Dosen Pengampu : Ns Noor Rochmah Ida Ayu Tresno Putri S.Kep., M.Kep
Nama Kelompok 4 :
2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
limpahan rahmat dan hidayahNya, penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Konsep Puskesmas” ini disusun oleh kelompok
empat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Penyusun
menyadari dalam penyusunan makalah ini tanpa adanya bimbingan, dorongan,
motivasi, dan doa, makalah ini tidak akan terwujud. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya khususnya mahasiswa dan
masyarakat umum.
Akhir kata penyusun menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik
dalam penyusunan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang
semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini
berkembang kearah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang
mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok (Azwar, 1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan
atau pada suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa
(Entjang, 2000). Puskesmas adalah salah satu alternatif utama dalam
pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat ini pemanfaatan pelayanan
puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum
terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah
sarana dan prasarana kesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas
untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu)
21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana dan
prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana danprasarana kesehatan
terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan
pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih baik
dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti
Puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit
oleh tiga puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat
dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih menghadapi permasalahan
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan hanya 30%
penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan
sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan
kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit
swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan,
status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan,
kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan
masyarakat tidak memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto
dan Lazuardi (2008) menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan
mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau sarana
kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada hubungan antara biaya
berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan
pelayanan.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat
menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih
merupakan sesuatu hal yang relatif kehadirannya sudah diterima lama di
tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Kebutuhan
kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap
peranan ibu bidan atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah
tentang puskesmas untuk lebih memahami tentang konsep tentang puskesmas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas
selalu menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerja.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, kleuarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan membantu pelaksanaan program kesehatan.
c) Pusat pelayanan kesehatan sentra pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas adalah :
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalaha pelayanan kesehatan
yang bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembeuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Pencegahan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
b) Misi Puskesmas
4. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak, 2014) antara lain :
a) Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive
health care service).
b) Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach).
6. Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini,
puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komperhensif dan terpadu.
9. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
a) Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b) Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota
adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c) Sistem pemerintahan daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah
sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
d) Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagal sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis
dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina. (Mubarak,
2014)
C. Pengembangan Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.
Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.