Anda di halaman 1dari 57

Penyakit-penyakit Parasit Unggas di Indonesia

•Industri perunggasan merupakan


penghasil protein hewani paling efisien
dibandingkan dengan jenis ternak
lainnya.

•Penyakit unggas yang disebabkan oleh


parasit merupakan ancaman serius yang
meskipun jarang menyebabkan kematian
tetapi menimbulkan kerugian besar
dalam bentuk pertumbuhan terhenti,
penurunan berat badan pada ayam
pedaging dan produksi telur pada ayam
petelur.
Koksidiosis
• Penyakit koksidiosis biasanya
berjangkit sebagai infeksi
campuran beberapa spesies
Eimeria pada unggas.
• Terdapat 9 spesies Eimeria
yang ditemukan pada ayam,
yaitu E. tenella (spesies
penting dan paling
patogenik), E. necatrix, E.
maxima, E. acervulina, E.
brunetti, E. hagani, Praecox,
E. mivati dan E. mitis. .
Siklus hidup
Sporozoit Eimeria tenella

(
• Oosit dalam kotoran ayam
akan bersporulasi dalam 24 -
48 jam yang apabila dimakan
ayam akan bermigrasi ke
saluran pencernaan. Setiap
spesies Eimeria mempunyai
lokasi tertentu dalam usus
ayam (E. tenella menempati
sekum).
Diare Berdarah
Feses bercampur darah
Pengendalian dan Pencegahan

Koksidiostat Vaksinasi :
Obat -cocivax
-Paracox

Timbul : Isolat berbeda


-resistensi obat tak efektif
-residu obat (Shirley, 2002)
-Isolat baru (Hoshau, 2003)

Belum mendapatkan hasil yang optimal


Pemborosan obat dan vaksin

ALTERNATIF ? ? ?
PERBANDINGAN VAKSIN YANG ADA DENGAN VAKSIN YANG DITELITI
Vaksin di isi pemakaian kekurangan keuntungan
pasaran

Coccivax
® 6 jenis Campur makan •Tidak tepat sasaran Pembuatannya
® oosista dan air minum Isolat berbeda tak sederhana
Immucox
Eimeria efektif
Paracox
®
sp (Rose,1992,Shirley,1996)
Koksivet
® (hidup)
•dosis tak tepat ( BJ oosista
> air Kemampuan makan
berbeda)
•Oosista sisa reiinfeksi yang
semakin patogen
•Mahal

Vaksin Antigen Injeksi Memerlukan metode •Tepat sasaran (E.tenella


yang ekskresi- khusus yang sering menyerang
diteliti sekresi ayam di Indonesia
Sporozoit (Pulungan),
E.tenella 2001;Pusvetma,2005
(Vaksin •Dosis tepat
inaktif)
Diagnosis
Diagnosa diperkuat dengan ditemukannya lesi-lesi
mengandung koksidia pada nekropsi.
Untuk pencegahan penyakit biasa digunakan
koksidiostat, misalnya tritiadol,
derivat-derivat diphenyldisulfide dan banyak produk
impor.
Koksidiostat tidak mengobati koksidiosis sekali gejala
terlihat.
Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti
sulphonamide, sulphamezathine, sulphaquinoxaline,
dan sulphaguanidine atau kombinasinya.
Leucocytozoon caulleryi
• Merupakan parasit darah menyerang ayam
yang dipelihara di lingkungan peternakan
yang berdekatan dengan persawahan, kolam,
atau daerah berair terbuka lainnya.

Infeksi oleh Leucocytozoon caulleryi yang


bersifat akut pada ayam muda dan ayam
broiler, dilaporkan dapat menyebabkan
kematian sampai lebih dari 10%. Kejadian
yang bersifat akut ini disebabkan oleh
banyaknya infestasi parasit dalam darah.
Parasit ini juga menginfeksi paru-paru, ginjal, limpa,
hati, otot dan organ tubuh lainnya...
• Kejadian yang bersifat akut ini disebabkan oleh
banyaknya infestasi parasit dalam darah.
Parasit tersebut membentuk megaloschizont
dan dalam jumlah yang sangat banyak, dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah kapiler organ vital seperti;
jantung, otak dan paru-paru.
• Karena gangguan sirkulasi darah yang
menuju organ vital tersebut
menyebabkan terjadinya kematian
jaringan pada organ tersebut, sehingga
organ tersebut tidak dapat berfungsi
dengan baik, dan selanjutnya ayam
menjadi mati.
• Untuk menghindari parasit ini, kandang
ayam sebaiknya dibangun berjauhan dari
air atau digunakan penyaring untuk
melindungi masuknya parasit ke dalam
kandang.
• Pengobatan masih memungkinkan
menggunakan sulphadimethoxine (20 -
50 ppm), furazolidone (100 - 150 ppm),
pyrimethamine (0,5 - 1 ppm).
Sulphamethoxine dan daimeton bisa
diberikan secara simultan.
• Vektor parasit ini adalah
Culicoides arakawai.
• Ketika Arakawai mengunjungi
Indonesia, ia menjelaskan secara
rinci bagaimana memerangkap
Culicoides secara efektif. C.
arakawai menyerang bagian tubuh
ayam yang terbuka, terutama pada
malam hari, menyebabkan tingkat
kematian 50 - 80 % pada anak
ayam dan 5 - 12 % pada ayam
dewasa
Tanda klinis pada ayam umur 1 bulan yang
terinfeksi Culicoides adalah anoreksia,
depresi, anemia, diare, dan feses
berwarna kuning / kehijauan. Pemeriksaan
nekropsi memperlihatkan adanya organ
berdarah dan pendarahan di bawah kulit.
Pada ayam yang lebih tua, pertumbuhan
terhambat dan terjadi penurunan produksi
telur
HISTOMONIASIS (BLACK HEAD)

• Etiologi :
Histomonas meleagridis
• Gejala :
Feses berwarna kekuningan seperti
belerang
Ayam ngantuk, sayap
menggantung, berjalan kaku, mata
tertutup
nafsu makan turun, nafsu minum
naik
Kulit daerah kepala kebiruan
Sekum / usus buntu mengalami
kerusakan
Kerusakan pada hati
• Penanganan: Membasmi cacing
Heterakis sp
Pengobatan
Membasmi cacing Heterakis sp
Trematoda
• Infestasi trematoda biasa
terjadi pada ayam yang
dipelihara dalam sangkar
individu bertingkat terbuat dari
bambu dalam kandang terbuka
• Dampak ekonomis trematoda
relatip kecil tetapi apabila tidak
ditangani dengan baik akan
mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi telur.
Echinostoma revolutum
• Di antara trematoda yang menginfestasi kandang ayam
adalah echinostoma revolutum

• Ayam terinfeksi E. revolutum lewat air minum yang


sudah terkontaminasi oleh siput mengandung cercariae
E. revolutum mendiami sekum dan rektum ayam.
menyebabkan enteritis
Prothogonimus pellucidus
• Tumpukan feses akan terinfestasi oleh berbagai
jenis serangga.
• P. pellucidus menginfestasi dari nimfe lalat yang
terkontaminasi cercariae, yang bermigrasi ke bursa
fabricus atau saluran telur.
Gejala klinis dari ayam yang terinfestasi P.
pellucidus adalah depresi, produksi telur turun,
kerabang telur tipis dan lunak.
• Kloaka mensekresikan cairan seperti susu.
Sekeliling bulu terlihat melekat pada kulit. Keluaran
kloaka biasanya mengandung albumen, kuning telur
dan bisa ditemukan parasit.

• Philopthalmus gralli.
Pencegahan
• Mencegah infestasi trematoda adalah
dengan cara menghindari
penggunaan air minum dari
persawahan yang besar kemungkinan
mengandung nimfe lalat atau siput,
dan hanya menggunakan air bersih.
Tidak ada obat yang efektif untuk
mengobati parasit ini tetapi carbon
tetrachloride bisa dicobakan.
Nematoda
•Hidup bebas/berparasit
•Lokasi berparasit : sal.
Pencernaan,pernafasan, darah,
hati, mata paru-paru, kulit dsb
•Menyebabkan kerugian
ekonomi yang besar
•Penularan :
•Aktif larva stadium III
perkutan/per os
•Pasif larva stadium II per os
Ascaridia galli
• adalah nematoda paling penting yang
menyerang ayam.
• Berparasit pada mukosa ventriculus,
proventrikulus dan tembolok
• Ayam menderita hemoragi enteritis dan
ditemukan larva cacing pada kelenjar
membran saluran pencernaan.
• Patogen terhadap ayam muda
• Predisposisi diet kurang Vit A,B,B12, mineral
dan protein
• Nafsu makan hilang, Pertumbuhan terlambat
• Lesu, diare, kurus, penurunan efisiensi pakan
• Infes tasi cacing
bulat, seperti sering
dijumpai dalam
temuan pathologis,
bisa menyebab kan
kematian mendadak
akibat perusakan
duodenum dan atau
jejenum.
• Ayam menjadi terinfeksi
penyakit akibat mengkonumsi
makanan yang mengandung
telur cacing.
• Pencegahan adalah
memungkinkan dengan
memberikan anthelmentik
kepada ayam sekali sebulan
khususnya terhadap ayam
yang dipelihara dalam
kandang kotor.
• Pengobatan dapat dilakukan
dengan pemberian piperazine,
levamizole, phenothiazine dan
hygromyzine B.
Singamus trachea
gape worm/cacing menganga
berparasit pada trachea
selalu dalam keadaan kopulasi
• Patogenesis
• Efek berat terutama migrasi pulmo
oleh larva (trachetis hemoragika,
produksi mucus banyak kesulitan
bernafas
• Kepala digelengkan, batuk
• Pengobatan : Thiabendazole,
fenbendazole, levamizole,
nitroxynil
Heterakis gallinarum
• Berparasit pada sekum
• Patogenesis
perusakan mukosa sekum,
hemoragi
Kerugian ekonomi
Merupakan karier dari
Histomonas meleagridis penyebab
enterohepatitis
Pengobatan : Phenotiazine 1g/ayam,
piperazine, mebendazole 2g/28 kg
pakan, dll
Cestoda
• Secara ekonomi merugikan
• Menyebabkan penurunan berat badan
atau keterlambatan, penurunan
produksi telur dan daging
• Menghisap sari makanan ayam

• Davainea proglotina, Raillietina


tetragona, R. Cesticillus dan R.
echinohothrida adalah jenis cestoda
(cacing pita) yang paling umum
menginfestasi ayam di Indonesia.
Gejala klinis adalah kehilangan nafsu
makan, anemia, emasiasi, depresi dan
diare.
Infestasi berat dapat menyebab
kan kematian sedangkan
produksi telur turun 25 %.
Penyakit ini dapat ditularkan
lewat lalat kandang dan semut
sebagai inang perantara
Raillietina echinobothrida
• Pemeriksaan post mortem memperlihatkan
adanya nodul-nodul dalam usus halus yang terdiri
dari jaringan nekrotik dan leukosit, diare mukoid,
mati mendadak.
Raillietina tetragona
• Jarang terjadi bungkul-bungkul
• Pada puyuh umur 25 – 40 hari
mematikan
• Tembolok dan ampela mengalami
pendarahan
• Usus melembung dan kemerah2an
• Sulit bergerak/paralisis
Raellietina cesticillus
• Ayam muda lebih peka
• Gula darah turun, Hb turun
• Pertumbuhan terhambat
• Infeksi berat kelemahan
• Vili usus degenerasi dan meradang di
tempat perlekatan
Tindakan pencegahan
• Tindakan pencegahan adalah memungkinkan dengan
penggunaan insektisida organophosphat untuk
menghilangkan lalat kandang dan semut/membunuh HI
• Pembuangan tinja yang baik dan sering
• Pengobatan menggunakan dichlorophen sebanyak 300
mg/kg berat badan, kamala mengeluarkan proglotida
Ektoparasit pada Unggas
• Filum Arthropoda
hidup pada atau di dalam kulit,
alat visceral hospes.
• Berkembang biak :
di dalam kotoran
Bangkai ayam
hancuran bahan organik
Gangguan :
1. Sanitasi dan kesehatan
lingkungan
2.Vektor penyakit
Beberapa jenis kutu
• Sedikitnya ada 5 spesies kutu yang biasa
menginfestasi ayam (terutama ayam petelur)
yaitu

• Menopon gallinae,
warna kuning pucat

hidup pada tangkai bulu


• Menacanthus stramineus,
bertubuh kuning, mengkonsumsi darah
dijumpai pada tempat yang
sedikit bulu dada,paha dan anus
memakan sisik epidermis,
remukan bulu dan eksudat
dengan cara menggesekgesekan
tubuhnya pada kulit ayam
• Goniocotes dissimilis,

tubuh kecil, pada bulu lembut


di dasar bulu
• Columbicola columbae

kutu langsing pada burung merpati


warna coklat hitam
Lipeurus caponis

• Pada bawah bulu sayap besar


• Memakan ketombe dan rontokan bulu
Cuclogasther heterographa
• Menyerang bulu di kulit kepala, leher
• Memakan sisik epudermis, remukan
bulu dan eksudat
Patogenesis
• Ditularkan kontak langsung
• Menggaruk atau mematuk kulit yang
mengalami iritasi
• Mengkonsumsi darah
• Kelemahan umum
• Jarang menimbulkan kematian tetapi
produksi telur bisa turun 25 % pada
infestasi parah.
• Untuk meng hilangkan kutu biasa
digunakan produk-produk tembakau atau
insektisida khusus untuk penggunaan
veteriner.
• Caplak

• Famili : Argasidae
Caplak ayam Ornothonyssus bursa dan
tungau ayam Argas robertsi diketahui
merupakan spesies ektoparasit caplak yang
paling sering menyerang ayam.
• Caplak biasa ditemukan pada sangkar terbuat
dari bambu, dan bahkan pada permukaan
feses ayam. Meskipun tidak menyebabkan
kematian tetapi produksi telur bisa turun 25
% dan pekerja menjadi enggan memasuki
kandang karena gangguan caplak.
• Pada kasus infestasi A. robertsi, bentuk
dewasa biasanya bersembunyi di balik
celah / retakan sepanjang hari dan
keluar pada malam hari untuk
menghisap darah.
• Paralisis akibat caplak (tick paralysis)
ditandai paralisis motorik Argas
persicus
Tungau
• Penghisap darah, menggali kebagian
dalam kulit, organ visceral
• Infestasi tungau tidak menyebabkan
mortalitas tetapi produksi telur bisa
turun 30 %.
Dermanyssus gallinae
• Setelah menghisap darah menjadi
merah
• Dikenal tungau merah, menghisap
darah pada malam hari
• Gejala :
anemia, kelemahan umum,
kepucatan pada balung dan pial,
konsumsi pakan naik, produksi
daging maupun telur menurun
Cnemidocoptes mutans
• Tungau kaki bersisik
• Terutama pada burung tua
• Menimbulkan lesi pada kaki yang tidak
ditumbuhi bulu, kulit daerah balung dan pial
• Membuat lubang di bawah sisik pada kaki
bagian bawah dan jari
• Menimbulkan gatal, iritasi, keradangan,
lepasnya jari, produksi turun
• Pengobatan merendam kaki yang terserang
dengan campuran insektisida dan minyak
Pengendalian dan Pengobatan Parasit
1. Tindakan sanitasi harus dijalankan secara benar dan
ketat.
2. Buang secara periodik, tumpukan feses yang
merupakan sumber perkembang
biakkan serangga dan kumbang yang keduanya
diyakini dapat menularka penyakit ayam.
3. Jika mungkin, sangkar bambu digantikan oleh
sangkar kawat untuk mencegah infestasi tungau dan
caplak.
4. Gangguan burung, tikus dan hewan liar lainnya
harus diperkecil.
5. Hilangkan areal yang tergenang air di sekitar
kandang.
6. Metoda manajemen pemeliharaan ayam yang
efisien akan membantu untu memperkecil populasi
parasit.

Anda mungkin juga menyukai