Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Konsep Puskesmas : Upaya Pokok Puskesmas UKM dan UKP serta


Pengembangan Puskesmas

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah keperawatan komunitas II

Dosen Pengampu : Ns Noor Rochmah Ida Ayu Tresno Putri S.Kep., M.Kep

Nama Kelompok 4 :

1. Adi Juniarto (170103004)


2. Dinda Puput Oktavia (170103022)
3. Lutfi Afifah (1701030)
4. Nuraini Habibah (170103067)
5. Nur Baety Rumandani (170103065)
6. Syubban Afif Kuntoro (1701030)
7. Siti Suciati NK (170103087)
8. Wahyu Dwi Rahmawati (1701030)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 7A

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat
limpahan rahmat dan hidayahNya, penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Konsep Puskesmas” ini disusun oleh kelompok
empat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Penyusun
menyadari dalam penyusunan makalah ini tanpa adanya bimbingan, dorongan,
motivasi, dan doa, makalah ini tidak akan terwujud. Untuk itu penyusun
mengucapkan terima semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya khususnya mahasiswa dan
masyarakat umum.

Akhir kata penyusun menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik
dalam penyusunan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Purwokerto, 24 Juli 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang
semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini
berkembang kearah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang
mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok (Azwar, 1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan
atau pada suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa
(Entjang, 2000). Puskesmas adalah salah satu alternatif utama dalam
pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat ini pemanfaatan pelayanan
puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum
terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah
sarana dan prasarana kesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas
untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu)
21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana dan
prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana danprasarana kesehatan
terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan
pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih baik
dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti
Puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit
oleh tiga puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat
dijangkau oleh masyarakat. Indonesia masih menghadapi permasalahan
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan hanya 30%
penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan
sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan
kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit
swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan,
status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan,
kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan
masyarakat tidak memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto
dan Lazuardi (2008) menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan
mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau sarana
kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada hubungan antara biaya
berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan
pelayanan.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat
menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih
merupakan sesuatu hal yang relatif kehadirannya sudah diterima lama di
tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Kebutuhan
kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap
peranan ibu bidan atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah
tentang puskesmas untuk lebih memahami tentang konsep tentang puskesmas.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas

Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat


(puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang
langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1987) :
a) Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang
berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat
dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh
dan terpadu diwilayah kerjanya.
b) Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional
melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan
peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat di
wilayah kerjanya.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992
didefinisikan sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi
kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan
pokok.

2. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas
selalu menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerja.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, kleuarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan membantu pelaksanaan program kesehatan.
c) Pusat pelayanan kesehatan sentra pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas adalah :
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalaha pelayanan kesehatan
yang bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembeuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Pencegahan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

Proses dalam melaksnakan fungsinya dilakukan dengan cara (Mubarak,


2014) :

a) Merangsang msyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan


dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
c) Membrikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
3. Visi dan Misi Puskesmas
a) Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan
“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai
berikut:
1) Lingkungan sehat
2) Perilaku sehat
3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

b) Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh


Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional. Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014) :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya
agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian
untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya.

4. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak, 2014) antara lain :
a) Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive
health care service).
b) Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach).

5. Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20


usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun,
pelaksanaannya sangat bergntung pada faktor tenaga, sarana dan
prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan manajemen dari tiap – tiap
puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas (Mubarak, 2014) antara lain
sebagai berikut:
a) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui,
serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna
mencegah gizi buruk.
3) Imunisasi
4) Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan
cara menstimulasinya.
b) Upaya Keluarga berencana (KB)
1) Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon
ibu yang mengunjungi KIA.
2) Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta Keluarga
Berencana.
3) Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan
IUD, cara –cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat
kontrasepsi lainnya.
c) Upaya Perbaikan Gizi
1) Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
2) Mengenalkan program perbaikan gizi.
3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
d) Upaya Kesehatan lingkungan
1) Penyehatan air bersih.
2) Penyehatan pembuangan kotoran.
3) Penyehatan lingkungan perumahan.
4) Penyehatan limbah.
5) Pengawasan sanitasi tempat umum.
6) Penyehatan makanan dan minuman.
7) Pelaksanaan peraturan perundangan.
e) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
1) Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
2) Melaporkan kasus penyakit menular.
3) Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
4) Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran
penyakit menular.
5) Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber
infeksi.
6) Memberi imunisasi.
7) Pemberantasan vektor.
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
f) Upaya pengobatan
1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan
informasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan membuat diagnosis.
2) Melaksanakan tindakan pengobatan.
3) Melakukan upaya rujukan.
g) Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
1) Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di
klinik, rumah , dan kelompok – kelompok masyarakat.
2) Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri,
tetapi di tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga
koordinator penyuluhan kesehatan.
h) Kesehatan olahraga.
i) Kesehatan masyarakat.
j) Kesehatan kerja.
k) Kesehatan gigi dan mulut.
l) Kesehatan mata.
m) Kesehatan jiwa.
n) Laboratorium sederhana.
o) Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
p) Kesehatan usia lanjut.
q) Pembinaan pengobatan tradisional.
r) Kesehatan remaja
s) Dana sehat

6. Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini,
puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komperhensif dan terpadu.

7. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah
geografis, dan keadaan infrastuktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran
tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi (Mubarak,
2014).

8. Fasilitas Penunjang Puskesmas


Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang
diberikan, puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan
yang lebih sederhana, antara lain sebagai berikut (Mubarak, 2014) :
a) Puskesmas pemabantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan
adalah unit pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang
dan membantu pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
b) Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor,
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang
berasal dari puskesmas.
c) Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa
ditetapkan untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan
kesehatan.bidan desa bertanggung jawab langsung kepada kepala
puskesmas.wilayah kerja bidan desa adalah suatu desa dengan jumlah
penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

9. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
a) Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b) Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota
adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c) Sistem pemerintahan daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah
sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten/kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
d) Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta, seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagal sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis
dan bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina. (Mubarak,
2014)

10. Struktur Organisasi Puskesmas


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban
tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten/kota dillakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
puskesmas sebagai berikut:
a) Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan
di tingakta kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas
memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas.
b) Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan
pelaporan.
c) Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta
perbaikan gizi.
d) Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
e) Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja, serta kesehatan usia lanjut.
f) Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah,
olahraga, dll.
g) Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan kepada masyarakat.
h) Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
i) Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

11. Tata Kerja Puskesmas


a) Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi,
integrasi dan sinkronisasi yankes baik didalam maupun diluar gedung
puskesmas.
b) Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yang
ditetapkan oleh dinkes.
c) Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
semua unsur dalam lingkungan PKM.
d) Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada PKM (Syafrudin, dkk, 2009).
B. Upaya Pokok Puskesmas UKM dan UKP
Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi
Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama
di wilayahnya; Kedua, sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan di
wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya, dan; Ketiga, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat
pertama yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya.
Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah
dalam dua kategori yakni : Pertama, pusat pelayanan kesehatan masyarakat
primer yakni puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif
dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas
sebagai pusat pelayanan kesehatan perseorangan primer dimana peran
Puskesmas dimaknai sebagai gate keeper atau kontak pertama pada pelayanan
kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai dengan standard pelayanan
medik.
Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 secara
umum terdiri dari:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama;
Pada UKM tingkat pertama terdiri dari: UKM Esensial dan UKM
Pengembangan.
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM Esensial
terdiri dari:
1)  Pelayanan Promosi Kesehatan;
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana;
4) Pelayanan Gizi; dan
5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
b) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM Pengembangan merupakan kegiatan yang memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) Tingkat Pertama
sebagaimana dalam pasal 37 Permenkes Nomor 75 Tahun 2014,
disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama
dilaksanakan dalam bentuk:
a) Rawat jalan;
b) Pelayanan Gawat Darurat
c) Pelayanan satu hari (one day care)
d) Home care; dan/atau
e) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dilaksanakan sesuai dengan
standar prosedur operasional dan standar pelayanan. Untuk
melaksanakan upaya kesehatan sebagaimana tersebut di atas, puskesmas
harus menyelenggarakan:
a) Manajemen Puskesmas;
b) Pelayanan Kefarmasian;
c) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat; dan
d) Pelayanan Laboratorium.

C. Pengembangan Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.
Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai