Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT PADA UNGGAS

Penyakit Infeksius dan


Noninfeksius

drh. Noveling Inriani


Penyakit Infeksius dan Noninfeksius

 Penyakit infeksius adalah penyakit disebabkan oleh agen penyakit (virus,


bakteri, parasit dll) maka dalam preparat pasti akan ditemukan agen
penyakit itu.

 Penyakit non-infeksius, adalah penyakit yang disebabkan selain agen


infeksi misalnya akibat defisiensi nutrisi, defisiensi vitamin, defisiensi
mineral dan keracunan pakan
Penyakit Non Infeksius
Defisiensi Nutrisi

 Secara garis besar, kasus defisiensi nutrisi terlihat dari beberapa gejala
seperti pertumbuhan yang tidak optimal, ayam mudah terserang bibit
penyakit, penurunan produksi telur atau penurunan daya tetas telur. Hanya
melihat gejala, tidak akan spesifik (sulit dibedakan) seperti halnya infeksi
penyakit.
Secara umum gejala defisiensi nutrisi pada ayam dapat
dilihat sebagai berikut
Kanibalisme
Saat mengalami defisiensi mineral (Na, Cl), vitamin maupun
asam amino, ayam biasanya akan menunjukkan perilaku
mematuk bulu dan kepala. Sifat tersebut disebut dengan
kanibalisme. Selain akibat defisiensi nutrisi, kanibalisme
inipun bisa disebabkan karena stres akibat perubahan
ransum, stres panas (heat stress), kekurangan pencahayaan

Kelumpuhan, pincang dan kelainan bentuk kaki


Defisiensinutrisi menjadi salah satu penyebab terhambatnya
perkembangan kaki atau kaki menjadi abnormal. Defisiensi
vitamin dan mineral, seperti vitamin E, vitamin B kompleks,
mangan, zinc dan selenium bisa menyebabkan kaki seperti
terpuntir/terbelit. Defisiensi protein atau asam amino juga
dapat memicu timbulnya kelainan ini.
Defisiensi Protein dan Asam Amino

 Beberapa bahan baku ransum memiliki satu atau dua


kandungan asam amino yang rendah. Contohnya jagung
dan dedak yang masih rendah kandungan lysine-nya
atau bungkil kedelai yang rendah asam amino
methionine. Jika kandungan protein dalam ransum
tidak memenuhi kebutuhan protein ayam, maka
pertumbuhan ayam akan lambat.
 Gejala defisiensi asam amino juga tidak terlihat
spesifik, gejalanya hanya terlihat dari pertumbuhan
lambat, konsumsi menurun atau penurunan produksi
telur dan ukuran telur.
 Untuk mengefisienkan biaya penggunaan suplemen yang
mengandung asam amino (Top Mix). Namun kandungan
protein ransum yang melebihi kebutuhan akan dirombak
Defisiensi Mineral

 Mineral yang seringkali defisiensi pada ayam antara lain mineral kalsium (Ca),
fosfor (P), mangan (Mn) dan zat besi (Fe) (www.merckvetmanual.com).
Defisiensi mineral pada ayam dapat menimbulkan efek seperti pertumbuhan
lambat, konsumsi ransum menurun, osteoporosis, sikap dan cara berjalan
yang abnormal, kerabang telur tipis dan lembek, produksi telur menurun,
pertumbuhan bulu kasar dll.
Kalsium (Ca) dan Fosfor (P)
 Defisiensi baik kalsium maupun fosfor pada ayam
periode starter dan grower menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal
meskipun ransum mengandung vitamin D yang cukup. Fosfor selain
berfungsi dalam pembentukan kerangka tubuh (tulang), juga berfungsi
menjaga keseimbangan asam basa, pertumbuhan dan katalis untuk reaksi
biologis dalam proses metabolisme (Leeson dan Summer, 2001). Untuk
ayam petelur, penggunaan grit (grit batu, tulang dan kerang) bagus untuk
mensuplai kalsium dan fosfor.
Mangan (Mn)

Defisiensi mangan bisa terjadi pada anak ayam dan


merupakan faktor penyebab penyakit seperti perosis
(bone deformities), kerabang telur tipis dan daya tetas
telur rendah.

Zat Besi (Fe)

Zat besi dibutuhkan unggas untuk pembentukan


hemoglobin (sel darah merah). Defisiensi Fe pada ayam
akan menimbulkan anemia, otot agak pucat dan
gangguan pigmentasi bulu. Fe merupakan komponen
yang esensial dari darah, yang merupakan inti dari
hemoglobin. Disamping itu, Fe juga merupakan salah
satu komponen beberapa enzim, seperti enzim
katalase, peroksidase, fenilalanin hidroksilase,
tirosinase, dan prolin hidroksilase
Defisiensi Vitamin

 Sebanyak 13 macam vitamin yang dibutuhkan oleh ayam dikelompokkan


dalam vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak terdiri
dari vitamin A, D, E dan K, sedangkan vitamin larut air meliputi thiamin (B 1),
riboflavin (B2), nicotiniamide (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin
(B7), asam folat (B9), sianokobalamin (B12) dan choline. Semua vitamin
tersebut sangat penting bagi ayam dan harus tercukupi kebutuhannya agar
ayam bisa tumbuh dan berproduksi. 
Vitamin A
 Vitamin A berperan dalam memelihara fungsi lapisan saluran pencernaan,
pernapasan dan saluran reproduksi serta menjaga perkembangan tulang secara
normal.
 Defisiensi vitamin A dapat menurunkan respon kekebalan antibodi terhadap
tantangan bibit penyakit. Vitamin A tergolong sebagai vitamin yang tidak
stabil. Ransum yang disimpan dalam waktu yang lama atau dalam kondisi yang
tidak baik, kemungkinan akan kehilangan vitamin A. Pada anak ayam,
defisiensi vitamin A menyebabkan pertumbuhan lambat, diikuti
dengan ataxia (kehilangan keseimbangan), ruffled feathers (bulu berdiri) dan
peradangan di daerah sekitar mata.
Vitamin B Kompleks

 Vitamin B kompleks terlibat dalam banyak proses metabolisme energi dan


metabolisme nutrisi penting lainnya. Semua vitamin B larut dalam air dan
tidak disimpan dalam jaringan tubuh. Gejala defisiensi vitamin ini tergantung
dari jenis vitamin B apa yang mengalami defisiensi. Namun secara umum,
gejala defisiensi vitamin B ditandai dengan penurunan nafsu makan, ayam
terlihat lesu dan lemah, dermatitis (radang kulit) dan pertumbuhan serta
kondisi bulu tidak normal. Bahan pakan sumber vitamin B diantaranya kacang-
kacangan dan biji-bijian.
Vitamin B1 (thiamin)
 Defisiensi vitamin tersebut dapat saja terjadi pada bahan
baku ransum yang berjamur dan berbau apek (karena
terjadi oksidasi kandungan lemak/minyak). Vitamin
B1 mudah terurai pada suhu tinggi dan pada keadaan
alkalis. Sumber dari vitamin B1 dapat diperoleh dari
kacang-kacangan, dedak dan bungkil kacang tanah.
 Gejala yang terlihat akibat kekurangan vitamin ini antara
lain anoreksia (kehilangan nafsu makan), diikuti oleh
penurunan berat badan, bulu berdiri, kaki lemah dan
langkah kaki tidak teratur. Ayam dewasa kerapkali
menunjukkan jengger yang berwarna biru. Jika defisiensi
berlangsung lebih lanjut, maka akan terlihat adanya
paralisis pada otot yang diawali dengan menekuknya jari,
kemudian diikuti oleh paralisis otot ekstensor pada kaki,
Vitamin B2
Gejala defisiensi vitamin B2 diantaranya terjadi curly-toe paralysis,
pertumbuhan lambat dan penurunan jumlah produksi telur.

Vitamin B3 (nicotinamide)
Banyak bahan pakan ayam rendah akan kandungan vitamin ini. Defisiensi
vitamin B3 ini bisa menyebabkan pertumbuhan terhambat, tulang bengkok,
pertumbuhan bulu tidak teratur, peradangan pada lidah (mulut) dan lubang
hidung.
Vitamin B5 (asam pantotenat)

 Asam pantotenat adalah komponen koenzim yang ada hubungannya


dengan reaksi metabolik karbohidrat, protein, lemak. Gejala defisiensi
asam pantotenat ditandai oleh lambatnya pertumbuhan bulu, ayam sangat
kurus dan pada sudut paruh terbentuk keropeng dan kerak. Pada ayam
petelur, defisiensi asam pantotenat menghasilkan telur dengan daya tetas
rendah karena kadar vitamin ini dalam telur sangat rendah dan kematian
embrio banyak terjadi pada akhir masa inkubasi.
Vitamin B6 (piridoksin)
Vitamin B6 berperan sebagai koenzim metabolisme asam amino dan
dibutuhkan dalam kerja sistem syaraf. Defisiensi vitamin B 6 bisa menimbulkan
kelainan sistem syaraf bahkan sampai kematian.

Vitamin B12 (sianokobalamin)
Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan ayam mengalami anemia,
pertumbuhan lambat dan kematian embrio telur.
Vitamin D
 Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang serta terlibat dalam
metabolisme kalsium dan fosfor serta proses penyerapan kalsium dan
fosfor oleh usus halus. Vitamin D juga berfungsi mengatur mobilisasi
penyimpanan kalsium dan fosfor di ginjal dan tulang, sehingga kalsium
dari tulang dapat langsung digunakan ketika diperlukan oleh tubuh. Efek
defisiensi pada ayam meliputi tulang dan paruh ayam yang rapuh (soft),
kerabang telur lembek, pertumbuhan lambat dan penurunan produksi
telur.
Vitamin E

 Vitamin E merupakan salah satu vitamin larut lemak dan jika bahan pakan
yang banyak mengandung vitamin E tidak disimpan dalam kondisi yang
baik, maka akan terjadi ketengikan dan mudah sekali rusak karena
vitamin peka terhadap panas. Vitamin E berperan dalam reproduksi dan
kerja sitem syaraf serta muscular (otot). Defisiensi vitamin E seringkali
berkomplikasi dengan jenis penyakit lain seperti penyakit avian
encephalomyelitis, exudative diathesis dan muscular dystrophy.
Pemecahan Kasus Defisiensi Nutrisi
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak antara lain :
 Pastikan konsumsi ransum masuk sesuai dengan standar dari perusahaan
pembibit (breeder).
 Pastikan tidak ada gangguan teknis yang terjadi (seperti ayam kekurangan
tempat ransum, ransum terlambat diberikan, atau karena manajemen
ransum yang salah) terutama pada umur ayam 2 minggu pertama
pada broiler atau 5 minggu pertama pada layer
 Diusahakan untuk ‘memilah ayam’ berdasarkan tingkat uniformitasnya
agar bisa diberi perlakuan khusus. Ayam yang terlihat menunjukkan gejala
penyakit segera dipindah pada flok terpisah
 Bila kualitas ransum kurang baik, lakukan suplementasi ransum untuk
rneningkatkan kualitas ransum

Anda mungkin juga menyukai