tapi tidak sedikit masyarakat Indonesia
yang menggunakan bahasa daerahnya bukan menggunakan bahasa
Indonesia.
d) Kurangnya rasa cinta terhadap bahasa Indonesia itu sendiri. Banyak
warga Negara Indonesia yang lebih suka dan mencintai bahasa asing
dari pada bahasa Indonesia. Hal-hal tersebut terus berlangsung
terhadap penggunaan bahasa Indonesia maka dapat menyebabkan
kepedulian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar makin menipis dan penggunaan bahasa Indonesia-pun kian
menyempit. Mungkin generasi – generasi di bawah kita nanti yang
lebih suka menggunakan bahasa Inggris dari pada bahasa Indonesia.
Jika sudah demikian maka rasa cinta terhadap bahasa Indonesia akan
hilang.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia,
selain itu bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting
bagi warga Negara Indonesia. Dalam peranannya bahasa Indonesia
berperan penting dalam penulisan atau dalam konteks ilmiah. Dikarenakan
dalam penulisan ilmiah membutuhkan penggunaan tata bahasa Indonesia
yang baik. Sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
bahasa berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan imformasi dengan
cepat dan sekecil-kecilnya, sehingga kita dapat menguasai ilmu tersebut.
Dengan adanya teknologi sekarang ini perkembangan bahasa
Indonesia mengalami kemajuan yang cukup besar. Hal tersebut karena
adanya perkembangan teknologi yang kian hari kian canggih sehingga
menimbulkan akulturasi dan pengaruh terhadap perkembangan kosa-kata
bahasa Indonesia. Seperti memberikan informasi-informasi melalui media
internet ataupun televisi dengan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Selain dampak positif yang ditimbulkan akibat perkembangan
teknologi, juga banyak hal yang mengakibatkan dampak negatif terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Salah-satu contohnya adalah di
lingkungan anak muda yang banyak menggunakan teknologi dalam
berkirim pesan. Dikalangan anak muda bahsa yang digunakan dalam
berkirim pesan yaitu menjadikan bahasa yang baku menjadi tidak baku
dalam penulisannya, sehingga pengaruhnya semakin meningkat
meninggalkan norma yang berlaku sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.
Sehingga bahasa yang dipergunakan di kalangan anak muda yang tidak
sesuai EBI ini semakin lama semakin meluas yang pada akhirnya merusak
kosa-kata dari bahasa Indonesia.
B. Saran
Seiring berkembangnya teknologi, diharapkan semua orang dapat
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, sehingga bahasa
indonesia bisa semakin maju dan lebih berkembang
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21