Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang raan yang
disebabkan oleh rudapaksa(trauma atau tenaga fisik).untuk memperbaiki posisi
fragmen tulang pada fraktur terbuka yang tidak dapat diresposisi dan sulit
dipertahankan dan untuk memberikan hasil yang lebih baik maka perluh dilakukan
tindakan operasi ORIF (open reduktion wityh internal fixsation).
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang
terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral
terutama calsium kurang lebih 67% dan bahan selulur 33%
Trauma yang paling sering terjadi dalam sebuah kecelakaan adalah fraktur
(patang tulang) . fraktur atau patang tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau rudapaksa.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya ( dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka
mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain
:sendi rahang yang telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragan adalah dislokasi sendi bahu dan
sendi pinggul (pahu) karena terpleset dari tempatnya,makan sendi itupun menjad
macet.selain macet juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi,ligmen-ligmen biasanya menjadi kendor
Gout merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme purin
didalam tubuh.dimana akan terjadi peningkatan produksi asam urat dan penurunaqn
ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga menyebabkan penumpukan kadar asam urat
disendi dan saluran ginjal.gout adalah hasil dari metabolisme dari tubuh oleh salah
satu protein (purin)dalam ginjal. Dalam hal,ginjal berfungsi mengatur kestabilan
kadar asam urat dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni
(urin),(Bruner dan Sudarth 2002).
Berdasarkan survei WHO tahun 2004, indonesia merupakan negara terbesar
ke-4 diduniayang penduduknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari
buleting Natural,diindonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada pria dibawa usia 34
tahun.kadar asam urat pada pria normal berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada p[erempuan
2,6-6 mg/dl.kadar asam urat yang lebih dari 7 mg/dl untuk laki-laki dan 6 mg/dl untuk
perempuan disebut hiperurisemia
Luka bakar adalah cidera yang terjadi akibat panjanan terhadap panas,bahan
kimia,radiasi,atau arus listrik.pemindahan energi dari sumber panas ketubuh manusia
menyebabkan urutan kejadian fisiologis sehingga pada kasus yang paling berat
menyebabkan destruksi jaringan ireversibel.rentang keparahan luka bakar mulai dari
kehilangan minor segmen kecil lapisan terluar kulit sampai cedera komplek yang
melibatkan semua sistem tubuh.terapi berfariasi dari aplikasih sederhana agens anti
septik topikal diklinik rawat jalan hingga pendekatan tim antar disiplin,multi
sistem,dan invasif dilingkungan aseptik pusat penanganan luka bakar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan fraktur?
2. Bagaimana penatalaksaan medis dan edukasi dengan fraktur?
3. Bagaimana patofisiologi dengan fraktur?
4. Apa yang dimaksud dengan dislokasi?
5. Bagaiman patofisiologi dislokasi?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dan edukasi pada pasien dislokasi?
7. Apa yang dimaksud dengan gout?
8. Bagaimana patofisiologi gout?
9. Bagaimana penatalaksaan dan edukasi pada pasien gout?
10.Apa yang dimaksud dengan luka bakar?
11.Bagaimana patofisiologi luka bakar ?
12.Bagaimana pernatalaksanaan medis dan edukasi pada pasien luka bakart

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian fraktur
2. Untuk memahami penatalaksaan medis dan edukasi dengan fraktur
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada fraktur
4. Untuk mengetahui pengertian dislokasi
5. Untuk memahami patofisiologi dislokasi
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan edukasi pada pasien dislokasi
7. Untuk mengetahui pengertian gout
8. Untuk memahami patofisiologi gout
9. Untuk mengetahui penatalaksaan dan edukasi pada pasien gout
10. Untuk mengetahui luka bakar
11. Untuk memahami patofisiologi luka bakar
12. Untuk mengetahui pernatalaksanaan medis dan edukasi pada pasien luka bakart
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI FRAKTUR

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa(Syiamsuhidayat.2004: 840).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(bruner dan sederth. 2001:2357).fraktur adalah patah tulang biasa disebabkan oleh trauma
atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,keadaan tulang itu sendiri dan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap.(price and wilson 1995:1183).patah tulang adalah terputusnya hubungan
normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan.(oswari,2000:144).

B. PATOFISIOLOGI

Pata tulang biasa terjadinya karena benturan tubuh,jatuh/trauma,baik itu trauma


langsung misalnya:tulang kaki terbentur bemper mobil,atau tidak langsung
misalnya:seseorang yang jatuh dengan telapak tangan yang menyangga.Jaga bisa karena
trauma akibat tarikan otot misalnya:patah tulang patella dan olekronon,karean otot trisepdan
bisep mendadak berkontraksi.

Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan tertutup.tertutup bila tidak terdapat hungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar.Terbuka terdapat hubangan antara fragmen
tulangan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit.

Sewaktu tulangpatah perdarahan biasanya terjadi disekitar tempat patah kedalam


jaringan luka di seitar tulang tersebut,jaringan luppa biasa mmengalami kerusakan.Reaksi
peradangan biasanya timbul hebat settelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast
berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebuut.Fagositosis dan
pembersihan sel-sel mamti dimulai.Ditempatpatah terbentuk fibrin(hematoma fraktur) dan
berfungsi sebagai jala-jala untuk melakatkan sel-sel baru.Aktifitas osteoblast terrangsang
dan terbentuk tulang baru imatur yang di sebut callus.Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-
sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati (Corwin,2000:299)

C. PENATALAKSAAN MEDIS DAN EDUKASI


1. penatalaksanaan konservatif merupakan penata laksanaan pembedahan agar
imobilisasi pada patahtulang dapat terpenuhi
a. proteksi (tanpa reduksi atau imobilisasi).proteksi fraktur terutama untuk
mencegah trauma lebih lanjut dengan cara memberikan sling (mitela) pada
anggota gerak atas atau tongkat pada anggota gerak bawa
b. imobilisasi dengan bidai eksterma (tanpa reduksi).biasanya mengunakan
plester off paris (gips) atau dengan bermacam-macam bidai dari plastik
atau metal.metode ini digunakan pada fraktur yang perluh dipertahankan
posisinya dalam proses penyembuhan.
c. Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksternal yang
mengunakan gips.redupsi tertutup yang diartikan manikulasi dilakukan
dengan pembiusan umum dan lokal. Reposisi yang dilakukan melawan
kekuatan terjadinya fraktur pengunaan gips untuk imobilisasi merupakan
alat utama pada teknik ini
d. Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan kounter traksi.tindakan ini
mempunyai tujuan utama yaitu: berupa reduksi yang bertahap dan
imobilisasi.
2. Penatalaksaan pembedahan
a. Reduksi tertutup dengan fiksasi eksternal atau fiksasi perkutan dengan
K-Wire (gawat girsehner).misalnya pada fraktur jari
b. Reduksi terbuka dengan fiksasi internal (ORIF):Open Reduction
internasl Fixation).merupakan tindakan pembedahan dengan
melakukan insisi pada daerah fraktur, kemudian melakukan implan
pins,screw, wires, rods,plates dan protesa pada tulang yang patah.

Edukasi pasien pada reduksi tertutup fraktur mencakup edukasi mengenai trauma
yang terjadi ke tulang, tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi, dan
langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan pasien untuk
Edukasi pasien untuk reduksi tertutup sebaiknya mengandung jenis prosedur, seperti
tulang yang mengalami fraktur dan prosedur yang perlu dilakukan, pemberian sedasi, traksi
manual atau menggunakan alat, serta penggunaan cast atau brace.
D. PATOFIOLOGI PADA PASIEN DISLOKASI

Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulangyang membentuk


persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011.Buku ajaran ilmu keperawatan
bedah,edisi 3,halaman 1046).

Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk
sendi tak llagi dalam hubungan anatomis.(Brunner & sudaart,2002,KMB,edisi 8 vol,3
halaman 2355).

Dislokasi sendi adalah penggambaran individu yang mengalami atau beresiko tinggi
untuk mengalami perubahan posisi tulang dari posisnya pada sendi(Carpenito,2000,edisi 6
halaman 1118)

Jadi,dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan


sendi.Dislokasi ini hanya dapat kompenen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya(dari mangkuk sedi).Sebuah sendi
yang ligament-ligamennya pernah mengalami dislokasi,biasanya menjadi kendor.Akibatnya
sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali.Apa bila dislokasi itu disertai pula
patah tulang,pembentulanya menjadi sulit dan harus dikerjakan dirumah sakit.Semakin awal
sendi itu dikerjakan semakin baik penyembuhannya.
E.PENATALAKSAAN DAN EDUKASI PADA PASIEN DISLOKASI

Penatalaksanaan pada pasien dislokasi

1. Medis
a. farmakologi
pemberian obat-obatan :analgesic nonnarkoik
 Analgesic yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot,sendi,sakit
kepala,nyeri pinggang.Efek samping dari obat ini adalah
argranulositosis. Dosis: sesudah makan, dewasa :sehari 3x1 kapsui,
anak:sehari 3x1/2 kapsul
 Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau
sedang,kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian,nyeri
otot,nyeri setelah melahirkan.Efek samping dari obat ini adalah
mual muntah agranulositosis,aeukopenia.dosis : dewasa ;dosis awal
500 mg lalu 250 mg tiap 6 jam.
b. Pembedahan
Operasi orkopedi
Operasi orkopedi merupakan spesialis medis yang mengkhususkan
pada pengendalian medis dan bedah pada pasien yang memiliki kondidi-
kondisi arthritis yang mempengaruhi persendian utama,pinggul,lutut dan
bahu melalui bedah invasif minimal dan bedah pergantian sendi.prosedur
pembedahan yang sering dilakukan meliputi :
 Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran
tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi fan
pemajanan tulang patah.
 Fiksasi internal : stabilisasi tulang patah yang telah diredupsi
dengan skrup,plat,paku dan pin logam.
 Artroplasti : memperbaiki masalah sendi dengan arttroskop (suatu
alat yang memungkinkan ahli bedah mengoprasi dalamnya sendi
tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka
2. Non medis
a. dislokasi reduksi : dikembalikan ditempat semula dengan mengunakan
anastesi jika dislokasi berat.
b. Dengan RICE (rest,ice,compression,elevation).

EDUKASI

Pada edukasi,perluh dismpaikan bahwa pengobatan akan melalui 2 tahan. Yaitu


reduksi dislokasi yang dilanjutkan dengan pemantauan untuk melihat apakah perluh
dilakukan stabilisasi sendi,baik secara bedah dan rehabilitas.poin-poin edukasih yang perluh
disampaikan pada pasien dengan dislokasi bahu:

 Meningkatnya kemungkinan redislokasi pada pasien yang pernah dislokai bahu.


 Patuh pada prosedur rehabilitas yang disarankan dokter.
 Dapat diberikan ice pack atau es dilapisi kain untuk ditempelkan kebahu guna
mengurangi nyeri.
 Control ulang kespesialis ortopedi secara rutin sesuai waktu yang dianjurkan dokter
 Bila terjadi rekuensi atau instabilisasi, ada kemungkinan perluh penatalaksaan operatif
terutama pada paseien usia mudah < 25 tahun.
F. PATOFISIOLOGI GOUT

Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu arthritis
akut. Arthritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

G. PENATALAKSANAAN DAN EDUKASI PADA PASIEN GOUT


a. Penatalaksanaan serangan akut
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan pasien dengan
serangan akut arthritis gout. Yang pertama bahwa pengobatan serangan akut
dengan atau tanpa hiperurisemia tidak berbeda. Juga diperhatikan agar penurunan
kadar asam urat serum tidak dilakukan tergesa – gesa karena penurunan secara
mendadak sering kali mencetuskan serangan lain atau mempersulit penyembuhan.
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain :
 Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan
arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek
samping yang sering ditemui di antaranya sakit perut, diare, mual, atau
muntah – muntah
 OAINS:Semua jenis OAINS dapat diberikan, yang paling sering digunakan
adalah indometasin
 Kortikosteroid:Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS ora, jika
sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif.
 Analgesic, diberikan bila rasa nyeri sangat berat.
 Tirah baring, merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang
b. Penatalaksanaan periode antara
Bertujuan mengurangi endapan urat dalam jaringan dan menurunkan frekuensi
serta keparahan serangan
a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet
rendah purin (tidak usah terlalu ketat).
b. Hindari obat- obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti tiazid,
diuretic, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari
ginjal
H. PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR

Luka bakar adalah cidera yang terjadi dari kontak langsung ataupun
paparan terhadap sumber panas kimia listrik atau radiasi(Joyce M.Black
2009).

Luka bakar adalah cidera yang cukup sering dihadapi oleh dokter,jenis
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relative tinngi
dibandingkan dengan cidera oleh sebab cidera lain.penyebab luka bakar selain
karena api (langsung ataupun tidak langsung),juga karena pajanan suhu tinggi
dari matahari,listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat
tidak langsung dari api(misalnya tersiram panas).banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga(Sjamsuhidayat,2005).

PATOFISIOLOGI

Luka bakar pada suhu tubuh terjadi baik karena kondisi panas lansung
atau radiasi elektro genetic. Derajat luka bakar berhubungan dengan beberapa
factor termasuk konduksi jaringan yang terkena,waktu kontak dengan sumber
tenaga panas dan dipigmentasi permukaan.saraf dan pembulu darah
merupakan struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas,sedangkan
tulang, palin tahan. Jaringan lain memiliki kondisi sedang. Sumber-sumber
radiasi electromagnet menliputi sinar x gelombang mikro,sinar ultraviolet,dan
cahaya tamapak titiknya. Radiasi ini dapat merusak jaringan baik dan jaringan
panas(gelombang mikro) atau ionisasi (sinar x).

I. PENATALAKSAAN DAN EDUKASI PADA PASIEN LUKA BAKAR


 Penderita luka bakar harus segera dijauhkan dari agens yang dapat membakar
dan daerah kulit yang terkena harus segera direndam dalam air dingin untuk
menghentikan kerusakan lebih lanjut.pemberian Es harus dihindari karena
dapat menurunkan aliran darah kedarah yang terkena dan memperburuk
derajat luka bakar
 Pemberian cairan intravena molekul mkro dengan volume besar seperti
albumin,dextran,dan glukosa, dapat meningkatkan edema didaerah yang tidak
terkena luka, tetapi tidak terjadi pada daerah yang terkena.
 Heparin dapat mempertahankan aliran daerah pada darah yang terkenatetapi
dapat juga menimbulkan edema.
 Luka bakar derajat pertama dapat direndam dalam air dingin atau kompres
dingin dan obat anti inflamasi dalam waktu yang lama.
 Luka bakar derajat ke duaketebalan parsial memerlukan balutan khusus yang
merangsang pembelahan sel dan pertumbuhan .
 Penatalaksanaan nyeri adalah tujuan utama terapi luka bakar.perbedaan nyeri
yang adekuat dapat menghilangkan traumapsikologis akibat luka bakar dan
sebaik bertahan seiring dengan penyembuhan kulit.
EDUKASI

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang tata caramengatasi luka bakar,membuat


dermatiks melunjurkan program edukasi.program yang bekerja sama dengan perhimpunan
dokter spesialis bedah plastic rekontruksi dan estetik Indonesia(PERAPI)ini menjelaskan
bahwa penanganan pertama untuk luka bakar adalah didinginkan sengan air dingin mengalir
selama 20 menit, paling lambat 1-3 jam setelah kejadian.selanjutnya, lepaskan semua bendah
yang menempel dibadan (area sekitar luka) dan balut luka tersebut dengan bersih bertujuan
untuk menghindari pertumbuhan parut (bekas luka)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,keadaan tulang itu sendiri,dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lenkap atau tidak lengkap.

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dan kesatuan sendi.dislokasi


ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya sekuruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya.

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki
bagian tengah.

Luka bakar adalah cidera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan
terhadap sumber panas kimia listrik atau radiasi(Joyce M.Black 2009).

B. SARAN

Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini,
dan dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam
praktik, khususnya pada pasien fraktur,dislokasi,gout,dan luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Price,A.dan Wilson,l.(1995).patofisiologi.Buku 2.Edisi 4 EGC.Jakarta,hal:1117 -1119


http://putririzkadewi.Blokspot co.Id/2011/09/fraktur,html

Korwin,Elisabet J.(2000).Buku saku patofisiologi.EKG:Jakarta bruner dan suddarth.


(2001).Keprawatan medical bedah volume 2. Jakarta:EGC

Syamsuhidayat.2004.Buku ajar ilmu bedah.Jakarta EGC

Bruner dan suddart.keperawatan medical bedah 2002. Jakarta EGC

Korwin,Elisabet J.Buku saku patofisiologi 2009 jakarta EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Cet.1. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ;
Jil.II. Jakarta : EGC

Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta :
EGC.

Sjamsuhidayat.Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC.Jakarta. 2005

Joyce M.Black. 2009.Buku saku medical bedah Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai