Secara garis besar, kasus defisiensi nutrisi terlihat dari beberapa gejala
seperti pertumbuhan yang tidak optimal, ayam mudah terserang bibit
penyakit, penurunan produksi telur atau penurunan daya tetas telur. Hanya
melihat gejala, tidak akan spesifik (sulit dibedakan) seperti halnya infeksi
penyakit.
Secara umum gejala defisiensi nutrisi pada ayam dapat
dilihat sebagai berikut
Kanibalisme
Saat mengalami defisiensi mineral (Na, Cl), vitamin maupun
asam amino, ayam biasanya akan menunjukkan perilaku
mematuk bulu dan kepala. Sifat tersebut disebut dengan
kanibalisme. Selain akibat defisiensi nutrisi, kanibalisme
inipun bisa disebabkan karena stres akibat perubahan
ransum, stres panas (heat stress), kekurangan pencahayaan
Mineral yang seringkali defisiensi pada ayam antara lain mineral kalsium (Ca),
fosfor (P), mangan (Mn) dan zat besi (Fe) (www.merckvetmanual.com).
Defisiensi mineral pada ayam dapat menimbulkan efek seperti pertumbuhan
lambat, konsumsi ransum menurun, osteoporosis, sikap dan cara berjalan
yang abnormal, kerabang telur tipis dan lembek, produksi telur menurun,
pertumbuhan bulu kasar dll.
Kalsium (Ca) dan Fosfor (P)
Defisiensi baik kalsium maupun fosfor pada ayam
periode starter dan grower menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal
meskipun ransum mengandung vitamin D yang cukup. Fosfor selain
berfungsi dalam pembentukan kerangka tubuh (tulang), juga berfungsi
menjaga keseimbangan asam basa, pertumbuhan dan katalis untuk reaksi
biologis dalam proses metabolisme (Leeson dan Summer, 2001). Untuk
ayam petelur, penggunaan grit (grit batu, tulang dan kerang) bagus untuk
mensuplai kalsium dan fosfor.
Mangan (Mn)
Vitamin B3 (nicotinamide)
Banyak bahan pakan ayam rendah akan kandungan vitamin ini. Defisiensi
vitamin B3 ini bisa menyebabkan pertumbuhan terhambat, tulang bengkok,
pertumbuhan bulu tidak teratur, peradangan pada lidah (mulut) dan lubang
hidung.
Vitamin B5 (asam pantotenat)
Vitamin B12 (sianokobalamin)
Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan ayam mengalami anemia,
pertumbuhan lambat dan kematian embrio telur.
Vitamin D
Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang serta terlibat dalam
metabolisme kalsium dan fosfor serta proses penyerapan kalsium dan
fosfor oleh usus halus. Vitamin D juga berfungsi mengatur mobilisasi
penyimpanan kalsium dan fosfor di ginjal dan tulang, sehingga kalsium
dari tulang dapat langsung digunakan ketika diperlukan oleh tubuh. Efek
defisiensi pada ayam meliputi tulang dan paruh ayam yang rapuh (soft),
kerabang telur lembek, pertumbuhan lambat dan penurunan produksi
telur.
Vitamin E
Vitamin E merupakan salah satu vitamin larut lemak dan jika bahan pakan
yang banyak mengandung vitamin E tidak disimpan dalam kondisi yang
baik, maka akan terjadi ketengikan dan mudah sekali rusak karena
vitamin peka terhadap panas. Vitamin E berperan dalam reproduksi dan
kerja sitem syaraf serta muscular (otot). Defisiensi vitamin E seringkali
berkomplikasi dengan jenis penyakit lain seperti penyakit avian
encephalomyelitis, exudative diathesis dan muscular dystrophy.
Pemecahan Kasus Defisiensi Nutrisi
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak antara lain :
Pastikan konsumsi ransum masuk sesuai dengan standar dari perusahaan
pembibit (breeder).
Pastikan tidak ada gangguan teknis yang terjadi (seperti ayam kekurangan
tempat ransum, ransum terlambat diberikan, atau karena manajemen
ransum yang salah) terutama pada umur ayam 2 minggu pertama
pada broiler atau 5 minggu pertama pada layer
Diusahakan untuk ‘memilah ayam’ berdasarkan tingkat uniformitasnya
agar bisa diberi perlakuan khusus. Ayam yang terlihat menunjukkan gejala
penyakit segera dipindah pada flok terpisah
Bila kualitas ransum kurang baik, lakukan suplementasi ransum untuk
rneningkatkan kualitas ransum