Anda di halaman 1dari 18

POPULASI DAN SAMPEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata


kuliah Sosiolinguistik pada program Pascasarjana
IAIN Parepare

Oleh

RAODHATUL JANNAH
NIM : 17.0212.007

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah tentang "Populasi dan Sampel”.

Makalah ini telah Penulis susun dengan maksimal, namun pnulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan. Oleh karena itu, dengan

tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar

penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Parepare, 30 April 2018

Raodhatul Jannah
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

ABSTRAK..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A...Populasi dan Sampel....................................................................... 2

B. Teknik Sampling.............................................................................. 5

C. Teknik Penentuan Jumlah Sampel................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Simpulan.......................................................................................... 14

Daftar Pustaka............................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik, seorang peneliti harus

memahami konsep populasi dan sampel. Populasi merupakan keseluruhan

objek/subjek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil yang

memiliki karakteristik representasi dari populasi. Untuk dapat menentukan atau

menetapkan sampel yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari peneliti

mengenai sampling, baik penentuan jumlah maupun dalam menentukan sampel

mana yang diambil. Kesalahan dalam menentukan populasi akan berakibat tidak

tepatnya data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki

kualitas yang baik, tidak representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang

baik.

Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel merupakan hal yang

esensial. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang

populasi dan sampel tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana definisi populasi dan sampel?

2. Apa yang dimaksud dengan teknik sampling?

3. Bagaimana teknik penentuan jumlah sampel?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi dan Sampel

Suatu penelitian dapat dilaksanakan dengan baik apabila seorang peneliti

memahami konsep populasi dan sampel. Beberapa pengertian populasi antara lain

bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.1

Dalam pengertian yang sama, disebutkan bahwa populasi merupakan

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai

sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. 2 Jadi

sangat jelaslah bahwa populasi dapat berupa dan berbentuk apa saja, manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu yang dapat

diteliti.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sedangkan menurut Sugiyono

sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu.3

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.


1

119.
2
Margono, Metodologi Penelitian Pendidika (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), h. 118.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
3

120.
obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

“mewakili”.

Hal utama dalam penarikan sampel ialah penetapan ciri-ciri populasi yang

menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel dalam penelitian. Akan tetapi,

apabila kita tidak mampu mencapai seluruh populasi sasaran, maka kita harus

menetapkan ciri-ciri bagian populasi yang dapat dijangkau “accessible

population”. Dari populasi yang dapat dijangkau inilah peneliti mengambil

sampel bagi penelitiannya yang dapat mencerminkan populasinya.

Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan berbagai

alasan. Nawawi mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:

1. Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang

jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual.

Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi

seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang

jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari

populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok

Indonesia, misalnya.

2. Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang

diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang

diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas.

Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.

3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada

penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia

terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,

dalam hal ini, lebih tepat.

4. Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena

dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan

semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan

darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji

kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.

5. Masalah ketelitian

Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan

cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian, dalam hal ini meliputi

pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi

belum tentu ketelitian terjamin. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam

melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian

terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

6. Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti; apakah

kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang

telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan

kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada

penelitian populasi.4

4
Margono, Metodologi Penelitian Pendidika (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), h. 121.
B. Teknik Sampling

Metode dalam penentuan sampel dan jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar

diperoleh sampel yang representatif disebut teknik sampling. Dalam hal ini,

peneliti dapat menggunakan beberapa teknik sampling atau teknik pengambilan

sampel. Secara skematis, teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini:5

TEKNIK SAMPLING

Probability Sampling Non Probability Sampling

1. Simple random sampling 1. Sampling sistematis


2. Proportionate stratified 2. Sampling kuota
random sampling 3. Sampling incidental
3. Disproportionate stratified 4. Purposive Sampling
random sampling 5. Sampling jenuh
4. Area (cluster) sampling 6. Snowball sampling
(sampling menurut daerah)

Gambar 2.1 Macam Teknik Sampling


1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel.

Teknik sampel ini meliputi:

a. Simple Random Sampling

dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.


5

122.
dalam populasi itu. Simple random sampling adalah teknik untuk

mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.

Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang

terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau

untuk mewakili populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen.

Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di

dalam suatu populasi tidak terlalu besar. Misalnya, populasi terdiri dari

500 orang mahasiswa program S1 (unit Sampling). Untuk memperoleh

sampel sebanyak 150 orang dari populasi tersebut, digunakan teknik

ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun table bilangan random.6

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang

mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini

digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen. Dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang

mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka

populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah mahasiswa jurusan

Tarbiyah dan Adab ada 150 orang, jumlah mahasiswa jurusan Syariah

ada 120 orang dan jumlah mahasiswa jurusan Komunikasi dan

Dakwah sejumlah 100 orang. Apabila peneliti akan mengklasifikasikan

sampel menurut jurusan sebanyak 5%, maka cara mencari sampel

untuk setiap jurusan adalah:

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.


6

123.
Tabel 2.1 Jumlah Populasi

Mahasiswa jurusan Tarbiyah dan Adab 150

Mahasiswa jurusan Syariah 120

Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Dakwah 100

Jumlah 370

Untuk tingkat signifikansi 5%, maka jumlah populasi mengacu

kepada tabel Isaac and Michael maka jumlah sampel yang diperlukan

adalah sebanyak 180 mahasiswa.

Selanjutnya adalah menghitung jumlah sampel untuk tiap

jurusan, dengan rumus sebagai berikt:


1. Untuk Jurusan Tarbiyah dan Adab sebanyak:
n = 150/370 x 180 = 73 mahasiswa
2. Untuk Jurusan Syariah sebanyak:
n = 120/370 x 180 = 58 mahasiswa
3. Untuk Jurusan Komunikasi dan Dakwah sebanyak:
n = 100/370 x 180 = 49 mahasiswa.
Teknik Proportionate Stratified Random Sampling digunakan

bila populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan

berstrata secara proposional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila

populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai

dari PT tertentu mempunyai mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang

lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang

lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil
semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila

dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.7

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Teknik ini digunakan

bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan

terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling

daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan

diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu

negara, propinsi atau kabupaten.8 Untuk menentukan penduduk mana

yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya

berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Contoh

pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling adalah, di

Indonesia terdapat 27 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10

propinsi, maka pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random.

Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata

maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random

sampling. Contoh lainnya bila penelitian dilakukan terhadap populai

pelajar SMU disuatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung

pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau

cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua

tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap

berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara

sampling juga.

2. Nonprobability Sampling
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
7

123.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidika (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), h. 127.
8
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya

anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu

diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.

Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap

saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari

bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah 5,

10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan

akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil

dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.

Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah

jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai

golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah

sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang,

maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai

dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.

c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu.

Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang

ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu

dengan mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa

sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari

setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang

diharapkan terpenuhi.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive

sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai

sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Degan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan

dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan

penelitian. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin

pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam

bidang kepegawaian saja.

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel.9

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman

temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah

sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin

lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan

sampel purposive dan snowball.

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang

populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang

berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti

menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama

untuk rnenunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel.

Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan wanita

terhadap poligami. Peneliti cukup mencari satu orang wanita dan

kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta

kepada wanita tersebut untuk bisa mewawancarai teman lainnya.

C. Teknik Penentuan Jumlah Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun

acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian

korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30,

sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-

masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
126.
100.10 Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil, berikut beberapa formula

yang ditawarkan oleh para ahli.

1. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Rumus Slovin

Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus slovin dinyatakan sebagai:


N
n = N d2 +1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.11

Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang

dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

= 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95

2. Rumus dari Isaac dan Michael

Metode yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah cara

untuk menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut: (1)

diketahui jumlah populasinya; (2) pada taraf kesalahan (significance level)

1%, 5% dan 10%


λ2 . N . P . Q
s= 2 2
d ( N−1 ) + λ . P. Q

λ 2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1 %, 5 % dan 10 %.


P = Q = 0,5. d= 0,05, s = jumlah sampel
Berikut diberikan tabelnya :
Tabel 2.1 Tabel Penentuan Jumlah Sampel dengan Taraf Kesalahan
1%, 5% dan 10%
Signifikansi Signifikansi
N N
1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 155 138
15 15 14 14 290 202 158 140
20 19 19 19 300 207 161 143
10
Ambar Retno, Populasi dan Sampel, diakses dari website resmi
https://www.academia.edu/11312318/POPULASI_DAN_SAMPEL (diakses tanggal 27 April
2018).
11
Yuni, “Chapter 4 Metode Penelitian” diakses dari situs pribadi
http://virtualyuni.wordpress.com/2011/03/08/chapter-4-metode-penelitian/ (diakses tanggal 28
April 2018).
25 24 23 23 320 216 167 147
30 29 28 28 340 225 172 151
35 33 32 32 360 234 177 155
40 38 36 36 380 242 182 158
45 42 40 39 400 250 186 162
50 47 44 42 420 257 191 165
55 51 48 46 440 265 195 168
60 55 51 49 460 272 198 171
65 59 55 53 480 279 202 173
70 63 58 56 500 285 205 176
75 67 62 59 550 301 213 182
80 71 65 62 600 315 221 187
85 75 68 65 650 329 227 191
90 79 72 68 700 341 233 195
95 83 75 71 750 352 238 199
100 87 78 73 800 365 243 202
110 94 84 78 850 373 247 205
120 102 89 83 900 382 251 208
130 109 95 88 950 391 255 211
140 116 100 92 1000 399 258 213
150 122 105 97 1100 414 265 21712

Berdasarkan rumus tersebut dapat di hitung jumlah sampel dari


populasi mulai dari 10. Dari tabel diatas terlihat bahwa, makin besar taraaf
kesalahan, maka akan semakin kecil ukuran sampel. Sebagai contoh :
untuk populasi 1000, untuk taraf kesalahan 1 % jumlah sampelnya 399,
untuk taraf kesalahan 5 % jumlah sampelnya 258 dan untuk tarafnya 10%
jumlah sampelnya 213.

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
131.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan materi di bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat

dipetik dalam makalah ini adalah:

1. Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek penelitian, sedangkan

sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan prosedur

tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.

2. Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability

sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi,

simple random, proportionate stratified random, disproportionate

tratified random dan area random. Nonprobability sampling meliputi,

sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive

sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

3. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil, dapat dilakkan

dengan dua cara yaitu dengan penentuan jumlah sampel dengan

menggunakan Rumus Slovin dan rumus dari Isaac dan Michael


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Rineka Cipta.

Martono, Nanang. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Grafindo Persada.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:


Sinar Baru.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi”.


Bandung: Alfabeta.

Yuni. “Chapter 4 Metode Penelitian”. Diakses dari situs pribadi


http://virtualyuni.wordpress.com/2011/03/08/chapter-4-metode-penelitian/

Anda mungkin juga menyukai